Selamat siang
teman2, kultwit kali ini ingin aku mulai dg sedikit cerita. Pernah dlm suatu
waktu saat aku telepon ke ortu...
Tak seperti biasa
beliau langsung memberiku wejangan saat baru menerima telpon dariku. Biasanya
tanya2 kabar, perkembangan ini itu dll
Kali ini dg cukup
berhati2 beliau memberiku nasehat dg pengantar, "Alawy, ini saya ada
berita tidak enak, tapi saya minta padamu sesuatu
. ...setelah dengar kabar ini, netralkan hatimu seperti saat
sebelum telpon ini." Aku tentu saja mengiyakan dan bertanya2 penuh
keheranan
"Sahabat karibmu si A teruji dg melakukan tindakan asusila,
dia menghamili anak orang." Seketika langit rasanya runtuh saat dengar itu
Namun sekali lagi Ortuku segera menyambung, "Ingat,
jaga hatimu, jangan sampai sedikitpun mengoloknya, menjelek2kannya meski dalam
hati."
"Cukup dg mengingkari perbuatannya saja, dan setelah
itu kosongkan hatimu dari tentang apa yg dia perbuat, ini musibah..."
Usai telpon, aku berpikir akan sebuah sikap apa yg harus
kita lakukan saat melihat/mendengar orang berbuat dosa
Juga teringat akan taujih (arahan Nabi) apa yg mesti dilakukan
jika mendengar saudara muslimnya (seburuk apapun) berbuat kenistaan...
Bahwa saat kita mendapat informasi atau bahkan melihat
sendiri seseorang berbuat dosa, kita terlarang untuk mengolok2nya sebab dosa
itu
Apalagi sampai menyebarluaskan perbuatannya masih pakai
mengatai2 lagi, walau memang orang itu beneran melakukan dosa...
Cukup dua hadits shahih Nabi yg berhubungan dg interaksi
sosial yg mengatur kita soal ini...
Man ayyaro akhohu bi dzanbin, lan yamut hatta yaf'alah..
Bahwa seseorang yg mengolok saudaranya sebab dosa, dia tak akan mati sampai...
. ...dia
melakukan perbuatan dosa yg dilakukan saudaranya itu sendiri!"
Dan peringatan
keras dari Nabi ini cukup nyata, jika seseorang mengolok orang lain (misalkan
bandot tua yg berlebihan) maka...
Maka dia tidak
akan mati kecuali melakukan hal yg sama juga...
Lebih aneh lagi
saat berdalih menyebarkan tapi ada kegeraman di hati, apa lupa hadits Nabi
bahwa kita disuruh menutup aib orang lain?
Man sataro akhohu
satarallahu yaumal qiyamah.. Bahwa orang yg menutupi aib saudaranya, maka aib
dia akan ditutup Allah nantinya
Ada pula berdalih
bahwa social punishment memberi efek jera, tapi apa tidak ada cara elegan
sehingga harus mengolok dg kata tak elok?
Aku tidak hendak
membela seseorang, namun sebagai muslim yg baik kita harus tahu cara bersikap.
Andai dia muslim maka begini...
Dan andai dia non
muslim, tak percaya Nabi, lalu apa faedah kita mengotori bibir atau tangan kita
dg mencercanya?
Sejak kapan Nabi
mengajarkan kita untuk mencerca orang lain? Yg ada adl perintah menasihati atau
mendoakan dpt hidayah...
Kadang kita ini
terlalu semangat berislam tapi dalam soal praktek2 hukum saja, tak menjalankan
islam dalam beradab secara sosial
Kalaupun toh agar
orang lain berhati2, Nabi pun telah mengajarkannya dg cara elegan, menjauhi
orang2 itu tanpa menyebut nama...
Kurang apa
bangsatnya perilaku Ibn Salul pada Nabi, terang2an di depan hidung melakukan
fitnah pada Nabi, tapi beliau mengarahkan...
. ... Para
sahabatnya untuk menghindari tanpa menyebut nama Ibn Salul, dan tanpa mengolok2
Ibn Salul, presiden kaum munafik kala itu
Kalau kita tak
hendak meniru Nabi lalu mau meniru siapa? Apa untungnya juga kita ikut2an
nimbrung membahas dosa orang?
Sudah pasti
ghibah (dan jelas dosanya) masih jg melakukan hal tidak perlu, bukankan muslim
yg baik adl meninggalkan hal2 yg tak perlu?
Bukankah jelas
sekali Nabi bilang "min husni Islamil mar'i tarkuhu maa laa ya'nihi"?
Sudah 3 hadits
perkataan dan 1 hadits tindakan kusampaikan dlm kultwit ini, masih disangkal dg
hal2 untuk membela egoisme diri?
Lalu jika tidak
percaya pada perkataan Nabi lantas mau percaya pada siapa? Apa bedanya dg
mereka yg juga bilang tak percaya Nabi?
Masih banyak hal2
sederhana ajaran Islam yg belum kita lakukan, seperti ini minta Syariah
ditegakkan sbgai UU negara? Syariah yg mana?
Perlu introspeksi
diri lagi, dan masih perlu banyak hal dalam perbuatan sehari2 yg harus kita
pindai, sesuai tdk dg syariat Islam?
Ini juga salah
satu efek negatif menjauhkan orang dari tasawwuf, sebab hadits2 interaksi
sosial seluruhnya ada pada tasawwuf
Apa dikira Islam
ini cuma halal-haram, hijab syar'i, rajam, potong tangan saja? Sikap baikmu
pada orang, sopanmu, semua juga diatur
Bagaimana juga
sikapmu saat ada orang berbuat dosa... Tidak ada ceritanya Islam memerintahkan
menyebar2 dosa orang dg alasan hati2
Sudah jg diatur
bagaimana sikap pada pelaku kedzaliman dan pada yg didzalimi, dlm Islam semua
sudah ada dan ada yg berwenang buat itu
Akhir kultwit,
jadikan peristiwa apapun di depanmu sebagai pembenahan sikap atas perilakumu,
bukan sbgi pembanding bahwa diri lebih baik
Assalaamu'alaikumWrWb
BalasHapusJudulnya mungkin lebih pas, JANGAN PERNAH SEKALIPUN MEMBUKA AIB SAUDARAMU..
Karena hadist Man Ayyaro ... itu sangat nyata terbukti dalam waktu setahun, sebulan, seminggu, sehari atau bahkan hanya dalam beberapa menit..
Sangat boleh tidak sependapat, silakan uji coba dengan hal kecil2 aja..
Mohon maaf jika tidak berkenan.
Makasih..