Aku pernah
mendapat pertanyaan, kenapa dalam Islam banyak sekali ajaran yg membingungkan,
kerap terjadi perbedaan pendapat...
Bahkan dalam
ritual ibadahnya sendiri ada beberapa yg berbeda, semisal ada yg qunut ada yg
tidak.. Dan masih banyak yg lain...
Bukankah dg ini
Islam itu suatu agama yg sepertinya ambigu, satunya melarang, satunya
membolehkan... Ulama'-nya tidak satu suara...
Pertanyaan di
atas, jika digiringkan kepada muslim yg awam tentu saja akan menimbulkan
kebingungan bahkan bisa jadi keraguan (tasykik)..
Dan secara logika
muslim yg awam yg tidak tahu dg jelas peta syariat (kecuali hanya mengikut
saja)... Pertanyaan di atas cukup "masuk"
Namun, benarkah
ajaran Islam seperti itu? Ambigu sebab banyaknya perbedaan pendapat bahkan
madzhab2... Islam yg mana yg bener?
Sebelumnya... Ada
beberapa hal yg harus kita ketahui bersama, kembali kita mengenali dg baik
syariat yg kita peluk dan kita yakini
Bahwa secara
global ajaran2 dalam syariat Islam terbagi menjadi dua, Ajaran yg Prinsip
(Ushuliyyah) dan parsial (furu'iyyah)...
Hal2 yg ushuliyyah
adl semisal bahwa Allah adl Dzat Yg Esa, Muhammad adl Nabi Terakhir, wajibnya
sholat 5 waktu, wajibnya puasa ramadhan
Nah dlm hal2
prinsip ini tak boleh terjadi perbedaan antar ummat, apapun ideologinya..Sbb
perbedaan prinsip bisa mengeluarkan dari Islam
Contohnya jika
semisal keyakinan bahwa ada tuhan selain Allah, masih ada Nabi setelah Nabi
Muhammad, atau sholat 5 waktu tak wajib.. Dst
Hal2 prinsipil
dalam Islam ini sering disebut dg istilah "ma'lum fid din bid
dhoruroh",sesuatu yg diketahui muslim paling awam sekalipun
Nah, sedangkan yg
selama ini banyak sekali terjadi perbedaan pendapat adl dalam hal2 parsial
(furu'iyyah) saja...
Semisal
perbedaan2 hukum (ada yg bilang boleh ada yg bilang tidak), semisal ada yg
qunut dan ada yg tidak dll...
Dan perbedaan
pendapat ini bukanlah hal yg dipahami sebagai sesuatu yg ambigu, tetapi justru
merupakan opsi pilihan bagi ummat
Masuk dlm bahasan
ini adl 4 madzhab fiqh yg kita kenal (Syafi'i, Hanafi, Maliki, Hambali)...
Keempat madzhab ini terbentuk dari...
..perbedaan
pemahaman dlm hal2 parsial (furu'iyyah) yg tak ada pengaruh apapun kepada hal2
prinsip (ushuliyyah) dlm syariat
Bahkan sbenarnya
persoalan semacam tawassul, tahlil, maulid & sgala macam yg kerap
disyirikkan itu pada dasarnya jg furu'iyyah (parsial)
Nah karena
persoalannya adl furu'iyyah maka tidak elok jika hal2 parsial yg tidak pengaruh
pada akidah/tauhid itu diributkan...
Meributkan hal2
furu'iyyah (dg menganggapnya sebagai ushuliyyah) menunjukkan kebelumpahaman
orang itu akan syariat yg agung ini
Menjadi masalah
lagi saat ada orang yg tak mau mengikut salah satu madzhab. Hal ini jg terjadi
dari ketidakpahaman soal syariat...
Sebab jika ada
seseorang mengklaim bahwa dia tidak ikut madzhab manapun pada dasarnya mau tdk
mau dia tetap akan bermadzhab
Lebih parah (dan
menunjukkan kalau orang itu tdk paham mantiq) jika mengklaim bahwa madzhabnya
adl madzhab Nabi Muhammad...
Karena dg
anggapan Madzhab Nabi Muhammad justru secara kurang ajar orang itu menurunkan
kedudukan Nabi menjadi Mujtahid...
Sementara
mujtahid itu pasti mengalami dua hal, jika tidak salah maka benar (meski
keduanya tetap berpahala dg klasemen berbeda)
Dan Nabi tidak
mengalami hal itu (salah), sebab seluruh yg datang dari Nabi adl kebenaran
mutlak karena merupakan wahyu dari Allah
Intinya, jika ada
muslim mengaku tdk bermadzhab, langsung bilang kembali ke Qur'an & Sunnah,
sebenarnya dia sedang menggigau saja
Sebab ujung2nya diam2 jg dia tetap nyolong madzhab. Bahkan belajarnya pada Guru atau pada buku
adl jg bentuk bermadzhab...
Semoga
mencerahkan dan menambah ilmu kita sekaligus lebih dekat pada syariat kita.
Alhasil sekali lagi tak perlu bingung dg perbedaan...
. ...dalam hal
parsial (furu'iyyah), sebab itu justru merupakan opsi dan kebebasan bagi ummat
untuk memilih yg sesuai dg kondisinya
Dan hal2
furu'iyyah ini kita akan menemukan seluruhnya dlm khazanah raksasa Fiqh
Islamy... Silakan masuk ke museum raksasa itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar