23 Des 2013

Mengapa Mesti Meributkan Pluralisme

Selamat malam tweeps.. Beberapa kali aku mendapat request untuk kultwit soal pluralisme... Cc @pkspiyungan @sahal_AS @FendiArdha #plural

Oke, juga untuk menjawab request beberapa sahabat akan tema yg sama,kultwitku kali ini akan menyinggung soal pluralisme yg diramaikan itu

Namun terus terang aku tidak akan masuk pada ranah definisi atas istilah. Apa itu #plural, pluralis, pluralisme, dll. Udah cukup banyak

Sbgian sudut pandang defini jg tlh dikultwitkan oleh Mas @sahal_AS sila tweeps lihat TL-nya.. Atau mungkin udah dijelaskan @husainiadian

Lagipula selama ini melihat orang2 meributkan "pluralisme" antara pro dan kontra, ranahnya rupanya "hanya" debat istilah...

Gemar betul bangsa kita ini mendebatkan istilah, terjebak pada kalimat, sehingga mendorong pada pertengkaran2 yg seharusnya tidak perlu

Jika boleh menggunakan kaidah, sebenarnya "laa musyahata fil istilah", tak perlu meributkan istilah, tapi lihat bagaimana substansinya

Lagi pula "khilaf lafdzi" (perbedaan pemahaman definisi), kerap kali "fadhi" (kurang gawean) dan itu terlihat betul pada soal pluralisme

Oke, kembali kepada pokok bahasan. Dalam persoalan #plural ini aku hanya akan mengajak tweeps merenungi dan membaca kembali...

. ...bagaimana sejarah perikehidupan Nabi Muhammad dan juga para Nabi sebelumnya dalam menghadapi masyarakat yg majemuk, beragam

Karena tak ada satupun Nabi yg hidup dalam satu komunitas dg satu agama saja (kalau ada, coba sebutkan pada saya)...

Rasulullah sendiri selama 10 tahun berada di Madinah, sampai akhir hayatnya, dalam satu kota hidup beberapa keyakinan

Tentu saja mereka semua kala itu di Madinah hidup damai, berdampingan dan tetap menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing2

Walau tentu saja mayoritas masyarakat Madinah tentu saja adl kaum muslimin. Namun tetap ada minoritas kristen, yahudi, dan pagan

Bahkan saat Rasul wafat pun zirah perang besi kepunyaan beliau tergadaikan pada seorang Yahudi yg jg tinggal di Madinah...

Pengusiran yg terjadi pada 3 klan besar Yahudi di Madinah pada masa Nabi pun bukan asal diusir karena beda keyakinan #plural

Tetapi lebih kepada pelanggaran terhadap kesepakatan bersama juga konspirasi2 berbahaya yg mengancam hidup Nabi dan kestabilan Madinah

Selebihnya, orang2 yahudi yg bukan dari 3 klan itu, atau yg tak terlibat konspirasi, menyetujuinya, tetap hidup damai sentosa di Madinah

Sikap keseharian Nabi beserta para sahabat pun tetap ramah, saling berinteraksi sosial. Bahkan Nabi punya sahaya setia beragama yahudi

Pernah jg ada kisah saat jenazah yahudi lewat, Nabi langsung berdiri, dan para sahabat bertanya2, duhai Rasul, itu mayat yahudi

Maksud para sahabat adl Nabi tidak perlu berdiri lagipula yg mati itu beda keyakinan. Tapi apa jawab Nabi?

Bukankah (yg mati itu) manusia? Para sahabat pun akhirnya ikut berdiri. Tahu cara bersikap dari Nabi terhadap sesama manusia...

Meskipun beda keyakinan. Lagipula dlm sejarah penyebaran Islam di masa Nabi seluruhnya lewat tawaran, bukan paksaan

Jika menolak masuk Islam, maka diberi opsi jizyah sebagai kompensasi keamanan perlindungan orang oleh Islam itu dg keyakinannya

Dan jika menolak seluruhnya serta menampakkan permusuhan nyata pada Islam, nah baru ambil sikap dg angkat senjata, itu pun dg tatakrama

Maka jika kita arif menilai dan tidak buru2 marah dg kata "pluralisme", maka tidak akan terjadi perdebatan yg kerap kita lihat slama ini

Semisal kata panas "semua agama sama", "semua agama benar", ini kalimat masih sangat nisbi sekali, tidak semestinya langsung terpancing

Mesti kita tanya dulu apa maksud seseorang mengatakan dua kalimat tadi? Jika dia mutlak mengatakan semua agama benar...

 ...artinya kita tidak perlu meneruskan percakapan dg orang tadi sebab dia secara langsung mengingkari hukum alam, bahwa dlm hidup ini...

 ...mau tidak mau pasti ada yg benar dan ada yg salah. Itu keniscayaan. Namun jika dia dg "semua agama benar" itu...

. ...menurut pemeluk masing2, maka percakapan juga selesai, sebab setiap orang merasa keyakinannya yg paling benar itu cukup alamiah..

Analogi soal ini yg disampaikan Mas @sahal_AS dg istilah olahraga, sangat masuk akal dan logis sekali, lagipula memang gt jika dicermati

Adapun soal "semua agama sama" juga begitu. Jika orang itu bermaksud mutlak semua agama sama, tidak beda, percakapan jg selesai..

Sebab kita sedang berbicara dg orang buta terhadap kenyataan bahwa tak satupun agama yg sama dlm ritualnya dan sesembahannya

Lalu apa faedah bicara atau apalagi debat kusir dg orang tidak mengerti? Capek sendiri dan membuang2 waktu sampean...

Kalau semisal dia bermaksud bahwa "semua agama itu sama" dalam mengajarkan moral dan kebaikan, percakapan jg selesai...

Sebab pada kenyataannya seluruh agama memang mengajarkan moral (mana ada agama mengajarkan kejahatan?)...

Alhasil jangan langsung marah2 atau alergi ketika mendengar kata #plural, pluralisme, pluralitas. Biasa saja, jangan lebay2

Sikapi dg bijak, sebab jika ditelisik lebih dalam, istilah2 ini dilontarkan lebih untuk memicu fitnah dan kekacauan di antara ummat

Dan jika sampean termakan ikut bertikai soal ini, artinya sampean sukses terperangkap jebakan raksasa yg memang sengaja dipasang...

Memang kita perlu menjelaskan dg dingin kepada mayoritas ummat yg sudah panas dan kacau. Atau lebih baik diam saja..

Karena begitu seseorang langsung marah2 saat ketemu makhluk bernama pluralisme ini, tanpa diamati dulu, artinya dia jg lupa pesan Nabi

Pesan yg sebenarnya cukup sederhana tapi banyak di antara kita lupa dan sulit menerapkannya... Laa taghdhob... Jangan marah...

Ini pendapatku soal istilah pluralisme dan bagaimana fakta yg ada dlm kehidupan kita dan bagaimana perikehidupan di jaman Nabi..

Jika setelah ini masih ada yg tanya, bagaimana sikap Gus Awy sendiri terhadap pluralisme? Artinya ijazah yg nanya ini perlu diterawang

Jangan2 nggak asli. Semoga mencerahkan dan hindarkan diri sebisa mungkin dari perdebatan istilah, bebaskan lehermu dari belenggu istilah

Juga perlu diketahui dg baik dan dicamkan dalam2, bahwa Nabi Muhammad diutus, dan Al-Qur'an diturunkan bukan khusus buat Ummat Islam

Nabi Muhammad diutus dan Qur'an diturunkan untuk seluruh manusia dan kemanusiaan. Jika ada yg keukeuh bahwa...

Bahwa Rasulullah & Qur'an khusus buat ummat Islam, non Islam nggak dapat jatah, artinya orang ini perlu dipertanyakan baca Qur'annya

Ketahuan hanya membaca al-Qur'an lafadznya saja, tilawahnya, tanpa tahu arti apalagi mentadabburi makna ayat2 suci yg dibacanya...

Selamat Tahun Baru 1435 Hijriah,moga kehidupan kita semakin baik & kerukunan di antara anak bangsa kembali terajut meski beda2 keyakinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar