26 Des 2013

Makna Puasa Ramadhan

Pengertian paling dasar dari puasa yg kita ketahui brsama adl menahan diri untuk tidak makan,tidak minum & berhubungan badan bagi pasutri

Dari semenjak kecil kita telah dilatih untuk itu. Namun apa setelah kita semakin tahu, bertambah usia, puasa kita masih kelas itu saja?

Yakni puasa kita masih hanya sebatas puasa umum yg cuma sekedar tidak makan dan tidak minum? Semestinya perlu diadakan peningkatan

Yaitu puasa kita seyogyanya ditingkatkan dg menahan mata, telinga, tangan dari hal2 yg tidak patut baik secara agama, maupun moral umum

Jika mungkin di hari2 biasa kita kerap melihat hal2 tidak baik, mendengar berbagai macam gosip, menggosip, tangan kita usil mengganggu

Maka untuk ramadhan ini kita hindari sebisa mungkin hal2 yg tidak elok tadi. Sehingga puasa kita tidak sekedar dapat lapar dan haus saja

Tentu saja hal seperti ini juga tidak bisa kita lakukan dg langsung, namun kita latih secara bertahap. Untuk menuju peningkatan ketakwaan

Jika sebelum2nya kita puasa hanya menahan diri untuk tdk makan tdk minum, maka kali ini kita tingkatkan dg menjaga indera2 kita

Nanti pada proses berikutnya kita meningkatkan puasa kita ke puasa hati. Yakni membersihkan hati kita dari segala bisikan2 dan prasangka2

Karena harus kita akui, umumnya kita berpuasa, tidak makan minum seharian, namun kita masih suka menggunjing, bicara tak elok, marah2

Apalagi hati kita, pasti diam2 kerap mencela sana-sini, mengeluh, tidak puas, sebel. Meski secara lahiriah kita berpuasa

Memang secara hukum dhohir telah sah, kewajiban telah tertunaikan dg berpuasa di siang hari. Namun kita belum dapat esensinya.

Sebab esensi puasa bukan cuma tidak makan tidak minum, tetapi lebih dari itu, menjaga indera dan hati dari apapun yg tidak elok tadi.

Terutama hati kita, sebab kesalahan memanage hati, atau ketidakmampuan mengaturnya, bisa menghancurkan pahala sekaligus kehidupan kita

Sebab apa gunanya jika seseorang capek menahan lapar dan haus tapi pahala hangus sebab merasa baik, ada kesombongan, dengki dll?

Maka puasa tak cuma sekedar menahan nafsu makan, minum, dan seks saja. Tetapi juga menjaga indera dan yg terpenting lagi yaitu hati

Karena sebagaimana semua jenis ibadah, seseorang yg mampu mencapai esensi ibadah, efeknya selalu positif buat kesehariannya.

Sekaligus sebagai pertanda bahwa jika seseorang yg perilaku kesehariannya semakin positif, artinya ibadahnya diterima Allah.

Maka tentu jg kita harus menuju esensi ibadah itu. Meningkatkan kualitas. Jadi ibadah tidak sekedar berstatus penggugur kewajiban saja.

Akhirnya, kita jadikan ramadhan kali ini sebagai titik tolak untuk meningkatkan kualitas puasa kita, jg ibadah2 kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar