23 Des 2013

Antara Pluralisme dan Kekurangwarasan

Dalam kultwitku kemarin soal #plural , pluralisme, pluralitas (ah plar plur plar plur) http://t.co/vQ2dc1xPqW ada yg memahami jika...

... Secara tidak langsung aku mendukung pluralisme agama yg versi dicampuraduk itu. Ntah dari mana orang itu memahami seperti itu...

Lagi2 itu pasti sebab saat membaca kultwitku mungkin dia membaca dg cepat, atau emosi / alergi duluan dg makhluk buatan bernama pluralisme

akhirnya tentu saja yg terjadi adl gagal paham dan buru2 menjudge... Sifat yg sama sekali tidak elok bagi seorang yg mengaku muslim

Semestinya baca dg tenang, terutama pada poin saat aku membahas kalimat "semua agama sama", "semua agama benar"...

Jika memang masih belum paham2 (coba ditingkatkan kualitas makanannya, biar ada perbaikan gizi, agar ada asupan yg cukup ke otak)..

aku tegaskan bahwa kultwitku kemarin adl ajakan keluar dari fitnah istilah. Sbb fitnah istilah (dg berbagai macamnya itu) sangat mengacau

karena pluralisme agama yg campur aduk itu dalam pemahaman awal saja sudah bertentangan dg naluri dasar manusia, apapun agamanya

isu pluralisme agama hanya satu dari ribuan jebakan fitnah yg dipasang untuk mengacaukan ketsabilan dan kerukunan umat manusia di dunia

andai kita tahu bahwa ini adl jebakan untuk menyeret ke fitnah berkepanjangan, maka kita otomatis akan menghindar...

makanya terus terang bagi kami pribadi, isu pluralisme agama versi campur aduk keyakinan hanya semacam mainan saja... Tidak menarik

tetapi kenapa kami membahas? Sebab banyak sekali orang yg tercebur permainan yg melenakan dari permasalahan2 inti mereka...

umpama setiap orang tahu potensi kehidupan dan naluri2 dasar (ghorizah yg ada tiga itu) dlm dirinya, maka tak akan terjebak dlm hal2 gini

sebab pada prakteknya di lapangan, tak ada seorangpun yg rela mencampur aduk agamanya dg keyakinan lain, kecuali orang edan saja

contohnya pluralisme agama yg dicampur aduk, secara alamiah bertabrakan dg wijdan dan ghorizah tadayyun dlm diri tiap manusia

dan segala apapun yg bertentangan dg naluri dasar, secara otomatis sistem dlm jiwa orang itu akan menolak sebab telah disetel seperti itu

maka, sekarang ingin aku tanya, apa sih faedah khusus meributkan istilah macam pluralisme misalkan?

sementara yg pasti ada adl ribut2, sementara Nabi bilang bahwa muslim yg baik adl yg meninggalkan hal2 yg tidak penting...

 makanya di kultwit aku jelaskan bahwa percakapan soal "semua agama sama", "semua agama benar" tak akan berlanjut jika kita tahu maksudnya

baik itu maksud positif (jika ada) ataupun maksud negatif... Sebab ternyata "hanya gitu saja"... Klutik ngono ae, kalau orang Jawa bilang

lha itu kan bisa mengancam akidah ummat, berbahaya buat iman awam... Betul, tapi jangan terlalu lebay, akhirnya malah kacau balau

kalau kata orang Jawa, sing madyo, biasa dan tenang saja menghadapi seperti ini, yg bijak, tidak perlu overacting atau overspeaking

karena kaidah kehidupan mengatakan, kullu syai-in idza jawaza haddahu inqolaba ila dhiddhih...

bahwa segala sesuatu jika berlebihan malah akan njomplang berbalik... Termasuk soal menanggapi isu pluralisme agama ini...

alhasil, sampean nggak usah repot2, nggak ada prakteknya pluralisme agama itu. Tiap orang tetap meyakini agamanya sendiri yg paling benar

itu sudah alamiah... Makanya yg diperlukan sekarang adl kerukunan, saling menghormati perbedaan. Bukan malah tengkar debat kusir ini itu

Lha wong dg agama lain yg mau baik dg kita itu saja kita jg harus berbuat baik, masa' ini sama Islamnya ribut melulu?

pangkal masalahnya suka menyalahkan dan suudzon duluan sih. Coba kalau belajar tasawwuf/tazkiyah, pasti nggak akan terjadi hal2 seperti ni

lagipula jika ada seseorang meragukan kebenaran agama yg dipeluknya sendiri artinya dia tidak punya kepercayaan pada diri sendiri...

dan orang yg tidak punya kepercayaan pada diri sendiri itu hanya orang2 kurang waras saja, dan tidak bisa mensyukuri nikmat2 Allah

dan jika sampean meladeni orang tidak waras artinya sampean ya ikut2an jadi nggak waras... Alamiah sekali ini.. Dan tentu saja lucu...

akhirnya, saatnya bersama belajar menjadi orang bijak dan menanggapi fenomena kehidupan ini dg kebijaksanaan.. Ma'at taufiq.. Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar