28 Des 2013

Arti Kata "Wadhribuhunna" (KDRT dalam Islam)

Beberapa waktu lalu aku membaca artikel mnarik di harian Al-Wathan, tulisan salah 1 kolumnis favoritku, Halimah Mudhaffar @halimamuthffar

Berbicara mengenai pemahaman yg salah perihal Qs. Annisa: 34. Yg kerap kali disalahgunakan para suami untuk melegalkan pemukulan pd istri

Secara spesifik ayat itu memang berbicara mengenai bagaimana tatacara suami bersikap pada istri yg sedang ngambek..

Nah yg menjadi sentra pembahasan (sekaligus jg kerap digunakan untuk mengkritik syariat) adl kata "wadhribuhunna"..

Apakah benar kata "wadhribuhunna" pada ayat itu diartikan "dan pukullah mereka"? (jadi ingat percakapan dg mbak @iimfahima soal "murka)

Sebab dalam kosakata bahasa Arab, kata "dhoroba" sendiri artinya tidak hanya memukul, bisa memberi contoh, mogok, cuek, dll.. Sekitar 20

Jika menilik kitab2 tafsir memang para ahli tafsir mengartikannya dg memukul, namun mereka menjelaskan dg pukulan yg tidak melukai.

Kadar ukuran pukulan tidak melukai ini pun terjadi perbedaan, ada yg mengatakan memukulnya hanya dengan sebatang kayu siwak yg kecil itu

Tetapi bagaimanapun bentuknya tindakan itu tetap memukul dan "lebih" melukai perasaan istri.

Yg jadi pertanyaan, jika dalam proses perceraian saja harus dg ihsan, dg baik, nah masa' ini yg masih dlm ikatan suami istri, memukul?

Lagipula, jika melihat biografi Nabi, sosok yg dalam penilaian S. Aisyah bahwa perilaku beliau adalah Al-Qur'an, kesehariannya Qur'an..

. ..tak ada satupun kisah yg menerangkan bahwa beliau pernah memukul istrinya, meski pelan saja, dlm problem rumah tangga beliau.

Tentu saja panutan terbaik dalam hal seperti ini, khususnya dalam praktek terhadap ayat adl tatacara yg dituntunkan Nabi.

Paling banter yg dilakukan Nabi dlm mensikapi istrinya yg ngambek adl mendiamkan mereka, dicuekin beberapa tempo

Nggak ada ceritanya Nabi pernah memukul istrinya. Maka dr sikap Nabi ini, bisa dibilang bahwa arti yg tepat untuk kata "wadhribuhunna"..

..adalah bukan memukul, tetapi mendiamkan mereka, cuek, dg tetap tinggal dalam satu rumah. Dan ini lebih "jleb" di benak kaum istri.

Bahkan menurut salah satu Guruku, rangkaian ayat sebelumnya ("wahjuruhunna fil madhoji'i"), dan tinggalkan mereka di ranjang

Itu implementasinya bukan dg tidur pisah ranjang, pisah kamar, tapi tetap satu ranjang hanya saja si istri dipunggungi

Dan sikap seperti inipun jg lebih "jleb" di hati istri. Ya bayangkan gimana rasanya tidur seranjang tapi dicuekin seperti itu.

Dan itupun lebih bisa membuat istri tersadar dari ngambeknya daripada dipukul yg justru akan lebih membuat runyam permasalahan.

Nah jika melihat praktek Nabi dalam mensikapi problematika rumah tangganya, dan mengartikan kata "wadhribuhunna" bukan dg memukul..

Bisa disimpulkan bahwa Islam sama sekali tidak mengajarkan (apalagi melegalkan) kekerasan dalam rumah tangga.

Sebab secara logika paling sederhana pun, jika Islam itu ajarannya rahmatan lil alamin, masa' dlm lingkaran masyarakat yg paling kecil..

 ...yaitu keluarga, dilegalkan bentuk kekerasan meski dg hal yg kecil sekalipun (batang kayu siwak seukuran jari)?

Pun soal menjewer anak usia 10 yg belum mau sholat dalam salah satu arahan Nabi itupun masih digantung dg kata "jika".

Tetapi titik utamanya adl tetap pada suami-istri karena keduanya adl pondasi dasar keutuhan sebuah keluarga...

Dan Islam dalam nidzomul usroh (sistem rumah tangga) sebisa mungkin mengatur kelanggengan ikatan dan keutuhan sebuah rumah tangga

So, bisa dikata untuk para ahli tafsir kontemporer untuk melakukan telaah ulang terhadap kata "wadhribuhunna"...

Agar para suami tidak seenaknya sendiri main tempeleng dan main gebug istri kayak di sinetron di tipi2

Terlebih kecenderungan kebanyakan orang sekarang (entah ini hasil didikan dari mana) cenderung mencari dalil qur'an atau sunnah...

 ..untuk melegalisir perbuatan melenceng mereka. Tentu saja dengan rekayasa dan pemlintiran terhadap ayat.

Sebab sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam memaknai ayat (semisal annisa:34 tadi) adl harus sesuai dg ruh syariat dan praktek Nabi..

Terlebih jika dalilnya global, atau ada kata yg mempunyai lebih dari satu arti seperti "wadhribuhunna" tadi...

Akhir kultwit, tidak ada KDRT dalam Islam dan Islam tidak mendukung itu. Semoga mencerahkan. Selamat menikmati hari libur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar