Tidak membaca Qur'an bagi wanita saat haid itu adalah ibadah, dan jika wanita haid nekat baca Qur'an maka justru maksiat dan dosa...
Saat ini mulai banyak hal2 maksiat tapi dibungkus dalam bentuk ibadah, salah satunya membolehkan wanita haid pegang Qur'an saat haid...
Yg aku herankan, yg punya pendapat wanita haid boleh pegang Qur'an adl yg selama ini jargonnya Manhaj Salaf. Sementara salaf melarang itu
Mayoritas ulama salaf sejak zaman sahabat Nabi melarang wanita pegang & baca Qur'an saat haid. Paling banter membolehkan baca tanpa pegang
Bukti nyata bahwa pendapat baru yg bilang boleh pegang Qur'an bagi wanita haid adl menimbulkan perdebatan baru & menabrak mayoritas berabad2
Apa selama 1400 tahun jutaan Ulama bahkan seukuran Imam Syafii begitu bodoh sehingga yg berpendapat baru itu mengaku paling mendekati benar?
Benar apa yg dikatakan Nabi, kategori pendapat2 baru yg menabrak pendapat mayoritas berabad2 adl Sufaha-ul Ahlam, ahdatsul Asnan... Botol
Maka, tidak memegangnya wanita haid kepada Qur'an adl ibadah, dan jika nekat memegang maka justru maksiat dan dosa
28 Des 2013
Benarkah Banser NU Mengamankan Gereja Saat Misa Menyalahi Syariat?
Selamat pagi teman2, hari ini umat kristiani sedang merayakan hari Natal dan kita ummat Islam dilelahkan dg perdebatan2 seputar Natal
Secara logika cukup aneh, wong mereka yg merayakan tapi kita yg teributkan. Hal ini tak terjadi seperti sekarang sebelum kurun 6 thn lalu
Ini belum ditambah hujatan sebagian golongan ke semisal Banser NU yg mengamankan beberapa gereja saat Misa
Aku tidak tahu, hujatan ini dilancarkan apa sebab saking nggak senengnya ke NU atau apa sebab melanggar syariat
Jika tidak suka dg NU, maka bukan bahasan, namanya orang nggak seneng apa aja yg dilakuin walau baik ya tetap nggak seneng
Tapi jika menghujat atas dasar tudingan bahwa yg dilakukan Banser NU itu menyalahi syariat, maka ini saatnya mempreteli hal itu
Apa benar ataukah salah Banser NU mengamankan Misa? Sebab ada dialog seperti ini (yg cukup tidak logis & tak sesuai kaidah mantiq)
Bagaimana hukum menjaga orang berzina? Haram... Berat mana dosa zina dg dosa syirik? Berat syirik...
Berarti bagaimana hukum menjaga keamanan orang berbuat kesyirikan? Lebih haram..." ... Dialog yg muqoddimah sughro & kubro tdk nyambung
Dan tentu saja menghasilkan natijah (kesimpulan dialog) yg kacau dan tidak atas dasar dalil. Sangat tertolak secara ilmiah
Karena jika memaksakan logika dlm dialog itu bisa jadi Rasulullah berdosa besar sebab beliau mengijinkan pendeta2 nasrani Najran...
...untuk melakukan ritualnya di Masjid Nabawi. Ketahuan sekali pengarang dialog tadi tidak memahami sejarah Nabi dg baik
Soal Banser NU menjaga keamanan Misa jika boleh diperkuat dg dalil akan sangat bisa kita baca dg jelas di QS. Al-Hajj ayat 40
Bahwa permasalahannya adl bukan mensetujui misa itu secara akidah, namun mengamankan manusianya. Dan kemanusiaan adl inti dari...
...segala hal yg diatur dan ditetapkan dalam syariah. Jadi kalau boleh pinjam istilah, justru Banser NU ini sedang tathbiq syariah
Maka menyalahkan atau menghujat Banser NU sebab menjaga misa jika dipelajari lebih dalam adl bukan soal benar tidak secara hukum
Tetapi lebih pada ketidaksukaan klasik kepada organisasi berbasis orang2 pesantren ini. Tidak lebih tidak kurang & jg tdk suudzon...
Hanya saja dibungkus dg isu berbau SARA yg memang disukai oleh para pengacau keamanan itu yg sudah berani pakai atribut jubah & jenggot
Alhasil, kembali kepada bahasan Syar'i mengamankan2 ini, jika kita mempelajari sikap Nabi pada non yg tidak memerangi adalah...
...membiarkan mereka dg ritual2nya. Bahkan saat perang pun Nabi berpesan untuk jangan membunuh yg sedang ibadah di rumah2 ibadah
... Makanya sering saya katakan bahwa mereka yg mengaku muslim namun beraksi membakar/meledakkan tempat ibadah artinya melawan Qur'an
Dan secara spesifik pada ayat 40 di QS. AlHajj tadi.
Lagi pula tak ada satupun dalil di Qur'an atau Sunnah memerintahkan membakar gereja misalkan. Yg ada malah perintah membakar masjid yg..
..sengaja didirikan untuk memecah belas semisal kasus masjid dhiror di Madinah
Pada akhirnya, saat kita kita sangat butuh sekali belajar Syama-il Nabi, ilmu khusus yg membahas perilaku2 keseharian beliau
Ilmu yg secara spesifik membahas bagaimana interaksi sosial beliau dg sesama, dg non muslim, dg lingkungan, dg semesta
Agar kita mengerti dg baik bagaimana cara beliau menerapkan syariat. Sebab kebanyakan muslim saat ini kasarnya hanya tahu teks UU-nya sj
Tapi tidak tahu bagaimana kebijakan Nabi dlm menerapkan UU itu... Dan ini hanya ada di Syama-il, bukan di Siroh Nabi yg masih umum
Seperti yg aku twitkan semalam, ternyata sangat banyak orang Islam yg tidak tahu peristiwa kontak Nabi dg Pendeta2 Kristen Najran
Atau pesan2 khusus beliau bagaimana menyikapi Kristen Koptik. Atau lupa tak ingat sejarah beliau berhubungan Baik dg Kristen Abbesinia
Atau bagaimana interaksi sosial beliau dg keluarga besar istri beliau, Ibunda Shofiyyah yg 100% klan Yahudi itu
Kita masih perlu bersama mempelajari Islam ini dg baik. Sebab saat ini kesannya (gara2 ulah beberapa orang) Islam ini isinya keras mulu
Maka kalau mengajak orang berislam kaffah (pinjem istilah) so pelajari jg dg baik sisi2 rahmat yg dominan dalam Islam
Pelajari bagaimana Syama-il Nabi. Sebab qudwah terbaik untuk penerapan Syariah ya Nabi sendiri, bukan dipaham2i sendiri
Maka pada akhirnya, tak ada sedikitpun kesalahan dari muslim yg menjaga keamanan non muslim yg menjalankan ritualnya
Karena malah bisa jadi yg non itu malah tertarik kepada Islam sebab ritual dia dijaga. Trenyuh hatinya kok ada yg sebaik ini
Dan ini juga cara dakwah yg lain. Jangan dikira dakwah itu hanya dg lisan, ngajak2 orang pakai dalil, ceramah2 saja...
Tapi dakwah itu juga bisa bil hal (dg sikap) tanpa harus berkata2, dan justru ini dakwah yg cukup kuat sebab praktek, bukan teori
Semoga mencerahkan dan semoga menambah ilmu. Tak elok saat orang lain lagi syahdu dg ritualnya kita malah bengkerengan nggak jelas
Lagian buktinya malah di antara kita sesama saudara muslim ada rasa tidak enak satu sama lain gara2 debat2 kayak gini
Dan ini seharusnya tidak terjadi sebab Nabi sangat tidak menginginkan antara sesama muslim saling bertengkar, nggak jelas lagi
Wes, ga usah ngributno wong Natalan, ben mereka bernatalan dan kita sebagai muslim jalan terus dg kewajiban2 kita sbagai muslim. Salam
Secara logika cukup aneh, wong mereka yg merayakan tapi kita yg teributkan. Hal ini tak terjadi seperti sekarang sebelum kurun 6 thn lalu
Ini belum ditambah hujatan sebagian golongan ke semisal Banser NU yg mengamankan beberapa gereja saat Misa
Aku tidak tahu, hujatan ini dilancarkan apa sebab saking nggak senengnya ke NU atau apa sebab melanggar syariat
Jika tidak suka dg NU, maka bukan bahasan, namanya orang nggak seneng apa aja yg dilakuin walau baik ya tetap nggak seneng
Tapi jika menghujat atas dasar tudingan bahwa yg dilakukan Banser NU itu menyalahi syariat, maka ini saatnya mempreteli hal itu
Apa benar ataukah salah Banser NU mengamankan Misa? Sebab ada dialog seperti ini (yg cukup tidak logis & tak sesuai kaidah mantiq)
Bagaimana hukum menjaga orang berzina? Haram... Berat mana dosa zina dg dosa syirik? Berat syirik...
Berarti bagaimana hukum menjaga keamanan orang berbuat kesyirikan? Lebih haram..." ... Dialog yg muqoddimah sughro & kubro tdk nyambung
Dan tentu saja menghasilkan natijah (kesimpulan dialog) yg kacau dan tidak atas dasar dalil. Sangat tertolak secara ilmiah
Karena jika memaksakan logika dlm dialog itu bisa jadi Rasulullah berdosa besar sebab beliau mengijinkan pendeta2 nasrani Najran...
...untuk melakukan ritualnya di Masjid Nabawi. Ketahuan sekali pengarang dialog tadi tidak memahami sejarah Nabi dg baik
Soal Banser NU menjaga keamanan Misa jika boleh diperkuat dg dalil akan sangat bisa kita baca dg jelas di QS. Al-Hajj ayat 40
Bahwa permasalahannya adl bukan mensetujui misa itu secara akidah, namun mengamankan manusianya. Dan kemanusiaan adl inti dari...
...segala hal yg diatur dan ditetapkan dalam syariah. Jadi kalau boleh pinjam istilah, justru Banser NU ini sedang tathbiq syariah
Maka menyalahkan atau menghujat Banser NU sebab menjaga misa jika dipelajari lebih dalam adl bukan soal benar tidak secara hukum
Tetapi lebih pada ketidaksukaan klasik kepada organisasi berbasis orang2 pesantren ini. Tidak lebih tidak kurang & jg tdk suudzon...
Hanya saja dibungkus dg isu berbau SARA yg memang disukai oleh para pengacau keamanan itu yg sudah berani pakai atribut jubah & jenggot
Alhasil, kembali kepada bahasan Syar'i mengamankan2 ini, jika kita mempelajari sikap Nabi pada non yg tidak memerangi adalah...
...membiarkan mereka dg ritual2nya. Bahkan saat perang pun Nabi berpesan untuk jangan membunuh yg sedang ibadah di rumah2 ibadah
... Makanya sering saya katakan bahwa mereka yg mengaku muslim namun beraksi membakar/meledakkan tempat ibadah artinya melawan Qur'an
Dan secara spesifik pada ayat 40 di QS. AlHajj tadi.
Lagi pula tak ada satupun dalil di Qur'an atau Sunnah memerintahkan membakar gereja misalkan. Yg ada malah perintah membakar masjid yg..
..sengaja didirikan untuk memecah belas semisal kasus masjid dhiror di Madinah
Pada akhirnya, saat kita kita sangat butuh sekali belajar Syama-il Nabi, ilmu khusus yg membahas perilaku2 keseharian beliau
Ilmu yg secara spesifik membahas bagaimana interaksi sosial beliau dg sesama, dg non muslim, dg lingkungan, dg semesta
Agar kita mengerti dg baik bagaimana cara beliau menerapkan syariat. Sebab kebanyakan muslim saat ini kasarnya hanya tahu teks UU-nya sj
Tapi tidak tahu bagaimana kebijakan Nabi dlm menerapkan UU itu... Dan ini hanya ada di Syama-il, bukan di Siroh Nabi yg masih umum
Seperti yg aku twitkan semalam, ternyata sangat banyak orang Islam yg tidak tahu peristiwa kontak Nabi dg Pendeta2 Kristen Najran
Atau pesan2 khusus beliau bagaimana menyikapi Kristen Koptik. Atau lupa tak ingat sejarah beliau berhubungan Baik dg Kristen Abbesinia
Atau bagaimana interaksi sosial beliau dg keluarga besar istri beliau, Ibunda Shofiyyah yg 100% klan Yahudi itu
Kita masih perlu bersama mempelajari Islam ini dg baik. Sebab saat ini kesannya (gara2 ulah beberapa orang) Islam ini isinya keras mulu
Maka kalau mengajak orang berislam kaffah (pinjem istilah) so pelajari jg dg baik sisi2 rahmat yg dominan dalam Islam
Pelajari bagaimana Syama-il Nabi. Sebab qudwah terbaik untuk penerapan Syariah ya Nabi sendiri, bukan dipaham2i sendiri
Maka pada akhirnya, tak ada sedikitpun kesalahan dari muslim yg menjaga keamanan non muslim yg menjalankan ritualnya
Karena malah bisa jadi yg non itu malah tertarik kepada Islam sebab ritual dia dijaga. Trenyuh hatinya kok ada yg sebaik ini
Dan ini juga cara dakwah yg lain. Jangan dikira dakwah itu hanya dg lisan, ngajak2 orang pakai dalil, ceramah2 saja...
Tapi dakwah itu juga bisa bil hal (dg sikap) tanpa harus berkata2, dan justru ini dakwah yg cukup kuat sebab praktek, bukan teori
Semoga mencerahkan dan semoga menambah ilmu. Tak elok saat orang lain lagi syahdu dg ritualnya kita malah bengkerengan nggak jelas
Lagian buktinya malah di antara kita sesama saudara muslim ada rasa tidak enak satu sama lain gara2 debat2 kayak gini
Dan ini seharusnya tidak terjadi sebab Nabi sangat tidak menginginkan antara sesama muslim saling bertengkar, nggak jelas lagi
Wes, ga usah ngributno wong Natalan, ben mereka bernatalan dan kita sebagai muslim jalan terus dg kewajiban2 kita sbagai muslim. Salam
Wajah Asli Islam
Ilmu itu tabiatnya panas, pendinginnya adalah dzikir kepada Allah...
Untuk menjadi muslim yg baik, agamis yang perfect, harus memahami dg baik 4 pokok agama: Islam, Iman, Ihsan, dan pengetahuan tanda2 kiamat
Selama ini orang-orang yang agamis terlalu konsentrasi kepada Islam dan Imannya saja, dan kurang memperhatikan Ihsan, jadinya kaku
Orang yg agamis banyak yg kurang bijak dalam bersikap sebab kurang begitu mendalami Pokok agama yg ketiga, yaitu Ihsan
Semakin dalam dan luas seseorang mempelajari Islam, maka akan semakin lapang hatinya menerima banyak perbedaan
Islam itu tidak seram, kenapa begitu ketakutan jika disebut2 kata syariat Islam. Lebay itu.
Islam itu tak bertentangan sama sekali dg logika. Andai nampak bertentangan, itu hanya kepahaman kita yg belum sampai saja
Islam itu mudah dan sederhana, yang membuatnya terkesan repot adalah lagi2 ulah oknum yg salah dalam menyampaikannya
Islam itu fleksibel, yang membuatnya terlihat kaku adalah ulah oknum yang salah dalam menyampaikannya
Untuk menjadi muslim yg baik, agamis yang perfect, harus memahami dg baik 4 pokok agama: Islam, Iman, Ihsan, dan pengetahuan tanda2 kiamat
Selama ini orang-orang yang agamis terlalu konsentrasi kepada Islam dan Imannya saja, dan kurang memperhatikan Ihsan, jadinya kaku
Orang yg agamis banyak yg kurang bijak dalam bersikap sebab kurang begitu mendalami Pokok agama yg ketiga, yaitu Ihsan
Semakin dalam dan luas seseorang mempelajari Islam, maka akan semakin lapang hatinya menerima banyak perbedaan
Islam itu tidak seram, kenapa begitu ketakutan jika disebut2 kata syariat Islam. Lebay itu.
Islam itu tak bertentangan sama sekali dg logika. Andai nampak bertentangan, itu hanya kepahaman kita yg belum sampai saja
Islam itu mudah dan sederhana, yang membuatnya terkesan repot adalah lagi2 ulah oknum yg salah dalam menyampaikannya
Islam itu fleksibel, yang membuatnya terlihat kaku adalah ulah oknum yang salah dalam menyampaikannya
Tawassul, Birokrasi Langit
Jika kita bijak menilai, sebenarnya di antara titik permasalahan pemahaman yg dialami sebagian orang adalah salah menempatkan sesuatu.
Semisal masa-il furu'iyyah (permasalahan parsial) yg wilayahnya pada fiqih dijadikan perdebatan sbagai masa-il ushuliyyah pd wlyh aqidah
Hubungannya dg kultwit soal ziarah kubur kemarin adalah tawassul, sebab ada pertanyaan bagaimana jika saat ziarah minta pada yg mati?
Sempat aku jawab singkat bahwa meminta tetap pada Allah, adapun menyebut nama pemilik kubur hanya birokrasi. Yg kita kenal dg tawassul
Nah sebagian orang salah dalam memahami tawassul ini, runyamnya kesalahan pemahaman ini membuatnya menjudge org lain kafir sbb tawassul
Maka masalah perlu didudukkan dengan baik bahwa apa sih sebenarnya tawassul itu?
Tawassul itu seseorang meminta pd Allah hanya saja melalui perantara. Semisal duhai Nabi,aku meminta pada Allah untuk Mengabulkan hajatku
Dari susunan kata dalam tawassul ini kita bisa tahu bahwa sebenarnya tawassul adalah salah satu cara saja untuk berdoa
Artinya, tujuan utama adalah tetap kepada Allah, bukan kepada yang ditawassuli. Yg ditawassuli itu hanya perantara saja untuk mempercepat
Itu yg kemarin aku maksud dg birokrasi. Semisal kita mau menghadap Bupati, kita bisa lewat ajudannya dulu. atau sekpri-nya
Artinya orang ini yg bertawassul pada dasarnya tetap meminta pada Allah.
Berbeda lagi jika yg bertawassul ini memintanya pada yg punya kuburan dan berkeyakinan bahwa yg dikubur ini bisa memberi,ini tentu salah
Semisal yg terjadi pada sebagian orang awam yg memberikan sesajen, maka saat seperti ini praktik syirik telaj terjadi
Adapun tawassul yg benar yg seperti diajarkan Nabi adalah seperti yg sudah aku jelaskan di atas
Dan berhubung tawassul itu hanyalah salah satu tata cara berdoa, maka tentu ia bukan sesuatu yg harus atau pasti
Artinya, berdoa dg tawassul boleh dan baik, tidak tawassul juga tidak masalah dan baik. Jadi tidak ada yg perlu diributkan.
Soal kekhawatiran sebagian orang bahwa jangan2 nanti yg berziarah itu meminta kepada kuburan, menurutku ini tak lebih dari suudzon...
Kenapa kita mesti mengkhawatirkan orang lain selama dia muslim? sudah aku katakan bahwa orang Islam tak ada ceritanya nyembah kuburan
Maka kekhawatiran seperti itu tidak perlu. Soalnya kalau khawatir kok malah menyesatkan dan mengkafir2kan? hasil dari hati yg membusuk
Perihal cara dan dalil tawassul sendiri bertebaran di kitab2 hadits, salah satunya di Bukhori soal kisah 3 orang yg terjebak di gua
Maka sebenarnya ribut soal tawassul adalah hanya karena tidak memahami substansi tawassul dan suudzon berlebihan yg tak perlu saja
Semoga mencerahkan dan tak perlu galau lihat orang tawassul dg Nabi atau para Wali... mereka hanya perantara saja, bukan yg dimintai
Semisal masa-il furu'iyyah (permasalahan parsial) yg wilayahnya pada fiqih dijadikan perdebatan sbagai masa-il ushuliyyah pd wlyh aqidah
Hubungannya dg kultwit soal ziarah kubur kemarin adalah tawassul, sebab ada pertanyaan bagaimana jika saat ziarah minta pada yg mati?
Sempat aku jawab singkat bahwa meminta tetap pada Allah, adapun menyebut nama pemilik kubur hanya birokrasi. Yg kita kenal dg tawassul
Nah sebagian orang salah dalam memahami tawassul ini, runyamnya kesalahan pemahaman ini membuatnya menjudge org lain kafir sbb tawassul
Maka masalah perlu didudukkan dengan baik bahwa apa sih sebenarnya tawassul itu?
Tawassul itu seseorang meminta pd Allah hanya saja melalui perantara. Semisal duhai Nabi,aku meminta pada Allah untuk Mengabulkan hajatku
Dari susunan kata dalam tawassul ini kita bisa tahu bahwa sebenarnya tawassul adalah salah satu cara saja untuk berdoa
Artinya, tujuan utama adalah tetap kepada Allah, bukan kepada yang ditawassuli. Yg ditawassuli itu hanya perantara saja untuk mempercepat
Itu yg kemarin aku maksud dg birokrasi. Semisal kita mau menghadap Bupati, kita bisa lewat ajudannya dulu. atau sekpri-nya
Artinya orang ini yg bertawassul pada dasarnya tetap meminta pada Allah.
Berbeda lagi jika yg bertawassul ini memintanya pada yg punya kuburan dan berkeyakinan bahwa yg dikubur ini bisa memberi,ini tentu salah
Semisal yg terjadi pada sebagian orang awam yg memberikan sesajen, maka saat seperti ini praktik syirik telaj terjadi
Adapun tawassul yg benar yg seperti diajarkan Nabi adalah seperti yg sudah aku jelaskan di atas
Dan berhubung tawassul itu hanyalah salah satu tata cara berdoa, maka tentu ia bukan sesuatu yg harus atau pasti
Artinya, berdoa dg tawassul boleh dan baik, tidak tawassul juga tidak masalah dan baik. Jadi tidak ada yg perlu diributkan.
Soal kekhawatiran sebagian orang bahwa jangan2 nanti yg berziarah itu meminta kepada kuburan, menurutku ini tak lebih dari suudzon...
Kenapa kita mesti mengkhawatirkan orang lain selama dia muslim? sudah aku katakan bahwa orang Islam tak ada ceritanya nyembah kuburan
Maka kekhawatiran seperti itu tidak perlu. Soalnya kalau khawatir kok malah menyesatkan dan mengkafir2kan? hasil dari hati yg membusuk
Perihal cara dan dalil tawassul sendiri bertebaran di kitab2 hadits, salah satunya di Bukhori soal kisah 3 orang yg terjebak di gua
Maka sebenarnya ribut soal tawassul adalah hanya karena tidak memahami substansi tawassul dan suudzon berlebihan yg tak perlu saja
Semoga mencerahkan dan tak perlu galau lihat orang tawassul dg Nabi atau para Wali... mereka hanya perantara saja, bukan yg dimintai
Kesalahpahaman Mengenai Dalil Hadits 'Ziarah Kubur' - Bag. 3
Jika kita bijak menilai, sebenarnya di antara titik permasalahan pemahaman yg dialami sebagian orang adalah salah menempatkan sesuatu.
Semisal masa-il furu'iyyah (permasalahan parsial) yg wilayahnya pada fiqih dijadikan perdebatan sbagai masa-il ushuliyyah pd wlyh aqidah
Hubungannya dg kultwit soal ziarah kubur kemarin adalah tawassul, sebab ada pertanyaan bagaimana jika saat ziarah minta pada yg mati?
Sempat aku jawab singkat bahwa meminta tetap pada Allah, adapun menyebut nama pemilik kubur hanya birokrasi. Yg kita kenal dg tawassul
Nah sebagian orang salah dalam memahami tawassul ini, runyamnya kesalahan pemahaman ini membuatnya menjudge org lain kafir sbb tawassul
Maka masalah perlu didudukkan dengan baik bahwa apa sih sebenarnya tawassul itu?
Tawassul itu seseorang meminta pd Allah hanya saja melalui perantara. Semisal duhai Nabi,aku meminta pada Allah untuk Mengabulkan hajatku
Dari susunan kata dalam tawassul ini kita bisa tahu bahwa sebenarnya tawassul adalah salah satu cara saja untuk berdoa
Artinya, tujuan utama adalah tetap kepada Allah, bukan kepada yang ditawassuli. Yg ditawassuli itu hanya perantara saja untuk mempercepat
Itu yg kemarin aku maksud dg birokrasi. Semisal kita mau menghadap Bupati, kita bisa lewat ajudannya dulu. atau sekpri-nya
Lalu kenapa seseorang bertawassul? Tentu sebab keyakinan bahwa yg ditawassuli itu orang saleh yg punya link cepat pada Allah Ta'ala
Artinya orang ini yg bertawassul pada dasarnya tetap meminta pada Allah.
Berbeda lagi jika yg bertawassul ini memintanya pada yg punya kuburan dan berkeyakinan bahwa yg dikubur ini bisa memberi,ini tentu salah
Semisal yg terjadi pada sebagian orang awam yg memberikan sesajen, maka saat seperti ini praktik syirik telaj terjadi
Adapun tawassul yg benar yg seperti diajarkan Nabi adalah seperti yg sudah aku jelaskan di atas
Dan berhubung tawassul itu hanyalah salah satu tata cara berdoa, maka tentu ia bukan sesuatu yg harus atau pasti
Artinya, berdoa dg tawassul boleh dan baik, tidak tawassul juga tidak masalah dan baik. Jadi tidak ada yg perlu diributkan.
Soal kekhawatiran sebagian orang bahwa jangan2 nanti yg berziarah itu meminta kepada kuburan, menurutku ini tak lebih dari suudzon...
Kenapa kita mesti mengkhawatirkan orang lain selama dia muslim? sudah aku katakan bahwa orang Islam tak ada ceritanya nyembah kuburan
Maka kekhawatiran seperti itu tidak perlu. Soalnya kalau khawatir kok malah menyesatkan dan mengkafir2kan? hasil dari hati yg membusuk
Perihal cara dan dalil tawassul sendiri bertebaran di kitab2 hadits, salah satunya di Bukhori soal kisah 3 orang yg terjebak di gua
Maka sebenarnya ribut soal tawassul adalah hanya karena tidak memahami substansi tawassul dan suudzon berlebihan yg tak perlu saja
Semoga mencerahkan dan tak perlu galau lihat orang tawassul dg Nabi atau para Wali... mereka hanya perantara saja, bukan yg dimintai
Semisal masa-il furu'iyyah (permasalahan parsial) yg wilayahnya pada fiqih dijadikan perdebatan sbagai masa-il ushuliyyah pd wlyh aqidah
Hubungannya dg kultwit soal ziarah kubur kemarin adalah tawassul, sebab ada pertanyaan bagaimana jika saat ziarah minta pada yg mati?
Sempat aku jawab singkat bahwa meminta tetap pada Allah, adapun menyebut nama pemilik kubur hanya birokrasi. Yg kita kenal dg tawassul
Nah sebagian orang salah dalam memahami tawassul ini, runyamnya kesalahan pemahaman ini membuatnya menjudge org lain kafir sbb tawassul
Maka masalah perlu didudukkan dengan baik bahwa apa sih sebenarnya tawassul itu?
Tawassul itu seseorang meminta pd Allah hanya saja melalui perantara. Semisal duhai Nabi,aku meminta pada Allah untuk Mengabulkan hajatku
Dari susunan kata dalam tawassul ini kita bisa tahu bahwa sebenarnya tawassul adalah salah satu cara saja untuk berdoa
Artinya, tujuan utama adalah tetap kepada Allah, bukan kepada yang ditawassuli. Yg ditawassuli itu hanya perantara saja untuk mempercepat
Itu yg kemarin aku maksud dg birokrasi. Semisal kita mau menghadap Bupati, kita bisa lewat ajudannya dulu. atau sekpri-nya
Lalu kenapa seseorang bertawassul? Tentu sebab keyakinan bahwa yg ditawassuli itu orang saleh yg punya link cepat pada Allah Ta'ala
Artinya orang ini yg bertawassul pada dasarnya tetap meminta pada Allah.
Berbeda lagi jika yg bertawassul ini memintanya pada yg punya kuburan dan berkeyakinan bahwa yg dikubur ini bisa memberi,ini tentu salah
Semisal yg terjadi pada sebagian orang awam yg memberikan sesajen, maka saat seperti ini praktik syirik telaj terjadi
Adapun tawassul yg benar yg seperti diajarkan Nabi adalah seperti yg sudah aku jelaskan di atas
Dan berhubung tawassul itu hanyalah salah satu tata cara berdoa, maka tentu ia bukan sesuatu yg harus atau pasti
Artinya, berdoa dg tawassul boleh dan baik, tidak tawassul juga tidak masalah dan baik. Jadi tidak ada yg perlu diributkan.
Soal kekhawatiran sebagian orang bahwa jangan2 nanti yg berziarah itu meminta kepada kuburan, menurutku ini tak lebih dari suudzon...
Kenapa kita mesti mengkhawatirkan orang lain selama dia muslim? sudah aku katakan bahwa orang Islam tak ada ceritanya nyembah kuburan
Maka kekhawatiran seperti itu tidak perlu. Soalnya kalau khawatir kok malah menyesatkan dan mengkafir2kan? hasil dari hati yg membusuk
Perihal cara dan dalil tawassul sendiri bertebaran di kitab2 hadits, salah satunya di Bukhori soal kisah 3 orang yg terjebak di gua
Maka sebenarnya ribut soal tawassul adalah hanya karena tidak memahami substansi tawassul dan suudzon berlebihan yg tak perlu saja
Semoga mencerahkan dan tak perlu galau lihat orang tawassul dg Nabi atau para Wali... mereka hanya perantara saja, bukan yg dimintai
Kesalahpahaman Mengenai Dalil Hadits 'Ziarah Kubur' - Bag. 2
Kemarin dalam kultwitku aku ungkap kesalahan penempatan dalil hadits "laa tusyaddur rihal" sebagai pelarangan ziarah kubur, semisal wali9
Kultwit kali ini masih bahas soal kuburan yang diributkan. Kasihan betul kenapa mesti meributkan kuburan, terlihat sekali kurang kerjaan
Sebagian dari yang melarang ziarah itu berargumen bahwa mereka mengkhawatirkan para peziarah itu nantinya akan menyembah kuburan
Tentu argumen seperti ini tidak beralasan kuat sama sekali sebab berdasar atas prasangka dan praduga buruk yg belum terjadi
Sebab sebodoh-bodohnya orang Islam, tidak ada ceritanya dia akan menyembah kuburan, tetapi pasti tetap menyembah Allah Ta'ala
Su'udzon (penyakit hati) yang terus dipiara ini pada akhirnya justru malah membuat hati orang itu membusuk yg membuatnya suka mengafirkan
Belum juga argumen lain yang salah tempat saat melihat orang mengirim doa pada mayit di kuburan dg dalih bahwa doa/bacaan tidak sampai
Hadits yg dimanipulasi untuk kepentingan tidak betul itu adalah hadits "idza mata ibnu Adam inqotho'a amaluhu illa min tsalats..."
Bahwa jika seseorang itu mati maka pahala amalnya terputus kecuali 3 hal, sedekah jariyah, anak shaleh yg mendoakannya, dan ilmu manfaat
Lagi2 terjadi kesalahan memahami hadits bahkan dalam dua titik sekaligus. Dan kedua2nya sangat teknis sekali. Dari Ushul fiqh dan bahasa
Ya begini akibat tidak belajar ilmu gramatika bahasa Arab dg baik dan ilmu ushul sehingga salah memahami hadits yg menimbulkan fitnah
Pada hadits itu tegas sekali dijelaskan bahwa yg terputus adalah amal perbuatan si yg mati itu, bukan pahala amal perbuatan orang lain
Artinya, pahala amal perbuatan orang lain tetap sampai kepada yang mati juga justru dengan dalil itu sendiri
Sebab pahala yang mengalir dari sedekah jariyah, doa kiriman dr anak saleh,atau ilmu dia yg dimanfaatkan, pelakunya adl orang lain semua
Oke, mungkin belum ngeh soal apa pahala kiriman doa bisa sampai apa tidak. Aku beri satu dalil cukup saja, cukup besar, Haji Badal
Haji Badal adalah haji atas nama orang lain yg sudah mati dan pahalanya deras sampai kepada yg diwakili itu. Apalagi sekedar bacaan
Argumen mentah lain yg selalu saja masih digunakan adalah bahwa hal itu tidak boleh sebab tidak dilakukan salaf...
Catat dengan baik, bahwa kata "Ini tidak pernah dilakukan Nabi", "ini tidak dilakukan salaf", adalah BUKAN DALIL
Karena bukan dalil maka tidak bisa digunakan sebagai bahan argumentasi. Lagi pula dalil itu adalah qur'an, sunnah, ijma' dan qiyas
Secara kaidah, melarang sesuatu itu harus ada dalil jelas yg melarang, sementara mengirim doa pada orang mati tak ada dalil yg melarang
Alasan pelarangan dg menggunakan argumen yg sudah lewat tadi juga tertolak secara ilmiah sbb tak ada indikator pelarangan apapun
Bahkan kata2 "hal ini (mengirim doa pada orang mati) tidak dilakukan salaf" juga tertolak sebab ada data dan fakta bahwa salaf melakukan
Salah satunya adalah periwayatan dari Imam Ahmad bin Hambal, Imam Amir bin Syarohil assya'bi, dari Ibnu Umar
Soal argumen basi "Ini tidak boleh sebab tidak dilakukan Nabi", insya Allah akan aku kultwitkan khusus, sebab sangat teknis sekali.
Alhasil, kiriman doa apapun kepada orang mati dari orang hidup tetap sampai. Bahkan Ibnu Taimiyyah membeber 20 dalil soal kebenaran ini
Akhirnya, tak perlu ragu lagi untuk kirim fatihah, yasin, buat selamatan untuk keluarga kalian yg telah mendahului ke hadirat-Nya
Semoga mencerahkan... in uridu illal islaha mastatho'tu.. wa maa taufiqi illa billah...
Kultwit kali ini masih bahas soal kuburan yang diributkan. Kasihan betul kenapa mesti meributkan kuburan, terlihat sekali kurang kerjaan
Sebagian dari yang melarang ziarah itu berargumen bahwa mereka mengkhawatirkan para peziarah itu nantinya akan menyembah kuburan
Tentu argumen seperti ini tidak beralasan kuat sama sekali sebab berdasar atas prasangka dan praduga buruk yg belum terjadi
Sebab sebodoh-bodohnya orang Islam, tidak ada ceritanya dia akan menyembah kuburan, tetapi pasti tetap menyembah Allah Ta'ala
Su'udzon (penyakit hati) yang terus dipiara ini pada akhirnya justru malah membuat hati orang itu membusuk yg membuatnya suka mengafirkan
Belum juga argumen lain yang salah tempat saat melihat orang mengirim doa pada mayit di kuburan dg dalih bahwa doa/bacaan tidak sampai
Hadits yg dimanipulasi untuk kepentingan tidak betul itu adalah hadits "idza mata ibnu Adam inqotho'a amaluhu illa min tsalats..."
Bahwa jika seseorang itu mati maka pahala amalnya terputus kecuali 3 hal, sedekah jariyah, anak shaleh yg mendoakannya, dan ilmu manfaat
Lagi2 terjadi kesalahan memahami hadits bahkan dalam dua titik sekaligus. Dan kedua2nya sangat teknis sekali. Dari Ushul fiqh dan bahasa
Ya begini akibat tidak belajar ilmu gramatika bahasa Arab dg baik dan ilmu ushul sehingga salah memahami hadits yg menimbulkan fitnah
Pada hadits itu tegas sekali dijelaskan bahwa yg terputus adalah amal perbuatan si yg mati itu, bukan pahala amal perbuatan orang lain
Artinya, pahala amal perbuatan orang lain tetap sampai kepada yang mati juga justru dengan dalil itu sendiri
Sebab pahala yang mengalir dari sedekah jariyah, doa kiriman dr anak saleh,atau ilmu dia yg dimanfaatkan, pelakunya adl orang lain semua
Oke, mungkin belum ngeh soal apa pahala kiriman doa bisa sampai apa tidak. Aku beri satu dalil cukup saja, cukup besar, Haji Badal
Haji Badal adalah haji atas nama orang lain yg sudah mati dan pahalanya deras sampai kepada yg diwakili itu. Apalagi sekedar bacaan
Argumen mentah lain yg selalu saja masih digunakan adalah bahwa hal itu tidak boleh sebab tidak dilakukan salaf...
Catat dengan baik, bahwa kata "Ini tidak pernah dilakukan Nabi", "ini tidak dilakukan salaf", adalah BUKAN DALIL
Karena bukan dalil maka tidak bisa digunakan sebagai bahan argumentasi. Lagi pula dalil itu adalah qur'an, sunnah, ijma' dan qiyas
Secara kaidah, melarang sesuatu itu harus ada dalil jelas yg melarang, sementara mengirim doa pada orang mati tak ada dalil yg melarang
Alasan pelarangan dg menggunakan argumen yg sudah lewat tadi juga tertolak secara ilmiah sbb tak ada indikator pelarangan apapun
Bahkan kata2 "hal ini (mengirim doa pada orang mati) tidak dilakukan salaf" juga tertolak sebab ada data dan fakta bahwa salaf melakukan
Salah satunya adalah periwayatan dari Imam Ahmad bin Hambal, Imam Amir bin Syarohil assya'bi, dari Ibnu Umar
Soal argumen basi "Ini tidak boleh sebab tidak dilakukan Nabi", insya Allah akan aku kultwitkan khusus, sebab sangat teknis sekali.
Alhasil, kiriman doa apapun kepada orang mati dari orang hidup tetap sampai. Bahkan Ibnu Taimiyyah membeber 20 dalil soal kebenaran ini
Akhirnya, tak perlu ragu lagi untuk kirim fatihah, yasin, buat selamatan untuk keluarga kalian yg telah mendahului ke hadirat-Nya
Semoga mencerahkan... in uridu illal islaha mastatho'tu.. wa maa taufiqi illa billah...
Kesalahpahaman Mengenai Dalil Hadits 'Ziarah Kubur' - Bag. 1
Sebenarnya,cukup banyak teks-teks suci dalam syariat yg dipahami salah oleh sebagian orang dan akhirnya menimbulkan fitnah berkepanjangan
Lebih sulit lagi jika pemahaman yang salah terhadap teks itu telah menjadi suatu konsepsi pemikiran. Maka perlu untuk diluruskan
Umumnya, inti permasalahan adalah memahami nash-nash suci itu (Qur'an-Hadits) secara tekstual saja. Dg pemahaman yg tidak sempurna pula
Semisal tidak memahami teknis bahasa, tidak memahami sebab munculnya nash itu. Atau tidak memahami korelasi dg nash yg lainnya
Satu contoh saja, semisal seseorang melarang berziarah kubur, dengan menggunakan hadits salah alamat, "Laa tussyaddur rihal..."
Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori ini lengkapnya "Laa tusyaddur rihal illa ila tsalatsati masajid..."
Bahwa tidak diperkenankan bepergian kecuali ke tiga masjid saja; masjidil haram, masjidi nabawi, dan masjidil aqsha...
Nah hadits ini begitu dipaksakan sebagai dalil pelarangan ziarah kubur...
Padahal "pemaksaan" itu justru menunjukkan kebodohan si pengguna dalil tadi, bahwa dalil disalahgunakan bukan pada tempatnya
Sekaligus menunjukkan ketidakpahaman orang itu akan ilmu nahwu yang sangat penting sekali diterapkan dalam hadits ini...
Memang hal ini sangat teknis sekali, namun ada baiknya aku ungkap secara umum saja... sesuai dg kaidah ilmu gramatika bahasa arab
Hadits di atas adalah bentuk ististna' (pengecualian)... dan dalam bentuk ististna ada yang mengecualikan dan ada yg dikecualikan
Nah antara keduanya, yg dikecualikan (mustatsna) dan sumber pengecualian (mustatsna minhu) itu harus satu kategori.. tidak boleh yg lain
Semisal, tak satupun murid yg datang kecuali Andi.. tentu nggak nyambung jika dicontohkan tak satupun murid yg datang kecuali kucing
Nah dalam hadits "Laa tusyaddur rihal", ada kata yang tersembunyi, dan kata tersebut masuk mustasna minhu (sumber pengecualian)
Berhubung yg dikecualikan Nabi itu 3 masjid, artinya kategori sumber pengecualiannya juga masjid..tidak mungkin yg lain, apalagi kuburan
Maka jika hadits tadi digunakan sebagai dalil pelarangan ziarah kubur, artinya trjadi penyalahgunaan dalil dan sengaja bohong pada Nabi!
Sementara orang yang berani bohong pada Nabi secara otomatis dia telah memesan tiket satu tempat duduk di neraka.. HR. Bukhori
Maka kata yg trsembunyi di hadits tadi adalah bukan "kuburan",sbb sangat bertentangan dg kaidah bahasa arab yg tdk mngkin dilakukan Nabi
Oke, bisa jadi sebagian orang mengasumsikan bahwa kata tersembunyi itu adalah "tempat". Tidak boleh pergi ke manapun kecuali 3 masjid
Asumsi inipun tertolak secara ilmiah sebab bisa2 kita tidak boleh pergi belajar, berdagang, rekreasi dan sebagainya.. impossible
Maka satu-satunya kata tersembunyi yg benar adalah "masjid" itu sendiri. Bukan kuburan atau yg lain
Jadi maksud hadits itu, tidak perlu kita berniat untuk sholat di masjid kota ini, kota itu, bernadzar ke sana, sebab semua masjid sama
Artinya beribadah di masjid manapun pahalanya 1 saja. Kecuali masjidil haram (100 ribu), masjid Nabawi (1000), dan masjid aqsho (500)
Dan pemahaman lain dari hadits ini juga artinya di sana tidak ada pelarangan ziarah kubur, boleh2 saja, tak masalah
Malah di hadits lain ada anjuran untuk berziarah kubur sebab ia adalah salah satu aplikasi reminder terhadap akhirat
Selamat malam minggu, moga tercerahkan.. in uridu illal islaha maa istatho'tu.. wa maa taufiqi illa billah
Besok insya Allah aku ungkap hadits/ayat yg lain yg mengalami kesalahan pemahaman, dan pemahaman yg salah itu perlu dilurusukan
Lebih sulit lagi jika pemahaman yang salah terhadap teks itu telah menjadi suatu konsepsi pemikiran. Maka perlu untuk diluruskan
Umumnya, inti permasalahan adalah memahami nash-nash suci itu (Qur'an-Hadits) secara tekstual saja. Dg pemahaman yg tidak sempurna pula
Semisal tidak memahami teknis bahasa, tidak memahami sebab munculnya nash itu. Atau tidak memahami korelasi dg nash yg lainnya
Satu contoh saja, semisal seseorang melarang berziarah kubur, dengan menggunakan hadits salah alamat, "Laa tussyaddur rihal..."
Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori ini lengkapnya "Laa tusyaddur rihal illa ila tsalatsati masajid..."
Bahwa tidak diperkenankan bepergian kecuali ke tiga masjid saja; masjidil haram, masjidi nabawi, dan masjidil aqsha...
Nah hadits ini begitu dipaksakan sebagai dalil pelarangan ziarah kubur...
Padahal "pemaksaan" itu justru menunjukkan kebodohan si pengguna dalil tadi, bahwa dalil disalahgunakan bukan pada tempatnya
Sekaligus menunjukkan ketidakpahaman orang itu akan ilmu nahwu yang sangat penting sekali diterapkan dalam hadits ini...
Memang hal ini sangat teknis sekali, namun ada baiknya aku ungkap secara umum saja... sesuai dg kaidah ilmu gramatika bahasa arab
Hadits di atas adalah bentuk ististna' (pengecualian)... dan dalam bentuk ististna ada yang mengecualikan dan ada yg dikecualikan
Nah antara keduanya, yg dikecualikan (mustatsna) dan sumber pengecualian (mustatsna minhu) itu harus satu kategori.. tidak boleh yg lain
Semisal, tak satupun murid yg datang kecuali Andi.. tentu nggak nyambung jika dicontohkan tak satupun murid yg datang kecuali kucing
Nah dalam hadits "Laa tusyaddur rihal", ada kata yang tersembunyi, dan kata tersebut masuk mustasna minhu (sumber pengecualian)
Berhubung yg dikecualikan Nabi itu 3 masjid, artinya kategori sumber pengecualiannya juga masjid..tidak mungkin yg lain, apalagi kuburan
Maka jika hadits tadi digunakan sebagai dalil pelarangan ziarah kubur, artinya trjadi penyalahgunaan dalil dan sengaja bohong pada Nabi!
Sementara orang yang berani bohong pada Nabi secara otomatis dia telah memesan tiket satu tempat duduk di neraka.. HR. Bukhori
Maka kata yg trsembunyi di hadits tadi adalah bukan "kuburan",sbb sangat bertentangan dg kaidah bahasa arab yg tdk mngkin dilakukan Nabi
Oke, bisa jadi sebagian orang mengasumsikan bahwa kata tersembunyi itu adalah "tempat". Tidak boleh pergi ke manapun kecuali 3 masjid
Asumsi inipun tertolak secara ilmiah sebab bisa2 kita tidak boleh pergi belajar, berdagang, rekreasi dan sebagainya.. impossible
Maka satu-satunya kata tersembunyi yg benar adalah "masjid" itu sendiri. Bukan kuburan atau yg lain
Jadi maksud hadits itu, tidak perlu kita berniat untuk sholat di masjid kota ini, kota itu, bernadzar ke sana, sebab semua masjid sama
Artinya beribadah di masjid manapun pahalanya 1 saja. Kecuali masjidil haram (100 ribu), masjid Nabawi (1000), dan masjid aqsho (500)
Dan pemahaman lain dari hadits ini juga artinya di sana tidak ada pelarangan ziarah kubur, boleh2 saja, tak masalah
Malah di hadits lain ada anjuran untuk berziarah kubur sebab ia adalah salah satu aplikasi reminder terhadap akhirat
Selamat malam minggu, moga tercerahkan.. in uridu illal islaha maa istatho'tu.. wa maa taufiqi illa billah
Besok insya Allah aku ungkap hadits/ayat yg lain yg mengalami kesalahan pemahaman, dan pemahaman yg salah itu perlu dilurusukan
Apa Yang Sebenarnya Dicari? Kebenaran Atau Keributan?
Ada sebuah fenomena yang sebenarnya telah cukup lama aku pribadi mencoba merenunginya
Sebenarnya, segala hal yang diangkat ke permukaan menjadi suatu pro kontra di negara ini, itu untuk mencari kebenaran, apa cuma ribut?
Semisal soal natal dan tahun baru, aku tidak melihat kebanyakan orang mencari kebenaran boleh tidaknya, tapi pada ributnya
Sekarang soal wanita naik motor ngangkang atau nyamping, juga menjadi permasalahan yang sama
Kenapa sekarang baru diributkan? kenapa tidak dari dulu? seolah motor baru ada kemarin sore saja
Kapan kita bisa dewasa berpikir jika hal yang hubungannya kepada pilihan pribadi, diributkan, didebatkusirkan?
Lebih bodoh lagi jika sampai membawa-bawa nama agama untuk melegalkan apa yang menjadi maunya.
Lagi pula mencari sampai elek sekalipun tak akan ada dalil yang membahas soal ngangkang atau nyamping
Kenapa begitu mudahnya seseorang saat ini membawa-bawa nama agama pada hal yang agama sendiri tidak meributkannya?
Kalau misalkan argumennya sebab lebih kepada adab atau tatakrama suatu daerah (yg masing-masing tak sama), masih mending lah
Justru membawa nama agama bukan pada tempatnya, menyitirnya untuk suatu kepentingan adalah bentuk kekejian yang luar biasa
Orang seperti ini adalah justru pembohong terbesar dan orang paling kurang ajar dan berani pada Allah dan Rasulnya
Jadi sebenarnya substansi masalah adalah bukan pada ngangkang atau nyamping...tapi lebih pada pokoknya ribut dan ramai saja, tidak lebih
Kurang kerjaan betul...sekaligus menunjukkan kualitas berpikir atau menerapkan teori yang masih menyedihkan (atau mengharukan?)
Hindarkan diri kita dari pusaran fitnah yang tak jelas seperti ini, Wallahu yubarik fina wa fikum
Sebenarnya, segala hal yang diangkat ke permukaan menjadi suatu pro kontra di negara ini, itu untuk mencari kebenaran, apa cuma ribut?
Semisal soal natal dan tahun baru, aku tidak melihat kebanyakan orang mencari kebenaran boleh tidaknya, tapi pada ributnya
Sekarang soal wanita naik motor ngangkang atau nyamping, juga menjadi permasalahan yang sama
Kenapa sekarang baru diributkan? kenapa tidak dari dulu? seolah motor baru ada kemarin sore saja
Kapan kita bisa dewasa berpikir jika hal yang hubungannya kepada pilihan pribadi, diributkan, didebatkusirkan?
Lebih bodoh lagi jika sampai membawa-bawa nama agama untuk melegalkan apa yang menjadi maunya.
Lagi pula mencari sampai elek sekalipun tak akan ada dalil yang membahas soal ngangkang atau nyamping
Kenapa begitu mudahnya seseorang saat ini membawa-bawa nama agama pada hal yang agama sendiri tidak meributkannya?
Kalau misalkan argumennya sebab lebih kepada adab atau tatakrama suatu daerah (yg masing-masing tak sama), masih mending lah
Justru membawa nama agama bukan pada tempatnya, menyitirnya untuk suatu kepentingan adalah bentuk kekejian yang luar biasa
Orang seperti ini adalah justru pembohong terbesar dan orang paling kurang ajar dan berani pada Allah dan Rasulnya
Jadi sebenarnya substansi masalah adalah bukan pada ngangkang atau nyamping...tapi lebih pada pokoknya ribut dan ramai saja, tidak lebih
Kurang kerjaan betul...sekaligus menunjukkan kualitas berpikir atau menerapkan teori yang masih menyedihkan (atau mengharukan?)
Hindarkan diri kita dari pusaran fitnah yang tak jelas seperti ini, Wallahu yubarik fina wa fikum
Maulid Sebagai Ungkapan Rasa Suka Cita
Boleh dibilang, saat ini mayoritas ummat Islam sedang berbahagia dengan hari kelahiran Nabinya, Maulid, momentum yg cukup indah
Maulid, adalah ungkapan sukacita, ungkapan cinta ummat kepada Nabinya, Nabi yang menuntun mereka dg penuh kasih sayang dan cinta
Maka, karena sebagai bentuk ungkapan cinta, sebagai salah satu media, maulid adalah aplikasi terbaik dan maulid bukan bid'ah
Bid'ah, adalah sesuatu yang baru dan bersangkut paut dengan peribadatan. Sementara maulid tidak ada sangkut paut dg ibadah
Jadi yang bilang maulid itu bid'ah, sebab tidak ada di zaman Nabi atau tidak dilakukan Nabi, perlu belajar lagi apa itu bid'ah
Tak seorangpun muslim menyatakan bahwa maulid itu ibadah. Hadir maulid cukup bagus, dianjurkan, tak hadir maulid pun tak jadi masalah
Sebab sekali lagi, dan catat ini baik-baik, perayaan maulid itu bukan ibadah dan maulid hanya bentuk ungkapan rasa cinta
Bukankah kita bebas berekspresi apa saja sebagai bentuk ungkapan rasa cinta kepada sosok yang kita cinta? maulid adalah bentuk dari itu
Lagipula agenda acara dalam maulid rata-rata adalah seremoni baca Qur'an, baca sejarah Nabi, ceramah agama, doa dan makan-makan
Apakah ada dari rentetan acara dalam maulid itu yg bertentangan dg syariat? Bahkan semua berdalil cukup kuat
Maka orang yang begitu tidak suka perayaan maulid hanya punya tiga kemungkinan saja
Alergi kepada Nabi sendiri (Jelas munafik ini), atau belum mengerti substansi maulid sebab minimnya ilmu agama, atau hanya ikut-ikutan
Maka jika tidak suka maulid, aku sarankan untuk diam, daripada berbicara yg justru bisa terjebak pada tidak suka terhadap Nabi
Ingat, cinta Nabi tidak sekedar klaim menjalankan sunnahnya saja, tapi cinta Nabi adalah juga cinta pribadinya, dan maulid untuk itu
Lagipula, melarang perayaan maulid pada saat yang sama justru melarang banyak kebaikan dalam satu waktu yang sama
Jika di sana masih ada yang keukeuh berdalih bahwa maulid tidak boleh sebab tidak ada dalil, maka tunjukkan dalil pelarangan maulid
Sebab aturan main pelarangan dalam syariat kita cukup jelas. Pelarangan membutuhkan dalil shorih. Sementara pelarangan maulid, tidak ada
Akhirnya, Happy Mawlid semuanya, saatnya mengisi seluruh hati kita dengan sosok agung yang kita cinta, Sosok Nabi Muhammad tercinta
Bersama kami ungkapkan seluruh rasa cinta kami untukmu Duhai Junjungan, Shallallah alaika Ya Sayyidi Ya Rasulallah
jumlah kaum muslimin sekitar 1.300.000.000 orang, yang merayakan maulid lebih dari 1.200.000.000 orang, yg ribut nggak sampai 20 juta saja
Survey membuktikan, dari 20 juta yg nggak mau maulid itu, kalau diberi makanan dari maulidan, juga tetep aja dimakan. Kasihan betul, lapar
Nabi bilang, laa yajtami'u ummati ala dholalah. Ummatku tak akan berkumpul dalam kesesatan
apakah masuk akal jumlah 1 milyar 200 juta muslim itu berkumpul melakukan kesesatan? yg 20 juta ini kayaknya lupa dg hadits tadi
kalau lebih dari satu milyar muslim sesat, dan hanya 20 juta yang bener, surga ntar kosong, mau dikapling sendiri kayaknya
dari 51 negara Islam yang tergabung di OKI, semuanya menjadikan Maulid sebagai hari nasional. Hanya Saudi saja yg ketinggalan kereta
perasaan juga ribut maulid ini belum ada 30 tahunan terakhir. sementara perayaan maulidan usianya 1000 tahun lebih
apa selama kurun waktu 1000 tahun itu ummat goblog semua gt? dan sekarang yg ngributin maulid lebih pinter dari jutaan ulama 1000 tahun?
dari jutaan literatur yg ditulis para ulama selama 13 abad, tak satupun kitab yg meributkan maulid. Hanya baru orang keminter akhir2 ni saja
umpama ada paling sebiji saja, biasanya berupa fatwa yang nyelip, dan itu hanya Ibnu Taimiyyah saja. Sensasi di zamannya.
masuk akal yakni selama 13 abad, atau okelah kurangi 3 abad, para ulama kita yg agung dan digdaya ilmunya itu, bodoh semua?
kayak yang 20 juta ini, menganggap sesat an-Nawawi dan Ibn Hajar al-Asqollani, tapi kitab2 karya keduanya jd referensi utama mereka. Malu2in
alhasil, anti maulid hanya sebab 3 hal saja: alergi Nabi (orang munafik ini), nggak tahu substansi maulid, atau norok buntek (ikut2an) aja
Maulid, adalah ungkapan sukacita, ungkapan cinta ummat kepada Nabinya, Nabi yang menuntun mereka dg penuh kasih sayang dan cinta
Maka, karena sebagai bentuk ungkapan cinta, sebagai salah satu media, maulid adalah aplikasi terbaik dan maulid bukan bid'ah
Bid'ah, adalah sesuatu yang baru dan bersangkut paut dengan peribadatan. Sementara maulid tidak ada sangkut paut dg ibadah
Jadi yang bilang maulid itu bid'ah, sebab tidak ada di zaman Nabi atau tidak dilakukan Nabi, perlu belajar lagi apa itu bid'ah
Tak seorangpun muslim menyatakan bahwa maulid itu ibadah. Hadir maulid cukup bagus, dianjurkan, tak hadir maulid pun tak jadi masalah
Sebab sekali lagi, dan catat ini baik-baik, perayaan maulid itu bukan ibadah dan maulid hanya bentuk ungkapan rasa cinta
Bukankah kita bebas berekspresi apa saja sebagai bentuk ungkapan rasa cinta kepada sosok yang kita cinta? maulid adalah bentuk dari itu
Lagipula agenda acara dalam maulid rata-rata adalah seremoni baca Qur'an, baca sejarah Nabi, ceramah agama, doa dan makan-makan
Apakah ada dari rentetan acara dalam maulid itu yg bertentangan dg syariat? Bahkan semua berdalil cukup kuat
Maka orang yang begitu tidak suka perayaan maulid hanya punya tiga kemungkinan saja
Alergi kepada Nabi sendiri (Jelas munafik ini), atau belum mengerti substansi maulid sebab minimnya ilmu agama, atau hanya ikut-ikutan
Maka jika tidak suka maulid, aku sarankan untuk diam, daripada berbicara yg justru bisa terjebak pada tidak suka terhadap Nabi
Ingat, cinta Nabi tidak sekedar klaim menjalankan sunnahnya saja, tapi cinta Nabi adalah juga cinta pribadinya, dan maulid untuk itu
Lagipula, melarang perayaan maulid pada saat yang sama justru melarang banyak kebaikan dalam satu waktu yang sama
Jika di sana masih ada yang keukeuh berdalih bahwa maulid tidak boleh sebab tidak ada dalil, maka tunjukkan dalil pelarangan maulid
Sebab aturan main pelarangan dalam syariat kita cukup jelas. Pelarangan membutuhkan dalil shorih. Sementara pelarangan maulid, tidak ada
Akhirnya, Happy Mawlid semuanya, saatnya mengisi seluruh hati kita dengan sosok agung yang kita cinta, Sosok Nabi Muhammad tercinta
Bersama kami ungkapkan seluruh rasa cinta kami untukmu Duhai Junjungan, Shallallah alaika Ya Sayyidi Ya Rasulallah
jumlah kaum muslimin sekitar 1.300.000.000 orang, yang merayakan maulid lebih dari 1.200.000.000 orang, yg ribut nggak sampai 20 juta saja
Survey membuktikan, dari 20 juta yg nggak mau maulid itu, kalau diberi makanan dari maulidan, juga tetep aja dimakan. Kasihan betul, lapar
Nabi bilang, laa yajtami'u ummati ala dholalah. Ummatku tak akan berkumpul dalam kesesatan
apakah masuk akal jumlah 1 milyar 200 juta muslim itu berkumpul melakukan kesesatan? yg 20 juta ini kayaknya lupa dg hadits tadi
kalau lebih dari satu milyar muslim sesat, dan hanya 20 juta yang bener, surga ntar kosong, mau dikapling sendiri kayaknya
dari 51 negara Islam yang tergabung di OKI, semuanya menjadikan Maulid sebagai hari nasional. Hanya Saudi saja yg ketinggalan kereta
perasaan juga ribut maulid ini belum ada 30 tahunan terakhir. sementara perayaan maulidan usianya 1000 tahun lebih
apa selama kurun waktu 1000 tahun itu ummat goblog semua gt? dan sekarang yg ngributin maulid lebih pinter dari jutaan ulama 1000 tahun?
dari jutaan literatur yg ditulis para ulama selama 13 abad, tak satupun kitab yg meributkan maulid. Hanya baru orang keminter akhir2 ni saja
umpama ada paling sebiji saja, biasanya berupa fatwa yang nyelip, dan itu hanya Ibnu Taimiyyah saja. Sensasi di zamannya.
masuk akal yakni selama 13 abad, atau okelah kurangi 3 abad, para ulama kita yg agung dan digdaya ilmunya itu, bodoh semua?
kayak yang 20 juta ini, menganggap sesat an-Nawawi dan Ibn Hajar al-Asqollani, tapi kitab2 karya keduanya jd referensi utama mereka. Malu2in
alhasil, anti maulid hanya sebab 3 hal saja: alergi Nabi (orang munafik ini), nggak tahu substansi maulid, atau norok buntek (ikut2an) aja
Ketenangan Jiwa Dengan Membaca Shalawat
Di antara keindahan hidup dan ketenangan jiwa adalah saat Allah Memberi inspirasi pada kita untuk membaca shalawat pada Nabi
Kesediaan membaca shalawat (apapun teksnya) adalah tanda kecintaan seseorang kepada Sang Junjungan
Shalawat, adalah pujian tertinggi ummat kepada Sang Junjungan tanpa sampai mengkultuskannya. Berapa puluh ribupun dia membacanya
Mungkin, bacaan dan dzikir apapun masih membutuhkan ikhlas agar diterima. Tetapi shalawat, tidak harus ikhlas, ia PASTI diterima
Sekali saja kita baca shalawat, Shallallah Ala Muhammad, kita telah dapat 10 pahala, naik 10 tingkat kebaikan, dan terhapus 10 dosa
10 kali baca shalawat, Shallallah 'ala Muhammad 10x, kita dapat 100 poin pahala, naik 100 peringkat klasemen, hilang 100 dosa
100 kali kita baca shalawat, Shallallah 'ala Muhammad 100x, kita berhak atas pertolongan dari Nabi kelak pada hari kiamat
Dan seseorang yang mendapat pertolongan Nabi, tak ada hadiah terbesar baginya kecuali surga...
Bagaimana jika seseorang dalam kesehariannya membaca ribuan atau sampai puluhan ribu shalawat?
Lagipula sebenarnya membaca shalawat pada Nabi adalah perintah sunnah yang tercantum abadi dalam alqur'an ... al-ahzab ayat 56
Kesukaan seseorang membaca shalawat pun bisa menjadi tanda khusus (yg tidak diperhatikan orang), bahwa akidah orang itu, selamat
Sebab hanya orang-orang moderat (wasathi) saja yang selama ini terlihat begitu gemar bershalawat, yg lain.. masih ada alergi
Bukan judgement, namun fakta bahwa kecintaan seseorang bershalawat adalah sinyalemen bahwa dia total menerima apa yg dibawa Nabi
Seseorang yg gemar bershalawat pun tak pernah keberatan jika Sang Junjungan dipuji setinggi-tingginya, selama tidak dikultuskan
Seseorang yg gemar bershalawat tak ada sedikitpun di hatinya pikiran mengkritisi Nabinya atau ajaran-ajaran agungnya.
Seseorang yang gemar bershalawat tidak akan pernah mempermasalahkan apapun aktivitas yg berhubungan dg penghormatan Sang Junjungan..
Artinya, menilai seseorang itu moderat atau tidak, salah satunya bisa dilihat dengan kebiasaannya, suka baca shalawat apa tidak.
Usahakan minimal sehari semalam kita baca shalawat 100x, meski dengan teks shalawat terpendek, Shallallah Ala Muhammad, hanya 30 detik
Pujilah Nabimu sepuasmu, asal tidak seperti cara orang Kristen memuji Nabi Isa, sampai menuhankannya
Akhirnya, yuk bershalawat, Shallallah alaika Ya Sayyidi Ya Rasulallah :)
Kesediaan membaca shalawat (apapun teksnya) adalah tanda kecintaan seseorang kepada Sang Junjungan
Shalawat, adalah pujian tertinggi ummat kepada Sang Junjungan tanpa sampai mengkultuskannya. Berapa puluh ribupun dia membacanya
Mungkin, bacaan dan dzikir apapun masih membutuhkan ikhlas agar diterima. Tetapi shalawat, tidak harus ikhlas, ia PASTI diterima
Sekali saja kita baca shalawat, Shallallah Ala Muhammad, kita telah dapat 10 pahala, naik 10 tingkat kebaikan, dan terhapus 10 dosa
10 kali baca shalawat, Shallallah 'ala Muhammad 10x, kita dapat 100 poin pahala, naik 100 peringkat klasemen, hilang 100 dosa
100 kali kita baca shalawat, Shallallah 'ala Muhammad 100x, kita berhak atas pertolongan dari Nabi kelak pada hari kiamat
Dan seseorang yang mendapat pertolongan Nabi, tak ada hadiah terbesar baginya kecuali surga...
Bagaimana jika seseorang dalam kesehariannya membaca ribuan atau sampai puluhan ribu shalawat?
Lagipula sebenarnya membaca shalawat pada Nabi adalah perintah sunnah yang tercantum abadi dalam alqur'an ... al-ahzab ayat 56
Kesukaan seseorang membaca shalawat pun bisa menjadi tanda khusus (yg tidak diperhatikan orang), bahwa akidah orang itu, selamat
Sebab hanya orang-orang moderat (wasathi) saja yang selama ini terlihat begitu gemar bershalawat, yg lain.. masih ada alergi
Bukan judgement, namun fakta bahwa kecintaan seseorang bershalawat adalah sinyalemen bahwa dia total menerima apa yg dibawa Nabi
Seseorang yg gemar bershalawat pun tak pernah keberatan jika Sang Junjungan dipuji setinggi-tingginya, selama tidak dikultuskan
Seseorang yg gemar bershalawat tak ada sedikitpun di hatinya pikiran mengkritisi Nabinya atau ajaran-ajaran agungnya.
Seseorang yang gemar bershalawat tidak akan pernah mempermasalahkan apapun aktivitas yg berhubungan dg penghormatan Sang Junjungan..
Artinya, menilai seseorang itu moderat atau tidak, salah satunya bisa dilihat dengan kebiasaannya, suka baca shalawat apa tidak.
Usahakan minimal sehari semalam kita baca shalawat 100x, meski dengan teks shalawat terpendek, Shallallah Ala Muhammad, hanya 30 detik
Pujilah Nabimu sepuasmu, asal tidak seperti cara orang Kristen memuji Nabi Isa, sampai menuhankannya
Akhirnya, yuk bershalawat, Shallallah alaika Ya Sayyidi Ya Rasulallah :)
Permasalahan 'Musik' Yang Kerap Diributkan Haram Tidaknya
Di antara permasalahan yg kerap diributkan oleh sebagian kalangan adalah #musik , bagaimana sebenarnya hukumnya? @elsenovi
Sebelumnya, harus aku beritahukan kepada tweeps bahwa masalah #musik ranahnya adalah furu'iyyah fiqhiyyah, bukan ushuliyyah aqo-idiyyah
Berhubung #musik masuk masalah2 ijtihad fiqh yang berdasar atas dalil2 dzonni, maka hukumnya pun bisa macam2 tergantung pemahaman
Dari banyak referensi yang aku baca selama ini, kentara sekali terjadi perbedaan pendapat, ada yg mengharamkan #musik dan ada sebaliknya
Yang mengharamkan #musik di antara dalilnya adalah beberapa ayat yang mengandung kata "laghwun"
Atau hadits2 Nabi yang memberikan isyarat soal beberapa alat #musik seperti alat tiup
Dari beberapa dalil ini mereka memahami bahwa #musik diharamkan. Namun tak ada dalil shorih yg menyatakan bahwa musik haram
Nah dari titik sini juga hujjah yang dipakai oleh mereka yang membolehkan #musik. di samping beberapa dalil yang lain
Semisal Nabi menikmati dendang syair yang dinyanyikan oleh dua budak sembari menabuh rebana. Dan rebana adalah jelas alat #musik
Istinbath (eksplorasi dalil) yg digunakan para pemboleh #musik adalah ta'liq bahwa musik haram jika melalaikan
Artinya jika tidak melalaikan seorang muslim dari kewajibannya, atau lirik #musik itu tidak bertentangan dg syariah, maka ia tidak haram
Maka bisa diambil kesimpulan dari sini bahwa (bagi aliran yang tidak mengharamkan #musik), musik itu tidak mutlak haram
Tentu saja termasuk part of music adalah suara yg enak dan merdu yg didendangkan. Nah Nabi sendiri mendengarkan dendang syair sahabat
Dari titik ini juga, yg mengambil pendapat #musik haram,membolehkan mendengar dendang suara namun tanpa instrumen (so, tetap musik kan?)
Maka perihal #musik adalah seperti itu, hal ini dibahas di kitab "Fatawa Mu'asiroh" oleh Qordhowi dan Imam Ghozali di Ihya' Ulumiddin
Maka tak perlu membabi buta dalam mempropagandakan keharaman #musik sebab sekali lagi ini masa-il ijtihadiyyah yg ada kelonggaran
Bagi yang ikut madzhab #musik haram, silakan, dg dalil yg telah dipilih. Yang ikut #musik tak mutlak haram juga ada dalil
Berhubung juga ranah wilayahnya adalah fiqih, maka tak perlu saling menyalahkan. Justru di sana ada alternatif pilihan #musik
Smoga trcerahkan. Nasehat bagi yg memilih #musik tdk mutlak haram, yg penting jngan smpai membuat kalian lupa Allah dan kwajiban2 kalian
Wallahu a'lam bis showab #musik
Sebab kalau mutlak #musik itu haram, maka kita tidak boleh mendengarkan qosidah atau syair2 yg terbukti membangkitkan rohani kita
Atau saat perang, sbb Nabi saat perang jg menggunakan genderang (thobl) & buq (terompet raksasa) untuk membangkitkan daya juang sahabat
Atau saat pesta pernikahan, sebab Nabi pun memerintahkan menabuh rebana (duf) pada saat bahagia ini #musik
Dan siapapun tidak memungkiri bahwa duf, thobl dan buq adalah jelas alat #musik
Dari sini bisa dipahami bahwa sebenarnya keharaman #musik itu kondisional dan situasional. Haram jika... boleh jika... dst.
Semoga menambah ilmu. Selamat malam jumat tweeps, saatnya memperbanyak baca shalawat :) Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad
Sebelumnya, harus aku beritahukan kepada tweeps bahwa masalah #musik ranahnya adalah furu'iyyah fiqhiyyah, bukan ushuliyyah aqo-idiyyah
Berhubung #musik masuk masalah2 ijtihad fiqh yang berdasar atas dalil2 dzonni, maka hukumnya pun bisa macam2 tergantung pemahaman
Dari banyak referensi yang aku baca selama ini, kentara sekali terjadi perbedaan pendapat, ada yg mengharamkan #musik dan ada sebaliknya
Yang mengharamkan #musik di antara dalilnya adalah beberapa ayat yang mengandung kata "laghwun"
Atau hadits2 Nabi yang memberikan isyarat soal beberapa alat #musik seperti alat tiup
Dari beberapa dalil ini mereka memahami bahwa #musik diharamkan. Namun tak ada dalil shorih yg menyatakan bahwa musik haram
Nah dari titik sini juga hujjah yang dipakai oleh mereka yang membolehkan #musik. di samping beberapa dalil yang lain
Semisal Nabi menikmati dendang syair yang dinyanyikan oleh dua budak sembari menabuh rebana. Dan rebana adalah jelas alat #musik
Istinbath (eksplorasi dalil) yg digunakan para pemboleh #musik adalah ta'liq bahwa musik haram jika melalaikan
Artinya jika tidak melalaikan seorang muslim dari kewajibannya, atau lirik #musik itu tidak bertentangan dg syariah, maka ia tidak haram
Maka bisa diambil kesimpulan dari sini bahwa (bagi aliran yang tidak mengharamkan #musik), musik itu tidak mutlak haram
Tentu saja termasuk part of music adalah suara yg enak dan merdu yg didendangkan. Nah Nabi sendiri mendengarkan dendang syair sahabat
Dari titik ini juga, yg mengambil pendapat #musik haram,membolehkan mendengar dendang suara namun tanpa instrumen (so, tetap musik kan?)
Maka perihal #musik adalah seperti itu, hal ini dibahas di kitab "Fatawa Mu'asiroh" oleh Qordhowi dan Imam Ghozali di Ihya' Ulumiddin
Maka tak perlu membabi buta dalam mempropagandakan keharaman #musik sebab sekali lagi ini masa-il ijtihadiyyah yg ada kelonggaran
Bagi yang ikut madzhab #musik haram, silakan, dg dalil yg telah dipilih. Yang ikut #musik tak mutlak haram juga ada dalil
Berhubung juga ranah wilayahnya adalah fiqih, maka tak perlu saling menyalahkan. Justru di sana ada alternatif pilihan #musik
Smoga trcerahkan. Nasehat bagi yg memilih #musik tdk mutlak haram, yg penting jngan smpai membuat kalian lupa Allah dan kwajiban2 kalian
Wallahu a'lam bis showab #musik
Sebab kalau mutlak #musik itu haram, maka kita tidak boleh mendengarkan qosidah atau syair2 yg terbukti membangkitkan rohani kita
Atau saat perang, sbb Nabi saat perang jg menggunakan genderang (thobl) & buq (terompet raksasa) untuk membangkitkan daya juang sahabat
Atau saat pesta pernikahan, sebab Nabi pun memerintahkan menabuh rebana (duf) pada saat bahagia ini #musik
Dan siapapun tidak memungkiri bahwa duf, thobl dan buq adalah jelas alat #musik
Dari sini bisa dipahami bahwa sebenarnya keharaman #musik itu kondisional dan situasional. Haram jika... boleh jika... dst.
Semoga menambah ilmu. Selamat malam jumat tweeps, saatnya memperbanyak baca shalawat :) Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad
Moral di Atas Ilmu
Salah satu nasehat abadi Guru Besar kami, mendiang Abuya S. Muhammad Alwy Al-Maliky adl: "Al-adab fauqol ilm"
Bahwa tatakrama adl di atas ilmu. Kesantunan, kesopanan, cara bergaul yg baik, rendah hati, adl segala2nya dalam hidup ini
Boleh jadi selama ini kita telah banyak sekali mencari dan mendapat ilmu, bahkan tak sedikit yg benar2 mencapai puncak pencarian itu
Prestasi akademi yg membanggakan, gelar2 hebat yg berderet di depan dan belakang nama, penemuan2 ilmiah yg mengagumkan...
Namun apakah dg perolehan dan torehan ilmiah yg luar biasa itu, undangan seminar ke sana kemari, telah membuat hati ini merunduk?
Karena, jika memperhatikan fenomena kehidupan saat ini, bisa dibilang secara ilmiah, kualitas otak bangsa ini semakin bagus dan tinggi
Namun kenapa secara tatakrama semakin menurun? Banyak sekali nilai2 yg dulu merupakan karakter bangsa ini lambat laun menghilang...
Tentu saja secara otomatis terjadi split personality. Semestinya semakin tingginya kualitas berpikir tidak membuat seseorang makin culas
Apakah dlm lembaga2 pendidikan formal tidak diajarkan bagaimana bertatakrama misalkan? Paling sederhana, murid hormat takdzim ke Guru?
Karena setinggi apapun ilmu seseorang namun tanpa disertai dg tatakrama yg tinggi pula, membuat nilai pribadinya tidak berbobot apa2
Bahkan yg dituntut adl tatakrama harus lebih tinggi. Kita adl bangsa pengkonsumsi padi, namun filosofi padi itu sepertinya memudar
Tak ada faedah apapun seseorang bergelar Doktor di depannya atau Master di belakangnya tetapi kelakuannya begitu kurang ajar misalkan
Sebab ketiadaan atau buruknya kualitas tatakrama dlm diri seseorang tak hanya merugikan diri sendiri, namun orang lain & lingkungan...
Contoh paling nyata di depan mata kita, korupsi, aku yakin 90% pelakunya adl mereka yg mengaku memeluk Islam dan jg rajin sholat...
Dan karena kebetulan praktek korupsi yg banyak terjadi di dunia birokrasi, tentunya pelakunya adl muslim2 berpendidikan dg embel2 gelar
Kenapa hal yg cukup kontras ini terjadi? Kemana ilmu begitu tinggi yg dipelajari lama itu? Kenapa tak memberikan perbaikan?
Secara tabiat, pada dasarnya ilmu itu panas, dan dalam proses pencariannya membutuhkan semacam refrigerator, pendingin...
Dan pendingin dari "panas"nya karakter ilmu itu adl dg diimbangi belajar tatakrama dan penghancuran hati melalui banyak media...
Uniknya, media2 pendingin ilmu itu banyak terdapat dalam Tasawwuf. Keadaan tentu semakin runyam saat ada berusaha yg melarang tasawwuf
Maka, pengalaman pribadiku, aku tidak pernah menemukan pelajar muslim yg menggeluti tasawwuf dg baik yg sikapnya kurang ajar...
Sebaliknya, rata2 orang kurang ajar adl mereka yg tidak atau kurang bener mendalami tasawwuf, meski itu pelajar ilmu2 agama yg agung
Maka yg perlu dan harus dipikirkan para pendidik bangsa saat ini adl kembali mensinkronkan tatakrama dg ilmu di lembaga2 pendidikan
Bukan hanya sekedar teori2 keagamaan, teori2 norma2, namun praktek bersama secara langsung. Menumbuhkan kembali nilai2 yg hilang
Banyaknya skandal2 berbau seks dan pornografi di dunia pendidikan level SMP-SMA adl bukti nyata efek negatif ketiadaan tatakrama
Sementara dlm 1 waktu yg sama mereka bukanlah siswa2 bodoh, banyak yg prestasi akademiknya mengagumkan dan cerdas di atas rata2
Itu yg terungkap di media, yg undercover? Nah bagaimana nasib masa depan bangsa ini jika generasi mudanya telah remuk sedemikian rupa?
PR dakwah masih cukup banyak, konsentrasi saja pada Tauhid atau Fiqh adl kekurangbijakan, harus dikawal dg tasawwuf, dg tazkiyah
Atau jika memang tidak mau ada label2 religi atau rohani masuk lembaga2 pendidikan formal, setidaknya ajarkan norma2 dan moral bangsa
Semoga kultwit seperti ini sampai kepada instansi2 yg berkait dg dunia pendidikan di Tanah Air, sampai ke Bapak Menteri Pendidikan
Semoga mencerahkan, catat dalam benak baik2, peram dlm jiwa, bahwa tatakrama adl di atas ilmu... Al-adab fauqol ilm. Salam
Bahwa tatakrama adl di atas ilmu. Kesantunan, kesopanan, cara bergaul yg baik, rendah hati, adl segala2nya dalam hidup ini
Boleh jadi selama ini kita telah banyak sekali mencari dan mendapat ilmu, bahkan tak sedikit yg benar2 mencapai puncak pencarian itu
Prestasi akademi yg membanggakan, gelar2 hebat yg berderet di depan dan belakang nama, penemuan2 ilmiah yg mengagumkan...
Namun apakah dg perolehan dan torehan ilmiah yg luar biasa itu, undangan seminar ke sana kemari, telah membuat hati ini merunduk?
Karena, jika memperhatikan fenomena kehidupan saat ini, bisa dibilang secara ilmiah, kualitas otak bangsa ini semakin bagus dan tinggi
Namun kenapa secara tatakrama semakin menurun? Banyak sekali nilai2 yg dulu merupakan karakter bangsa ini lambat laun menghilang...
Tentu saja secara otomatis terjadi split personality. Semestinya semakin tingginya kualitas berpikir tidak membuat seseorang makin culas
Apakah dlm lembaga2 pendidikan formal tidak diajarkan bagaimana bertatakrama misalkan? Paling sederhana, murid hormat takdzim ke Guru?
Karena setinggi apapun ilmu seseorang namun tanpa disertai dg tatakrama yg tinggi pula, membuat nilai pribadinya tidak berbobot apa2
Bahkan yg dituntut adl tatakrama harus lebih tinggi. Kita adl bangsa pengkonsumsi padi, namun filosofi padi itu sepertinya memudar
Tak ada faedah apapun seseorang bergelar Doktor di depannya atau Master di belakangnya tetapi kelakuannya begitu kurang ajar misalkan
Sebab ketiadaan atau buruknya kualitas tatakrama dlm diri seseorang tak hanya merugikan diri sendiri, namun orang lain & lingkungan...
Contoh paling nyata di depan mata kita, korupsi, aku yakin 90% pelakunya adl mereka yg mengaku memeluk Islam dan jg rajin sholat...
Dan karena kebetulan praktek korupsi yg banyak terjadi di dunia birokrasi, tentunya pelakunya adl muslim2 berpendidikan dg embel2 gelar
Kenapa hal yg cukup kontras ini terjadi? Kemana ilmu begitu tinggi yg dipelajari lama itu? Kenapa tak memberikan perbaikan?
Secara tabiat, pada dasarnya ilmu itu panas, dan dalam proses pencariannya membutuhkan semacam refrigerator, pendingin...
Dan pendingin dari "panas"nya karakter ilmu itu adl dg diimbangi belajar tatakrama dan penghancuran hati melalui banyak media...
Uniknya, media2 pendingin ilmu itu banyak terdapat dalam Tasawwuf. Keadaan tentu semakin runyam saat ada berusaha yg melarang tasawwuf
Maka, pengalaman pribadiku, aku tidak pernah menemukan pelajar muslim yg menggeluti tasawwuf dg baik yg sikapnya kurang ajar...
Sebaliknya, rata2 orang kurang ajar adl mereka yg tidak atau kurang bener mendalami tasawwuf, meski itu pelajar ilmu2 agama yg agung
Maka yg perlu dan harus dipikirkan para pendidik bangsa saat ini adl kembali mensinkronkan tatakrama dg ilmu di lembaga2 pendidikan
Bukan hanya sekedar teori2 keagamaan, teori2 norma2, namun praktek bersama secara langsung. Menumbuhkan kembali nilai2 yg hilang
Banyaknya skandal2 berbau seks dan pornografi di dunia pendidikan level SMP-SMA adl bukti nyata efek negatif ketiadaan tatakrama
Sementara dlm 1 waktu yg sama mereka bukanlah siswa2 bodoh, banyak yg prestasi akademiknya mengagumkan dan cerdas di atas rata2
Itu yg terungkap di media, yg undercover? Nah bagaimana nasib masa depan bangsa ini jika generasi mudanya telah remuk sedemikian rupa?
PR dakwah masih cukup banyak, konsentrasi saja pada Tauhid atau Fiqh adl kekurangbijakan, harus dikawal dg tasawwuf, dg tazkiyah
Atau jika memang tidak mau ada label2 religi atau rohani masuk lembaga2 pendidikan formal, setidaknya ajarkan norma2 dan moral bangsa
Semoga kultwit seperti ini sampai kepada instansi2 yg berkait dg dunia pendidikan di Tanah Air, sampai ke Bapak Menteri Pendidikan
Semoga mencerahkan, catat dalam benak baik2, peram dlm jiwa, bahwa tatakrama adl di atas ilmu... Al-adab fauqol ilm. Salam
Bagaimana Sikap Kami Soal Syiah?
Kultwit ini adl sikapku (juga sikap yg diambil seluruh Tullab Dakhili, Murid khusus Abuya S. Ahmad bin Muhammad al-Maliky) soal Syiah
Begitu pula sikap para senior kami murid2 khusus Abuya S. Muhammad bin Alwy al-Maliky -Qaddasallahu Sirroh- .. Bagaimana syiah itu?
Bahwa bagi kami Syiah (dg aliran yg berkembang di Indonesia saat ini) adalah salah secara ideologi namun mereka tetap sebagai muslim...
Perihal bahwa mereka ingin hidup di Indonesia, mengembangkan ajarannya, terserah, itu hak mereka.. Ini negara demokrasi...
Nah sebagaimana mereka punya hak mengembangkan ajarannya (kecuali jika dilarang UU), maka kami jg punya hak memblokade ajaran mereka...
Aneh jika kami dilarang meluruskan kesalahan yg mereka sebarkan sementara mereka seenaknya melaju menyebarkan kesalahan itu...
Dan tentu cara yg kami tempuh adl cara pelurusan yg sesuai dg hak2 kemanusiaan. Kekerasan dlm menyikapi mereka adl cara tidak elegan...
Jika mereka (syiah) melarang kami menyalahkan ideologi salah mereka, maka semestinya mereka jg terlarang menyalah2kan Abu Bakar & Umar
Secara logika, masih mending mana kami menyalahkan mereka daripada mereka menyalahkan sosok raksasa selevel Abu Bakar, Umar & Aisyah?
Perihal propaganda Cinta Ahlul Bayt aku tegaskan bahwa itu hanya topeng, sbb Ahlul Bayt yg tidak Syiah bagi mereka tak masuk yg dicinta
Dan hampir mayoritas Ahlul Bait di muka bumi ini justru menyalahkan ideologi mereka. Jika memang cinta, seharusnya ikut suara mayoritas
Soal propaganda Sholawat pun itu hanya sholawat batro' (buntung), sebab shahabat Nabi tak masuk dlm bacaan shalawat mereka...
Dan jika disebut kata Shahabat, bagi mereka shahabat Nabi hanya 5 orang saja. Yg lainnya (apalagi Abu Bakr, Umar) bukan sahabat...
Memang akhir2 ini saja mereka sekuat mungkin membohongi ummat dg mengelak dari sikap2 asas mereka. Melupakan sikap yg sudah berabad2
Soal yg membela mreka dg alasan toleransi (pakai mengaku sunni tulen lagi), jangan memaksa untuk menipu nurani sendiri, katakan yg jujur
Twit ini bukan berarti kebencian. Kami memang menyalahkan ideologi syiah, namun untuk personal, tak ada rasa benci ke sesama manusia
Moderat (wasathi) adalah bersikap tegas atas suatu kesalahan, bukan membiarkan kesalahan itu terus berjalan atas nama toleransi
Bagi yg melabeli diri Sunni (atau terang2an NU), soal Syiah, semestinya bukan hanya tasamuh (toleransi), imbangi dg tawazun & tawassuth
Karena toleransi saja tanpa tawazun (berimbang) dan tawassuth (tengah2) adl bukan sikap Sunni sejati.
Alhasil, kami tidak membenarkan yg mengkafirkan syiah, sebagaimana jg tdk membenarkan ajakan membiarkan syiah dg topeng toleransi...
Salah tetap katakan salah, dan keharusan yg salah itu diingatkan, dinasehati. Jika tidak mau, ya sudah, tugas selesai... Bukan dibiarkan
Dan bukan suatu hal yg salah jg jika kami melindungi ummat dan generasi muda kami dari kesalahan berpikir mereka. Ini juga hak asasi..
Akhir kultwit, ini sikap kami secara umum soal syiah... Adapun soal detail ideologi dibahas dalam kesempatan berbeda...
Untuk melengkapi kultwit ini, silakan baca lagi kultwitku http://t.co/kmJeNmynPr http://t.co/YW6CsO7pD5
Sekali lagi, toleransi bagi kami ranahnya adl pada hidup rukun dan berdampingan di negara ini, bukan mendiamkan ketidakberesan...
Ingat jg baik2, kebenaran itu tidak melihat sosok, tapi melihat apa yg digariskan oleh syariat...
Maka jika ada yg memberi kami pidato Profesor A atau KH. B akan kami cocokkan dulu dg syariat, jika tidak cocok maka tidak kami anggap
Sebab miqyas (ukuran) bersikap kita adalah syariah, bukan Fulan, bukan illan, bukan pula Zaid, dan juga bukan Ubaid...
Semoga memberikan kejelasan... Dan bentengi diri juga keluarga dari pemikiran2 menyimpang yg rata2 bertopeng tampan...
Jangan terpancing jg dg kalimat bahwa yg berhak menyalahkan dan menyesatkan hanya Tuhan...
Dan jika memang tetap memaksakan kalimat itu sebenarnya juga sudah selesai sebab yg sesat, yg salah tlah ditetapkan Tuhan di syariat-Nya
Itu hanya permainan kata2 untuk membodohi saja, tidak lebih dan tidak kurang. Selamat malam...
Begitu pula sikap para senior kami murid2 khusus Abuya S. Muhammad bin Alwy al-Maliky -Qaddasallahu Sirroh- .. Bagaimana syiah itu?
Bahwa bagi kami Syiah (dg aliran yg berkembang di Indonesia saat ini) adalah salah secara ideologi namun mereka tetap sebagai muslim...
Perihal bahwa mereka ingin hidup di Indonesia, mengembangkan ajarannya, terserah, itu hak mereka.. Ini negara demokrasi...
Nah sebagaimana mereka punya hak mengembangkan ajarannya (kecuali jika dilarang UU), maka kami jg punya hak memblokade ajaran mereka...
Aneh jika kami dilarang meluruskan kesalahan yg mereka sebarkan sementara mereka seenaknya melaju menyebarkan kesalahan itu...
Dan tentu cara yg kami tempuh adl cara pelurusan yg sesuai dg hak2 kemanusiaan. Kekerasan dlm menyikapi mereka adl cara tidak elegan...
Jika mereka (syiah) melarang kami menyalahkan ideologi salah mereka, maka semestinya mereka jg terlarang menyalah2kan Abu Bakar & Umar
Secara logika, masih mending mana kami menyalahkan mereka daripada mereka menyalahkan sosok raksasa selevel Abu Bakar, Umar & Aisyah?
Perihal propaganda Cinta Ahlul Bayt aku tegaskan bahwa itu hanya topeng, sbb Ahlul Bayt yg tidak Syiah bagi mereka tak masuk yg dicinta
Dan hampir mayoritas Ahlul Bait di muka bumi ini justru menyalahkan ideologi mereka. Jika memang cinta, seharusnya ikut suara mayoritas
Soal propaganda Sholawat pun itu hanya sholawat batro' (buntung), sebab shahabat Nabi tak masuk dlm bacaan shalawat mereka...
Dan jika disebut kata Shahabat, bagi mereka shahabat Nabi hanya 5 orang saja. Yg lainnya (apalagi Abu Bakr, Umar) bukan sahabat...
Memang akhir2 ini saja mereka sekuat mungkin membohongi ummat dg mengelak dari sikap2 asas mereka. Melupakan sikap yg sudah berabad2
Soal yg membela mreka dg alasan toleransi (pakai mengaku sunni tulen lagi), jangan memaksa untuk menipu nurani sendiri, katakan yg jujur
Twit ini bukan berarti kebencian. Kami memang menyalahkan ideologi syiah, namun untuk personal, tak ada rasa benci ke sesama manusia
Moderat (wasathi) adalah bersikap tegas atas suatu kesalahan, bukan membiarkan kesalahan itu terus berjalan atas nama toleransi
Bagi yg melabeli diri Sunni (atau terang2an NU), soal Syiah, semestinya bukan hanya tasamuh (toleransi), imbangi dg tawazun & tawassuth
Karena toleransi saja tanpa tawazun (berimbang) dan tawassuth (tengah2) adl bukan sikap Sunni sejati.
Alhasil, kami tidak membenarkan yg mengkafirkan syiah, sebagaimana jg tdk membenarkan ajakan membiarkan syiah dg topeng toleransi...
Salah tetap katakan salah, dan keharusan yg salah itu diingatkan, dinasehati. Jika tidak mau, ya sudah, tugas selesai... Bukan dibiarkan
Dan bukan suatu hal yg salah jg jika kami melindungi ummat dan generasi muda kami dari kesalahan berpikir mereka. Ini juga hak asasi..
Akhir kultwit, ini sikap kami secara umum soal syiah... Adapun soal detail ideologi dibahas dalam kesempatan berbeda...
Untuk melengkapi kultwit ini, silakan baca lagi kultwitku http://t.co/kmJeNmynPr http://t.co/YW6CsO7pD5
Sekali lagi, toleransi bagi kami ranahnya adl pada hidup rukun dan berdampingan di negara ini, bukan mendiamkan ketidakberesan...
Ingat jg baik2, kebenaran itu tidak melihat sosok, tapi melihat apa yg digariskan oleh syariat...
Maka jika ada yg memberi kami pidato Profesor A atau KH. B akan kami cocokkan dulu dg syariat, jika tidak cocok maka tidak kami anggap
Sebab miqyas (ukuran) bersikap kita adalah syariah, bukan Fulan, bukan illan, bukan pula Zaid, dan juga bukan Ubaid...
Semoga memberikan kejelasan... Dan bentengi diri juga keluarga dari pemikiran2 menyimpang yg rata2 bertopeng tampan...
Jangan terpancing jg dg kalimat bahwa yg berhak menyalahkan dan menyesatkan hanya Tuhan...
Dan jika memang tetap memaksakan kalimat itu sebenarnya juga sudah selesai sebab yg sesat, yg salah tlah ditetapkan Tuhan di syariat-Nya
Itu hanya permainan kata2 untuk membodohi saja, tidak lebih dan tidak kurang. Selamat malam...
Kesalahpahaman Dalam Memahami Kata 'Salaf'
Belajar untuk berada pada manhaj wasathi (moderat), untuk menjadi bagian Rijal Namath Awsath, tidak semudah membalik telapak tangan
Butuh belasan tahun bagaimana menjadikan kita dalam berpikir, bersikap, berdakwah untuk selalu bisa menjadi yg di tengah... wasathon
Belajar berada pada sistem yang tidak ifroth (bablas, gampangan, liberal), juga tidak tafrith (kaku, keras, radikal, dikit2 haram)
Terus terang sebenarnya sebagian besar orang (terutama muslim kota dan muslim gerakan, maaf) masih salah dalam memahami kata Salaf
Atau masih tidak sepenuhnya ngeh dengan apa dan bagaimana manhaj salaf sebenarnya. Pokoknya asal salaf itu ya zaman Nabi dan sahabat
Sebenarnya, ekselensi metode salaf dalam memahami teks adalah sangat moderat sekali. Tengah2, tidak ke kiri juga tidak ke kanan
Jika kita mau benar2 total belajar, tidak asal militan dan separoh2 saja, kita bakal tahu bagaimana sebenarnya manhaj salaf yg hakiki
Sistem dan metode salaf dalam berdakwah pun sangat merangkul semua elemen, sangat jarang sekali menyalahkan atau menyesatkan yg lain
Metode salaf yang sebenarnya sama sekali tidak mengenal kekakuan dan kejumudan. Tapi sangat luwes dan manusiawi
Sebab Nabi telah berstatemen bahwa agama ini mudah, bagi yang mempersulit agama ini justru dia sendiri akan kalang kabut. Terbukti itu
Inna-d diina yusrun, wa lan yusyaadda-d diina ahadun ... illa gholabah!
Metode salaf sama sekali tidak mengenal fanatisme buta, sama sekali tidak mengenal kekerasan dan radikalisme. Apalagi memaksa
Metode salaf yang hakiki sama sekali tidak fanatik dan membabi buta atas satu pendapat saja. Metode salaf menghargai pendapat yg lain
Metode salaf yg hakiki tidak menutup mata dan telinga terhadap sesuatu yg ada kemaslahatan buat ummat secara umum
Juga perbedaan pendapat dan perbedaan sudut pandang dalam memahami teks syariat tidak sampai membuat salaf saling mengkafirkan
Atau menjudge yang lain dengan sesat, bid'ah dan sebagainya seperti yang kita lihat sekarang. Ngaku salaf tapi sebenarnya salaf abal2
Padahal sebenarnya yg membahayakan eksistensi ummat ini adalah sikap fanatisme buta dan kegemaran menyalahkan pendapat orang lain
Tak cuma itu, bahkan menumpas ikatan kemanusiaan, menghentikan jiwa eksplorasi sebagai ummat yg kreatif sekaligus mematikan cita2
Dan tanpa sadar justru menimbulkan permusuhan baru dalam tubuh ummat. Apa Nabi pernah mengajarkan seperti itu? Coba dipikir baik2
Malah sebenarnya kejumudan (stagnan) dalam berpikir dan fanatik buta atas suatu pendapat adalah sesuatu yg sangat dibenci salaf kita
Banyak sekali hal yang sebenarnya belum dipahami dg baik oleh mereka yang mengaku mengusung ajaran salaf, terutama dlm pemahaman nash
Atau membaca sejarah Nabi hanya sekedar membaca tanpa menggali apa hikmah dan pelajaran besar di balik sejarah beliau
Semisal kenapa beliau lahir yatim, kenapa beliau miskin, apa rahasia beliau tumbuh dewasa dg niaga dan menggembala kambing
Lalu bagaimana seseorang bisa memahami sistem Nabi jika dia tak bisa menggali pelajaran di balik sejarah Nabi? Iqro'-nya blm merasuk
Pada akhirnya kita masih harus banyak belajar.Jalan menuju baik itu sangat panjang dan berliku. Tidak Instan apalagi sambil menyalah2kan
Jangan jadi bagian kategori pembaca qur'an yg diprediksi Nabi, membaca qur'an tapi hanya sampai tenggorokan, tidak sampai hati
Wa laa tattabi'us subula fa tafarroqo bikum an sabilih...
Butuh belasan tahun bagaimana menjadikan kita dalam berpikir, bersikap, berdakwah untuk selalu bisa menjadi yg di tengah... wasathon
Belajar berada pada sistem yang tidak ifroth (bablas, gampangan, liberal), juga tidak tafrith (kaku, keras, radikal, dikit2 haram)
Terus terang sebenarnya sebagian besar orang (terutama muslim kota dan muslim gerakan, maaf) masih salah dalam memahami kata Salaf
Atau masih tidak sepenuhnya ngeh dengan apa dan bagaimana manhaj salaf sebenarnya. Pokoknya asal salaf itu ya zaman Nabi dan sahabat
Sebenarnya, ekselensi metode salaf dalam memahami teks adalah sangat moderat sekali. Tengah2, tidak ke kiri juga tidak ke kanan
Jika kita mau benar2 total belajar, tidak asal militan dan separoh2 saja, kita bakal tahu bagaimana sebenarnya manhaj salaf yg hakiki
Sistem dan metode salaf dalam berdakwah pun sangat merangkul semua elemen, sangat jarang sekali menyalahkan atau menyesatkan yg lain
Metode salaf yang sebenarnya sama sekali tidak mengenal kekakuan dan kejumudan. Tapi sangat luwes dan manusiawi
Sebab Nabi telah berstatemen bahwa agama ini mudah, bagi yang mempersulit agama ini justru dia sendiri akan kalang kabut. Terbukti itu
Inna-d diina yusrun, wa lan yusyaadda-d diina ahadun ... illa gholabah!
Metode salaf sama sekali tidak mengenal fanatisme buta, sama sekali tidak mengenal kekerasan dan radikalisme. Apalagi memaksa
Metode salaf yang hakiki sama sekali tidak fanatik dan membabi buta atas satu pendapat saja. Metode salaf menghargai pendapat yg lain
Metode salaf yg hakiki tidak menutup mata dan telinga terhadap sesuatu yg ada kemaslahatan buat ummat secara umum
Juga perbedaan pendapat dan perbedaan sudut pandang dalam memahami teks syariat tidak sampai membuat salaf saling mengkafirkan
Atau menjudge yang lain dengan sesat, bid'ah dan sebagainya seperti yang kita lihat sekarang. Ngaku salaf tapi sebenarnya salaf abal2
Padahal sebenarnya yg membahayakan eksistensi ummat ini adalah sikap fanatisme buta dan kegemaran menyalahkan pendapat orang lain
Tak cuma itu, bahkan menumpas ikatan kemanusiaan, menghentikan jiwa eksplorasi sebagai ummat yg kreatif sekaligus mematikan cita2
Dan tanpa sadar justru menimbulkan permusuhan baru dalam tubuh ummat. Apa Nabi pernah mengajarkan seperti itu? Coba dipikir baik2
Malah sebenarnya kejumudan (stagnan) dalam berpikir dan fanatik buta atas suatu pendapat adalah sesuatu yg sangat dibenci salaf kita
Banyak sekali hal yang sebenarnya belum dipahami dg baik oleh mereka yang mengaku mengusung ajaran salaf, terutama dlm pemahaman nash
Atau membaca sejarah Nabi hanya sekedar membaca tanpa menggali apa hikmah dan pelajaran besar di balik sejarah beliau
Semisal kenapa beliau lahir yatim, kenapa beliau miskin, apa rahasia beliau tumbuh dewasa dg niaga dan menggembala kambing
Lalu bagaimana seseorang bisa memahami sistem Nabi jika dia tak bisa menggali pelajaran di balik sejarah Nabi? Iqro'-nya blm merasuk
Pada akhirnya kita masih harus banyak belajar.Jalan menuju baik itu sangat panjang dan berliku. Tidak Instan apalagi sambil menyalah2kan
Jangan jadi bagian kategori pembaca qur'an yg diprediksi Nabi, membaca qur'an tapi hanya sampai tenggorokan, tidak sampai hati
Wa laa tattabi'us subula fa tafarroqo bikum an sabilih...
Menyikapi Muslim yang Tidak Sholat
Statistik menyatakan bahwa negara dengan penduduk Muslim terbesar adalah Indonesia.
Namun meski seperti itu bukan lantas ajaran Islam terpraktekkan secara keseluruhan di Tanah Air kita tercinta, suatu hal yang kita tahu
Contoh paling mendasar adalah sholat, tak semua muslim di Indonesia menegakkan sholat, dengan alasan masing-masing...
Sementara di sana ada hadits yang menerangkan bahwa garis merah antara kufur dan Islam, adalah sholat...
Nah, bagaimana kita mendudukkan hadits ini? apa lantas setiap kita melihat muslim yg tidak sholat langsung kita judge kafir? semudah itu?
Harus kita ketahui dg baik, bahwa hadits tadi sekaligus siapa yang berhak menjudge kafir adalah syariat dan perangkatnya
Kita semua, tidak punya hak apapun menjudge saudara muslim sebagai kafir sebab dia tidak sholat.
Dan perangkat syariat yang aku maksud di sini adalah hukumah islamiyyah (pemerintahan Islam) yg dipilih oleh ummat Islam seluruhnya
Berhubung saat ini tidak ada hukumah islamiyyah (apalagi di negara kita), maka tak ada perangkat apapun yg bisa menjudge kafir ke yg lain
Dalam hal ini adalah kepada muslim yg meninggalkan sholat. Adapun non muslim adalah bukan masuk bahasan ini, tetapi lain bab
Lantas apa tugas kita saat melihat saudara sesama muslim tidak sholat? kita hanya mengingatkan dan mengajaknya, tanpa menjudgenya
Sebab kata kafir itu tidak ringan, konsekwensinya sangat berat.Bahkan seseorang bisa kafir sendiri jika serampangan mengkafirkan yg lain
Alhasil kita masih harus belajar banyak, sebab kita sendiri tidak tahu bagaimana akhir kita nanti, khusnul khotimah apa sebaliknya
Juga tidak merasa diri lebih baik, meski dari saudara sesama muslim yg masih nakal belum mau sholat
Garis merah, ingat baik2, bahwa yg berhak mengkafirkan hanya syariat dan perangkat resmi syariat, bukan individual
Tugas individu muslim adalah mengajak pada kebaikan, bukan mengkafirkan. Nabi tidak pernah memerintahkan seperti itu...
Dan sejarah juga mencatat bahwa justru perangkat resmi syariah yang memerangi orang2 yg suka menjudge muslim yg lain sbagai kafir
Untuk hal ini silakan tengok sejarah Khalifah keempat, Ali bin Abi Tholib, yg membasmi individu tukang kafirin orang di perang Nahawand
Pada akhirnya, mari kita belajar menjadi muslim yg baik, bukan belajar menjadi muslim yg merasa baik.
Waffaqonallah wa iyyakum ila aqwamit thoriq
Namun meski seperti itu bukan lantas ajaran Islam terpraktekkan secara keseluruhan di Tanah Air kita tercinta, suatu hal yang kita tahu
Contoh paling mendasar adalah sholat, tak semua muslim di Indonesia menegakkan sholat, dengan alasan masing-masing...
Sementara di sana ada hadits yang menerangkan bahwa garis merah antara kufur dan Islam, adalah sholat...
Nah, bagaimana kita mendudukkan hadits ini? apa lantas setiap kita melihat muslim yg tidak sholat langsung kita judge kafir? semudah itu?
Harus kita ketahui dg baik, bahwa hadits tadi sekaligus siapa yang berhak menjudge kafir adalah syariat dan perangkatnya
Kita semua, tidak punya hak apapun menjudge saudara muslim sebagai kafir sebab dia tidak sholat.
Dan perangkat syariat yang aku maksud di sini adalah hukumah islamiyyah (pemerintahan Islam) yg dipilih oleh ummat Islam seluruhnya
Berhubung saat ini tidak ada hukumah islamiyyah (apalagi di negara kita), maka tak ada perangkat apapun yg bisa menjudge kafir ke yg lain
Dalam hal ini adalah kepada muslim yg meninggalkan sholat. Adapun non muslim adalah bukan masuk bahasan ini, tetapi lain bab
Lantas apa tugas kita saat melihat saudara sesama muslim tidak sholat? kita hanya mengingatkan dan mengajaknya, tanpa menjudgenya
Sebab kata kafir itu tidak ringan, konsekwensinya sangat berat.Bahkan seseorang bisa kafir sendiri jika serampangan mengkafirkan yg lain
Alhasil kita masih harus belajar banyak, sebab kita sendiri tidak tahu bagaimana akhir kita nanti, khusnul khotimah apa sebaliknya
Juga tidak merasa diri lebih baik, meski dari saudara sesama muslim yg masih nakal belum mau sholat
Garis merah, ingat baik2, bahwa yg berhak mengkafirkan hanya syariat dan perangkat resmi syariat, bukan individual
Tugas individu muslim adalah mengajak pada kebaikan, bukan mengkafirkan. Nabi tidak pernah memerintahkan seperti itu...
Dan sejarah juga mencatat bahwa justru perangkat resmi syariah yang memerangi orang2 yg suka menjudge muslim yg lain sbagai kafir
Untuk hal ini silakan tengok sejarah Khalifah keempat, Ali bin Abi Tholib, yg membasmi individu tukang kafirin orang di perang Nahawand
Pada akhirnya, mari kita belajar menjadi muslim yg baik, bukan belajar menjadi muslim yg merasa baik.
Waffaqonallah wa iyyakum ila aqwamit thoriq
Benarkah Sesuatu Yang Tidak Dilakukan Nabi Itu 'Terlarang' & Pasti 'Haram'?
Jika kita memperhatikan sebagian muslim yang terlalu bersemangat "melakukan pembenahan" (dalam tanda petik yah) saat "mengingatkan"...
... Sesama saudara muslim yang lain, yg menurut mereka melakukan hal bid'ah adalah kata: "Ini tidak boleh, karena Nabi tdk melakukan".
Atau dalih "Salaf tidak pernah melakukan hal ini, apa kita merasa lebih baik sehingga buat "amalan baru"?"
Sekilas, dalih itu seolah benar dan cukup logis, dijamin deh orang awam pasti diem kalau dibilangin ini nggak dilakuin Nabi.
Kalimat yang secara teks benar tapi secara target itu salah, sering digunakan sebagai dalil bagi orang yg melarang tahlil, maulid, dll.
Nah, sebenarnya, apa memang benar bahwa sesuatu yang tidak dilakukan Nabi itu TERLARANG DAN PASTI HARAM?
Orang yang berpikir bahwa sesuatu yg tidak dilakukan Nabi atau salaf serta merta terlarang menunjukkan cara berpikirnya yg masih pendek.
Sebab pd dasarnya sesuatu yg tidak dilakukan Nabi tdk lantas begitu sj diartikan terlarang. Harus ada dalil jelas yg menunjukkan larangan
Karena jika "Sesuatu yg tidak dilakukan Nabi" itu dianggap dalil. Akan banyak sekali hukum yg batal. Sebab tak ada di zaman Nabi
Contoh: berapa ribu fatwa dan hukum hasil ijtihad para ulama kita sepanjang masa yang tak ada di zaman Nabi jg tak dilakukan beliau
Maka artinya jika kamu ketemu orang melarang sesuatu dg dalil "Nabi tidak melakukan", artinya orang itu sedang berkicau saja, hoax
Sebab dalil itu empat; Qur'an, hadits, Ijma' dan Qiyas. Nabi tidak melakukan atau Nabi meninggalkan sesuatu itu bukan dalil
Justru sikap Nabi itu malah menunjukkan ketiadaan dalil, yg dalam ushul fiqh dikenal dg istilah "Mas-alatut Tark".
Maka artinya, ketiadaan dalil tidak bisa dijadikan sebagai argumen untuk melarang sesuatu. Namun harus dihadapkan dg dalil2 umum
Lalu apa alasan Nabi tidak melakukan sesuatu itu? atau meninggalkannya? ada beberapa faktor, dan yg pasti tidak menunjukkan pelarangan
Semisal beliau tidak melakukan sesuatu karena khawatir akan diwajibkan buat ummatnya, sperti kasus shalat tarawih dan siwak.
Atau semisal beliau meninggalkan sesuatu sebab terlupa, seperti pernah sholat asar dua rakaat saja & beliau bilang bhwa bliau jg manusia
Atau semisal beliau tidak melakukan sesuatu karena telah masuk dalam keumuman dalil qur'an dan sunnah semisal maulid dan tahlil
Atau beliau tidak melakukan sesuatu karena hal itu tak terlintas di benak beliau semisal mimbar, yg disuggest oleh para sahabat.
Maka artinya, jika hendak melarang sesuatu, di sana harus ada dalil yang jelas bahwa beliau memang terang2an melarang.
Dan jika tidak ada dalil yang melarang artinya juga kita tidak bisa seenaknya main larang. Emang ini syariatnya siapa kok main larang.
Intinya, Nabi atau salaf tidak melakukan sesuatu, artinya bukan lantas sesuatu itu dilarang, tetapi malah menunjukkan kelonggaran...
...untuk melakukan sesuatu yg tidak dilakukan Nabi selama ada landasan dalil umum yang mencakupnya di sana.
Mungkin sebagian orang tidak terima dg kultwitku ini dan menyanggah pakai dalil "lau kana khoiron la sabaquna ilaih"...
Andai sesuatu itu bagus maka tentu mereka melakukannya lebih dulu dari kita... apa nggak sadar kalau lagi2 dia salah dalil?
Sebab dalil salah yg dia pakai ini adalah kata2nya orang kafir! coba dicek di qur'an.. ya gini ini akibat suka menggal2 dalil.
Atau memakai dalih perbandingan yang tidak masuk akal sekaligus tidak logis, "Apa kalian merasa lebih baik dari Nabi?"
Coba pikir baik2, mana ada orang Islam yg waras yg merasa lebih baik dari Nabinya? Qiyas ma'al Fariq yg sangat lucu sekali..
Pada akhirnya, jika memang ingin melarang sesuatu, hadirkan dalil yg jelas, jangan dalil muter2 yg malah membingungkan ummat
Sebab segalanya telah jelas di al-Qur'an dan Sunnah mana yg boleh dan mana yg tidak. Bukan yg mana tidak dilakukan atau ditinggal Nabi
Di alqur'an dikatakan "wa maa atakumur Rosulu fa khudzuhu wa maa NAHAKUM anhu fantahu..."
Bukan "wa maa TAROKAKUM" atau "wa maa LAM YAF'ALIR Rosulu fantahu"
Semoga mencerahkan, Pelajari agamamu ini dg utuh, jangan separoh2, biar tidak salah dalil dan malah buat hukum baru. Dosa besar itu
In uridu illa-l islaha mastatho'tu wa maa taufiqi illa billah... selamat malam tweeps.. barakallah fikum :)
... Sesama saudara muslim yang lain, yg menurut mereka melakukan hal bid'ah adalah kata: "Ini tidak boleh, karena Nabi tdk melakukan".
Atau dalih "Salaf tidak pernah melakukan hal ini, apa kita merasa lebih baik sehingga buat "amalan baru"?"
Sekilas, dalih itu seolah benar dan cukup logis, dijamin deh orang awam pasti diem kalau dibilangin ini nggak dilakuin Nabi.
Kalimat yang secara teks benar tapi secara target itu salah, sering digunakan sebagai dalil bagi orang yg melarang tahlil, maulid, dll.
Nah, sebenarnya, apa memang benar bahwa sesuatu yang tidak dilakukan Nabi itu TERLARANG DAN PASTI HARAM?
Orang yang berpikir bahwa sesuatu yg tidak dilakukan Nabi atau salaf serta merta terlarang menunjukkan cara berpikirnya yg masih pendek.
Sebab pd dasarnya sesuatu yg tidak dilakukan Nabi tdk lantas begitu sj diartikan terlarang. Harus ada dalil jelas yg menunjukkan larangan
Karena jika "Sesuatu yg tidak dilakukan Nabi" itu dianggap dalil. Akan banyak sekali hukum yg batal. Sebab tak ada di zaman Nabi
Contoh: berapa ribu fatwa dan hukum hasil ijtihad para ulama kita sepanjang masa yang tak ada di zaman Nabi jg tak dilakukan beliau
Maka artinya jika kamu ketemu orang melarang sesuatu dg dalil "Nabi tidak melakukan", artinya orang itu sedang berkicau saja, hoax
Sebab dalil itu empat; Qur'an, hadits, Ijma' dan Qiyas. Nabi tidak melakukan atau Nabi meninggalkan sesuatu itu bukan dalil
Justru sikap Nabi itu malah menunjukkan ketiadaan dalil, yg dalam ushul fiqh dikenal dg istilah "Mas-alatut Tark".
Maka artinya, ketiadaan dalil tidak bisa dijadikan sebagai argumen untuk melarang sesuatu. Namun harus dihadapkan dg dalil2 umum
Lalu apa alasan Nabi tidak melakukan sesuatu itu? atau meninggalkannya? ada beberapa faktor, dan yg pasti tidak menunjukkan pelarangan
Semisal beliau tidak melakukan sesuatu karena khawatir akan diwajibkan buat ummatnya, sperti kasus shalat tarawih dan siwak.
Atau semisal beliau meninggalkan sesuatu sebab terlupa, seperti pernah sholat asar dua rakaat saja & beliau bilang bhwa bliau jg manusia
Atau semisal beliau tidak melakukan sesuatu karena telah masuk dalam keumuman dalil qur'an dan sunnah semisal maulid dan tahlil
Atau beliau tidak melakukan sesuatu karena hal itu tak terlintas di benak beliau semisal mimbar, yg disuggest oleh para sahabat.
Maka artinya, jika hendak melarang sesuatu, di sana harus ada dalil yang jelas bahwa beliau memang terang2an melarang.
Dan jika tidak ada dalil yang melarang artinya juga kita tidak bisa seenaknya main larang. Emang ini syariatnya siapa kok main larang.
Intinya, Nabi atau salaf tidak melakukan sesuatu, artinya bukan lantas sesuatu itu dilarang, tetapi malah menunjukkan kelonggaran...
...untuk melakukan sesuatu yg tidak dilakukan Nabi selama ada landasan dalil umum yang mencakupnya di sana.
Mungkin sebagian orang tidak terima dg kultwitku ini dan menyanggah pakai dalil "lau kana khoiron la sabaquna ilaih"...
Andai sesuatu itu bagus maka tentu mereka melakukannya lebih dulu dari kita... apa nggak sadar kalau lagi2 dia salah dalil?
Sebab dalil salah yg dia pakai ini adalah kata2nya orang kafir! coba dicek di qur'an.. ya gini ini akibat suka menggal2 dalil.
Atau memakai dalih perbandingan yang tidak masuk akal sekaligus tidak logis, "Apa kalian merasa lebih baik dari Nabi?"
Coba pikir baik2, mana ada orang Islam yg waras yg merasa lebih baik dari Nabinya? Qiyas ma'al Fariq yg sangat lucu sekali..
Pada akhirnya, jika memang ingin melarang sesuatu, hadirkan dalil yg jelas, jangan dalil muter2 yg malah membingungkan ummat
Sebab segalanya telah jelas di al-Qur'an dan Sunnah mana yg boleh dan mana yg tidak. Bukan yg mana tidak dilakukan atau ditinggal Nabi
Di alqur'an dikatakan "wa maa atakumur Rosulu fa khudzuhu wa maa NAHAKUM anhu fantahu..."
Bukan "wa maa TAROKAKUM" atau "wa maa LAM YAF'ALIR Rosulu fantahu"
Semoga mencerahkan, Pelajari agamamu ini dg utuh, jangan separoh2, biar tidak salah dalil dan malah buat hukum baru. Dosa besar itu
In uridu illa-l islaha mastatho'tu wa maa taufiqi illa billah... selamat malam tweeps.. barakallah fikum :)
Bukan Hak Kita Untuk 'Menilai' Kafir
Kultwitku kali ini ingin sedikit membahas fenomena di antara ummat Islam yang pada dasarnya berbahaya dan sangat mengkhawatirkan
Yaitu fenomena mudahnya seorang muslim menjudge kafir kepada sesama saudara muslim yg lain hanya karena beda pemikiran
Sebelumnya, aku pribadi terus terang tidak sejalan dengan cara berpikir saudara2 muslim yang di JIL, juga tidak sreg dengan gaya FPI
Dalam momen tertentu pun aku juga tidak sejalan dalam tatacara dakwah ITJ. Namun yg pasti baik ITJ, JIL, FPI atau apapun, tetap saudara
Maka karena saudara maka tak seharusnya saling mengkafirkan dan merasa benar sendiri. Seluruhnya sedang berproses mencari Ridho Allah
Oke, tak masalah kita tidak setuju dengan JIL, kita menyalahkan cara berpikir mereka. Namun bukan hak kita menjudge mereka keluar dr Islam
Termasuk juga kepada Syiah, walau kita tak seideologi dengan mereka, mereka semua tetap muslim dan seagama dengan kita.
Lantas titik persamaan apa yang membuat kita tetap saudara seiman meski beda pemikiran bahkan sangat melenceng sekalipun?
Dua titik yang telah sejak awal digariskan Nabi, jika sama dalam dua titik ini, maka keduanya sama2 muslim meski berbeda pemikiran
Yaitu titik kita sama2 bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah Rasulullah, dan titik kita sama2 shalat ke arah kiblat
Maka seseorang itu dikatakan Islam, tidak boleh dikafirkan, jika seseorang itu Syahadat dan Sholat menghadap Kiblat. ini poin pentingnya
Sebab konsekwensi mengkafirkan orang lain itu tidak ringan, sangat berat sekali. Pertama, artinya darah dan harta dia halal
Kedua, hak dia sebagai muslim dalam urusan warisan, pernikahan, bahkan penguburan semuanya batal
Dan ketiga, ini yg bahaya, mengkafirkan muslim yg lain rewardnya adalah dia sendiri menjadi kafir tanpa sadar!
Tidak lucu kan andai sholatmu, puasamu, semuanya lengkap, pergaulan bagus, tapi ntar dimasukin neraka hanya gara2 mengkafirkan saudara?!
Jauh hari Nabi bilang, bahwa mengumpat saudara sesama muslim itu fasiq, dan memeranginya malah jadi kufur
Bahkan warning Nabi dikesempatan lain cukup keras, bahwa seseorang yang mengkafirkan saudara sesama muslim maka dia sendiri telah kafir
Jaga lidah kita dari sikap atau pikiran mudah menjudge yang lain kafir. Sebab sangat tidak baik dan masuk bagian dosa besar.
Oke, hak kita tidak suka JIL, kontra mereka, atau hak kita juga tidak suka FPI. dan jika kita anggap mereka salah, maka arahkan dg baik.
Karena sebagai muslim yg baik kita diajarkan untuk menghargai pendapat orang lain. Dan jika tidak sepemikiran maka duduk bersama,diskusi
Bukan malah salah menyalahkan, saling membodohkan, justru yg terjadi adalah perpecahan, dan perpecahan sejatinya adalah Adzab, siksa!
Coba renungi, saat kita sesama muslim saling tengkar berpecah belah, siapa yang seneng?
Pada akhirnya, apapun jenis pemikiran kita, selama kita sama2 Syahadat, sama2 sholat ke arah kiblat maka kita adalah saudara seiman.
Dan saat ada saudara yg menurut kita tidak tepat cara berpikirnya, maka kita ingatkan, di sini fungsi ayat "Tawashou bil haqq"
Bukankah kita hapal betul surat wal ashr kan? nah jangan cuma dihapal saja, tapi praktekkan dg baik, santun, dan bijak.
Selamat malam jumat, saatnya bersama-sama (apapun pemikiran kita) mengkonsentrasikan cinta pada satu pusat, Pada Junjungan tercinta
Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad, wa ala alihi wa shohbihi wa sallim.. bersama menjadi muslim yg baik,bukan muslim yg merasa baik
Yaitu fenomena mudahnya seorang muslim menjudge kafir kepada sesama saudara muslim yg lain hanya karena beda pemikiran
Sebelumnya, aku pribadi terus terang tidak sejalan dengan cara berpikir saudara2 muslim yang di JIL, juga tidak sreg dengan gaya FPI
Dalam momen tertentu pun aku juga tidak sejalan dalam tatacara dakwah ITJ. Namun yg pasti baik ITJ, JIL, FPI atau apapun, tetap saudara
Maka karena saudara maka tak seharusnya saling mengkafirkan dan merasa benar sendiri. Seluruhnya sedang berproses mencari Ridho Allah
Oke, tak masalah kita tidak setuju dengan JIL, kita menyalahkan cara berpikir mereka. Namun bukan hak kita menjudge mereka keluar dr Islam
Termasuk juga kepada Syiah, walau kita tak seideologi dengan mereka, mereka semua tetap muslim dan seagama dengan kita.
Lantas titik persamaan apa yang membuat kita tetap saudara seiman meski beda pemikiran bahkan sangat melenceng sekalipun?
Dua titik yang telah sejak awal digariskan Nabi, jika sama dalam dua titik ini, maka keduanya sama2 muslim meski berbeda pemikiran
Yaitu titik kita sama2 bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah Rasulullah, dan titik kita sama2 shalat ke arah kiblat
Maka seseorang itu dikatakan Islam, tidak boleh dikafirkan, jika seseorang itu Syahadat dan Sholat menghadap Kiblat. ini poin pentingnya
Sebab konsekwensi mengkafirkan orang lain itu tidak ringan, sangat berat sekali. Pertama, artinya darah dan harta dia halal
Kedua, hak dia sebagai muslim dalam urusan warisan, pernikahan, bahkan penguburan semuanya batal
Dan ketiga, ini yg bahaya, mengkafirkan muslim yg lain rewardnya adalah dia sendiri menjadi kafir tanpa sadar!
Tidak lucu kan andai sholatmu, puasamu, semuanya lengkap, pergaulan bagus, tapi ntar dimasukin neraka hanya gara2 mengkafirkan saudara?!
Jauh hari Nabi bilang, bahwa mengumpat saudara sesama muslim itu fasiq, dan memeranginya malah jadi kufur
Bahkan warning Nabi dikesempatan lain cukup keras, bahwa seseorang yang mengkafirkan saudara sesama muslim maka dia sendiri telah kafir
Jaga lidah kita dari sikap atau pikiran mudah menjudge yang lain kafir. Sebab sangat tidak baik dan masuk bagian dosa besar.
Oke, hak kita tidak suka JIL, kontra mereka, atau hak kita juga tidak suka FPI. dan jika kita anggap mereka salah, maka arahkan dg baik.
Karena sebagai muslim yg baik kita diajarkan untuk menghargai pendapat orang lain. Dan jika tidak sepemikiran maka duduk bersama,diskusi
Bukan malah salah menyalahkan, saling membodohkan, justru yg terjadi adalah perpecahan, dan perpecahan sejatinya adalah Adzab, siksa!
Coba renungi, saat kita sesama muslim saling tengkar berpecah belah, siapa yang seneng?
Pada akhirnya, apapun jenis pemikiran kita, selama kita sama2 Syahadat, sama2 sholat ke arah kiblat maka kita adalah saudara seiman.
Dan saat ada saudara yg menurut kita tidak tepat cara berpikirnya, maka kita ingatkan, di sini fungsi ayat "Tawashou bil haqq"
Bukankah kita hapal betul surat wal ashr kan? nah jangan cuma dihapal saja, tapi praktekkan dg baik, santun, dan bijak.
Selamat malam jumat, saatnya bersama-sama (apapun pemikiran kita) mengkonsentrasikan cinta pada satu pusat, Pada Junjungan tercinta
Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad, wa ala alihi wa shohbihi wa sallim.. bersama menjadi muslim yg baik,bukan muslim yg merasa baik
Pemahaman Poligami Dalam Syariat Islam
Di antara permasalahan sensitif yg kerap digunakan untuk mendiskreditkan syariah adalah permasalahan poligami.
Pada dasarnya, Poligami adalah hanya masalah furu'iyyah (parsial) saja, bukan persoalan substansial.
Namun sebab propaganda dg niat buruk dan pemelintiran fakta serta ulah oknum pro poligami yg membuat seolah poligami ini hal yang wow
Seolah syariat bersikap mendzalimi wanita dg mengizinkan pria melakukan poligami. Padahal hakikatnya tidak seperti itu.
Dalam syariat Islam, poligami statusnya adalah sebagai solusi, dan ia mempunyai persyaratan2 tertentu yang mengaturnya dan tidak mudah
Malah poligami dalam Islam pada dasarnya adalah mengatur sistem perpoligamian yg saat itu tidak terkontrol.
Dan poligami sendiri syarat terketatnya adalah harus ada keadilan bagi suami terhadap istrinya dalam pembagian hal2 duniawi
Pernyataan "Tak akan bisa adil" dalam ayat adalah perihal hati, atau pembagian kasih sayang dan cinta. Adapun hal2 dunia, wajib adil
Poligami sendiri hukumnya mubah, kurang tepat bagi yg menyatakan bahwa poligami itu sunnah
Sebab kalau sunnah-sunnahan lebih sunnah monogami. Karena Nabi bermonogami 25 tahun dan berpoligami hanya 10 tahun saja.
Memang poligami dibolehkan, namun ekslploitasi legalisir syariat atas poligami untuk menutupi syahwat, adalah hal yg tak patut
Bagi yg anti poligami, tak usah juga terlalu lebay dengan mengatakan bahwa Islam tidak adil, pelajari dg baik motif poligami dlm syariah
Yang pro poligami, biasa saja dalam memdudukkan poligami, tak usah bawa klaim2 Nabi segala sebab ini adalah furu'iyyah
Karena di samping soal furu'iyyah, poligami juga adalah solusi atas permasalahan2 yg memang menuntut seseorang berpoligami
Dan ia adalah jalan teraman untuk menghindari zina serta problem yg lain semisal jika istri tak bisa memberi keturunan.
Tentu ada keterbalikan cara berpikir bagi yang anti poligami jika poligami berusaha dilarang namun prostitusi dibiarkan & malah didukung
Sebab status poligami sendiri yang dalam syariat (sekali lagi) sebagai solusi. bukan keharusan bagi laki2
Perihal poligaminya Nabi juga harus diketahui, motif beliau adalah menolong beberapa janda tua dan politis
Tuduhan bahwa orientasi poligami beliau adalah sex, adalah tuduhan mengada-ada dan tak sesuai fakta sejarah
Itupun (selama 10 tahun berpoligami), Beliau lebih banyak meninggalkan istri2nya di Madinah sebab beliau sering ekspedisi
Ataupun jika sedang berada di Madinah malam hari selalu beliau habiskan dg sholat malam di kediaman istri2 beliau
Andai poligami beliau orientasinya adalah sex maka beliau pasti memilih wanita2 muda. Namun faktanya istri2 beliau semua janda
Bagi yg pro poligami, saat poligami tak perlu berdalih "Nabi juga poligami". Motif poligamimu dengan poligaminya Nabi, berbeda
Kalau memang keukeuh berdalih bahwa Nabi juga berpoligami, maka ikuti jg sunnah beliau, poligami sama janda2 tua (mau? :p)
So sekali lagi letakkan masalah poligami ini dalam proporsinya, jangan berdasar ego masing2.
Yang anti poligami, pelajari apa motif poligami dalam syariah. Yang pro poligami, letakkan poligami pada tempatnya di syariah. jgn lebay
Pada dasarnya, Poligami adalah hanya masalah furu'iyyah (parsial) saja, bukan persoalan substansial.
Namun sebab propaganda dg niat buruk dan pemelintiran fakta serta ulah oknum pro poligami yg membuat seolah poligami ini hal yang wow
Seolah syariat bersikap mendzalimi wanita dg mengizinkan pria melakukan poligami. Padahal hakikatnya tidak seperti itu.
Dalam syariat Islam, poligami statusnya adalah sebagai solusi, dan ia mempunyai persyaratan2 tertentu yang mengaturnya dan tidak mudah
Malah poligami dalam Islam pada dasarnya adalah mengatur sistem perpoligamian yg saat itu tidak terkontrol.
Dan poligami sendiri syarat terketatnya adalah harus ada keadilan bagi suami terhadap istrinya dalam pembagian hal2 duniawi
Pernyataan "Tak akan bisa adil" dalam ayat adalah perihal hati, atau pembagian kasih sayang dan cinta. Adapun hal2 dunia, wajib adil
Poligami sendiri hukumnya mubah, kurang tepat bagi yg menyatakan bahwa poligami itu sunnah
Sebab kalau sunnah-sunnahan lebih sunnah monogami. Karena Nabi bermonogami 25 tahun dan berpoligami hanya 10 tahun saja.
Memang poligami dibolehkan, namun ekslploitasi legalisir syariat atas poligami untuk menutupi syahwat, adalah hal yg tak patut
Bagi yg anti poligami, tak usah juga terlalu lebay dengan mengatakan bahwa Islam tidak adil, pelajari dg baik motif poligami dlm syariah
Yang pro poligami, biasa saja dalam memdudukkan poligami, tak usah bawa klaim2 Nabi segala sebab ini adalah furu'iyyah
Karena di samping soal furu'iyyah, poligami juga adalah solusi atas permasalahan2 yg memang menuntut seseorang berpoligami
Dan ia adalah jalan teraman untuk menghindari zina serta problem yg lain semisal jika istri tak bisa memberi keturunan.
Tentu ada keterbalikan cara berpikir bagi yang anti poligami jika poligami berusaha dilarang namun prostitusi dibiarkan & malah didukung
Sebab status poligami sendiri yang dalam syariat (sekali lagi) sebagai solusi. bukan keharusan bagi laki2
Perihal poligaminya Nabi juga harus diketahui, motif beliau adalah menolong beberapa janda tua dan politis
Tuduhan bahwa orientasi poligami beliau adalah sex, adalah tuduhan mengada-ada dan tak sesuai fakta sejarah
Itupun (selama 10 tahun berpoligami), Beliau lebih banyak meninggalkan istri2nya di Madinah sebab beliau sering ekspedisi
Ataupun jika sedang berada di Madinah malam hari selalu beliau habiskan dg sholat malam di kediaman istri2 beliau
Andai poligami beliau orientasinya adalah sex maka beliau pasti memilih wanita2 muda. Namun faktanya istri2 beliau semua janda
Bagi yg pro poligami, saat poligami tak perlu berdalih "Nabi juga poligami". Motif poligamimu dengan poligaminya Nabi, berbeda
Kalau memang keukeuh berdalih bahwa Nabi juga berpoligami, maka ikuti jg sunnah beliau, poligami sama janda2 tua (mau? :p)
So sekali lagi letakkan masalah poligami ini dalam proporsinya, jangan berdasar ego masing2.
Yang anti poligami, pelajari apa motif poligami dalam syariah. Yang pro poligami, letakkan poligami pada tempatnya di syariah. jgn lebay
Kesalahan Dalil Mengenai Tahlilan
Permasalahan orang yg salah menggunakan dalil, atau tak bisa menempatkan dalil, itu selalu kompleks, sebab memandang hanya dari satu arah
Persis seperti kuda yang pakai kacamata kuda. Tahunya hanya itu, dan jika diberitahu fakta serta jawaban yg lain, keukeuh tak menerima
Sudah pernah aku ungkap perihal "mas-alatut tark", atau sesuatu yg tidak dilakukan Nabi, bagaimana kita menyikapinya
Masih saja beranggapan bahwa "Sesuatu yg ditinggalkan", itu sama dengan "larangan". Ketara orang seperti ini tidak paham bahasa
Kuulang scra ringkas, bahwa sesuatu yg dilarang itu membutuhkan dalil jelas. Sedang sesuatu yg tdk dilakukan Nabi, bukan berarti larangan
Kaidah ini gunakan untuk memandang segala hal. Jangan terfokus pada kasusnya tanpa memakai kacamata analisa kasus itu.
Semisal tahlil. Memang bener kumpul2 tahlilan itu tidak dilakukan di zaman Nabi, tapi apa ada larangan orang kumpul2 untuk tahlil?
Lagipula tahlilan adalah berkumpul membaca dzikir. Segala bacaan yg dibaca di tahlil seluruhnya berdalil.
Begitu juga jika dilihat dari sudut pandang lain, orang tahlilan (dzikir bareng2) juga ada dalil dzikir barengnya itu.
Umpama sekarang mereka berargumen, bahwa kirim doa tahlil pada orang mati nggak nyampai, pahalanya jg tetap kembali ke pembacanya.
Yang cukup lucu adalah argumen bahwa tahlil adl warisan budaya hindu. Coba mikir, mana ada orang hindu tahlilan baca laa ilaha illallah?
Lah itu 7 hari, 100 hari, 1000 hari itu bukan budaya hindu? Itu hanya momentum, sebab budaya Jawa hapalnya sama angka2 itu
Atau salah pakai dalil, Kullu bid'atin dholalah, dalil ibadah baru. Apa ada yg bilang tahlil itu ibadah? salah alamat namanya
Tahlilan hanya salah satu pintu kebaikan saja, sampean melakukannya, bagus, tak melakukan, tidak akan ada yg menggugat.
Hari gini masih meributkan tahlil. Syukurlah masih ada yg mau berdzikir, apa sampean mau melarang orang dzikir? dunia udah kayak gini
Orang yg keukeuh pakai dalil "kullu bid'atin dholalah", juga kerap menutup mata dg dalil "man sanna sunnatan hasantan fil Islam".
Sudah berapa kali dijelaskan bahwa melihat kasus jangan pakai kacamata kuda, tapi buka cakrawala selebar2nya, bahwa di sana banyak dalil
Kalau kita sebagai sesama muslim hanya meributkan soal remeh temeh gini, kapan majunya? Jangan mimpi khilafah kalau masih ribut melulu
Yang inshof (proporsional), tak perlu saling menyesatkan, insya Allah semua tetap masuk surga selama sama2 syahadat dan sama2 sholat
Ingat, kita ini berusaha menjadi muslim yg baik, bukan jadi muslim yg merasa baik.
Persis seperti kuda yang pakai kacamata kuda. Tahunya hanya itu, dan jika diberitahu fakta serta jawaban yg lain, keukeuh tak menerima
Sudah pernah aku ungkap perihal "mas-alatut tark", atau sesuatu yg tidak dilakukan Nabi, bagaimana kita menyikapinya
Masih saja beranggapan bahwa "Sesuatu yg ditinggalkan", itu sama dengan "larangan". Ketara orang seperti ini tidak paham bahasa
Kuulang scra ringkas, bahwa sesuatu yg dilarang itu membutuhkan dalil jelas. Sedang sesuatu yg tdk dilakukan Nabi, bukan berarti larangan
Kaidah ini gunakan untuk memandang segala hal. Jangan terfokus pada kasusnya tanpa memakai kacamata analisa kasus itu.
Semisal tahlil. Memang bener kumpul2 tahlilan itu tidak dilakukan di zaman Nabi, tapi apa ada larangan orang kumpul2 untuk tahlil?
Lagipula tahlilan adalah berkumpul membaca dzikir. Segala bacaan yg dibaca di tahlil seluruhnya berdalil.
Begitu juga jika dilihat dari sudut pandang lain, orang tahlilan (dzikir bareng2) juga ada dalil dzikir barengnya itu.
Umpama sekarang mereka berargumen, bahwa kirim doa tahlil pada orang mati nggak nyampai, pahalanya jg tetap kembali ke pembacanya.
Yang cukup lucu adalah argumen bahwa tahlil adl warisan budaya hindu. Coba mikir, mana ada orang hindu tahlilan baca laa ilaha illallah?
Lah itu 7 hari, 100 hari, 1000 hari itu bukan budaya hindu? Itu hanya momentum, sebab budaya Jawa hapalnya sama angka2 itu
Atau salah pakai dalil, Kullu bid'atin dholalah, dalil ibadah baru. Apa ada yg bilang tahlil itu ibadah? salah alamat namanya
Tahlilan hanya salah satu pintu kebaikan saja, sampean melakukannya, bagus, tak melakukan, tidak akan ada yg menggugat.
Hari gini masih meributkan tahlil. Syukurlah masih ada yg mau berdzikir, apa sampean mau melarang orang dzikir? dunia udah kayak gini
Orang yg keukeuh pakai dalil "kullu bid'atin dholalah", juga kerap menutup mata dg dalil "man sanna sunnatan hasantan fil Islam".
Sudah berapa kali dijelaskan bahwa melihat kasus jangan pakai kacamata kuda, tapi buka cakrawala selebar2nya, bahwa di sana banyak dalil
Kalau kita sebagai sesama muslim hanya meributkan soal remeh temeh gini, kapan majunya? Jangan mimpi khilafah kalau masih ribut melulu
Yang inshof (proporsional), tak perlu saling menyesatkan, insya Allah semua tetap masuk surga selama sama2 syahadat dan sama2 sholat
Ingat, kita ini berusaha menjadi muslim yg baik, bukan jadi muslim yg merasa baik.
Kepemimpinan Wanita Dalam Islam
Kemarin ada yang bertanya kepadaku perihal bagaimana kepemimpinan wanita dalam Islam.
Sebelumnya, di masyarakat manapun di seluruh dunia, "kepemimpinan" wanita atas pria masih tetap dirasa kurang sreg oleh kaum pria
Ini bukan soal demokrasi atau apa, tapi ini adalah tabiat pria. Jadi kalau di negara2 muslim diangkat Isu ini, tak lebih dibohongi saja
Alasan persamaan, emansipasi, mempolitisir ayat2 dan hadits2, cenderung lebih kepada kepentingan saja (seperti beberapa partai)
Namun hakikatnya seperti apa syariat memandang posisi wanita perihal kepemimpinan mereka dalam suatu komunitas/kelompok masyarakat?
Yang pasti terjadi diskusi panjang lebar di sana, terjadi pro kontra, dan banyak buku/kitab yg ditulis soal ini, juga fatwa2
Dan dinamika ini muncul dari pemahaman yang berbeda menyikapi hadits Nabi yg berbunyi "la yaflahul qoum wallat amrohu imro-ah" atau bgtu
Bahwa suatu bangsa tak akan sukses jika dipimpin oleh wanita. Nah, muncul banyak sekali penafsiran soal hadits ini
Bagi yang cara berpikirnya suka keras2, sangat kanan, langsung begitu saja bahwa wanita haram memimpin (demen betul main haram2an)
Bagi yang kiri bilang bahwa hadits ini sudah tidak zamannya lagi, jadi tidak usah dipakai (mudah betul main batalin hadits/ayat)
Nah tinggal golongan yang berpikir moderat, apa tanggapan mereka soal hadits ini? juga bagaimana eksplorasi mereka atas dalil?
Apa juga komentar mereka dalam menafsirkan ayat Arrijaluna Qowwamuna Alan Nisa'?
Secara garis besar saja (kesimpulan atas referensi yg aku pelajari), pertama kita harus letakkan dalil pada tempatnya masing2
Oleh para pakar fiqih diartikan bahwa yang dimaksud Nabi perihal ketidaksuksesan itu adalah pada kepemimpinan mutlak
Dalam hal ini adalah kekuasaan tertinggi atau al-Imamah al-Udhma. Maka pada posisi ini wanita tdk bisa menempatinya
Dan inipun kekuasaan atas ummat seluruhnya secara mutlak, bukan kekuasaan atas wilayah tertentu yg sebenarnya perwakilan saja
Maka seorang wanita tak jadi soal memimpin suatu komunitas apabila keputusan tak sepenuhnya di tangan dia
dan di alam demokrasi hal ini pun (pembatasan kekuasaan) sangat lumrah sekali, tanpa melihat gender pemimpinnya
Maka semisal ada wanita menjabat menteri (kepala departemen), bupati, gubernur,tak jadi soal,sebab masih ada "kekuasaan" lain di atasnya
Perihal wanita jadi kepala suatu departemen sendiri telah ada sejak zaman khilafah. tepatnya pada masa Umar bin Khattab
Saat itu beliau menunjuk As-Syaffa' binti Abdillah yang bertugas memanage perputaran ekonomi dan mengawasi kebijakan pasar
Sedangkan kata "Qowwamuna" pada dasarnya lebih terbatas lagi wilayahnya, yaitu dalam rumah tangga. bukan soal kepemimpinan
Yakni kaum pria (dengan kodrat penciptaannya) bertanggungjawab atas anggota keluarganya yang wanita
Ayat ini sama sekali bukan pembatas gerak kaum wanita (seperti yg dipahami salah oleh sebagian orang), tapi menunjukkan posisi pria
Sebab ada yang mengartikannya bahwa wanita tidak boleh kerja, tidak boleh menjadi pemimpin, sebab ayat itu
Akar masalah dari pemahaman ini adalah (lagi-lagi) sebab kegemaran memotong ayat seenaknya tanpa membaca ayat dg utuh
Karena prakteknya sejak zaman Nabi kaum wanitapun terbiasa bekerja membantu suami dan menopang ekonomi rumah tangganya
Intinya perihal kepemimpinan wanita, jika regional, atau kekuasaanya terbatasi oleh aturan bersama, tidak jadi masalah dan boleh2 saja
Yang tidak dibolehkan (dari hasil ijma' fuqoha') adalah kekuasaan tertinggi setingkat khilafah atau sistem monarki absolut.
Adapun yg terjadi di negara kita (semisal ada calon wanita yang maju) lalu ada yg pakai dalil2 ini,itu jelas sekali permainan politik saja
Terlebih negara kita tidak pakai hukum Islam, jadi terlihat betul apa maunya dia (dan partainya) dengan menyitir dalil2 itu.
Alhasil keluar dari permainan politik bangsa kita (yang sangat mudah dibaca), seperti itu tadi syariat memandang kepemimpinan wanita
Semoga mencerahkan dan menambah wawasan. Wallahu a'lam
Ralat ayat, ada typo.. yg benar "Arrijalu qowwamuna alan Nisa' ", bukan arrijaluna... mohon maaf
Sebelumnya, di masyarakat manapun di seluruh dunia, "kepemimpinan" wanita atas pria masih tetap dirasa kurang sreg oleh kaum pria
Ini bukan soal demokrasi atau apa, tapi ini adalah tabiat pria. Jadi kalau di negara2 muslim diangkat Isu ini, tak lebih dibohongi saja
Alasan persamaan, emansipasi, mempolitisir ayat2 dan hadits2, cenderung lebih kepada kepentingan saja (seperti beberapa partai)
Namun hakikatnya seperti apa syariat memandang posisi wanita perihal kepemimpinan mereka dalam suatu komunitas/kelompok masyarakat?
Yang pasti terjadi diskusi panjang lebar di sana, terjadi pro kontra, dan banyak buku/kitab yg ditulis soal ini, juga fatwa2
Dan dinamika ini muncul dari pemahaman yang berbeda menyikapi hadits Nabi yg berbunyi "la yaflahul qoum wallat amrohu imro-ah" atau bgtu
Bahwa suatu bangsa tak akan sukses jika dipimpin oleh wanita. Nah, muncul banyak sekali penafsiran soal hadits ini
Bagi yang cara berpikirnya suka keras2, sangat kanan, langsung begitu saja bahwa wanita haram memimpin (demen betul main haram2an)
Bagi yang kiri bilang bahwa hadits ini sudah tidak zamannya lagi, jadi tidak usah dipakai (mudah betul main batalin hadits/ayat)
Nah tinggal golongan yang berpikir moderat, apa tanggapan mereka soal hadits ini? juga bagaimana eksplorasi mereka atas dalil?
Apa juga komentar mereka dalam menafsirkan ayat Arrijaluna Qowwamuna Alan Nisa'?
Secara garis besar saja (kesimpulan atas referensi yg aku pelajari), pertama kita harus letakkan dalil pada tempatnya masing2
Oleh para pakar fiqih diartikan bahwa yang dimaksud Nabi perihal ketidaksuksesan itu adalah pada kepemimpinan mutlak
Dalam hal ini adalah kekuasaan tertinggi atau al-Imamah al-Udhma. Maka pada posisi ini wanita tdk bisa menempatinya
Dan inipun kekuasaan atas ummat seluruhnya secara mutlak, bukan kekuasaan atas wilayah tertentu yg sebenarnya perwakilan saja
Maka seorang wanita tak jadi soal memimpin suatu komunitas apabila keputusan tak sepenuhnya di tangan dia
dan di alam demokrasi hal ini pun (pembatasan kekuasaan) sangat lumrah sekali, tanpa melihat gender pemimpinnya
Maka semisal ada wanita menjabat menteri (kepala departemen), bupati, gubernur,tak jadi soal,sebab masih ada "kekuasaan" lain di atasnya
Perihal wanita jadi kepala suatu departemen sendiri telah ada sejak zaman khilafah. tepatnya pada masa Umar bin Khattab
Saat itu beliau menunjuk As-Syaffa' binti Abdillah yang bertugas memanage perputaran ekonomi dan mengawasi kebijakan pasar
Sedangkan kata "Qowwamuna" pada dasarnya lebih terbatas lagi wilayahnya, yaitu dalam rumah tangga. bukan soal kepemimpinan
Yakni kaum pria (dengan kodrat penciptaannya) bertanggungjawab atas anggota keluarganya yang wanita
Ayat ini sama sekali bukan pembatas gerak kaum wanita (seperti yg dipahami salah oleh sebagian orang), tapi menunjukkan posisi pria
Sebab ada yang mengartikannya bahwa wanita tidak boleh kerja, tidak boleh menjadi pemimpin, sebab ayat itu
Akar masalah dari pemahaman ini adalah (lagi-lagi) sebab kegemaran memotong ayat seenaknya tanpa membaca ayat dg utuh
Karena prakteknya sejak zaman Nabi kaum wanitapun terbiasa bekerja membantu suami dan menopang ekonomi rumah tangganya
Intinya perihal kepemimpinan wanita, jika regional, atau kekuasaanya terbatasi oleh aturan bersama, tidak jadi masalah dan boleh2 saja
Yang tidak dibolehkan (dari hasil ijma' fuqoha') adalah kekuasaan tertinggi setingkat khilafah atau sistem monarki absolut.
Adapun yg terjadi di negara kita (semisal ada calon wanita yang maju) lalu ada yg pakai dalil2 ini,itu jelas sekali permainan politik saja
Terlebih negara kita tidak pakai hukum Islam, jadi terlihat betul apa maunya dia (dan partainya) dengan menyitir dalil2 itu.
Alhasil keluar dari permainan politik bangsa kita (yang sangat mudah dibaca), seperti itu tadi syariat memandang kepemimpinan wanita
Semoga mencerahkan dan menambah wawasan. Wallahu a'lam
Ralat ayat, ada typo.. yg benar "Arrijalu qowwamuna alan Nisa' ", bukan arrijaluna... mohon maaf
Kisah Fiktif Ummu Muthiah
Beberapa hari ini dari hasil menyimak cerita dan diskusi teman2, aku menemukan cerita yg menurutku cukup aneh
Sebelumnya, dalam dunia kepenulisan, khususnya fiksi, menulis cerita fiksi jenis Epik memang tidak masalah. Serta memang cukup asyik
Karena menggabungkan imajinasi dengan sejarah. Hanya saja validitas data dan keotentikan sejarah tetap harus dijaga dan tak boleh diubah
Namun tentu akan jadi pertanyaan besar serta masalah jika cerita yang dibuat bertentangan dg sejarah aslinya.
Nah cerita yang aku anggap aneh, sekaligus seperti ada penanaman pemahaman terselubung yang tak dipahami awam sebab cukup bagus
Adalah soal wanita yang pertama kali masuk surga. Siapapun pasti beranggapan bahwa yg pertama masuk surga adalah orang mulia dan terbaik
Diceritakan bahwa wanita yang pertama kali masuk surga adalah Ummu Mutiah, sebab saking berbaktinya kepada suaminya.
Aku tidak akan menceritakan isi cerita aneh ini, biar teman2 sendiri yang mencarinya.Sebab menurutkan cerita ini sendiri isinya gimana gitu..
Bahkan dalam cerita itu melibatkan langsung tokoh wanita termulia yg selama ini kita kenal, Sayyidah Fatimah, Putri tercinta Rasulullah
Sebelumnya, siapapun tahu, bahkan dalam teks2 hadits yg shahih, S. Fatimah Azzahra lah wanita pertama kali masuk surga
Yang jadi pertanyaanku,cerita soal Ummu Muthiah ini dari mana? Referensi aslinya kitab apa? Tak satupun yg kutanya bisa memberi data itu
Belum lagi namanya (Ummu muthiah) yang tidak aku temukan dalam kitab2 hadits jenis apapun, bahkan yang palsu
Cerita dalam kisah itupun terlihat tidak umum sebab banyak kontradiksi perbuatan Ummu Muthiah sendiri yg kurang bisa menghormati tamu
Apalagi tamunya seukuran S. Fatimah, wanita agung yang oleh Nabi disetarakan dengan Bunda Maria pada bangsa Israel
Yang membuatku gusar, cerita ini bisa mendistorsi pemahaman awam bahwa wanita terbaik adalah Ummu Muthiah, bukan S. Fatimah
Halus memang modusnya, tapi yg pasti, slow but sure, ada usaha pengurangan fadhl (ekselensi) keluarga Nabi di kalangan ummatnya...
Memang di sana, ada sekelompok muslim yg begitu gigih menanamkan kepada awam bahwa tak ada keutamaan apapun pada keluarga Nabi..
Sementara Nabi sendiri, dengan ketat mengajarkan ummatnya akan keharusan mencintai keluarga dan keturunan beliau (ahlul bait)
Okelah jika ada yang menjawab bahwa cerita soal ummu mutiah itu bagus, mengandung hikmah. Tapi tak usah bawa2 nama S. Fatimah
Jika memang ternyata cerita ummu mutiah itu hanya fiktif belaka. Sebab efek jangka panjang cerita ini sangat tidak bagus
Seperti yang kukatakan, sejenak saja yg membaca pasti seketika beranggapan bahwa Ummu Mutiah ini lebih baik dari S. Fatimah
Dan seketika menabrakkan ummat yang awam dengan hadits2 Nabi soal keutamaan ahlul bait selama ini. Satu cerita dg beberapa target.
Oke, kalau memang ingin buat cerita berhikmah, apa tidak ada tokoh lain selain S. Fatimah?
Sebab cerita semisal itu sifatnya destruktif namun jangka panjang dan tidak disadari ummat. Apalagi yang awam
Harus kita ketahui, ada keharusan bagi kita mencintai keluarga Nabi dan keturunannya. Ini adalah hal yang tidak bisa ditawar2 lagi
Sebab Nabi telah menunjukkan kita kepada jalan cahaya, Nabi hanya minta balasan kepada ummatnya untuk mencintai keluarganya
Lagipula mereka lah (ahlul bayt) sekelompok orang yang akan terus mengawal al-Qur'an sampai hari akhir nanti
Perihal ada cucunda Nabi (yg di Indonesia kita kenal dg istilah Habib, Sayyid, Syarifah), yg dianggap menyebalkan, itu hal berbeda
Dan itu tidak semua, hanya beberapa, sebab mayoritas mereka adalah pribadi yang santun, menyejukkan dan mendinginkan jiwa
Oke, mungkin ada yg sebal, tapi sebal hanya kepada tindakan atau cara berpikirnya saja. Adapun sosok orangnya, kita harus mencintainya
Sebab merekalah, keluarga Nabi adalah perahu keselamatan kita. Kepada mereka kita berlindung saat banyak terjadi fitnah
Semoga mencerahkan. Biasakanlah menerima cerita yg bersumber valid, jangan asal katanya2 saja, apalagi cerita bernisbat ke era Nabi
Perihal keharusan cinta pada para cucunda Nabi, akan aku kultwitkan pada kesempatan berikutnya, Insya Allah
Yang pasti bersyukurlah jika di antara kita ada yg mendapat kesempatan kenal mereka,sebab mereka penduduk surga yg berjalan di muka bumi
Sebelumnya, dalam dunia kepenulisan, khususnya fiksi, menulis cerita fiksi jenis Epik memang tidak masalah. Serta memang cukup asyik
Karena menggabungkan imajinasi dengan sejarah. Hanya saja validitas data dan keotentikan sejarah tetap harus dijaga dan tak boleh diubah
Namun tentu akan jadi pertanyaan besar serta masalah jika cerita yang dibuat bertentangan dg sejarah aslinya.
Nah cerita yang aku anggap aneh, sekaligus seperti ada penanaman pemahaman terselubung yang tak dipahami awam sebab cukup bagus
Adalah soal wanita yang pertama kali masuk surga. Siapapun pasti beranggapan bahwa yg pertama masuk surga adalah orang mulia dan terbaik
Diceritakan bahwa wanita yang pertama kali masuk surga adalah Ummu Mutiah, sebab saking berbaktinya kepada suaminya.
Aku tidak akan menceritakan isi cerita aneh ini, biar teman2 sendiri yang mencarinya.Sebab menurutkan cerita ini sendiri isinya gimana gitu..
Bahkan dalam cerita itu melibatkan langsung tokoh wanita termulia yg selama ini kita kenal, Sayyidah Fatimah, Putri tercinta Rasulullah
Sebelumnya, siapapun tahu, bahkan dalam teks2 hadits yg shahih, S. Fatimah Azzahra lah wanita pertama kali masuk surga
Yang jadi pertanyaanku,cerita soal Ummu Muthiah ini dari mana? Referensi aslinya kitab apa? Tak satupun yg kutanya bisa memberi data itu
Belum lagi namanya (Ummu muthiah) yang tidak aku temukan dalam kitab2 hadits jenis apapun, bahkan yang palsu
Cerita dalam kisah itupun terlihat tidak umum sebab banyak kontradiksi perbuatan Ummu Muthiah sendiri yg kurang bisa menghormati tamu
Apalagi tamunya seukuran S. Fatimah, wanita agung yang oleh Nabi disetarakan dengan Bunda Maria pada bangsa Israel
Yang membuatku gusar, cerita ini bisa mendistorsi pemahaman awam bahwa wanita terbaik adalah Ummu Muthiah, bukan S. Fatimah
Halus memang modusnya, tapi yg pasti, slow but sure, ada usaha pengurangan fadhl (ekselensi) keluarga Nabi di kalangan ummatnya...
Memang di sana, ada sekelompok muslim yg begitu gigih menanamkan kepada awam bahwa tak ada keutamaan apapun pada keluarga Nabi..
Sementara Nabi sendiri, dengan ketat mengajarkan ummatnya akan keharusan mencintai keluarga dan keturunan beliau (ahlul bait)
Okelah jika ada yang menjawab bahwa cerita soal ummu mutiah itu bagus, mengandung hikmah. Tapi tak usah bawa2 nama S. Fatimah
Jika memang ternyata cerita ummu mutiah itu hanya fiktif belaka. Sebab efek jangka panjang cerita ini sangat tidak bagus
Seperti yang kukatakan, sejenak saja yg membaca pasti seketika beranggapan bahwa Ummu Mutiah ini lebih baik dari S. Fatimah
Dan seketika menabrakkan ummat yang awam dengan hadits2 Nabi soal keutamaan ahlul bait selama ini. Satu cerita dg beberapa target.
Oke, kalau memang ingin buat cerita berhikmah, apa tidak ada tokoh lain selain S. Fatimah?
Sebab cerita semisal itu sifatnya destruktif namun jangka panjang dan tidak disadari ummat. Apalagi yang awam
Harus kita ketahui, ada keharusan bagi kita mencintai keluarga Nabi dan keturunannya. Ini adalah hal yang tidak bisa ditawar2 lagi
Sebab Nabi telah menunjukkan kita kepada jalan cahaya, Nabi hanya minta balasan kepada ummatnya untuk mencintai keluarganya
Lagipula mereka lah (ahlul bayt) sekelompok orang yang akan terus mengawal al-Qur'an sampai hari akhir nanti
Perihal ada cucunda Nabi (yg di Indonesia kita kenal dg istilah Habib, Sayyid, Syarifah), yg dianggap menyebalkan, itu hal berbeda
Dan itu tidak semua, hanya beberapa, sebab mayoritas mereka adalah pribadi yang santun, menyejukkan dan mendinginkan jiwa
Oke, mungkin ada yg sebal, tapi sebal hanya kepada tindakan atau cara berpikirnya saja. Adapun sosok orangnya, kita harus mencintainya
Sebab merekalah, keluarga Nabi adalah perahu keselamatan kita. Kepada mereka kita berlindung saat banyak terjadi fitnah
Semoga mencerahkan. Biasakanlah menerima cerita yg bersumber valid, jangan asal katanya2 saja, apalagi cerita bernisbat ke era Nabi
Perihal keharusan cinta pada para cucunda Nabi, akan aku kultwitkan pada kesempatan berikutnya, Insya Allah
Yang pasti bersyukurlah jika di antara kita ada yg mendapat kesempatan kenal mereka,sebab mereka penduduk surga yg berjalan di muka bumi
Khilafah, Antara Realita dan Cita-Cita
Sebenarnya, aku pribadi tidak pernah tertarik membicarakan soal khilafah. Di samping belum waktunya, jg ada yg lebih penting
Bukannya aku tidak setuju khilafah, sebagai muslim tentu aku pribadi merindukan keberadaan pemimpin tertinggi yg menyatukan ummat
Namun banyaknya hadits yg berbicara soal ini, terutama hadits2 tanda masa, seluruhnya mengisyaratkan bahwa khilafah blm waktunya
Dan hadist2 berangkai itu menuntun bahwa inti arah perjuangan saat ini adalah melakukan pembenahan moral & menyelamatkan ummat dr fitnah
Satu hal yg membuatku kemarin cukup terkejut saat aku sedikit menyinggung perihal khilafah yang belum waktunya
Bahwa twitku dibilang mengada-ada dan hadits2 yg kumaksud adalah mengarang saja! Ya subhanallah.. sampai sejauh ini kebodohan itu?
Padahal seluruh hadits yg menyinggung khilafah, yg berbicara soal tanda2 masa bertebaran di kitab hadits jenis apapun
Mulai dari kitab2 hadits shahih-nya Imam Bukhori, Muslim, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban. Atau Sunan2nya Abu Daud, Tirmidzy, Nasa-i, Ibn Majah
Belum juga kitab2 hadits raksasa semacam Mushonnaf-nya Abdur Rozzaq dan ibn Abi Syaibah, atau tiga Mu'jam-nya Atthabarani
Belum juga Mustadrok-nya Hakim annaisaburi, Mustakhraj-nya Abi Awanah, Targhib-nya Abdul Adzim al-Mundziri
Atau Dala-il Nubuwah-nya Al-Baihaqi dan Abi Nu'aim al-Ashbihani. Bahkan Nu'aim bin Hammad mengkhususkannya dalam satu buku, Al-Fitan
Jika aku dibilang mengarang keberadaan hadits2 shahih itu lantas selama ini dia belajarnya apa? konsentrasi pada khilafah yg mimpi saja?
Oke, bagus lah, aku acungi jempol militansi mereka, positif sebenarnya buat Islam, tetapi baiknya arahkan pada hal yg jelas
Karena selama ummat ini terpisah dari pilar agama ketiga, yaitu ihsan, maka aku berani mengatakan bahwa khilafah tak akan pernah berdiri
Sebab jika mereka mau menilik sejarah dg baik, penyebab utama runtuhnya khilafah adalah tidak hanya konspirasi, tapi dari dalam jg
Dan penyebab global keruntuhan khilafah dari dalam adalah hilangnya Ihsan, dalam hal ini adalah moral.
Dua kali keruntuhan khilafah (akhir abbasiyyah yg dihabisi Hulagu Khan), & akhir Utsmaniyyah pada 1924 sebab dari dalam adalah itu tadi
Dan jika kita mau benar2 mendalami hadits2 yg berbicara tanda akhir zaman, khilafah saat ini hanya ilustrasi dan ilusi saja
Lagipula khilafah di akhir masa nanti adalah dipegang salah satu dari keluarga dan keturunan Nabi, jdi ini adalah hak mutlak mereka
Dan aku lihat saat ini, para keturunan Nabi (ahlul bayt) tak ada yang menuntut berdirinya khilafah, tidak juga mengajak untuk mendirikan
Sebab mereka sangat tahu sekali bahwa khilafah saat ini belum waktunya berdiri. Makanya mereka konsen penuh ke pembenahan moral
Oke,silakan adakan muktamar atau perkumpulan apa saja soal khilafah, tp masukkan agenda pembenahan moral ummat jk ingin khilafah bangkit
Sebab jika moral ummat ini terpuruk, maka politik, hukum, muamalat atau apapun berdasar Islam total, tak akan pernah berdiri
Jangan dikira Rasulullah mendirikan Daulah Madinah itu langsung berdiri begitu saja dg mengganti kepala2 suku di sana.
Tetapi 13 tahun sebelumnya beliau mempersiapkan dengan konsentrasi pada pembenahan aqidah, mental dan moral para sahabatnya
Makanya perlu mempelajari sejarah itu dari hikmahnya, jangan cuma ceritanya, perangnya, semangatnya saja
Sebab kesemangatan tanpa disertai ilmu yg mndalam justu berbalik menjadi kebodohan yg menghancurkan dan menimbulkan fitnah berkpanjangan
Al-Hamasah bi duni ilm, yanqolib fi'lan ilal hamaqoh
Maka, memang jika ingin kembali mendirikan khilafah, benahi dan kembalikan dulu moral ummat. hubungkan lagi mereka dg alqur'an
Sebab terlihat jelas sekali bahwa ummat saat ini terpisah secara de facto dari Qur'an. Hanya bisa membaca tanpa tahu arti dan maknanya
Sementara kekuatan ummat ini tersimpan seluruhnya dalam kitab sucinya itu. Bangkitkan jg kembali rasa cinta ummat pda Nabinya
Karena jika ummat tdk seberapa kenal Nabinya, qur'an masih cuma bisa baca saja, maka mendirikan khilafah hanya mimpi di siang bolong
Akhir twit, arahkan militansimu itu pada hal yg jelas yg membuahkan, bukan malah membuat pecah sana sini. sayang jika membuang waktu
Bukannya aku tidak setuju khilafah, sebagai muslim tentu aku pribadi merindukan keberadaan pemimpin tertinggi yg menyatukan ummat
Namun banyaknya hadits yg berbicara soal ini, terutama hadits2 tanda masa, seluruhnya mengisyaratkan bahwa khilafah blm waktunya
Dan hadist2 berangkai itu menuntun bahwa inti arah perjuangan saat ini adalah melakukan pembenahan moral & menyelamatkan ummat dr fitnah
Satu hal yg membuatku kemarin cukup terkejut saat aku sedikit menyinggung perihal khilafah yang belum waktunya
Bahwa twitku dibilang mengada-ada dan hadits2 yg kumaksud adalah mengarang saja! Ya subhanallah.. sampai sejauh ini kebodohan itu?
Padahal seluruh hadits yg menyinggung khilafah, yg berbicara soal tanda2 masa bertebaran di kitab hadits jenis apapun
Mulai dari kitab2 hadits shahih-nya Imam Bukhori, Muslim, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban. Atau Sunan2nya Abu Daud, Tirmidzy, Nasa-i, Ibn Majah
Belum juga kitab2 hadits raksasa semacam Mushonnaf-nya Abdur Rozzaq dan ibn Abi Syaibah, atau tiga Mu'jam-nya Atthabarani
Belum juga Mustadrok-nya Hakim annaisaburi, Mustakhraj-nya Abi Awanah, Targhib-nya Abdul Adzim al-Mundziri
Atau Dala-il Nubuwah-nya Al-Baihaqi dan Abi Nu'aim al-Ashbihani. Bahkan Nu'aim bin Hammad mengkhususkannya dalam satu buku, Al-Fitan
Jika aku dibilang mengarang keberadaan hadits2 shahih itu lantas selama ini dia belajarnya apa? konsentrasi pada khilafah yg mimpi saja?
Oke, bagus lah, aku acungi jempol militansi mereka, positif sebenarnya buat Islam, tetapi baiknya arahkan pada hal yg jelas
Karena selama ummat ini terpisah dari pilar agama ketiga, yaitu ihsan, maka aku berani mengatakan bahwa khilafah tak akan pernah berdiri
Sebab jika mereka mau menilik sejarah dg baik, penyebab utama runtuhnya khilafah adalah tidak hanya konspirasi, tapi dari dalam jg
Dan penyebab global keruntuhan khilafah dari dalam adalah hilangnya Ihsan, dalam hal ini adalah moral.
Dua kali keruntuhan khilafah (akhir abbasiyyah yg dihabisi Hulagu Khan), & akhir Utsmaniyyah pada 1924 sebab dari dalam adalah itu tadi
Dan jika kita mau benar2 mendalami hadits2 yg berbicara tanda akhir zaman, khilafah saat ini hanya ilustrasi dan ilusi saja
Lagipula khilafah di akhir masa nanti adalah dipegang salah satu dari keluarga dan keturunan Nabi, jdi ini adalah hak mutlak mereka
Dan aku lihat saat ini, para keturunan Nabi (ahlul bayt) tak ada yang menuntut berdirinya khilafah, tidak juga mengajak untuk mendirikan
Sebab mereka sangat tahu sekali bahwa khilafah saat ini belum waktunya berdiri. Makanya mereka konsen penuh ke pembenahan moral
Oke,silakan adakan muktamar atau perkumpulan apa saja soal khilafah, tp masukkan agenda pembenahan moral ummat jk ingin khilafah bangkit
Sebab jika moral ummat ini terpuruk, maka politik, hukum, muamalat atau apapun berdasar Islam total, tak akan pernah berdiri
Jangan dikira Rasulullah mendirikan Daulah Madinah itu langsung berdiri begitu saja dg mengganti kepala2 suku di sana.
Tetapi 13 tahun sebelumnya beliau mempersiapkan dengan konsentrasi pada pembenahan aqidah, mental dan moral para sahabatnya
Makanya perlu mempelajari sejarah itu dari hikmahnya, jangan cuma ceritanya, perangnya, semangatnya saja
Sebab kesemangatan tanpa disertai ilmu yg mndalam justu berbalik menjadi kebodohan yg menghancurkan dan menimbulkan fitnah berkpanjangan
Al-Hamasah bi duni ilm, yanqolib fi'lan ilal hamaqoh
Maka, memang jika ingin kembali mendirikan khilafah, benahi dan kembalikan dulu moral ummat. hubungkan lagi mereka dg alqur'an
Sebab terlihat jelas sekali bahwa ummat saat ini terpisah secara de facto dari Qur'an. Hanya bisa membaca tanpa tahu arti dan maknanya
Sementara kekuatan ummat ini tersimpan seluruhnya dalam kitab sucinya itu. Bangkitkan jg kembali rasa cinta ummat pda Nabinya
Karena jika ummat tdk seberapa kenal Nabinya, qur'an masih cuma bisa baca saja, maka mendirikan khilafah hanya mimpi di siang bolong
Akhir twit, arahkan militansimu itu pada hal yg jelas yg membuahkan, bukan malah membuat pecah sana sini. sayang jika membuang waktu
Memahami Tasawuf Dan Sufi
Aku yakin sekali pasti tweeps tidak asing dg dua kata ini, TASAWWUF & SUFI. Nah jika telah disebutkan,apa yg terlintas dibenak kalian?
Bagi sebagian muslim, kalau sudah disebut kata sufi/tasawwuf, yg terlintas di benaknya adalah semacam aliran sesat, keluar dari islam
Seolah tasawwuf/sufi ini semacam sekte-sekte yg sering melakukan ritual-ritual aneh dan menyeramkan, melakukan tarian2 ganjil
Tapi apa memang benar tasawwuf/sufi itu seperti yg kerap diilustrasikan sebagian media atau yg digembor2kan tukang "pemurni" tauhid?
Bahwa sufi/tasawwuf itu sesat menyesatkan, keluar dari ajaran Islam, penganutnya kafir.. Dll. Apa benar begitu?
Jika tweeps kebetulan penganut tasawwuf, dan dikatain bahwa sufi sesat, segera tanya balik ke dia, apa tasawwuf itu? Pasti dia gugup
Sebelumnya, bagi pemerhati sejarah kolonial, dan yg membaca sejarah detail runtuhnya Utsmaniyyah, pasti akan tahu soal sufi/tasawwuf ini.
Sebab modus awal penyesatan tasawwuf/sufi adalah politis sekali. Namun setelahnya berkembang menjadi isu keagamaan yg memecah belah!
Sebab pihak kolonial dan Eropa sangat tahu sekali bahwa kelompok yg paling gigih menghalangi usaha mereka adalah orang2 tasawwuf ini.
Di negara dunia ketiga manapun yg berhasil meraih kemerdekaan (termasuk Indonesia), para penganut tasawwuf inilah motor utamanya.
Oleh karena itu pihak kolonial membayar tokoh agama yg menjilat pantat mereka untuk menebar isu bahwa tasawwuf dan sufi adalah sesat.
Jadi yg sampai saat ini berpikir bahwa tasawwuf/sufi itu sesat, pikiran dia tak sadar teracuni oleh sisa-sisa isu dan ulah kolonialisme
Sebab tasawwuf yg sebenarnya adalah bukan seperti itu. Tasawwuf adalah representasi dari pilar agama yang ketiga, Ihsan.
Tasawwuf adalah proses pembersihan hati dari segala penyakitnya, cara bagaimana beribadah yg baik, dan cara bagaimana berakhlak yg mulia
Tasawwuf tidak lebih dari itu. Atau jika tak mau kata tasawwuf, maka sebutlah tazkiyatun nafs, proses pembersihan jiwa.
Lah itu bagaimana dengan paham wihdatul wujud, hulul, ittihad. Bukankah itu kerjaan orang tasawwuf/sufi?
Bukankah pada zaman Nabi tidak ada istilah tasawwuf atau sufi?
Nah dua pertanyaan ini yg kerap ditanyakan bagi mereka yang tidak tahu apa itu sebenarnya tasawwuf dan yg termakan isu sufi sesat.
Wihdatul wujud, hulul, atau ittihad adalah hanya muncul dari individu sj, ia bukan bagian umum ajaran tasawwuf. Jdi tdk bisa dinisbatkan
Yg dilakukan al-Hallaj, puisi cinta ibn Faridh, dan tulisan2 tingkat tinggi Ibn Araby adalah representasi pribadi beliau2 saja.Tak lebih
Jadi sama sekali tidak bisa dikatakan bahwa apa yg mereka sampaikan itulah tasawwuf, seperti itulah sufi.
Sufi yg sebenarnya adalah seperti yg aku tulis di poin ke 14. Itu sufi hakiki yg seperti disampaikan Imam Junaid al-Baghdadi
Bahwa dasar ilmu ini, tasawwuf ini adalah seluruhnya atas al-Qur'an dan Sunnah. Jika ada selain itu, maka bukan tasawwuf.
Soal istilah sufi/tasawwuf tak ada di zaman Nabi, sama halnya dengan kata Aqidah atau muhaddits yg juga tak ada di zaman Nabi.
Jadi kalau ada yg menyesatkan sufi lewat istilahnya, anggap saja orang itu sedang mengigau dan tak tahu apa yg dia bicarakan
Atau yg mendiskreditkan tasawwuf lewat 3 tokoh tadi, berarti dia seperti orang buta yang mengilustrasikan gajah, tidak tahu apa2 aslinya
Sebab tasawwuf adalah bagian besar dari ihsan. Mencoba mlepaskan diri dari tasawwuf artinya mencoba menjauh dari pilar Islam itu sendiri
Munculnya terorisme, fenomena bakar2 rusak2 aliran lain, kegemaran menyesatkan dan menyalahkan, itu sebab jauhnya mereka dari tasawwuf
Sebab orang yg mendalami tasawwuf, akan berkembang jadi pribadi yg santun dan berkarakter. Inilah yg ditakuti musuh2 Islam.
Makanya salah satu jalan untuk melemahkan ummat raksasa ini sekaligus memecahnya adalah dg menyerang gerakan tasawwuf/sufi
Dan musuh islam tahu bahwa tasawwuf/sufi tidak bisa ditumpas dg senjata sebab kuatnya mereka, akhirnya ditebar isu bahwa sufi sesat.
Nah bgaimana? udah paham scara umum apa sbenarnya tasawwuf itu kn? So saatnya mengubah mindset,jangan teracuni otak kita bhwa sufi sesat
Modus terbaru yg lain, untuk menutupi jasa tasawwuf menghadiahkan kemerdekaan, peran mereka dihapus pelan2 dari buku2 sejarah.
Lantas bagaimana dengan thoriqot2 itu? Bukankah itu bagian tasawwuf dan sepertinya mereka punya ritual aneh.
Sekali lagi, aku yakin sekali, yg bertanya seperti ini tidak tahu langsung seperti apa thariqot itu (selalu aja gini sih? Nyebelin!)
Thoriqot itu nggak lebih dari kumpulan orang2 yg sedang berdzikir! Masa' orang dzikir dibilang sesat?
Soal mereka menghormati mursyidnya, pembimbingnya, itu sama aja dengan kita menghormati guru2 kita. Nggak ada yg nyembah mereka.
Perihal kalau ada penganut thoriqoh yang bersikap berlebihan, itu lagi2 hanya oknum, jangan digeneralisir dong. Kacau semua jadinya
Maka sebelum menjudge sesat ke tasawwuf, thariqot, tahlil, maulid, dalami dulu seperti apa mereka secara langsung, jangan ikut2an saja
Jangan hanya kata-katanya (Qil wa Qol). Ingat, Nabi itu paling tidak suka dg Qil wa Qol. So investigasi dulu sebelum menjudge.
Semoga mencerahkan & menambah ilmu. In uridu illal ishlaha maa istatho'tu, wa maa taufiqii illa billah, Alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib
Bagi sebagian muslim, kalau sudah disebut kata sufi/tasawwuf, yg terlintas di benaknya adalah semacam aliran sesat, keluar dari islam
Seolah tasawwuf/sufi ini semacam sekte-sekte yg sering melakukan ritual-ritual aneh dan menyeramkan, melakukan tarian2 ganjil
Tapi apa memang benar tasawwuf/sufi itu seperti yg kerap diilustrasikan sebagian media atau yg digembor2kan tukang "pemurni" tauhid?
Bahwa sufi/tasawwuf itu sesat menyesatkan, keluar dari ajaran Islam, penganutnya kafir.. Dll. Apa benar begitu?
Jika tweeps kebetulan penganut tasawwuf, dan dikatain bahwa sufi sesat, segera tanya balik ke dia, apa tasawwuf itu? Pasti dia gugup
Sebelumnya, bagi pemerhati sejarah kolonial, dan yg membaca sejarah detail runtuhnya Utsmaniyyah, pasti akan tahu soal sufi/tasawwuf ini.
Sebab modus awal penyesatan tasawwuf/sufi adalah politis sekali. Namun setelahnya berkembang menjadi isu keagamaan yg memecah belah!
Sebab pihak kolonial dan Eropa sangat tahu sekali bahwa kelompok yg paling gigih menghalangi usaha mereka adalah orang2 tasawwuf ini.
Di negara dunia ketiga manapun yg berhasil meraih kemerdekaan (termasuk Indonesia), para penganut tasawwuf inilah motor utamanya.
Oleh karena itu pihak kolonial membayar tokoh agama yg menjilat pantat mereka untuk menebar isu bahwa tasawwuf dan sufi adalah sesat.
Jadi yg sampai saat ini berpikir bahwa tasawwuf/sufi itu sesat, pikiran dia tak sadar teracuni oleh sisa-sisa isu dan ulah kolonialisme
Sebab tasawwuf yg sebenarnya adalah bukan seperti itu. Tasawwuf adalah representasi dari pilar agama yang ketiga, Ihsan.
Tasawwuf adalah proses pembersihan hati dari segala penyakitnya, cara bagaimana beribadah yg baik, dan cara bagaimana berakhlak yg mulia
Tasawwuf tidak lebih dari itu. Atau jika tak mau kata tasawwuf, maka sebutlah tazkiyatun nafs, proses pembersihan jiwa.
Lah itu bagaimana dengan paham wihdatul wujud, hulul, ittihad. Bukankah itu kerjaan orang tasawwuf/sufi?
Bukankah pada zaman Nabi tidak ada istilah tasawwuf atau sufi?
Nah dua pertanyaan ini yg kerap ditanyakan bagi mereka yang tidak tahu apa itu sebenarnya tasawwuf dan yg termakan isu sufi sesat.
Wihdatul wujud, hulul, atau ittihad adalah hanya muncul dari individu sj, ia bukan bagian umum ajaran tasawwuf. Jdi tdk bisa dinisbatkan
Yg dilakukan al-Hallaj, puisi cinta ibn Faridh, dan tulisan2 tingkat tinggi Ibn Araby adalah representasi pribadi beliau2 saja.Tak lebih
Jadi sama sekali tidak bisa dikatakan bahwa apa yg mereka sampaikan itulah tasawwuf, seperti itulah sufi.
Sufi yg sebenarnya adalah seperti yg aku tulis di poin ke 14. Itu sufi hakiki yg seperti disampaikan Imam Junaid al-Baghdadi
Bahwa dasar ilmu ini, tasawwuf ini adalah seluruhnya atas al-Qur'an dan Sunnah. Jika ada selain itu, maka bukan tasawwuf.
Soal istilah sufi/tasawwuf tak ada di zaman Nabi, sama halnya dengan kata Aqidah atau muhaddits yg juga tak ada di zaman Nabi.
Jadi kalau ada yg menyesatkan sufi lewat istilahnya, anggap saja orang itu sedang mengigau dan tak tahu apa yg dia bicarakan
Atau yg mendiskreditkan tasawwuf lewat 3 tokoh tadi, berarti dia seperti orang buta yang mengilustrasikan gajah, tidak tahu apa2 aslinya
Sebab tasawwuf adalah bagian besar dari ihsan. Mencoba mlepaskan diri dari tasawwuf artinya mencoba menjauh dari pilar Islam itu sendiri
Munculnya terorisme, fenomena bakar2 rusak2 aliran lain, kegemaran menyesatkan dan menyalahkan, itu sebab jauhnya mereka dari tasawwuf
Sebab orang yg mendalami tasawwuf, akan berkembang jadi pribadi yg santun dan berkarakter. Inilah yg ditakuti musuh2 Islam.
Makanya salah satu jalan untuk melemahkan ummat raksasa ini sekaligus memecahnya adalah dg menyerang gerakan tasawwuf/sufi
Dan musuh islam tahu bahwa tasawwuf/sufi tidak bisa ditumpas dg senjata sebab kuatnya mereka, akhirnya ditebar isu bahwa sufi sesat.
Nah bgaimana? udah paham scara umum apa sbenarnya tasawwuf itu kn? So saatnya mengubah mindset,jangan teracuni otak kita bhwa sufi sesat
Modus terbaru yg lain, untuk menutupi jasa tasawwuf menghadiahkan kemerdekaan, peran mereka dihapus pelan2 dari buku2 sejarah.
Lantas bagaimana dengan thoriqot2 itu? Bukankah itu bagian tasawwuf dan sepertinya mereka punya ritual aneh.
Sekali lagi, aku yakin sekali, yg bertanya seperti ini tidak tahu langsung seperti apa thariqot itu (selalu aja gini sih? Nyebelin!)
Thoriqot itu nggak lebih dari kumpulan orang2 yg sedang berdzikir! Masa' orang dzikir dibilang sesat?
Soal mereka menghormati mursyidnya, pembimbingnya, itu sama aja dengan kita menghormati guru2 kita. Nggak ada yg nyembah mereka.
Perihal kalau ada penganut thoriqoh yang bersikap berlebihan, itu lagi2 hanya oknum, jangan digeneralisir dong. Kacau semua jadinya
Maka sebelum menjudge sesat ke tasawwuf, thariqot, tahlil, maulid, dalami dulu seperti apa mereka secara langsung, jangan ikut2an saja
Jangan hanya kata-katanya (Qil wa Qol). Ingat, Nabi itu paling tidak suka dg Qil wa Qol. So investigasi dulu sebelum menjudge.
Semoga mencerahkan & menambah ilmu. In uridu illal ishlaha maa istatho'tu, wa maa taufiqii illa billah, Alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib
Posisikan Rasulullah Sebagai Panutan Bukan Sebagai Ukuran Persamaan
Pernah aku sampaikan bahwa dalam memposisikan Rasulullah adalah sebagai panutan (qudwah), bukan sebagai ukuran persamaan (qiyas).
Sebab menjadikan Rasulullah sebagai ukuran persamaan,analogi, qiyas adalah kesalahan pemikiran cukup fatal yg menyeret banyak hal negatif
Semisal ada yg berkomentar soal menikahi anak di bawah umur, atau perihal poligami, lalu untuk melegalkan perbuatannya itu, membawa2 Nabi
Atau semisal ada soal dalam amaliah (ini biasanya dipakai tukang pembid'ah dalam menyalahkan) dg mengatakan kepada yg dianggap berbid'ah
"Apa kamu merasa lebih baik dari Nabi sehingga membuat amalan baru?". Kalimat ini hanya muncul dari orang yg salah memposisikan Nabi
Karena seawam-awamnya orang Islam, nggak akan terlintas di benaknya bahwa dia merasa lebih baik dari Nabi. Apalagi orang berpendidikan
Dan orang yg menembak muslim lain dg statemen tadi, acapkali dalam cara berpikirnya (tanpa ia sadari) menjadikan Nabi sbagai analogi
Karena memposisikan Nabi sebagai ukuran persamaan dengan dirinya dan perilakunya adalah puncak kekurangajaran, muntaha su-ul adab
Contoh sederhana sekali, semisal dia menikah umur 25 lalu bilang, Nabi jg nikah umur 25, bilangnya menyamakan, bukan mengikuti.
Apa dia tidak sadar umurnya yg 25 ini sudah dapat apa, sementara Nabi saat usia 25 itu sudah seperti apa.
Atau semisal (ini yg sering dipropagandakan) perihal pendirian sistem pemerintahan Islam, tanpa melihat apa yg dilakukan Nabi sebelumnya
Karena kita, setakwa apapun, sepandai apapun, tak akan pernah bisa mensetarakan diri dengan para Nabi, mereka adalah qudwah,panutan kita
Di Qur'an dikatakan "laqod kana lakum fi Rosulillahi uswah" (panutan) bukan "laqod kana lakum fi Rosulillah miqyas" (ukuran persamaan).
Termasuk contoh efek negatif dari mensetarakan diri dg Nabi adalah malah membawa ummat ini mundur ke belakang.
Segala hal harus sama dengan zaman Nabi. Akhirnya malah yg terlintas di benak kita adalah zaman yg gersang dan kuno sekali.
Itupun praktek perilaku yang dipakai bukan perilaku yg dicontohkan Nabi, tapi perilaku sebagian arab yg masih jahiliah saat itu, kaku.
Dan tentu saja (membawa ummat ke belakang) adalah malah contoh nyata dari bid'ah. Sebab Nabi tidak mengajarkan hal itu.
Nah, jika kita bisa dg baik menjadikan Nabi sebagai qudwah, maka justru kita akan semakin maju sekaligus bertakwa dg benar
Dan itu yg dipraktekkan dg baik oleh para salaf shaleh kita sehingga Islam mencapai puncak keemasan dalam segala hal.
Sebab seluruh ajaran para Nabi adalah mendorong ummatnya untuk maju dan tidak berpikiran kaku.
Dan satu2nya jalan untuk itu, adalah dg menjadikan Nabi sebagai qudwah (panutan), bukan sebagai miqyas (ukuran persamaan).
Semoga bisa jadi bahan introspeksi diri. Apa sudah benar cara kita memposisikan Nabi. Selamat sore.
Sebab menjadikan Rasulullah sebagai ukuran persamaan,analogi, qiyas adalah kesalahan pemikiran cukup fatal yg menyeret banyak hal negatif
Semisal ada yg berkomentar soal menikahi anak di bawah umur, atau perihal poligami, lalu untuk melegalkan perbuatannya itu, membawa2 Nabi
Atau semisal ada soal dalam amaliah (ini biasanya dipakai tukang pembid'ah dalam menyalahkan) dg mengatakan kepada yg dianggap berbid'ah
"Apa kamu merasa lebih baik dari Nabi sehingga membuat amalan baru?". Kalimat ini hanya muncul dari orang yg salah memposisikan Nabi
Karena seawam-awamnya orang Islam, nggak akan terlintas di benaknya bahwa dia merasa lebih baik dari Nabi. Apalagi orang berpendidikan
Dan orang yg menembak muslim lain dg statemen tadi, acapkali dalam cara berpikirnya (tanpa ia sadari) menjadikan Nabi sbagai analogi
Karena memposisikan Nabi sebagai ukuran persamaan dengan dirinya dan perilakunya adalah puncak kekurangajaran, muntaha su-ul adab
Contoh sederhana sekali, semisal dia menikah umur 25 lalu bilang, Nabi jg nikah umur 25, bilangnya menyamakan, bukan mengikuti.
Apa dia tidak sadar umurnya yg 25 ini sudah dapat apa, sementara Nabi saat usia 25 itu sudah seperti apa.
Atau semisal (ini yg sering dipropagandakan) perihal pendirian sistem pemerintahan Islam, tanpa melihat apa yg dilakukan Nabi sebelumnya
Karena kita, setakwa apapun, sepandai apapun, tak akan pernah bisa mensetarakan diri dengan para Nabi, mereka adalah qudwah,panutan kita
Di Qur'an dikatakan "laqod kana lakum fi Rosulillahi uswah" (panutan) bukan "laqod kana lakum fi Rosulillah miqyas" (ukuran persamaan).
Termasuk contoh efek negatif dari mensetarakan diri dg Nabi adalah malah membawa ummat ini mundur ke belakang.
Segala hal harus sama dengan zaman Nabi. Akhirnya malah yg terlintas di benak kita adalah zaman yg gersang dan kuno sekali.
Itupun praktek perilaku yang dipakai bukan perilaku yg dicontohkan Nabi, tapi perilaku sebagian arab yg masih jahiliah saat itu, kaku.
Dan tentu saja (membawa ummat ke belakang) adalah malah contoh nyata dari bid'ah. Sebab Nabi tidak mengajarkan hal itu.
Nah, jika kita bisa dg baik menjadikan Nabi sebagai qudwah, maka justru kita akan semakin maju sekaligus bertakwa dg benar
Dan itu yg dipraktekkan dg baik oleh para salaf shaleh kita sehingga Islam mencapai puncak keemasan dalam segala hal.
Sebab seluruh ajaran para Nabi adalah mendorong ummatnya untuk maju dan tidak berpikiran kaku.
Dan satu2nya jalan untuk itu, adalah dg menjadikan Nabi sebagai qudwah (panutan), bukan sebagai miqyas (ukuran persamaan).
Semoga bisa jadi bahan introspeksi diri. Apa sudah benar cara kita memposisikan Nabi. Selamat sore.
Mencium Tangan Guru Dan Dalil2 Yang Salah Tempat
Dalam kultwit2ku yg terdahulu pernah aku sampaikan contoh2 dalil salah tempat atau yg digunakan bukan pada tempatnya
Tentu saja dalil salah tempat seperti ini menimbulkan masalah (bahkan fitnah), sebab tidak sesuai dengan maqosidut tasyri' dari dalil itu
Kali ini akan aku beri contoh lain perihal dalil salah tempat. Sebelumnya, dalam tradisi penganut Ahlussunnah wal jamaah di manapun...
... Di belahan dunia mana saja, kebiasaan mencium tangan orang tua,Guru/kyai (terlebih syaikh), dan ahlul bait (sayyid/habaib) adl hal umum
Bahkan takdzim seperti itu diajarkan sejak kecil, sebagai sebuah jenjang tarbiyah yg punya efek positif luar biasa.
Pertanyaan selingan sebelum kita masuk ke inti masalah, kira2 pernahkah kalian mencium tangan dosen kalian?
Meski seperti itu, tradisi positif turun temurun yg tidak berhubung langsung dengan ibadah tak luput dr cibiran sebagian kelompok muslim
Bahwa hal seperti itu (terutama mencium tangan kyai dan habaib) adalah berlebihan, toh mereka juga sama kayak kita, manusia, makan nasi
Itu masih dibumbui dalil salah tempat oleh mereka bahwa "inna akromakum indallahi atqokum", bahwa salaf tidak melakukannya.
Aku pribadi tidak habis pikir, sebenarnya maunya orang2 itu apa, jika tak lebih dari dengki dan kebusukan hati. Kasian yg ikut2an mereka
Karena tanpa sadar mereka melakukan beberapa kesalahan sekaligus. Terutama sangat berperan pada penggerusan moral generasi muda
Ksalahan pertama mreka tdk paham dg baik ayat "inna akromakum indallahi atqokum".Yg termulia di antara kalian menurut Allah adl yg takwa
Yo yang sesama jenis lah mbak, bukan bahasan itu kalau lain jenis RT @mauizhahdj: Tidaklah bknmuhrim?
Sekilas sepertinya benar dia memakai dalil itu, tetapi dia tidak sadar bahwa di situ ada kata "indallah", menurut Allah.
So jika begitu (indallah) yang tahu kadar ketakwaan seseorang itu dia apa Allah?
Maka jika kita tidak tahu kadar ketakwaan seseorang,tentu yg kita jadikan patokan penghormatan dan cium tangan adl kesalehan pribadinya.
Dengan kata lain dalil tadi salah alamat jika dipakai buat mencibir orang yg sungkem pada kyai dan habaib.
Kesalahan kedua soal salaf yg tak mlakukan cium tangan. Brarti orang ini tdk tahu jika Abdullah bin Abbas mencium tangan Zaid bin tsabit
Ibnu Abbas mencium tangan Zaid bin Tsabit sbb mengganggapnya Guru, sementara Zaid mencium tangan Ibn Abbas sbb beliau ahlul bait.
Kesalahan ketiga, kayaknya orang model ini lupa hadits "laisa minna man lam yarham shoghirona wa lam yuwaqqir kabirona"...
Bukan termasuk kita orang yg tak bisa sayang kepada yang muda dan tidak bisa menghormati kepada yg tua.
So, mencium tangan adalah bentuk penghormatan kepada yg tua. Lagipula efek dalam hati sangat berbeda antara salaman biasa dg cium tangan
Ingat dg baik, bahwa di antara tanda dekatnya kiamat adl hilangnya rasa hormat, tatakrama dari yg muda kepada yg tua
Maukah kalian jadi bagian mempercepat menggelindingnya roda kiamat?
Maka perlu dilestarikan tradisi mencium tangan, sebab ini adalah bagian penting sekaligus salah satu dasar dari Ihsan.
Mungkin ada yg bilang (secara lahiriyah) itu penghormatan biasa. Tapi diam2 ia akan mendidik jiwa untuk jadi pribadi yg santun.
Sebab jika sejak kecil tidak dibiasakan untuk menghormati yg tua, yg berilmu, seorang anak bisa tumbuh tanpa tahu rasa hormat.
Lantas apa yg akan terjadi jika generasi muda tak tahu rasa hormat? Jawaban bisa ditebak sendiri.
Semoga mencerahkan. Memang kelihatannya hal2 seperti ini remeh, tapi di sana mempunyai efek positif yg menentukan langkah seumur hidup.
Tentu saja dalil salah tempat seperti ini menimbulkan masalah (bahkan fitnah), sebab tidak sesuai dengan maqosidut tasyri' dari dalil itu
Kali ini akan aku beri contoh lain perihal dalil salah tempat. Sebelumnya, dalam tradisi penganut Ahlussunnah wal jamaah di manapun...
... Di belahan dunia mana saja, kebiasaan mencium tangan orang tua,Guru/kyai (terlebih syaikh), dan ahlul bait (sayyid/habaib) adl hal umum
Bahkan takdzim seperti itu diajarkan sejak kecil, sebagai sebuah jenjang tarbiyah yg punya efek positif luar biasa.
Pertanyaan selingan sebelum kita masuk ke inti masalah, kira2 pernahkah kalian mencium tangan dosen kalian?
Meski seperti itu, tradisi positif turun temurun yg tidak berhubung langsung dengan ibadah tak luput dr cibiran sebagian kelompok muslim
Bahwa hal seperti itu (terutama mencium tangan kyai dan habaib) adalah berlebihan, toh mereka juga sama kayak kita, manusia, makan nasi
Itu masih dibumbui dalil salah tempat oleh mereka bahwa "inna akromakum indallahi atqokum", bahwa salaf tidak melakukannya.
Aku pribadi tidak habis pikir, sebenarnya maunya orang2 itu apa, jika tak lebih dari dengki dan kebusukan hati. Kasian yg ikut2an mereka
Karena tanpa sadar mereka melakukan beberapa kesalahan sekaligus. Terutama sangat berperan pada penggerusan moral generasi muda
Ksalahan pertama mreka tdk paham dg baik ayat "inna akromakum indallahi atqokum".Yg termulia di antara kalian menurut Allah adl yg takwa
Yo yang sesama jenis lah mbak, bukan bahasan itu kalau lain jenis RT @mauizhahdj: Tidaklah bknmuhrim?
Sekilas sepertinya benar dia memakai dalil itu, tetapi dia tidak sadar bahwa di situ ada kata "indallah", menurut Allah.
So jika begitu (indallah) yang tahu kadar ketakwaan seseorang itu dia apa Allah?
Maka jika kita tidak tahu kadar ketakwaan seseorang,tentu yg kita jadikan patokan penghormatan dan cium tangan adl kesalehan pribadinya.
Dengan kata lain dalil tadi salah alamat jika dipakai buat mencibir orang yg sungkem pada kyai dan habaib.
Kesalahan kedua soal salaf yg tak mlakukan cium tangan. Brarti orang ini tdk tahu jika Abdullah bin Abbas mencium tangan Zaid bin tsabit
Ibnu Abbas mencium tangan Zaid bin Tsabit sbb mengganggapnya Guru, sementara Zaid mencium tangan Ibn Abbas sbb beliau ahlul bait.
Kesalahan ketiga, kayaknya orang model ini lupa hadits "laisa minna man lam yarham shoghirona wa lam yuwaqqir kabirona"...
Bukan termasuk kita orang yg tak bisa sayang kepada yang muda dan tidak bisa menghormati kepada yg tua.
So, mencium tangan adalah bentuk penghormatan kepada yg tua. Lagipula efek dalam hati sangat berbeda antara salaman biasa dg cium tangan
Ingat dg baik, bahwa di antara tanda dekatnya kiamat adl hilangnya rasa hormat, tatakrama dari yg muda kepada yg tua
Maukah kalian jadi bagian mempercepat menggelindingnya roda kiamat?
Maka perlu dilestarikan tradisi mencium tangan, sebab ini adalah bagian penting sekaligus salah satu dasar dari Ihsan.
Mungkin ada yg bilang (secara lahiriyah) itu penghormatan biasa. Tapi diam2 ia akan mendidik jiwa untuk jadi pribadi yg santun.
Sebab jika sejak kecil tidak dibiasakan untuk menghormati yg tua, yg berilmu, seorang anak bisa tumbuh tanpa tahu rasa hormat.
Lantas apa yg akan terjadi jika generasi muda tak tahu rasa hormat? Jawaban bisa ditebak sendiri.
Semoga mencerahkan. Memang kelihatannya hal2 seperti ini remeh, tapi di sana mempunyai efek positif yg menentukan langkah seumur hidup.
Kisah Bilal Bin Rabah Sang Pengumandang Adzan Khusus Rasulullah
Cukup banyak kisah kesetiaan persahabatan yg kita baca dan kita dengar. Hampir semuanya selalu mengharukan dan membuat dada sesak
Kisah2 ini pun banyak juga dari para sahabat Nabi, bagaimana kesetiaan mereka pada Nabi dan bagaimana nostalgia mereka sepeninggal Nabi.
Salah satunya adalah kisah Bilal bin Rabah, salah satu tokoh dan pembesar sahabat yg semasa Nabi berposisi sbagai mu-addzin khusus beliau
Semasa Nabi hidup, dan sejak disyariatkannya Adzan sebagai tanda masuknya waktu Shalat, Bilal menjabat posisi tetap itu, adzan 5 waktu.
Dan itu berlangsung sampai Nabi kembali ke hadirat Allah. Setelah itu Bilal tidak mau lagi mengumandangkan Adzan, sebab pasti bersedih.
Posisinya pun diganti orang lain. Itupun setiap adzan Bilal selalu mengenang wajah sosok yg telah mengangkat martabatnya begitu tinggi
Pernah khalifah Abu Bakr memintanya untuk mengumandangkan adzan kembali. Akan tetapi Bilal menolak. Abu Bakr pun sempat mendesaknya.
Bilal pun bertanya kepada Abu Bakr perihal peristiwa pedih kala kaum muslim masih hidup tertindas di Mekkah di awal2 masa risalah.
Kala Bilal mengalami deraan siksaan hebat dari majikannya sebab dia memeluk Islam. Dan Abu Bakr yg membebaskannya dg menebus Bilal
Saat itu juga Bilal tak lagi berstatus sebagai hamba sahaya karena Abu Bakr menebus dan memberinya hak manusia merdeka karena Allah.
Ketika didesak untuk adzan lagi, Bilal bertanya pada Abu Bakr apa motif dia saat menebusnya dulu? Karena Allah apa karena untuk Abu Bakr
Abu Bakr pun menjawab bahwa dia dulu menebusnya karena Allah. Bilal pun bilang, kalau begitu biarkan aku dg keinginanku, tidak adzan lgi
Abu Bakr pun membiarkannya dan tak lagi mendesaknya. Sampai beliau wafat dan khalifah digantikan oleh Umar bin Khattab.
Saat kepemimpinan Umar ini, Bilal memutuskan untuk ikut pasukan muslimin yg sedang melakukan ekspansi ke wilayah2 Romawi dan Persia
Dan Bilal memutuskan untuk menetap di salah satu kota yg berhasil dimerdekakan tentara muslim dari cengkeraman Romawi, Aleppo.
Bertahun-tahun Bilal di kota itu dengan tujuan menghabiskan masa tua & sisa hidupnya. Sampai suatu hari dia bermimpi jumpa sahabat lama
Telah lama sekali jg Bilal tak memimpikan Sang Sahabat yg total mengubah seluruh hidupnya dan menjadikannya begitu berarti. Rasulullah.
Namun dalam mimpi itu, sang sahabat menegurnya, "maa hadza-l jafa' Ya Bilal", mengapa kamu tidak mengunjungiku?
Seketika Bilal terperanjat bangun. Ya, cukup lama sudah dia meninggalkan Madinah, kerinduan pada Nabi mendadak begitu membuncah kali ini
Bilal pun mempersiapkan segalanya untuk melakukan perjalanan ke Madinah, mengunjungi sang sahabat, berziarah pada Nabi.
Sesampai Madinah, Bilal segera bergegas ke masjid dan menuju makam sang sahabat, bersimpuh dan menangis tersedu sedan. Meruahkan rindu
Saat itu, Bilal dihampiri oleh dua anak yg telah beranjak remaja, cucunda Nabi, Hasan dan Husain, Bilal pun menangis memeluk keduanya.
Salah satu dari cucunda Nabi berkata pada Bilal, "pamanda, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan? Kami rindu pada kakek kami".
Bilal terdiam, saat itu Khalifah Umar bertepatan sedang di masjid dan melihat adegan itu. Umar pun memohon Bilal untuk adzan.
Dengan berat hati Bilal bersedia, sebab dia tahu bahwa dia pasti akan bersedih luar biasa jika mengumandangkan adzan kembali.
Namun karena permintaan cucunda Nabi dan permohonan Umar akhirnya Bilal bersedia untuk mengumandangkan adzan, sekali itu saja.
Bilal pun naik menara, dan saat dia berteriak "Allahu Akbar, Allahu Akbar", mendadak seluruh aktivitas kota Madinah terhenti, semua diam
Seluruhnya tercekat, hari2 indah semasa Nabi yg telah lama berlalu seolah hari itu kembali lagi,seisi kota terdiam bernostalgia, deja vu
Saat Bilal mengumandangkan "Asyhadu an laa ilaha ilallah", seisi kota berhamburan berlarian ke arah masjid, bahkan wanita2 dlm pingitan
Seluruhnya berkumpul di halaman masjid, seolah Nabi hidup kembali, rasa rindu pada Sang Junjungan membuncah luar biasa dalam dada mereka
Dan kala Bilal mengumandangkan "Asyhadu anna Muhammadan Rasulallah", seketika tangisan pecah, seluruhnya luruh dalam air mata.
Semuanya menangis tersedu sedan teringat Nabi, bahkan Umar yg paling keras. Bilal sendiri jatuh terduduk menangis sesenggukan.
Dan adzan itu, adzan nostalgia yg dikumandangkan Bilal itu, tidak pernah rampung, Bilal tak sanggup meneruskan Adzan nostalgia itu.
Sejarah mencatat, adzan nostalgia yang tidak selesai itu, adalah adzan terakhir yg dikumandangkan Bilal. Stelah itu dia tidak adzan lagi
Suatu gambaran cinta yang luar biasa. Tak diketemukan dalam sejarah apapun kekuatan cinta antara Rasulullah dan sahabat2nya.
Ya Allah... Tumbuhkan dalam hati kami rasa cinta yang luar biasa itu kepada Sang Junjungan yg kami sayangi...
Allahumma amboi indahnya... Allahumma amboi syahdunya... Allahumma amboi rindunya... Shallallah alaika Ya Sayyidi Ya Rasulallah :'(
Kisah2 ini pun banyak juga dari para sahabat Nabi, bagaimana kesetiaan mereka pada Nabi dan bagaimana nostalgia mereka sepeninggal Nabi.
Salah satunya adalah kisah Bilal bin Rabah, salah satu tokoh dan pembesar sahabat yg semasa Nabi berposisi sbagai mu-addzin khusus beliau
Semasa Nabi hidup, dan sejak disyariatkannya Adzan sebagai tanda masuknya waktu Shalat, Bilal menjabat posisi tetap itu, adzan 5 waktu.
Dan itu berlangsung sampai Nabi kembali ke hadirat Allah. Setelah itu Bilal tidak mau lagi mengumandangkan Adzan, sebab pasti bersedih.
Posisinya pun diganti orang lain. Itupun setiap adzan Bilal selalu mengenang wajah sosok yg telah mengangkat martabatnya begitu tinggi
Pernah khalifah Abu Bakr memintanya untuk mengumandangkan adzan kembali. Akan tetapi Bilal menolak. Abu Bakr pun sempat mendesaknya.
Bilal pun bertanya kepada Abu Bakr perihal peristiwa pedih kala kaum muslim masih hidup tertindas di Mekkah di awal2 masa risalah.
Kala Bilal mengalami deraan siksaan hebat dari majikannya sebab dia memeluk Islam. Dan Abu Bakr yg membebaskannya dg menebus Bilal
Saat itu juga Bilal tak lagi berstatus sebagai hamba sahaya karena Abu Bakr menebus dan memberinya hak manusia merdeka karena Allah.
Ketika didesak untuk adzan lagi, Bilal bertanya pada Abu Bakr apa motif dia saat menebusnya dulu? Karena Allah apa karena untuk Abu Bakr
Abu Bakr pun menjawab bahwa dia dulu menebusnya karena Allah. Bilal pun bilang, kalau begitu biarkan aku dg keinginanku, tidak adzan lgi
Abu Bakr pun membiarkannya dan tak lagi mendesaknya. Sampai beliau wafat dan khalifah digantikan oleh Umar bin Khattab.
Saat kepemimpinan Umar ini, Bilal memutuskan untuk ikut pasukan muslimin yg sedang melakukan ekspansi ke wilayah2 Romawi dan Persia
Dan Bilal memutuskan untuk menetap di salah satu kota yg berhasil dimerdekakan tentara muslim dari cengkeraman Romawi, Aleppo.
Bertahun-tahun Bilal di kota itu dengan tujuan menghabiskan masa tua & sisa hidupnya. Sampai suatu hari dia bermimpi jumpa sahabat lama
Telah lama sekali jg Bilal tak memimpikan Sang Sahabat yg total mengubah seluruh hidupnya dan menjadikannya begitu berarti. Rasulullah.
Namun dalam mimpi itu, sang sahabat menegurnya, "maa hadza-l jafa' Ya Bilal", mengapa kamu tidak mengunjungiku?
Seketika Bilal terperanjat bangun. Ya, cukup lama sudah dia meninggalkan Madinah, kerinduan pada Nabi mendadak begitu membuncah kali ini
Bilal pun mempersiapkan segalanya untuk melakukan perjalanan ke Madinah, mengunjungi sang sahabat, berziarah pada Nabi.
Sesampai Madinah, Bilal segera bergegas ke masjid dan menuju makam sang sahabat, bersimpuh dan menangis tersedu sedan. Meruahkan rindu
Saat itu, Bilal dihampiri oleh dua anak yg telah beranjak remaja, cucunda Nabi, Hasan dan Husain, Bilal pun menangis memeluk keduanya.
Salah satu dari cucunda Nabi berkata pada Bilal, "pamanda, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan? Kami rindu pada kakek kami".
Bilal terdiam, saat itu Khalifah Umar bertepatan sedang di masjid dan melihat adegan itu. Umar pun memohon Bilal untuk adzan.
Dengan berat hati Bilal bersedia, sebab dia tahu bahwa dia pasti akan bersedih luar biasa jika mengumandangkan adzan kembali.
Namun karena permintaan cucunda Nabi dan permohonan Umar akhirnya Bilal bersedia untuk mengumandangkan adzan, sekali itu saja.
Bilal pun naik menara, dan saat dia berteriak "Allahu Akbar, Allahu Akbar", mendadak seluruh aktivitas kota Madinah terhenti, semua diam
Seluruhnya tercekat, hari2 indah semasa Nabi yg telah lama berlalu seolah hari itu kembali lagi,seisi kota terdiam bernostalgia, deja vu
Saat Bilal mengumandangkan "Asyhadu an laa ilaha ilallah", seisi kota berhamburan berlarian ke arah masjid, bahkan wanita2 dlm pingitan
Seluruhnya berkumpul di halaman masjid, seolah Nabi hidup kembali, rasa rindu pada Sang Junjungan membuncah luar biasa dalam dada mereka
Dan kala Bilal mengumandangkan "Asyhadu anna Muhammadan Rasulallah", seketika tangisan pecah, seluruhnya luruh dalam air mata.
Semuanya menangis tersedu sedan teringat Nabi, bahkan Umar yg paling keras. Bilal sendiri jatuh terduduk menangis sesenggukan.
Dan adzan itu, adzan nostalgia yg dikumandangkan Bilal itu, tidak pernah rampung, Bilal tak sanggup meneruskan Adzan nostalgia itu.
Sejarah mencatat, adzan nostalgia yang tidak selesai itu, adalah adzan terakhir yg dikumandangkan Bilal. Stelah itu dia tidak adzan lagi
Suatu gambaran cinta yang luar biasa. Tak diketemukan dalam sejarah apapun kekuatan cinta antara Rasulullah dan sahabat2nya.
Ya Allah... Tumbuhkan dalam hati kami rasa cinta yang luar biasa itu kepada Sang Junjungan yg kami sayangi...
Allahumma amboi indahnya... Allahumma amboi syahdunya... Allahumma amboi rindunya... Shallallah alaika Ya Sayyidi Ya Rasulallah :'(
Kewajiban Mengqodho' sholat
Selamat hari jumat tweeps, moga menjadi hari yg bahagia. Sejak kemarin aku banyak menerima pertanyaan seputar qodho' sholat.
Perihal bagaimana caranya, apakah qodho' itu ada, dan segala hal seputar qodho'. Lebih hematnya aku kultwitkan saja, moga menambah ilmu
Sebelumnya kita harus tahu beberapa istilah dalam pelaksanaan sholat fardhu, dan itu ada 3: - Ada', - I'adah, - Qodho'.
Ada' yaitu melakukan sholat tepat pada waktunya. Kalau I'adah : mengulangi sholat dan masih dalam waktu.
Adapun qodho' adalah melakukan sholat fardhu (atau ibadah yg lain) di luar waktu semestinya sebab alasan2 tertentu. Menggantinya.
Dan tentu saja sebagai muslim yg baik harus melakukan sholat pada waktunya (Ada'), dan dosa jika menundanya tanpa ada alasan kuat.
Apalagi sampai meninggalkannya. Dan jika disengaja (tanpa alasan yg dilegalkan syariat) maka masuk kategori dosa besar.
Dalil sholat harus tepat waktu adalah surat Annisa' ayat 103. Adapun jika menunda/meninggalkan sholat dg alasan kuat tentu saja tdk dosa
Dalil sholat yg ditinggal (qodho') adalah hadits riwayat Tirmidzi, Nasa-i & Ahmad. Kala Rosul harus menghadapi musuh di perang khandzaq
Saat itu beliau dan tentara muslim dikepung pasukan quraisy, sampai beliau tidak sempat sholat 4 waktu.
Tengah malam beliau memerintahkan Bilal untuk adzan dan melakukan Qodho' atas 4 shalat yg ditinggal siang hari sebab pertempuran
Sedangkan dalil umum qodho adalah hadits riwayat bukhori "man nasiya sholatan falyusholliha idza dzakaroha".
Bahwa seseorang yg lupa melakukan sholat, maka saat ingat harus segera bergegas melakukan sholat tersebut.
Diriwayat lain ada tambahan, jika ketiduran, atau lupa, lalu terbangun/teringat, maka harus segera mendirikan sholat.
Dari hadits ini bisa dipaham bahwa jika seseorang ketinggalan sholat sebab tertidur atau lupa, dan waktu telah habis, maka wajib qodho'
Dan tentu saja lebih diprioritaskan lagi jika meninggalkannya sebab disengaja. Dan ini lebih wajib lagi, daripada yg tertidur/kelupaan
Kesimpulan umum (dari 4 madzhab): wajib mengqodho' sholat jika meninggalkan sholat dengan sengaja, sebab tidur, atau lupa (meski ragu2)
Adapun sholat yg tidak wajib diqodho adalah hanya bagi orang gila, orang pingsan, kafir (lalu masuk islam), dan wanita yg haid/nifas
Artinya orang yg kesadarannya hilang sebab gila, pingsan, koma atau sebab hal2 yg tidak haram, maka baginya tak ada kewajiban qodho'
Adapun yg kesadarannya hilang sebab hal2 haram semisal mabok atau overdosis obat hingga teler, maka jika klewatan sholat, wajib qodho'
Perihal non muslim, jika dia masuk islam, dia tak perlu mengqodho' sholat2 semasa dia belum islam.
Adapun yg murtad, dan dia balik islam lagi, maka ada kewajiban baginya mengqodho' sholat semasa dia murtad itu.
Perihal orang pingsan/koma, untuk madzhab hambali ada sedikit perbedaan. Yaitu wajib mengqodho' jika udah sadar.
Oleh mereka orang pingsan disamakan dg orang tidur. Atas dasar praktek beberapa sahabat Nabi yg qodho' sholat setelah siuman.
Perihal yg pada masa mudanya kerap meninggalkan sholat (ntah sebab males atau suka main) sampai lupa berapa sholat yg ditinggalkan...
...karena saking banyaknya dan saking seringnya nggak sholat, maka tetap wajib baginya mengqodho' sholat2 yg ditinggalkannya itu.
Dan jika benar2 tidak tahu berapa sholat yg ditinggal, maka dia mengqodho'-nya dg cara dikira2 sampai mantap udah beres diqodho' semua
Tidak ada dispensasi apapun untuk tidak mengqodho' sholat2 yg ditinggal waktu masih remaja nakal (enak betul).
Soal waktunya bisa kapan saja, bebas. Dan biar tidak berat, tiap sehabis sholat fardhu, dia berdiri lg untuk sholat qodho', gt tiap hari
Sedangkan niat qodho', "usholli fardho (sebut nama sholatnya), qodho'-an lillahi Ta'ala".
Soal orang sakit dan tidak bisa sholat lalu dia meninggal sebelum sempat mengqodho' sholatnya, tak ada kewajiban bagi ahli waris untuk..
..mengqodho'-nya, sebab sholat adalah ibadah individual yg tidak bisa diwakilkan.
Adapun jika dia sembuh dari sakitnya, serta semasa sakit tidak sholat, maka tentu saja dia harus mengqodho' sholat2 yg ditinggal itu.
Tentu saja sakit di sini adalah yg tidak kehilangan kesadaran. Adapun jika hilang kesadaran, maka tdk wajib qodho', sperti poin2 di atas
Demikian perihal qodho' sholat, moga menambah ilmu. Referensi kultwit ini adalah "Al-Fiqhul Islamy wa adillatuh", volume 2, hal 124-137
Tambahan sedikit. Untuk sholat jumat yg ditinggal, qodho'nya adalah dg sholat dhuhur.
Sedangkan waktu qodho' bebas kapan saja, tak terpatok oleh waktu2 yg dilarang sholat semisal usai subuh atau usai ashar.
Satu hal penting yg harus kita ingat, bahwa nanti saat perhitungan amal yg pertama kali dihitung adalah sholat kita.
Jika sholat kita beres, insya Allah semuanya akan mudah. Tetapi jika sholatnya tidak beres, bersiaplah menghadapi interogasi berbelit
Keterangan ini ada di sebuah hadits shahih yg arti bebasnya bahwa laporan antara hamba dan Tuhannya adalah... Sholat.
Saran untuk tweeps yang mengikuti kultwit/chirpstory twitku,bacanya pelan2 yah, pahami pertwit,biar tdk mengulang pertanyaan dan ada di twit
Perihal bagaimana caranya, apakah qodho' itu ada, dan segala hal seputar qodho'. Lebih hematnya aku kultwitkan saja, moga menambah ilmu
Sebelumnya kita harus tahu beberapa istilah dalam pelaksanaan sholat fardhu, dan itu ada 3: - Ada', - I'adah, - Qodho'.
Ada' yaitu melakukan sholat tepat pada waktunya. Kalau I'adah : mengulangi sholat dan masih dalam waktu.
Adapun qodho' adalah melakukan sholat fardhu (atau ibadah yg lain) di luar waktu semestinya sebab alasan2 tertentu. Menggantinya.
Dan tentu saja sebagai muslim yg baik harus melakukan sholat pada waktunya (Ada'), dan dosa jika menundanya tanpa ada alasan kuat.
Apalagi sampai meninggalkannya. Dan jika disengaja (tanpa alasan yg dilegalkan syariat) maka masuk kategori dosa besar.
Dalil sholat harus tepat waktu adalah surat Annisa' ayat 103. Adapun jika menunda/meninggalkan sholat dg alasan kuat tentu saja tdk dosa
Dalil sholat yg ditinggal (qodho') adalah hadits riwayat Tirmidzi, Nasa-i & Ahmad. Kala Rosul harus menghadapi musuh di perang khandzaq
Saat itu beliau dan tentara muslim dikepung pasukan quraisy, sampai beliau tidak sempat sholat 4 waktu.
Tengah malam beliau memerintahkan Bilal untuk adzan dan melakukan Qodho' atas 4 shalat yg ditinggal siang hari sebab pertempuran
Sedangkan dalil umum qodho adalah hadits riwayat bukhori "man nasiya sholatan falyusholliha idza dzakaroha".
Bahwa seseorang yg lupa melakukan sholat, maka saat ingat harus segera bergegas melakukan sholat tersebut.
Diriwayat lain ada tambahan, jika ketiduran, atau lupa, lalu terbangun/teringat, maka harus segera mendirikan sholat.
Dari hadits ini bisa dipaham bahwa jika seseorang ketinggalan sholat sebab tertidur atau lupa, dan waktu telah habis, maka wajib qodho'
Dan tentu saja lebih diprioritaskan lagi jika meninggalkannya sebab disengaja. Dan ini lebih wajib lagi, daripada yg tertidur/kelupaan
Kesimpulan umum (dari 4 madzhab): wajib mengqodho' sholat jika meninggalkan sholat dengan sengaja, sebab tidur, atau lupa (meski ragu2)
Adapun sholat yg tidak wajib diqodho adalah hanya bagi orang gila, orang pingsan, kafir (lalu masuk islam), dan wanita yg haid/nifas
Artinya orang yg kesadarannya hilang sebab gila, pingsan, koma atau sebab hal2 yg tidak haram, maka baginya tak ada kewajiban qodho'
Adapun yg kesadarannya hilang sebab hal2 haram semisal mabok atau overdosis obat hingga teler, maka jika klewatan sholat, wajib qodho'
Perihal non muslim, jika dia masuk islam, dia tak perlu mengqodho' sholat2 semasa dia belum islam.
Adapun yg murtad, dan dia balik islam lagi, maka ada kewajiban baginya mengqodho' sholat semasa dia murtad itu.
Perihal orang pingsan/koma, untuk madzhab hambali ada sedikit perbedaan. Yaitu wajib mengqodho' jika udah sadar.
Oleh mereka orang pingsan disamakan dg orang tidur. Atas dasar praktek beberapa sahabat Nabi yg qodho' sholat setelah siuman.
Perihal yg pada masa mudanya kerap meninggalkan sholat (ntah sebab males atau suka main) sampai lupa berapa sholat yg ditinggalkan...
...karena saking banyaknya dan saking seringnya nggak sholat, maka tetap wajib baginya mengqodho' sholat2 yg ditinggalkannya itu.
Dan jika benar2 tidak tahu berapa sholat yg ditinggal, maka dia mengqodho'-nya dg cara dikira2 sampai mantap udah beres diqodho' semua
Tidak ada dispensasi apapun untuk tidak mengqodho' sholat2 yg ditinggal waktu masih remaja nakal (enak betul).
Soal waktunya bisa kapan saja, bebas. Dan biar tidak berat, tiap sehabis sholat fardhu, dia berdiri lg untuk sholat qodho', gt tiap hari
Sedangkan niat qodho', "usholli fardho (sebut nama sholatnya), qodho'-an lillahi Ta'ala".
Soal orang sakit dan tidak bisa sholat lalu dia meninggal sebelum sempat mengqodho' sholatnya, tak ada kewajiban bagi ahli waris untuk..
..mengqodho'-nya, sebab sholat adalah ibadah individual yg tidak bisa diwakilkan.
Adapun jika dia sembuh dari sakitnya, serta semasa sakit tidak sholat, maka tentu saja dia harus mengqodho' sholat2 yg ditinggal itu.
Tentu saja sakit di sini adalah yg tidak kehilangan kesadaran. Adapun jika hilang kesadaran, maka tdk wajib qodho', sperti poin2 di atas
Demikian perihal qodho' sholat, moga menambah ilmu. Referensi kultwit ini adalah "Al-Fiqhul Islamy wa adillatuh", volume 2, hal 124-137
Tambahan sedikit. Untuk sholat jumat yg ditinggal, qodho'nya adalah dg sholat dhuhur.
Sedangkan waktu qodho' bebas kapan saja, tak terpatok oleh waktu2 yg dilarang sholat semisal usai subuh atau usai ashar.
Satu hal penting yg harus kita ingat, bahwa nanti saat perhitungan amal yg pertama kali dihitung adalah sholat kita.
Jika sholat kita beres, insya Allah semuanya akan mudah. Tetapi jika sholatnya tidak beres, bersiaplah menghadapi interogasi berbelit
Keterangan ini ada di sebuah hadits shahih yg arti bebasnya bahwa laporan antara hamba dan Tuhannya adalah... Sholat.
Saran untuk tweeps yang mengikuti kultwit/chirpstory twitku,bacanya pelan2 yah, pahami pertwit,biar tdk mengulang pertanyaan dan ada di twit
Langganan:
Postingan (Atom)