26 Des 2013

Mengapa Islam Identik Dengan Kekerasan?

Sampai saat ini,di antara hal yg sering membuatku bertanya2, adl sejak kpn jika terdengar kata Islam, seketika yg terbayang adl kekerasan

Kesan kekerasan itu semakin diperkuat oleh ulah sebagian kelompok atau individu umat yg kerap melegalkan kekerasan atas nama Islam

Lama aku mencari dalam kitab2 bergenre Syama-il dalam biografi dan Sejarah Nabi apakah beliau menggunakan kekerasan dlm dakwahnya?

Dan sampai detik ini belum aku temukan sedikitpun kisah atau teladan bahwa beliau dalam dakwah menggunakan kekerasan.

Memang beliau dalam beberapa momentum mengeluarkan kemarahannya, tapi marahnya Nabi bisa dihitung dg jari.

Lantas apa kemarahan yg bisa dihitung itu selalu digunakan dalil pembenar atas sikap kekerasan mengatasnamakan Islam? Rahmatnya ke mana?

Jika ditilik, mereka yg sering marah2, suka rusak2, bakar2an, tampaknya hanya membaca sejarah Nabi dari kisah2 peperangan beliau saja

Itupun tanpa mempelajari apa sebab terjadinya peperangan itu dan apa analisa dan strategi militer kenapa Nabi memutuskan berperang

Dan aku jg mengira banyak di antara mereka yg tidak tahu (atau sengaja menutup mata) terhadap pesan2 Nabi sebelum bertempur.

Atau memang merk "kekerasan" ini sengaja ditempelkan ke Islam sebagaimana beberapa dekade lalu Islam diidentikkan dg ketertinggalan

Jika memang begitu, maka mereka yg sengaja menggunakan kekerasan dg mengatasnamakan Islam adl orang2 yg layak untuk dikecam

Hal yg tidak bisa dipikir secara logis, masa' menyelesaikan segala sesuatu mesti dg kekerasan? Ini ummat berokol apa ummat berakal?

Dikemanakan pribadi Nabi yg selalu penuh kasih sayang itu? Di bawa ke mana ayat bahwa Nabi diutus sebagai Rahmat bagi semesta?

Apa ada ceritanya rahmat (kasih sayang) diberikan dg bentakan, mata memerah saga, pentungan, bakar2, dan perusakan?..

Yg ada malah orangnya kabur dan benci dg ajakan itu. Sebab watak dasar manusia (sekeras apapun manusia itu) adl tidak menerima dikerasi

Jika mereka ditanya apa maksud ayat "wa lau kunta faddhon gholidhol qolbi lanfaddhu min haulik" dlm metode dakwah, kira2 bisa menjawab?

Atau mereka lupa, atau memang tidak pernah baca sejarah Nabi secara keseluruhan bagaimana beliau berkali2 menahan amarah sahabat2nya?

Semisal Umar bin Khottob yg belasan kali hendak menghunus pedang melihat orang bersikap kurang ajar pada Nabi, tapi oleh Nabi ditahan.

Atau hal yg sama terjadi pada Khalid bin Walid, jg sahabat2 yg lain saat begitu marah melihat perilaku kurang ajar orang pada Nabi

Tetapi Nabi menahan dan mengarahkan emosi para Sahabatnya dg tenang bahwa kemarahan itu mesti pada tempatnya. Bukan setiap keadaan

Satu kisah unik bagaimana Nabi tidak marah2 saat ada sahabatnya melakukan hal kurang sopan di hadapan beliau.

Saat itu bertepatan dg musim haji, Nabi diiringi oleh sahabat2 dekatnya semisal Abdullah bin Abbas. Beliau sendiri membonceng Fadhl

Cerita ini dituturkan Abdullah bin Abbas, tuturnya, kala Nabi menerima banyak orang, datang kepadanya wanita berparas cantik.

Sahabat yg dibonceng Nabi, Fadhl, nampak tertegun di samping Nabi melihat kecantikan wanita itu, dan Nabi tahu reaksi Fadhl.

Bagaimana sikap Nabi terhadap perilaku Fadhl itu? Apa beliau membentaknya? Memarahinya? Gara2 melihat wanita cantik saat haji lagi?

Tidak, Nabi tidak berkata apa2, hanya mengarahkan wajah tampan Fadhl ke arah yg lain sembari beliau menjawab pertanyaan2 wanita tadi.

Itupun setelah wanita cantik tadi pergi, Nabi jg tidak memarahi Fadhl, menasehati ini itu. Cukup dg mengarahkan tanpa kata tadi saja.

Dari satu kisah ini saja kita bisa ambil teladan, bahwa tdk segala hal diselesaikan dg marah2. Apa gunanya Nabi berpesan "jangan marah?"

Karena pada kenyataannya, sikap marah2, teriak2 sambil melotot2, apalagi merusak, justru menimbulkan reaksi balik berupa perlawanan.

Dan jika telah terjadi perlawanan, maka arahan baik apapun (tapi disampaikan dg cara salah itu), tidak akan diterima, malah dibenci

Maka, ajaran Islam tidak akan pernah bisa disampaikan dan tidak akan masuk hati melalui kekerasan, meski itu hati orang Islam sendiri..

Lagipula kekerasan itu bertentangan dg arti Islam sendiri. Jangan2 orang yg suka keras2an itu tidak paham Islam justru dari dasarnya.

Akhir kultwit, kata Guruku, kekerasan dan marah2 adl bukan manhaj (cara) dalam dakwah. Yg menganggapnya manhaj hanya orang keblinger.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar