Selamat malam tweeps, sebentar lagi Ramadhan, sudah siap dg planning2 pribadi untuk pembenahan diri dan pengayaan rohani kan?
Bulan yg kedatangannya selalu kita sambut dg gempita dan hati gembira. Namun tentu saja ada beberapa hal yg mesti kita persiapkan
Di antara hal sederhana namun sangat penting sebab keabsahan Puasa di Ramadhan tergantung kepadanya adalah niat.
Soal kapan berniat untuk puasa adalah jika puasa ramadhan maka ia harus diletakkan di malam harinya, atau pas sahur, alhasil sebelum fajr
Dan niat, dilakukan setiap malam. Ini tatacara menurut mayoritas ulama. Lalu, bagaimana jika kita terlupa untuk niat? Bisa tdk sah puasa
Oleh madzhab Maliky diberi solusi dan alternatif yg sangat menolong, yaitu pada malam pertama puasa kita dianjurkan niat puasa 1 bulan
Kalau madzhab lain, niat puasa dilakukan setiap malam, sedang maliky membolehkan niat sekali saja sekaligus untuk 1 bulan...
Niat puasa ramadhan, tidak bisa dilakukan di siang hari. Andai seseorang lupa tidak niat dan dia baru ingat siangnya, maka...
. ...puasanya hari itu tidak sah dan ada kewajiban mengqodho'-nya tetapi dia hari itu tetap berkeharusan untuk menahan diri tdk makan minum
Soal tatacara pelafadzan niat, yg terpenting adalah dalam hati, dg bahasa apa saja... Pokoknya waktu di malam hari...
Adapun lafadz niat yg kita kenal (nawaitu shouma ghodin.. Dst) sebenarnya adalah media pembantu bagi niat di dalam hati...
Termasuk jg niat sholat (usholli fardho-d duhri...dll)... Dan lafadz niat ini sangat efektif membantu niat dalam hati terutama anak2..
Maka jika ada sekelompok orang yg mempermasalahkan lafadz dan membid'ahkannya, artinya orang2 ini salah alamat sekaligus gagal paham
Perihal lafadz niat ini (yg dibid'ahkan dan pakai argumen mentah tidak dilakukan Nabi) ada dua jawaban yg cukup untuk membungkam..
Jika didalilkan, maka dalil pelafadzan niat adalah Qiyas kepada pelafadzan niat haji/umroh (nawaitul hajja/umrota wa ahromtu bihi/biha)
Dan mereka yg berargumen bahwa dalil niat tidak ada dalam Qur'an dan Sunnah jelas sekali tdk ngerti bahwa sumber persyariatan...
... Selain alqur'an dan assunnah adalah Ijma' dan Qiyas.. So tak perlu berpanjang debat dg orang yg tidak tahu dasar hukum...
Jika mereka tidak menerima dalil qiyas, maka jawaban soal pelafadzan niat ini adalah tadi, bahwa pelafadzan niat hanya media pembantu
Bukan jadi bagian dari ibadah yg boleh saja dipakai boleh saja tidak. Sebab kita semua tahu bahwa niat itu di hati, bukan di mulut
Maka tak perlu meributkan media pembantu.. kurang kerjaan sekali. Lagipula kira2 bisa nggak ngajarin anak2 kita langsung niat di hati?
Bagi yg keukeuh membid'ahkan pelafadzan niat, coba kira2 anak2mu ngerti nggak kalau kamu suruh niat dalam hati, pasti mereka bingung
Tapi jika dilatih dilafadzkan, maka suatu saat kelak jika dewasa, anak2 itu dg sendirinya mengingatnya dalam hati, dan itu inti niat..
Maka jadilah orang yg cerdas,Ulama2 terdahulu kita tidak sembarangan menyampaikan ilmu. Ini baru belajar kemarin sore sudah menyalah2kan
Sekali lagi soal pelafadzan niat adalah sesuatu yg tidak perlu diributkan apalagi posisinya di luar prosesi ibadah dan ia alat bantu
Semoga mencerahkan, mari menyambut Ramadhan dg hati yg riang :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar