Selamat malam jumat tweeps, semoga kita lalui malam mulia ini dg rasa cinta pd Nabi yg begitu membuncah. Timing yg tepat untk bersholawat
Jika beberapa waktu lalu telah aku kultwitkan soal perbedaan pendapat yg kerap terjadi waktu masuk ramadhan, yakni soal ru'yah & hisab
Dan bisa tweeps baca di sini : http://t.co/CoKHQegQlJ .. Maka kali ini ingin aku kultwitkan permasalahan klasik lain yg selalu saja...
...diributkan kalau telah masuk bulan ramadhan. Apalagi kalau bukan shalat tarawih, mana yg bener, 23 rakaat apa 11 rakaat?
Sebelum aku ungkapkan perihal dalil yg dipahami dg cara salah, langsung saja aku sentuh soal tengkar2 saling menyalahkan antara 11 dan 23
Berhubung ini perkara sunnah dan juga soal furu'iyyah (parsial) dalam syariah, bukan ushuliyyah, kenapa mesti diributkan?
Wong nggak sholat saja nggak apa2 kok. Tarawihnya sendiri sunnah, dan tengkarnya malah haram. Mengurangi pahala puasa itu namanya.
So artinya, jika mau tarawih 11, monggo, dan jika ingin lebih meningkatkan kualitas keimanan dg tarawih 23, juga monggo.
Yg nggak bener dan yg nggak baik itu, yg merasa paling bener jumlah rakaatnya dan yg merasa paling baik. Ujub ini namanya, dosa.
Lalu kenapa kok bisa terjadi perbedaan ini? Dan itu diperkeruh oleh sebagian orang yg fanatik buta dan gagal paham atas suatu dalil...
Dan mengembangkan isu menjadi bid'ah, sementara kata bid'ah sangat sensitif (soal bid'ah, baca kultwitku: http://t.co/P8Zk9GjFjY ) ..
Hal itu bermula dari (lagi2) pemahaman tekstual saja dan hanya berpegang pd 1 dalil tanpa melihat dalil2 lain yg saling berkait.
Berpegang atas perkataan S. Aisyah yg terdapat di Bukhori, Muslim dll bahwa Nabi dalam qiyam tidak menambah lebih dari 11 rakaat.
Sebagian berpegang pd teks hadits dan bilang bahwa sunnahnya ya ini, 11. Dan diperkeruh yg lain dg mnambahkan bahwa lebih dr itu, bid'ah
Tentu saja itu pemahaman yg tidak tepat dan sangat sempit, serta tertolak secara ilmiah dg beberapa argumen dan jawaban.
Pertama, riwayat jumlah angka qiyam-nya Rasulullah ternyata ada beberapa. Ada 11, 13, 8, 7, dan yg meriwayatkan S. Aisyah sendiri.
Kedua, riwayat dari beberapa sahabat yg lain semisal Jabir dan Ibn Abbas, juga menunjukkan angka yg tidak sama.
Jadi masing2 meriwayatkan berapa jumlah rakaat qiyam Rasulullah sesuai pengetahuan mereka, dan itu tidak sama.
Ketiga,ada beberapa riwayat lain yg menunjukkan angka 20 dan ini yg masyhur serta berlaku di mananapun bahkan di Masjidil Haram & Nabawi
Riwayat tersebut terdapat di Mushonnaf Ibn Abi Syaibah, Mu'jam Kabir-nya Thabarani dan Sunan Kubro-nya al-Baihaqi, dari ibn Abbas..
Dan di attarghib-nya Sulaim bin Ayyub terdapat tambahan, bahwa Nabi witir 3 Rakaat
Maka pada dasarnya masing2 ada dalil dan ada pilihan. Intinya adalah yg penting menghidupkan malam bulan ramadhan dg qiyam.
Soal berapa jumlahnya kembali kepada tingkat ketakwaan masing2. Agama ini mudah, jangan dipersulit apalagi dibuat tengkar.
Wong soal tarawih 30 hari full selepas isya', berjamaah (tanpa melihat 11 atau 23) Nabi sendiri tidak melakukan. Itu ide S. Umar.
So kenapa mesti meributkan 11 atau 23 kalau gt. Ingat, setan itu pinter, bagaimana sekiranya kita tengkar dg sesama saudara sendiri.
Akhirnya, mari menyambut ramadhan dg hati riang, hindari sebisa mungkin tengkar2 soal hisab, ru'yah global, dan angka tarawih.
Bulan ramadhan begitu indah, jangan diperkeruh dg hal2 tidak penting. Lagipula soal diterima nggaknya amalan itu bukan urusan kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar