Selamat malam
tweeps.. Beberapa kali aku mendapat request untuk kultwit soal pluralisme... Cc
@pkspiyungan @sahal_AS @FendiArdha #plural
Oke, juga untuk
menjawab request beberapa sahabat akan tema yg sama,kultwitku kali ini akan menyinggung
soal pluralisme yg diramaikan itu
Namun terus
terang aku tidak akan masuk pada ranah definisi atas istilah. Apa itu #plural, pluralis, pluralisme, dll. Udah cukup banyak
Sbgian sudut pandang defini jg tlh dikultwitkan oleh Mas @sahal_AS sila tweeps
lihat TL-nya.. Atau mungkin udah dijelaskan @husainiadian
Lagipula selama ini melihat orang2 meributkan
"pluralisme" antara pro dan kontra, ranahnya rupanya
"hanya" debat istilah...
Gemar betul bangsa kita ini mendebatkan istilah, terjebak
pada kalimat, sehingga mendorong pada pertengkaran2 yg seharusnya tidak perlu
Jika boleh menggunakan kaidah, sebenarnya "laa
musyahata fil istilah", tak perlu meributkan istilah, tapi lihat bagaimana
substansinya
Lagi pula "khilaf lafdzi" (perbedaan pemahaman
definisi), kerap kali "fadhi" (kurang gawean) dan itu terlihat betul
pada soal pluralisme
Oke, kembali
kepada pokok bahasan. Dalam persoalan #plural ini aku hanya akan mengajak tweeps merenungi dan membaca kembali...
. ...bagaimana
sejarah perikehidupan Nabi Muhammad dan juga para Nabi sebelumnya dalam
menghadapi masyarakat yg majemuk, beragam
Karena tak ada
satupun Nabi yg hidup dalam satu komunitas dg satu agama saja (kalau ada, coba
sebutkan pada saya)...
Rasulullah
sendiri selama 10 tahun berada di Madinah, sampai akhir hayatnya, dalam satu
kota hidup beberapa keyakinan
Tentu saja mereka
semua kala itu di Madinah hidup damai, berdampingan dan tetap menjalankan
ibadah sesuai keyakinan masing2
Walau tentu saja
mayoritas masyarakat Madinah tentu saja adl kaum muslimin. Namun tetap ada
minoritas kristen, yahudi, dan pagan
Bahkan saat Rasul
wafat pun zirah perang besi kepunyaan beliau tergadaikan pada seorang Yahudi yg
jg tinggal di Madinah...
Pengusiran yg
terjadi pada 3 klan besar Yahudi di Madinah pada masa Nabi pun bukan asal
diusir karena beda keyakinan #plural
Tetapi lebih
kepada pelanggaran terhadap kesepakatan bersama juga konspirasi2 berbahaya yg
mengancam hidup Nabi dan kestabilan Madinah
Selebihnya,
orang2 yahudi yg bukan dari 3 klan itu, atau yg tak terlibat konspirasi,
menyetujuinya, tetap hidup damai sentosa di Madinah
Sikap keseharian
Nabi beserta para sahabat pun tetap ramah, saling berinteraksi sosial. Bahkan
Nabi punya sahaya setia beragama yahudi
Pernah jg ada
kisah saat jenazah yahudi lewat, Nabi langsung berdiri, dan para sahabat
bertanya2, duhai Rasul, itu mayat yahudi
Maksud para
sahabat adl Nabi tidak perlu berdiri lagipula yg mati itu beda keyakinan. Tapi
apa jawab Nabi?
Bukankah (yg mati
itu) manusia? Para sahabat pun akhirnya ikut berdiri. Tahu cara bersikap dari
Nabi terhadap sesama manusia...
Meskipun beda
keyakinan. Lagipula dlm sejarah penyebaran Islam di masa Nabi seluruhnya lewat
tawaran, bukan paksaan
Jika menolak
masuk Islam, maka diberi opsi jizyah sebagai kompensasi keamanan perlindungan
orang oleh Islam itu dg keyakinannya
Dan jika menolak
seluruhnya serta menampakkan permusuhan nyata pada Islam, nah baru ambil sikap
dg angkat senjata, itu pun dg tatakrama
Maka jika kita
arif menilai dan tidak buru2 marah dg kata "pluralisme", maka tidak
akan terjadi perdebatan yg kerap kita lihat slama ini
Semisal kata
panas "semua agama sama", "semua agama benar", ini kalimat
masih sangat nisbi sekali, tidak semestinya langsung terpancing
Mesti kita tanya
dulu apa maksud seseorang mengatakan dua kalimat tadi? Jika dia mutlak
mengatakan semua agama benar...
...artinya kita tidak perlu meneruskan
percakapan dg orang tadi sebab dia secara langsung mengingkari hukum alam,
bahwa dlm hidup ini...
...mau tidak mau pasti ada yg benar dan ada yg
salah. Itu keniscayaan. Namun jika dia dg "semua agama benar" itu...
. ...menurut
pemeluk masing2, maka percakapan juga selesai, sebab setiap orang merasa
keyakinannya yg paling benar itu cukup alamiah..
Analogi soal ini
yg disampaikan Mas @sahal_AS dg istilah olahraga, sangat masuk akal dan logis
sekali, lagipula memang gt jika dicermati
Adapun soal
"semua agama sama" juga begitu. Jika orang itu bermaksud mutlak semua
agama sama, tidak beda, percakapan jg selesai..
Sebab kita sedang
berbicara dg orang buta terhadap kenyataan bahwa tak satupun agama yg sama dlm
ritualnya dan sesembahannya
Lalu apa faedah
bicara atau apalagi debat kusir dg orang tidak mengerti? Capek sendiri dan
membuang2 waktu sampean...
Kalau semisal dia
bermaksud bahwa "semua agama itu sama" dalam mengajarkan moral dan
kebaikan, percakapan jg selesai...
Sebab pada
kenyataannya seluruh agama memang mengajarkan moral (mana ada agama mengajarkan
kejahatan?)...
Alhasil jangan
langsung marah2 atau alergi ketika mendengar kata #plural, pluralisme, pluralitas. Biasa saja, jangan lebay2
Sikapi dg bijak,
sebab jika ditelisik lebih dalam, istilah2 ini dilontarkan lebih untuk memicu
fitnah dan kekacauan di antara ummat
Dan jika sampean
termakan ikut bertikai soal ini, artinya sampean sukses terperangkap jebakan
raksasa yg memang sengaja dipasang...
Memang kita perlu
menjelaskan dg dingin kepada mayoritas ummat yg sudah panas dan kacau. Atau
lebih baik diam saja..
Karena begitu
seseorang langsung marah2 saat ketemu makhluk bernama pluralisme ini, tanpa
diamati dulu, artinya dia jg lupa pesan Nabi
Pesan yg
sebenarnya cukup sederhana tapi banyak di antara kita lupa dan sulit
menerapkannya... Laa taghdhob... Jangan marah...
Ini pendapatku
soal istilah pluralisme dan bagaimana fakta yg ada dlm kehidupan kita dan
bagaimana perikehidupan di jaman Nabi..
Jika setelah ini
masih ada yg tanya, bagaimana sikap Gus Awy sendiri terhadap pluralisme?
Artinya ijazah yg nanya ini perlu diterawang
Jangan2 nggak
asli. Semoga mencerahkan dan hindarkan diri sebisa mungkin dari perdebatan
istilah, bebaskan lehermu dari belenggu istilah
Juga perlu
diketahui dg baik dan dicamkan dalam2, bahwa Nabi Muhammad diutus, dan
Al-Qur'an diturunkan bukan khusus buat Ummat Islam
Nabi Muhammad
diutus dan Qur'an diturunkan untuk seluruh manusia dan kemanusiaan. Jika ada yg
keukeuh bahwa...
Bahwa Rasulullah
& Qur'an khusus buat ummat Islam, non Islam nggak dapat jatah, artinya
orang ini perlu dipertanyakan baca Qur'annya
Ketahuan hanya
membaca al-Qur'an lafadznya saja, tilawahnya, tanpa tahu arti apalagi
mentadabburi makna ayat2 suci yg dibacanya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar