Dalam kultwitku
kemarin soal #plural , pluralisme, pluralitas (ah plar plur
plar plur) http://t.co/vQ2dc1xPqW ada yg memahami jika...
... Secara tidak
langsung aku mendukung pluralisme agama yg versi dicampuraduk itu. Ntah dari
mana orang itu memahami seperti itu...
Lagi2 itu pasti
sebab saat membaca kultwitku mungkin dia membaca dg cepat, atau emosi / alergi
duluan dg makhluk buatan bernama pluralisme
akhirnya tentu
saja yg terjadi adl gagal paham dan buru2 menjudge... Sifat yg sama sekali
tidak elok bagi seorang yg mengaku muslim
Semestinya baca
dg tenang, terutama pada poin saat aku membahas kalimat "semua agama
sama", "semua agama benar"...
Jika memang masih
belum paham2 (coba ditingkatkan kualitas makanannya, biar ada perbaikan gizi,
agar ada asupan yg cukup ke otak)..
aku tegaskan
bahwa kultwitku kemarin adl ajakan keluar dari fitnah istilah. Sbb fitnah
istilah (dg berbagai macamnya itu) sangat mengacau
karena pluralisme
agama yg campur aduk itu dalam pemahaman awal saja sudah bertentangan dg naluri
dasar manusia, apapun agamanya
isu pluralisme
agama hanya satu dari ribuan jebakan fitnah yg dipasang untuk mengacaukan
ketsabilan dan kerukunan umat manusia di dunia
andai kita tahu
bahwa ini adl jebakan untuk menyeret ke fitnah berkepanjangan, maka kita
otomatis akan menghindar...
makanya terus
terang bagi kami pribadi, isu pluralisme agama versi campur aduk keyakinan
hanya semacam mainan saja... Tidak menarik
tetapi kenapa
kami membahas? Sebab banyak sekali orang yg tercebur permainan yg melenakan
dari permasalahan2 inti mereka...
umpama setiap
orang tahu potensi kehidupan dan naluri2 dasar (ghorizah yg ada tiga itu) dlm
dirinya, maka tak akan terjebak dlm hal2 gini
sebab pada
prakteknya di lapangan, tak ada seorangpun yg rela mencampur aduk agamanya dg
keyakinan lain, kecuali orang edan saja
contohnya
pluralisme agama yg dicampur aduk, secara alamiah bertabrakan dg wijdan dan
ghorizah tadayyun dlm diri tiap manusia
dan segala apapun
yg bertentangan dg naluri dasar, secara otomatis sistem dlm jiwa orang itu akan
menolak sebab telah disetel seperti itu
maka, sekarang
ingin aku tanya, apa sih faedah khusus meributkan istilah macam pluralisme
misalkan?
sementara yg
pasti ada adl ribut2, sementara Nabi bilang bahwa muslim yg baik adl yg
meninggalkan hal2 yg tidak penting...
makanya di kultwit aku jelaskan bahwa
percakapan soal "semua agama sama", "semua agama benar" tak
akan berlanjut jika kita tahu maksudnya
baik itu maksud
positif (jika ada) ataupun maksud negatif... Sebab ternyata "hanya gitu
saja"... Klutik ngono ae, kalau orang Jawa bilang
lha itu kan bisa
mengancam akidah ummat, berbahaya buat iman awam... Betul, tapi jangan terlalu
lebay, akhirnya malah kacau balau
kalau kata orang
Jawa, sing madyo, biasa dan tenang saja menghadapi seperti ini, yg bijak, tidak
perlu overacting atau overspeaking
karena kaidah
kehidupan mengatakan, kullu syai-in idza jawaza haddahu inqolaba ila
dhiddhih...
bahwa segala sesuatu
jika berlebihan malah akan njomplang berbalik... Termasuk soal menanggapi isu
pluralisme agama ini...
alhasil, sampean
nggak usah repot2, nggak ada prakteknya pluralisme agama itu. Tiap orang tetap
meyakini agamanya sendiri yg paling benar
itu sudah
alamiah... Makanya yg diperlukan sekarang adl kerukunan, saling menghormati
perbedaan. Bukan malah tengkar debat kusir ini itu
Lha wong dg agama
lain yg mau baik dg kita itu saja kita jg harus berbuat baik, masa' ini sama
Islamnya ribut melulu?
pangkal masalahnya
suka menyalahkan dan suudzon duluan sih. Coba kalau belajar tasawwuf/tazkiyah,
pasti nggak akan terjadi hal2 seperti ni
lagipula jika ada
seseorang meragukan kebenaran agama yg dipeluknya sendiri artinya dia tidak
punya kepercayaan pada diri sendiri...
dan orang yg
tidak punya kepercayaan pada diri sendiri itu hanya orang2 kurang waras saja,
dan tidak bisa mensyukuri nikmat2 Allah
dan jika sampean
meladeni orang tidak waras artinya sampean ya ikut2an jadi nggak waras...
Alamiah sekali ini.. Dan tentu saja lucu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar