Pengertian paling dasar dari puasa yg kita ketahui brsama
adl menahan diri untuk tidak makan,tidak minum & berhubungan badan bagi
pasutri
Dari semenjak kecil kita telah dilatih untuk itu. Namun apa setelah kita semakin tahu,
bertambah usia, puasa kita masih kelas itu saja?
Yakni puasa kita masih hanya sebatas puasa umum yg cuma
sekedar tidak makan dan tidak minum? Semestinya perlu diadakan peningkatan
Yaitu puasa kita seyogyanya ditingkatkan dg menahan mata,
telinga, tangan dari hal2 yg tidak patut baik secara agama, maupun moral umum
Jika mungkin di hari2 biasa kita kerap melihat hal2 tidak
baik, mendengar berbagai macam gosip, menggosip, tangan kita usil mengganggu
Maka untuk ramadhan ini kita hindari sebisa mungkin hal2 yg
tidak elok tadi. Sehingga puasa kita
tidak sekedar dapat lapar dan haus saja
Tentu saja hal seperti ini juga tidak bisa kita lakukan dg
langsung, namun kita latih secara bertahap. Untuk menuju peningkatan ketakwaan
Jika sebelum2nya kita puasa hanya menahan diri untuk tdk
makan tdk minum, maka kali ini kita tingkatkan dg menjaga indera2 kita
Nanti pada proses
berikutnya kita meningkatkan puasa kita ke puasa hati. Yakni membersihkan hati
kita dari segala bisikan2 dan prasangka2
Karena harus kita akui, umumnya kita berpuasa, tidak makan
minum seharian, namun kita masih suka menggunjing, bicara tak elok, marah2
Apalagi hati kita, pasti diam2 kerap mencela sana-sini,
mengeluh, tidak puas, sebel. Meski
secara lahiriah kita berpuasa
Memang secara hukum dhohir telah sah, kewajiban telah
tertunaikan dg berpuasa di siang hari. Namun kita belum dapat esensinya.
Sebab esensi puasa bukan cuma tidak makan tidak minum,
tetapi lebih dari itu, menjaga indera dan hati dari apapun yg tidak elok tadi.
Terutama hati kita, sebab kesalahan memanage hati, atau
ketidakmampuan mengaturnya, bisa menghancurkan pahala sekaligus kehidupan kita
Sebab apa gunanya jika seseorang capek menahan lapar dan
haus tapi pahala hangus sebab merasa baik, ada kesombongan, dengki dll?
Maka puasa tak
cuma sekedar menahan nafsu makan, minum, dan seks saja. Tetapi juga menjaga
indera dan yg terpenting lagi yaitu hati
Karena sebagaimana semua jenis ibadah, seseorang yg mampu
mencapai esensi ibadah, efeknya selalu positif buat kesehariannya.
Sekaligus sebagai pertanda bahwa jika seseorang yg perilaku
kesehariannya semakin positif, artinya ibadahnya diterima Allah.
Maka tentu jg kita harus menuju esensi ibadah itu. Meningkatkan kualitas. Jadi ibadah tidak sekedar berstatus penggugur kewajiban saja.
Akhirnya, kita jadikan ramadhan kali ini sebagai titik tolak untuk meningkatkan kualitas puasa kita, jg ibadah2 kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar