Momentum Isro' Mi'roj, menata langkah kembali. Bagaimana sikap Nabi saat dibohongkan dan ditertawakan dg peristiwa ini.
Saat beliau didebat untuk menunjukkan bukti bahwa beliau ke baitul makdis, ke al-aqsha hanya dalam tempo semalam saja
Dan saat beliau memberi jawaban berdasar fakta yang ada, beliau tetap dibohongkan dan dianggap tukang sihir, segala macam
Dan akhlak Nabi, setelah memberi jawaban serta masih dibohongkan, adalah lewatkan saja. Percaya, silahkan, tidak pun telah disampaikan
Cukup banyak sekali pelajaran kehidupan dari Isro' Mi'roj. Mulai saat Isro', saat Mi'roj, dan khususnya pasca Isro' Mi'roj itu sendiri.
Bagaimana sempatnya Nabi mengalami susah luar biasa sebab beliau tahu pasti akan dianggap sebagai pembual dg peristiwa agung itu
Tetapi kebenaran tetap harus disampaikan, apapun risikonya. Soal dianggap pembual para haters,diputar kata2 dan argumen, itu urusan nanti
Dan justru Dakwah Nabi semakin melambung setelah itu sebab secara tak langsung kejadian yg mereka anggap lucu itu nyebar ke mana2
Malam ini boleh dikatakan hampir mayoritas ummat Islam di dunia bergembira merayakan sekaligus meresapi syahdunya malam Isro' Mi'roj.
Peristiwa yg cukup penting dalam sejarah kenabian sekaligus biografi kehidupan beliau itu memang benar2 terjadi secara ruh dan fisik.
Perihal tanggal pasnya kapan (apa benar 27 rajab) atau perihal ada sebagian minoritas muslim yg tidak percaya...
...sebab menurutnya tidak logis, atau sikap minoritas lain yg menentang perayaan malam ini, itu semua tidak penting, cuekin saja.
Kalau kata orang Mekkah, syibak minnahum.. Nggak usah diurus. Yang terpenting adalah esensi dan banyaknya pelajaran dari peristiwa ini.
Kultwitku kali ini tidak akan menceritakan kronologi perjalanan fantastik Mekkah-Jerusalem, lalu Jerusalem ke Sidrat al-Muntaha itu
Itu sudah cukup banyak kita baca di media-media cetak atau sering kita dengar dari ceramah2 dan guru ngaji kita
Namun sebagian pelajaran yg bisa kita ambil dari kejadian luar biasa dan sangat mencengangkan itu.
Kita semua tahu bahwa ibadah terkrusial kita sebagai seorang muslim adalah sholat. Tanda utama seseorang itu Islam adl sholat.
Makanya dlm keadaan apapun,bagi seorang muslim, sholat itu wajib ditegakkan slama orang itu masih dalam keadaan sadar. Walau sakit parah
Bahkan dalam keadaan berkecamuknya perang, meski sholatnya harus sambil lari terbirit-birit ke sana kemari. Itu pentingnya shalat.
Nah, seluruh syariat yg ada dlm Islam, seluruhnya diwahyukan kepada Nabi di bumi. Kecuali sholat,diperintahkan secara langsung di langit
Dan waktu turunnya perintah kewajiban sholat itu tepat saat Nabi kita menerima perjalanan kehormatan Isro' Mi'roj ini.
Dan usai konferensi terhebat sepanjang sejarah kemanusiaan di Masjidil Aqsho. Pertemuan orang2 pilihan terbaik, 120.000 Nabi dan Rasul
Kenapa hanya shalat saja yg perintahnya diterima langsung oleh Nabi kita di langit? Sementara ibadah dan syariat yg lain, tidak?
Sebagai isyarat bahwa shalat adl ibadah teragung. Dan filosofi lainnya, saat kita mengerjakan shalat, sebagai tatakramanya...
. ...kita diharuskan untuk memi'rajkan ruh kita kala mulai takbirotul ihram, tepat saat Takbir, Allahu Akbar. Melupakan semua urusan kita
Memusatkan konsentrasi dan jiwa kita seolah kita sedang secara live berkomunikasi dan menghadap Allah Ta'ala.
Itu yg disebut dengan shalat yg khusyu'. Sholat yg "me-langit-kan" jiwa kita dan melupakan seluruh problematika hidup kita saat itu.
Makanya usai sholat, kita salam, sebagai tanda bahwa jiwa kita telah "kembali" ke bumi untuk balik melanjutkan aktivitas sehari2.
Muslim yg bisa sholat seperti ini, bisa total memi'rajkan ruhnya kala sholat, itu yg bisa menikmati bagaimana esensi indahnya sholat.
Dan sholat jenis inilah yg bisa menjaga perilaku, kepribadian, dan sikap seorang muslim dari hal2 yg tak elok secara moral dan sosial.
Tentu saja sebaliknya muslim yg meski sholatnya rajin tapi masih saja nakal, bisa jadi dia belum total memi'rajkan ruhnya.
Meski secara tatacara syariat sholatnya telah sah dan kewajibannya gugur. Namun efek positif sholat itu masih belum merasuk pada jiwanya
So, malam Isro' Mi'roj ini adalah malam kontemplasi bagi kita, apakah kita telah sholat sesuai substansinya?
Apakah kita telah menemukan esensi sholat dlm keseharian kita? Apakah kita telah mampu ekstase fly kala kita sholat?
Atau standar kualitas sholat kita masih mengharukan itu-itu saja. Takbir, ngelamun ke sana kemari, tahu2 pak imam udah salam. Cepetnya.
Atau saat jadi makmum masbuk, gara2 sholatnya ngelamun malah lupa nggak tahu ketinggalan berapa, jadinya malah panik, nggak khusyu' blas
Ya kalau sholat kita masih gitu2 saja, jiwa kita "masih" di bumi, belum termi'rajkan dg baik, maka wajar jika kita masih suka nakal.
Masih STMJ, Sholat Terus Maksiat Jalan.
Sekali lagi, momentum indah Isro' Mi'roj ini kita gunakan untuk mengkontemplasikan kembali bagaimana sholat kita.
Saatnya untuk menjadikan sholat dan diri kita lebih baik lagi. Meski baru sekedar memulainya dengan total ingat Allah saat takbir saja
Sebab bagaimanapun untuk menuju baik itu membutuhkan proses. Dan peringatan Isro' Mi'roj ini semacam alarm tahunan bagi kita.
Sekaligus pintu masuk. Terlebih sebentar lagi Ramadhan, bulan yg tak perlu lagi diilustrasikan bagaimana indahnya beribadah di situ.
Selamat merayakan Isro' Mi'roj, mendengarkan keindahan ceritanya dan memetik ratusan pelajaran dari perjalanan fantastik itu.
Selamat malam. Bersama berproses menjadi muslim-muslimah yg baik. Bukan muslim-muslimah yg merasa baik :) .. Bismillah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar