23 Des 2013

Merenungi Kembali Cara Berpikir Kita

Pada dasarnya aku pribadi tidak ada pikiran untuk kultwit hal ini. Tapi sebab selalu dimention dg hal2 yg berhubungan dg Sastrawan yg...

. ...beberapa waktu lalu terjerat kasus amoral (dan beritanya masih bergulir sampai sekarang), serta aku sempat jg dituding liberal...

 ...gara2 kultwitku yg disalahpaham, maka setidaknya aku ingin mendudukkan masalah dan sedikit mengajak untuk merenungi cara berpikir kita

Teman2 pasti ingat beberapa waktu lalu aku kultwit soal bagaimana cara bersikap kita melihat orang berbuat dosa http://t.co/SZOOrWlj6g

Dan kultwit itu tak ada sedikitpun ajakan untuk melindungi orang yg salah. Sangat aneh jika dimaknai begitu...

Kultwit yg aku sampaikan sepenuhnya adl taujih (arahan) apa yg semestinya kita lakukan jika kita melihat seseorang melakukan dosa?

Dari sini harus dipahami dg baik, bahwa menyikapi perbuatan dosa (apalagi dipropagandakan dan diprovokasikan) itu berbeda dengan...

. ...menyikapi orang yg melakukan perbuatan itu. Sebenarnya ini sederhana saja, tetapi kenapa saat ini seolah jadi keambiguan?

Sejak jaman Nabi Adam, yg namanya orang salah itu ya salah, apalagi jika jelas terbukti. Nggak bener ya wajib dinasehati. Jelas sekali tu

Tapi apa boleh kita mengolok orang yg berbuat salah? Kalau ketahuan salah, itu saja sudah cukup membuatnya terhukum berat secara sosial

Tetapi mengata2i atau mengolok (apalagi ada unsur balas dendam sebab selama ini selalu dibully) itu urusan berbeda lagi...

Aku tegaskan sekali lagi. Apapun kesalahan orang itu, jika jelas2 salah ya salah, kekeliruan baru saat membela yg jelas2 salah

Dari sini Islam (melalui Ihsan, melalui tasawwuf) mengajarkan bagaimana cara kita menyikapi orang2 salah itu agar kita tdk keluar batas

Sebab saat seseorang keluar batas (walau niatnya membela kebenaran sekaligus), dia bisa berbalik dzalim tanpa disadari

Islam mengarahkan kita untuk selalu seimbang dan tengah2 dalam berpikir. Saat seseorang salah, maka salahkan, tapi mengoloknya? Lain hal

Seperti yg katanya perbuatan2 dan sikap2 yg dilakukan sastrawan itu, banyak yg salah ya disalahkan. Dan jika bisa, nasehati...

Tapi mengolok2? Sejak kapan Islam ngajari orang untuk ngolok2? Hadirkan satu saja dalil apa Nabi pernah lakukan hal itu?

Maka sekali lagi perlu dibedakan dg baik antara menyikapi perbuatan salah dan menyikapi orang yg berbuat salah. Catat ini baik2

Sebenarnya ini hal sederhana saja dan tak membutuhkan seseorang harus sekolah tinggi. Tapi kenapa saat ini hal2 sederhana ini acap kali

Dimaknai berbeda sehingga tampak jadi ruwet? Apa saking logisnya dan saking tingginya sekolah sampai cara berpikir jadi kebalik2?

Sepertinya kita perlu mempunyai Dhowabit attafkir (tatacara berpikir) yg tepat biar tidak salah memandang atau memahami...

Karena kesalahpahaman (apalagi ngotot bahwa cara pandangnya paling benar serta tidak merasa salah) adl pasti menimbulkan problem baru

Semisal aku yg dituding liberal. Iya kalau yg menuding itu orang awam, dimaklumi. Lha ini yg nuding orang terpelajar, luar negeri pula

Hanya gara2 kultwit taujih menyikapi orang salah diartikan sebagai sikap perlindungan terhadap kesalahan seseorang.. Pemahaman yg aneh

Namanya orang salah ya salah, apalagi kalau terbukti, dibela pun tetap nihil pembelaan itu. Tapi taujih diartikan membela? Wow sekali

Benar kata Dr. Ibrahim al-Faqqi, kita perlu untuk meluangkan waktu duduk2 dg orang yg berusia 60 tahun ke atas...

Agar kita tahu bagaimana cara berpikir dari orang2 yg sudah makan banyak asam garam kehidupan...

Bahwa seyogyanya memandang segala kejadian dlm kehidupan ini, menyikapinya dg sesuai melalui wijhah syar'iyyah ...

. ...adalah dg memandang kejadian2 itu dg kacamata manusia.. Bukan dg kacamata kuda... Agar tidak salah menilai apalagi melabeli...

Tak perlu marah dg kultwit ini, sebab terkadang diri kita ini perlu dibenahi dg agak keras jika pembenahan dg halus sudah tidak bisa

Karena bagaimanapun yg kita cari bersama adl kebahagiaan dan ketenangan hidup. Dan itu smua tak kita dapat jika cara berpikir kita kacau

Dan usaha untuk menempuh pembenahan pemikiran pondasi dasarnya adl perasaan masih butuh belajar dan menerima disalahkan

Karena saat seseorang telah merasa bahwa dirinya paling benar, tidak ada rasa salah, maka saat itu nasehat2 apapun tak akan ada gunanya

Dan orang yg seperti itu, tak akan pernah mengalami perkembangan dlm hidupnya dan hanya menjadikan hidup indah ini seperti neraka

Sebab dlm pikirannya yg selalu berkecamuk adl bahwa semua orang itu salah, nggak bener... Hati pun dg pasti membusuk

Semoga mencerahkan... Lepas kacamata kuda itu, dan ganti lagi dg kacamata manusia... Mumpung belum lebih parah.. Sayang sekolahnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar