Orang kalau belajar atau dapat informasinya nanggung, itu malah cenderung jadi fitnah dan semakin membuat kacau keadaan.
Menghadapi orang seperti itu (apalagi berusaha membela diri dengan memutar omongannya sendiri) adalah baiknya ditinggal tidur saja. Percuma
Dalam kultwit2ku berkali-kali aku jelaskan, bahwa red line seseorang tetap dalam Islam atau tidak adalah shalat dan syahadatnya.
Soal pemikiran atau ideologi yg salah secara hukum dhohir tidak serta merta mengeluarkan seseorang itu dari lingkaran Islam.
Adapun hukum batin,umpama seseorang itu jadi kafir sebab pemikiran dan teologinya,maka itu tak berhubung dg hukum dhohir. Urusan dg Allah.
Dan hal ini terjadi di zaman Nabi khususnya saat menghadapi orang munafik. Jelas sekali perkataan mereka semuanya menjurus ke kafir.
Tetapi kenapa Nabi tidak mengeksekusi mereka atau memeranginya? Sebab dua hal saja. Mereka bilang syahadat dan ikut sholat.
Bukan sekali dua kali para sahabat Nabi izin membunuh mereka. Namun dilarang oleh Nabi sebab secara dhahir mereka shalat dan syahadat.
Bahkan Nabi bilang: "jika aku bunuh mereka maka musuh2 Islam pasti bilang, "Muhammad membunuh temannya sendiri".
Itupun personal orang2 munafik itu tak ada sahabat yg tahu, tidak Abu Bakr, Umar, Ustman atau Ali. Hanya Hudzaifah yg diberitahu Nabi.
Dan Hudzaifah pun tak membeber nama mereka. Hanya ketua umumnya yg diketahui para sahabat. Abdullah ibn Salul.
Itupun saat mati, si ibn Salul ini masih dikafani pakai jubah Nabi sebab Nabi menghargai permintaan putranya yg sahabat besar.
Yg aku herankan, apakah mereka yg mudah betul mengkafirkan itu tidak baca sejarah Nabi yg sangat jelas ini?
Lebih mengherankan lagi jika kultwit yg sedianya aku sampaikan biar kita tahu cara bersikap yg baik malah dibilang membela yg salah?
Kebodohan jenis apa ini? Jika kita memberikan tahu begini lho cara menyikapi orang salah malah dibilang membela? Ya subhanallah!
Dalam pandangan pribadiku, JIL, Syiah ataupun Salafi mengalami kesalahan dalam tatacara berpikir dan berideologi. Tapi mereka ttp muslim
Dan kesalahan itu bukan lantas dijustifikasi mereka keluar dari Islam, scara general lagi. Tapi diluruskan dg cara dan metode yg berbeda
Jika dg non muslim saja kita diharuskan santun dalam berdebat (pahami dong surat al-ankabut ayat 46!) apalagi yg masih bilang Islam?
Dalam musnad al-Bazzar (sanad haditsnya hasan) Rasul bilang bahwa yg paling aku takutkan dari ummatku adalah ...
.. Mereka yg membaca alqur'an lalu ketika mulai tahu keindahannya tiba2 keluar bawa pedang ke tetangganya dan menuduhnya syirik..
Di riwayat lain para sahabat bertanya, lantas sebenarnya siapa yg lebih pantas dibilang kafir? Yg menuduh apa yg dituduh?
Nabi menjawab: YANG MENUDUH ... nah kan? Masa' masih belum ngeh dg hadits2 seperti ini?
Jika kita mau membaca Targhib wa Tarhib susunan Abu-l Qosim Al-Ashfihani, kita akan menemukan taujih bagus dari Umar bin al-Khattab
Bahwa kita jangan cepat berburuk sangka dg muslim yg perkataannya jelek bahkan menjurus kufur selama di sana ada "mahmal hasan"
Dan mahmal hasan adalah kemungkinan2 baik. Semisal o mungkin informasi yg sampai padaku ini nggak lengkap. O mungkin dia mabok, stress
Makanya di Qur'an kita ditaujih untuk rajin klarifikasi atas suatu informasi, jangan langsung percaya makan mentah2 gt saja
Kan itu di Qur'an kabar dari orang fasik. Kalau orang baik apa masih perlu? Tetap perlu, orang fasik di qur'an itu adl prioritas utama
Qur'an juga menegaskan bahwa sebagian buruk sangka adl dosa (inna ba'dhod dzonni itsm). Artinya kita jangan mudah buruk sangka.
Makanya belajar tasawwuf biar nggak mudah buruk sangka ke orang nggak mudah main mengkafirkan, nggak mudah salah memahami twit orang
Hanya tasawwuf atau ilmu tazkiyatun nafs yg mengajarkan kita bagaimana cara berbaik sangka kepada sesama muslim. Nggak suudzon mulu.
Oke? Pahami kultwitku secara bersambung perpoin, jangan dicomot sesuka hati tanpa poin yg lain. Gagal paham lagi ntar, buat capek itu
Pahami juga twit2ku dg kacamata manusia,jangan pakai kacamata kuda, ntar dikira membela yg salah lagi.Salah tetap salah. Sesat diarahkan
Akhir twit, pahami baik2 taujih Imam Syafi'i: nahnu nahkumu bid dzowahir. Wallahu yatawalla as-saro-ir.
Kita menghukumi dg yg terlihat (kalau sholat syahadat ya Islam), soal yg tidak terlihat, itu urusan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar