Di antara perkataan yg cukup populer jika bulan puasa begini adalah, bahwa tidurnya orang puasa itu ibadah (naum-us shoim, ibadah)
Memang jika dilihat secara pemahaman tekstual saja, sangat memotivasi kita untuk tidur. Hibernasi di bulan suci ini, kayak marmot :D
Akhirnya, sehabis subuh dipakai tidur sampai dhuhur. Bangun sejenak dg mulut bau untuk sholat, lalu tidur lagi sampai ashar.
Alhasil bangun dg kepala pusing sebab kebanyakan tidur. Tetapi, apa seperti itu semestinya kita memahaminya? Masa' buat tidur saja?
Sebelumnya kemarin ada yg sempat tanya, apa benar itu hadits? Ya, itu hadits, ada di Syu'abul Iman, Kanzul Ummal, & Ihya Ulumiddin
Hanya saja statusnya diselisihkan sebab dalam rangkaian sanadnya ada perawi yg tertuduh sbgai pembohong. Tapi di al-Amali sanadnya bersih
Alhasil haditsnya bukan palsu meskipun lemah. Dan karena ini bukan perihal hukum, maka bukan sesuatu yg perlu dibesar2kan.
Daripada mempermasalahkan sanad yg itu tugasnya para spesialis, mending kita bicarakan esensinya, cocok buat awam seperti kita.
Nah, apa jika kita tahu bahwa tidurnya orang puasa itu ibadah, lantas dg dalih ibadah kita menghabiskannya buat tidur?
Memang benar, tidurnya orang puasa itu ibadah sebab dia sendiri (tidur ataupun tidak) memang telah berada pada posisi ibadah.
Logikanya, nah jika tidur saja bernilai ibadah, apalagi jika digunakan kebaikan2 yg lain? Semisal baca Qur'an, dll? Lebih hebat lagi
Jika kita memperhatikan dg baik sejarah Nabi, atau para sahabat, atau para salah shalih kita, akan kita temukan fakta bahwa...
Jika masuk ramadhan, mereka akan semakin giat beraktivitas. Ekspedisi militer yg dilakukan Nabi, beberapa terjadi di bulan mulia ini
Salah satunya, dan justru ini perang yg paling menentukan seluruh masa depan Islam, adl perang Badr, terjadi di Ramadhan.
Para sahabat, jika kita baca biografi mereka, saat ramadhan justru ibadah mereka meningkat ribuan level smpai kita tak bisa membayangkan
Imam Syafi'i saja, jika dlm sehari biasa membaca Al-Qur'an sekali khatam, di Ramadhan levelnya meningkat 2x lipat. So sebulan 60x khatam
Soal waktu, jangan dianalogikan dg kondisi rohani kita yg sangat payah ini. Sudah keluar dari nalar meski tetap masuk akal.
Makanya di antara hal positif di Pesantren2 jika bulan puasa begini adalah dg menggeber full membaca kitab2 sampai khatam
Saat ramadhan begini sebulan penuh Para Kyai dg santrinya menghabiskan puasa dg mengkaji kitab2 besar dalam berbagai cabang ilmu
Tentu saja saat rehatpun mereka menggunakannya dg membaca alqur'an. Maka cobalah mesantren saat ramadhan, sangat memperkaya batin
Kalau kebiasaan kami di Mekkah, di samping menghabiskan waktu dg baca Qur'an, ritual kami adalah umroh siang malam.
Alhasil dalam memahami hadits tadi jangan cuma diambil tidurnya saja, tetapi hal positif yg lebih besar demi menambah poin2 pahala.
Maka memaknainya, jika dibuat tidur saja berpahala apalagi jika dibuat ibadah? Nah seperti itu.
Pada akhirnya, jika kita memahaminya seperti itu, maka kita tak melewatkan momentum emas sebulan ini hanya dg tidur.
Lagipula orang yg kerjaannya tidur ya ketinggalan berita ntar. "Man Lazima-r ruqod, adima-l murod". Kebanyakan tidur,kerjaan ga selesai2
Semoga mencerahkan dan selamat menunggu berbuka (bagi yg di Indonesia). Buatlah target2 positif untuk mengisi bulan mulia ini. Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar