1 Okt 2014

Hari Arofah dan Puasa Arofah

Apa kabar tweeps.. beberapa hari ini kita dibingungkan perihal kapan idul adha dan kapan puasa arofah. Mengingat "lagi2" terjadi ikhtilaf

Saya akan sedikit kultwit soal ini, namun bukan tulisan saya, saya copaskan dari tulisan teman yg cukup pas dg momentum ini...

Judul tulisan yg akan saya copaskan di sini adalah: "Hari Arofah dan Puasa Arofah"

Hari Arofah adalah hari dimana semua jamaah haji melakukan puncak ritual haji dengan melakukan wukuf di Arofah...

inilah yg dimaksud oleh Rasulullah SAW bahwa “Al-Hajju Arofah”; Haji itu Arofah. & hari Arafah itu brtepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah.

Jadi wukuf di Arofah itu harus bertepatan dengan dua hal; waktu & tempat. Waktunya pada tangal 9 dzulhijjah, & tempatnya adl di Arofah.

Sedang puasa Arofah adl puasa sunnah yg dilakukan oleh mereka yg tidak sdng mlaksanakan wukuf, waktunya bertepatan dg tgl 9 dzulhijjah,

waktu dimana mereka yang sedang menunaikan ibadah haji melaksanakan wukuf di Arofah.

Jadi ada titik temu antara dua jenis ibadah ini (wukuf dan puasa) yaitu waktunya bertepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah.

Dan yang perlu diketahui bahwa dua ibadah ini tidak saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Dimana ibadah wukuf akan tetap sah walaupun orang-orang diluar Mekkah sana tidak sedang melaksanakan ibadah puasa,

dan sebaliknya ibadah puasa sunnah tanggal 9 itu tetap sah walaupun orang yang sedang berhaji itu tidak wukuf.

Karena sangat mungkin bahwa mereka yang berhaji itu berhalangan untuk wukuf, karena dihadang musuh misalnya, bencana alam

atau kendala lainnya, atau mereka wukuf tapi waktunya salah, atau mereka wukuf pada waktunya tapi tempatnya salah, dst..

Jadi sekali lagi bahwa puasa Arofah bukan karena mereka wukuf, tapi puasa itu dilakuakan karena ia beretepan dg tanggal 9 dzulhijjah.

Pun begitu sebaliknya, wukuf itu dilakuakn bukan karena orang diluar sana puasa, tapi karena ia bertepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah

Karena standar ibadah kita adalah waktu...

Sekarang, bagaimana Menentukan Tanggal 9 Dzulhijjah?

Disinilah letak permasalahannya, yaitu pada cara kita menentukan kapan jatuhnya tanggal 9 dzulhijjah.

Dan semua ulama menyepakati bahwa standar perhitungan ibadah ini adalah peredaran bulan.

Maka cara menentukannya sudah pasti dengan terlebih dahulu mengetahui kapan jatuhnya tanggal 1 dzulhijjah.

Maka dalam hal ini kita akan kembali diingatkan dengan bagaimana cara penentuan 1 Ramadhan, caranya sama persis,

dan perbedaan ulama dalam hal ini juga sama persis.

Penentuannya bisa dengan metode rukyat ataupun hisab; hisab wujud al-Hilal atau juga Hisab Imkan ar-Ru’yah, atau gabungan dari keduanya

Hingga akhirnya kita akan menemukan perbedaan ulama pada masalah rukyat lokal atau Internasional;

apakah setiap masyarakat harus mengikuti hasil perhitungan lokal, atau boleh juga mengikuti hasil dari negara Islam lainnya?

Yang dalam bahasa fikihnya dikenal dengan sebutan wihdah al-Mathali’ wa ikhtilaf al-mathali’.

Lebih kurang ini adalah hasil dari perbedapatan ulama  dalam masalah penentuan awal bulan baru,

kita tidak boleh menafikan bahwa banyak jg para ulama yg meyakini bahwa setiap negri boleh untuk memutuskan sendiri waktu ibadah mereka,

tentunya keputusan ini bukan dengan semua gue, tetap harus melalui metode yang benar.

Hal ini disandarkan dengan hadits Kuraib yang sudah masyhur ditelinga kita, diriwayatkan oleh Imam Muslim

Dari hadits Kuraib bisa kita ambil pelajaran, bahwa walaupun pada waktu itu ummat Islam masih berada dalam satu kepemimpinan (khilafah)

namun memungkin bagi Ibnu Abbas untuk berbeda dengan keptusan kholifah,

dan tidak terdengar bahwa Ibnu Abbas adalah bagian dari mereka yang ‘membangkang’ dari kepemimpinan Muawiyah.

Jadi jika kita tarik ke zaman sekarang maka sebagaimana pemerintah Saudi Arabiyah boleh memutuskan sendiri perihal puasa, Idul Fitri...

dan Idul Adha, maka hal sama bahwa pemerintah Indonesia juga boleh untuk menetapkan sendiri waktu puasa, Idul Fitri dan Idul Adhanya.

Memang ada pendapat lainnya yang mejelaskan kebolehan untuk megambil satu kesaksian dengan alasan wihdah al-Mathali’,

namun perlu diketahui juga bahwa yang dimaksud dengan satu kesaksian bukanlah milik orang Saudi saja,

karenannya memungkin bagi kita juga untuk mengambil keputusan negri tetangga lainnya, walaupun bukan Saudi.

Sebagaimana kita boleh mengikuti Saudi, namun hal yang sama juga sebenarnya orang Saudi boleh mengikuti keputusan negeri kita,

jika saja dalam keputusannya kemarin kita yang terlebih dahulu memberikan hasil keputusan.

Namun ternyata justru ada salah seorang ulama terkemuka Saudi sendiri malah menyarankan untuk tetap mengikuti hasil keputusan lokal

dan tidak harus mengikuti keputusan Saudi. Sila lihat Majmu' Fatawa-nya Ibn Utsaimin soal itu (bagi yg "mengidolakan" Ulama Saudi)

Kesimpulannya bahwa perkara ini sangat longgar, bahwa tidak ada yang salah dengan pemerintah kita

yang sudah bersusah payah melakuakan usaha dalam penentuan awal dzulhijjah, walaupun pada akhirnya terdapat perbedaan...

 ... antara hasil yang diputuskan dengan apa yang diputuskan oleh pemerintah Saudi Arabia

Untuk mereka yang sekarang berada di Saudi Arabia, dari manapun asalnya, maka mereka terikat dengan waktu Saudi dalam hal apa saja;

Sholat, puasa, berbuka, wukuf, dan idul adha...

namun untuk mereka yang berada di luar Saudi, mereka juga baiknya mengikut penjadwalan waktu setempat.

Walaupun khusus untuk perkara puasa ramadhan, puasa 9 dzulhijjah dan dua lebaran boleh-boleh saja mengkuti keputusan Saudi.

Hanya saja agak ada yg mengejutkan dengan salah satu pernyataan ustadz muda ketika beliau menuliskan di webnya

perihal penentuan Idul Adha dan Puasa Arafah, beliau menuliskan:

“Mengenai penetapan Ied ‘Adha ini berbeda dengan Penentuan Awal Ramadhan yg memang penetapannya berbeda2 tergantung madzhab yg digunakan

 ..Dalil Penentuan Awal Dzulhijjah ini berbeda karena kewenangan menentukannya khusus diberikan pada penguasa Makkah yang mengurusi Haji”

Wallahu A’lam Bisshawab dari mana beliau menemukan kesimpulan tersebut, seakan tidak ada opsi lain dalam masalah ini,

padahal dari dulu sekali sahabat Ibnu Abbas sudah meyakinkan bahwa dalam perkara ini memungkin bagi kita untuk berbeda. Wallahu A’lam

Semoga menambah ilmu dan mencerahkan. Karena kita itu puasa HARI-nya, bukan puasa TEMPAT-nya

Kalau puasa tempatnya ya ke Arofah sana. Lagi pula terpaut waktu 4 jam. Masa' masih dini hari kita mau puasa?

Selamat menikmati hari2 dzul hijjah dg indah, tak perlu bingung dg beda hari idul adha. Sholatlah pada hari sesuai "keyakinan" masing2

30 Sep 2014

Islam Agama Pamungkas Yang Sempurna

Siapapun yang membaca dan mengkaji Al-Quran dengan baik pasti tahu dan sadar sepenuhnya bahwa Agama pamungkas...

...yang telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi pegangan utama dan sandaran asas bagi kehidupan, adalah Islam. Diakui ataupun tidak

Siapapun tahu dan sadar bahwa segala aturan dan segala larangan yang berada dalam syariat Islam, dengan begitu elegan dan seimbang

serta begitu cantik mengatur segala bentuk interaksi yang terjadi di alam semesta ini

Aturan main dalam kehidupan agar segalanya berjalan lurus, tak ada ketimpangan

& tentu agar tak terjadi kekacauan sistem hukum alam yang berujung pada rusaknya semesta & kehancuran ummat manusia, dalam berbagai skala

Siapapun juga tahu bahwa tata aturan dalam Islam -dengan bentuk fisiknya yang sederhana dan tak rumit- mencakup dengan komprehensif...

dan sempurna sekaligus presisi yang tak meleset atas seluruh hukum dan seluruh norma kehidupan dan hak asasi kemanusiaan.

Sistem sempurna dari Yang Maha Sempurna yang secara otomatis menarik siapapun yang mempunyai pikiran jernih dan hati bersih...

...untuk berpegang teguh terhadap sistem yang menjamin ketenangan dan kebahagiaan hidup itu.

Artinya, jika seseorang itu semakin tercerahkan hatinya, luas cara pandangnya, tertata bagus mindset-nya, lapang dadanya...

...maka ketergantungannya kepada syariat ini akan semakin kuat

karena dia tahu dengan pasti keindahan dan rahasia agung di balik Syariat yang elegan ini.

Tentu dengan catatan jika syariat elegan ini dijalankan sesuai tatanan yang telah ditetapkan oleh syariat itu sendiri

tidak asal berteriak “syariat” terlebih dengan emosi tak terkontrol dan kepentingan terselubung yang tak terpuji

...atau diperalat dengan sangat lugu oleh pihak yang ingin mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.

Bukti nyata yang tercatat oleh tinta emas sejarah akan keagungan dan keindahan sistem syariat Islam ini adalah ...

...apa yang telah dirasakan oleh Bangsa Arab pada 14 abad yang lalu.

Masa ratusan tahun saat mereka berkubang dalam lumpur ke-jahiliyah-an,terjebak dalam hukum rimba peradaban & kemunduran moral yang parah

Hanya dalam tempo sejenak saja mereka keluar dari era serba gelap itu tepat saat mereka mulai mengenal Islam

Secara frontal Bangsa yang hampir tak lagi berbentuk itu, sebab Islam, seketika keluar dari pekatnya kebodohan menuju cahaya ilmu.

Yang asalnya tercerai berai oleh fanatisme kesukuan yang tak masuk akal, menjadi bersatu padu tanpa memandang keunggulan antar suku

Bangsa yang asalnya tak ada yang mendengar keberadaannya, tiba-tiba terkenal sebagai penakluk sebagai pembaharu di seluruh penjuru dunia

bangsa yang sebelum memiliki cara berpikir kolot dan kaku, berubah jadi bangsa yang memiliki cara berpikir cemerlang dan brilian.

Bangsa yang selalu hidup dalam ketakutan sebab keterceraiberaian itu menjadi bangsa besar bersatu yang hidup aman,

yang asalnya saling bermusuhan menjadi saling menyayangi, yang asalnya lemah, menjadi kuat, yang asalnya terhina, menjadi mulia

yang asalnya secara ekonomi sangat miskin mendadak menjadi bangsa yang kaya raya,

yang asalnya peradabannya sangat terbelakang, tiba-tiba tampil memimpin peradaban dunia.

Dan itu tak hanya dirasakan oleh Arab saja, hampir semua bangsa yang mengenal Islam yang disampaikan dengan bijak dan benar...

selalu mengalami perubahan frontal yg sangat positif itu & selalu berjangka waktu kesejahteraan yg cukup lama dari generasi ke generasi.

Dan jika direnungi cukup dalam, alangkah Maha Besarnya Allah yang telah menetapkan syariat pamungkas ini untuk manusia dan kemanusiaan

dan jika diterapkan sesuai tatanannya maka pasti kejayaan dan keagungan yang pasti teraih, serta kewibawaan tiada banding

Tentu saja kita tak hanya mengenang sejarah masa lampau kedigdayaan kaum muslimin dengan penerapan syariat Islam selama itu

tak hanya mengenang bagaimana tangguhnya militer kaum muslimin di mata dunia kala itu...

..luasnya wilayah kekuasaan kaum muslimin yang memanjang dari lepas pantai Mauritania sampai pantai selatan pulau Jawa..

munculnya banyak ilmuwan yg bahkan menjadi rujukan utama peradaban Barat, mulai dari seni, teknologi, politik sampai sastra

juga banyak menciptakan dasar-dasar penemuan yang sangat berguna sekali untuk kemanusiaan dan semesta

Tak hanya itu, belum lagi para Ulama yang berkecimpung khusus dalam ilmu-ilmu syariat, pena mereka ditaati

tetak ujung pedang mereka ditakuti, bendera mereka berkibar gagah di atas seluruh bendera bangsa apapun di muka bumi ini

yang bernaung di bawahnya keadilan dan kedamaian

Setelah sebelum kedatangan Rasulullah mereka berada dalam kondisi yang mengenaskan dan sangat memprihatinkan

sebab berkubang dalam lumpur maut kejahiliyahan tadi.

Tentu kita tak hanya sibuk mengenang-mengenang saja, namun mencari jalan yg tepat & bijak bagaimana bisa kembali menghidupkan kenangan2

dan bagaimana cara para pendahulu kita mencapai kejayaan itu

..tak hanya asal melihat kesuksesan tetapi menutup mata terhadap jalan terjal menuju kesuksesan itu.

Menemukan kembali cara yang telah ditemukan para penyeru iman itu, bagaimana cara mereka melihat hidup ini dari semua sisi pandang

(tak hanya satu sudut, masih ditambah egoisme lagi), lalu bagaimana mengatur kehidupan dengan perspektif semua sudut tadi

agar bisa dengan mudah menemukan celah untuk dibenahi, terlihat yang bengkok untuk diluruskan,

mengganti yg jelek dengan yang baik, menghilangkan kemalasan dengan banyaknya aktivitas ukhrowi/duniawi yg selalu terkoneksi ke ukhrowi

mengganti malapetaka kehidupan dengan kebahagiaan, menghilangkan permusuhan dengan persaudaraan yang saling menasehati

menghapus kemunduran dengan kebangkitan, menambal perpecahan dengan kesemangatan dan keseriusan, membangun keagungan dengan kepemimpinan

Cara yang membuat para pendahulu kita menjadi ummat terbaik yang dimunculkan untuk kemanusiaan...

mengajak kepada kebaikan dan mencegah terhadap segala jenis keburukan sekaligus keimanan sempurna pada Allah

Tentu sj mreka tak menginginkan semua itu kecuali hanya 1 hal saja, murni mncari ridho Allah. Bukan karena orientasi posisi atau materi.

Semua itu mereka raih sebab anugerah Agama ini serta tahu dengan baik bagaimana rahasia hakikat agama ini yang jernih

dan pondasinya yang kokoh yang tak ada celah kebatilan apapun. Tidak dari depan juga tidak dari belakang

Juga sebab anugerah berpegang teguhnya mereka pada tata aturan Qur’an dan Sunnah yang sebenarnya dan sesuai ilmunya

kebersatuan mereka dalam ukhuwwah di jalan Allah, mengabaikan segala jenis perbedaan yang berpotensi memecahbelah

serta tidak terjebak dalam perdebatan kontraproduktif yang selalu menumbuhkan bibit permusuhan dan kebencian

Maka di antara hal yang diperlukan oleh kaum muslimin saat ini, khususnya para juru dakwahnya adalah

merenungi dalam-dalam sekaligus mempraktekkan QS. Ali Imron 103 dalam dakwah dan interaksi sosial mereka

Karena ayat ini adl ayat pondasi dakwah Islamiyyah,bahkan intisarinya. Jika memang ingin kembali meraih kejayaan2 masa lalu itu kembali.

Tak terjebak dalam saling menyalahkan, mengolok, membid’ahkan, memfatwa-fatwakan haram

apalagi smpai mengkafirkan terhadap perbedaan kecil sekalipun, terlebih jika perbedaan itu ternyata hanya urusan duniawi smacam politik

politik dengan sistem yang sama sekali tak pernah ada untungnya untuk umumnya kaum muslimin kecuali hanya segelintir kelompok saja

Wallahu a'lam. Selamat menikmati akhir pekan dan bermalam minggu :)

17 Sep 2014

Hadist Jibril (Empat Pilar Agama)

Suatu hari seseorang yg terlihat sangat bersih sekali penampilannya, datang kepada Nabi, tak satupun sahabat Nabi di situ yg mengenalnya

Dia datang begitu saja ke majlis dan langsung duduk tepat di hadapan Nabi

Orang itu lantas membuka percakapan dan bertanya beberapa hal pada Nabi. Pertanyaan pertama, "Jelaskan kepadaku apa itu Islam."

Oleh Nabi dijawab bahwa Islam itu kamu menyatakan dua kalimat syahadat, shalat 5 waktu, puasa ramadhan, berzakat, dan haji jika mampu

Orang asing tadi bertanya lagi kepada Nabi, "Jelaskan kepadaku apa itu Iman."

Nabi menjelaskan bahwa Iman adalah percaya keberadaan Allah, keberadaan para Malaikat, percaya kepada Kitab2 Suci-Nya, para Nabinya

Percaya akan kedatangan hari terakhir, juga percaya akan takdir baik ataupun takdir buruk."

Puas dengan jawaban Nabi soal Islam dan Iman, orang tadi meminta penjelasan kepada beliau tentang apa itu Ihsan.

Nabi menjelaskan bahwa Ihsan itu seseorang menyembah Allah seolah dia melihat-Nya, melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya

Tapi berhubung dia tidak bisa melihat-Nya, maka yakinkan diri bahwa Allah Melihatnya, sehingga tetap melakukan segala dg sebaik-baiknya

Orang asing tadi lalu melempar pertanyaan agak rumit, dia bertanya, kapan tepatnya datangnya hari akhir yang dimaksud pada Iman tadi

Nabi menjawab dengan cukup diplomatis, bahwa yang ditanya dan yang bertanya sama-sama tidak tahu kapan pastinya kiamat tiba

Pada akhir diskusi, orang asing tadi sempat bertanya-tanya kepada Nabi tentang tanda-tanda umum datangnya kiamat dan dijawab oleh beliau

Keesokan harinya, Nabi bertanya kepada para sahabatnya, "Kalian tahu tidak, siapa orang asing yg datang kepadaku kemarin?"

Tak satupun sahabat beliau yg tahu. Oleh Nabi diberitahukan bahwa yg datang itu Jibril, untuk mengajarkan AGAMA kalian...

Rentetan kultwit di atas cukup terkenal dengan istilah Hadits Jibril, terdapat dalam Ensiklopedi Hadits Shahih Muslim

Dari hadits di atas sangat bisa dipahami bahwa Agama yang dibawa Nabi dan diajarkan pada kita sangat mencakup semua sisi kehidupan

Artinya, agama ini terdiri dari 4 rangkaian sangat penting; Islam, Iman, Ihsan dan pemahaman akan tanda-tanda spesifik datangnya kiamat

Pada perkembangan ilmiah selanjutnya, pembahasan soal "Islam" secara khusus dibahas panjang lebar dan detail dalam ilmu Fiqih

Sedangkan "Iman" dibahas dengan luas sekali di kategori ilmu Tauhid dan Aqidah

Adapun tanda kiamat banyak dibahas di ilmu-ilmu yang berhubungan dengan sejarah dan fenomena alam serta kehidupan

Sedangkan Ihsan, salah satu pokok penting agama dibahas secara luas sekali di ilmu Akhlaq dan Tasawwuf

Selama ini, banyak sekali kita menemukan orang mengalami kesalahan dalam memahami tasawwuf, sering mereka mengiranya sebagai ilmu sesat

Tentu saja itu terjadi sebab salah informasi dan salah opini. Padahal Tasawwuf adalah bagian dari Ihsan.

Maknanya, Tasawwuf adalah ilmu yang berbicara tentang bagaimana cara membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah dengan baik

Tasawwuf juga adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana tatacara berinteraksi sosial yg baik antar sesama makhluk ciptaan Allah

Tasawwuf tak lebih daripada itu. Maka orang yang keburu menjudge tasawwuf itu sesat, adalah orang yg belum mengerti substansi tasawwuf

Bahayanya, saat seseorang mencegah orang lain untuk mempelajari tasawwuf, artinya dia mencegah orang mempelajari kesempurnaan agamanya!

Sebab secara tanpa sadar dia mencegah orang lain untuk belajar moral, mendekat diri pada Allah.. menghalanginya dari Ihsan.

Otomatis jika seseorang tidak bisa Ihsan, tidak tahu apa itu Ihsan yg dipelajari detail di Tasawwuf, dia belum mengerti agamanya sendiri

Karena jika hanya berislam dan beriman saja, tanpa berihsan, seseorang tidak akan pernah sampai pada kesempurnaan dalam beragama
Akhir kultwit, ambillah agama ini dari ahlinya, bukan asal ambil dari informasi salah yang tidak jelas sumber dan jluntrungnya...

Cara Menyikapi Perbedaan Pendapat

Ada banyak pelajaran penting soal bagaimana cara kita bersikap dari hasil diskusi, rejoinder, perdebatan, tanggapan,dan reaksi soal khamr

Terjadi pro kontra yang hebat, diskusi ilmiah tinggi, dan masing-masing mengeluarkan argumen sesuai arah pandang yg diikuti.

Sebenarnya semuanya bisa menjadi positif jika di antara kita ummat Islam, meski berbeda pemikiran, bisa saling menghormati perbedaan

Namun yang aku pantau dari diskusi (atau entah twitwar) lebih banyak membuat kita saling berbenturan sebab lagi2 karena over dlm reaksi

Kultwitku ini tidak akan lagi mengungkit soal #Khamr atau #Miras, namun aku ingin kita merenungkan cara kita dalam bersikap

Sudahkah kita bisa inshof (proporsional), bisa moderat, bisa memandang permasalahan sesuai amanah ilmu dan yg diinginkan syariat?

Sudahkah juga kita bisa melihat dengan baik ikhtilaful madzahib, ikhtilaful aro', ikhtilaf wijhah nadhor tanpa melihat sosok?

Sudahkah kita bisa mempraktekkan kaidah "Lihatlah apa yg dikatakan dan jangan lihat siapa yang mengatakan"? Kaidah S.Ali bin Abi Thalib?

Karena reaksi2 atas diskusi dari tweeps moderat, fundamental, dan liberal kemarin benar2 menunjukkan bagaimana kualitas ilmiah kita

Aku pribadi melihat memang ada penyembunyian sengaja dan upaya menutup mata atas kebenaran dari saudara muslim beraliran kiri.

Padahal aku yakin sekali mereka tahu kaidah dan hukum yg sebenarnya, namun sikap intihal (pemlintiran) begitu halus dilakukan

Dari saudara muslim yg condong ke kanan, terlihat juga masih suka menggeneralisir (ta'mim) terhadap masalah, hingga timbul problem baru

Semisal ada beberapa poin dari saudara muslim kiri yg benar,tapi berhubung melihat orangnya, benci dulu, akhirnya kebenaran itu tertolak

Begitu juga saudara muslim yg kiri dalam memandang yg kanan, berhubung apriori dulu, maka segalanya dianggap terlalu keras dan intoleran

Ada juga permasalahan yg pada dasarnya murni furu'iyyah, tapi oleh saudara muslim yg kanan dikamuflase seolah itu masalah ushuliyyah.

Akhirnya diskusi yg pada dasarnya bisa ditemukan,malah menjadi debat kusir dan saling membodohkan.Bukan sikap muslim yg baik dlm diskusi

Kita lupa dg sabda Nabi "Khudzil hikmah min ayyi syai-in khorojat"

Kita lupa dengan paradigma "Al-Muslim akhul muslim", malah terjadi sebaliknya, "al-muslim aduwwul muslim", aneh tapi nyata.

Kita mengaku agen dakwah tapi kita lupa fiqhud da'wah, "ud'u ila sabili robbika bil hikmah... wa jadilhum billati hiya ahsan".

Kita saling ingin mengubah keadaan menjadi lebih baik, tapi kita melupakan Ihsan. Yg akhirnya justru malah menimbulkan pertengkaran

Kita mengaku mengikuti salaf, tapi kita lupa (atau malah tidak tahu) bagaimana akhlak salaf dalam menanggapi perbedaan

Bahkan aku yakin banyak di antara kita yg belum tahu seperti apa manhaj salaf fi fahmin nushush baina annadhoriyyah wa at-tathbiq

Coba renungkan, andai Nabi masih ada dan melihat gaya diskusi kita, reaksi kita pada lawan bicara, apa beliau akan suka?

Kita masih perlu banyak belajar, bagaimana cara menyikapi perbedaan madzhab, dan perbedaan ideologi.

Lebih dari itu kita masih harus belajar bagaimana moral berbicara menghadapi orang yg tidak kita suka

Terpenting lagi adalah bagaimana menata hati kita saat berada dalam momentum genting seperti itu.

Sebab jika kita gagal menata hati dalam keadaan seperti itu, semisal merasa baik, merasa paling benar, itu artinya awal kehancuran kita

Sebab kita tidak sadar jika setan ternyata sukses menunggangi kita namun lewat jalan lain, lewat modus semangat dakwah salah niat

Semoga mencerahkan. Kita harus belajar lebih banyak lagi, sebab antara aksi dan reaksi ada satu jarak penting yg mesti kita perhatikan

dan jarak pendek antara aksi dan reaksi inilah yg menunjukkan kita ini muslim dengan kualitas apa.

Mari bersama belajar dan terus belajar menjadi muslim yang baik, bukan menjadi muslim yang MERASA baik. Bismillah

itu pasti, yg kanan jg @djasmia: tapi ust. Muslim kiri itu harus diluruskan bukan? Kasian sm yg awam seperti kami2 yg masih cetek ilmunya

Kita harus ingat sikap Imam As-Syafi'i dalam berdebat yg malah mengharap kebenaran dari pihak lawan

Kita juga harus ingat sikap beliau bahwa dalam diskusi dan debat adalah mencari kebenaran, meski kebenaran ada di pihak lawan

Karena jika diskusi didasari lebih dulu oleh gengsi dan merasa benar sendiri, artinya orang itu telah gagal dlm mencari kebenaran

Andai dia benar pun, maka kebenarannya itu alal hawa, bukan alal haq, tidak lillah, namun malah memuaskan setan dan nafsu

Aku forward kultwit ini juga kepada sahabatku fillah wa lillah, Ustadz @salimafillah ... memang ukhuwwah itu sejatinya indah

Kompilasi Diskusi Khamr by @ulil, @salimafillah dan gus @awyyyyy

Berikut ini kompilasi kultwit dari @ulil dan @salimafillah mengenai hukum khamr beberapa waktu yang lalu. Saya ingat sebelum masing2 membuat kultwit ini atmosfir TL sudah cukup panas. Diskusi dan saling lempar argument ini tidak hanya terjadi antara keduanya, tapi juga melibatkan para penggiat twitter lainnya yang juga ingin urun pendapat.
Diakhir saya juga lengkapi dengan kultwit dari gus @awyyyyy yg memberikan gambaran tentang hukum khamr di Mekah.

--- Kultwit Khamr by @ulil ---
Terima kasih atas tanggapan Mas @salimafillah atas twit2 saya soal #khamr. Jazakumullahu khairan.

Berikut adalah "rejoinder" atau jawaban balik atas tanggapan Mas @salimafillah dg tagar #khamr.

Soal tafsir atas ayat 16:17, tolong Mas @salimafillah rujuk Tafsir al-Razi, bukan hanya al-Jalalain dan Ibn Katsir. #khamr

Dlm al-Razi, ada dua kemungkinan memaknai ayat 16:67. Salah satunya, itu mmg pujian atas #khamr, sbb ini ayat turun di Mekah.

Artinya, ayat 16:67 itu turun sebelum ayat ttg pengharaman #khamr. Tak ada soal dg pujian atas khamr dlm ayat itu.

Soal regulasi dan sosialisasi, pada dasarnya saya setuju dg anda. Tp saya pakai kerangka yg beda dg anda. #khamr

Pertama2, harus disepakati dulu: Kita hidup di negara bukan agama, ttp negara Pancasila. #khamr

Hukum yg berlaku di negeri kita bukan hukum Islam, tp hukum nasional yg dibuat di parlemen. #khamr

Kalau pun ada regulasi soal #khamr dlm bentuk UU, itu bukan regulasi Islam, ttp regulasi nasional.

Jika umat Islam punya ajaran moral spesifik ttg #khamr, silahkan saja. Ada jaminan kebebasan bagi umat u memeluk ajaran itu.

Jadi, ajaran moral Islam ttg #khamr, tidak bisa jadi landasan regulasi minuman keras di Indonesia, sbb Indonesia bkn negara Islam.

Umat Islam bebas mengajarkan dan mendakwahkan keharaman #khamr pd umatnya. Sudah seharusnya. Tp tak boleh dipaksakan.

Karena itu, saya bilang dlm twit saya kemaren, pembahasan soal regulasi #khamr harus dipisahkan dr keyakinan moral penduduk Indonesia.

Sbb keyakinan moral penduduk hanya berlaku khusus pd penganutnya saja, tp tak berlaku buat yg lain.

Pembahasan soal regulasi #khamr harus didasarkan pd kriteria tunggal: melindungi keamanan publik. Urusan keyakinan moral tak relevan.

Itulah kerangka memandang soal regulasi #khamr di Indonesia sbg negara Pancasila, bukan negara agama. Gitu Mas @salimafillah.

Setelah kerangka itu dipahami, maka mari kita bicara ttg regulasi #khamr dg kaidah tunggal: public safety.

Regulasi pertama yg paling penting adalah soal siapa yg boleh mengkonsumsi #khamr dari segi umur.

Harus ada pembatasan umur. Misalnya, #khamr hanya boleh dikonsumsi mereka yg berumur di atas 21 tahun, spt di AS.

Ingat, kata "boleh" di sini bukan dlm pandangan agama, tp pandangan hukum nasional. Kita bicara regulasi, bkn hukum agama.

Kalau dari sudut pandang Islam, konsumsi #khamr jelas dilarang untuk segala umur. Tp hukum Islam tak bisa jd dasar regulasi.

Kenapa hukum Islam soal #khamr tak bisa dijadikan dasar regulasi, sbb sekali lg, ini bukan negara Islam, tp negara Pancasila.

Regulasi kedua berkaitan dg prilaku konsumsi yg bisa membahayakan publik. Misalnya: tak boleh mabuk saat nyetir spt di AS. #khamr

Regulasi ketiga soal peredaran: Di banyak negeri2 liberal, peredaran #khamr dibatasi dg ketat.

Di Boston, misalnya, penjualan wine hanya bisa di toko liquor (minuman keras). Tidak bisa di toko kelontong (convenient store). #khamr

Tiga aspek regulasi itulah yg bg saya paling penting. Regulasi di sini tak bicara soal halal-haram, sbb ini bukan negara agama. #khamr

Regulasi #khamr di negara Pancasila tak bicara soal dosa atau tidak. Itu urusan internal umat Islam. Silahkan saja.

Umat Islam bebas mendakwahkan kepada umatnya bhw minum #khamr itu haram. Tp tak bisa memaksakan hukum itu sbg hukum nasional.

Nah, setelah selesai bicara soal regulasi itu, silahkan lakukan sosialisasi ttg bahaya #khamr. Silahkan saja.

Skg soal razia minuman keras. Harus dikatakan dg jelas: Tak bisa razia dilakukan oleh masyarakat. #khamr

Hak penegakan hukum ada pada pemerintah. Hak yg ada pd masyarakat hanya sosialisasi ttg bahaya #khamr. Bukan merazia.

Razia atas minuman keras oleh masyarakat dg alasan itu amar makruf nahi munkar, tak bisa dibenarkan. #khamr

Melakukan razia miras atas nama amar makruf nahi munkar itu sama dg "kalimatu haqqin urida biha bathil". #khamr

Maksudnya: Prinsip yg benar, tp diterapkan dlm konteks yg salah. #khamr

Soal "nabidz", Mas @salimafillah. Sudahlah, masalah nabidz ini sudah selesai menurut saya. Hukumnya khilaf. Nabidz artinya wine. #khamr

Menurut Abu Hanifah, minum nabidz itu boleh, sampai batas tak mabuk. Jadi, terserah pd masing2 individu batasnya. #khamr

Soal nabidz itu sampai berapa hari masih boleh dikonsumsi atau tidak, menurut saya perdebatan ulama soal ini kurang relevan. #khamr

Apa yg disebut nabidz itu ya wine yg mengandung alkohol. Itu minuman keras yg sangat populer di Persia. Bahan dasarnya anggur. #khamr

Ketika ulama berdebat soal nabidz, ya yg mereka perdebatkan itu adalah wine yg memang mengandung alkohol, bkn yg lain. #khamr

Bagi saya, pendapat Abu Hanifah yg menghalalkan nabidz sampai batas anda mabuk, itu menarik sekali. Sangat toleran. #khamr

Jadi, kalau kita pakai pendapat Abu Hanifah, minum wine segelas-dua gelas, okelah. Sbb dg dua gelas, anda tak akan mabuk. #khamr

Soal prinsip "hifzul 'aql" atau melindungi akal, salah satu prinsip utama dlm syariat Islam. Saya setuju. #khamr

Jadi, buat yg tak akrab dg hukum Islam, #khamr diharamkan krn untuk melindungi akal. Sbb mabuk bisa menghilangkan akal.

Tapi, Mas @salimafillah, marilah melihat soal #khamr dan kaitannya dg hifzul aql ini scr jernih dan proporsional.

Saya tanya Mas @salimafillah: Apakah akal seseorang akan hilang dan rusak hanya dg minum dua/tiga gelas wine saja sehari? Come on!

Apakah akal seseorang akan rusak dan hilang dg minum dua-tiga gelas bir sehari, Mas @salimafillah? Jawab dg jujur, dan jangan lebay.

Lihatlah sekitar: Banyak orang yg mengkonsumsi wine dan akalnya ttp sehat, cerdas dan normal, tdk hilang spt disangka para moralis2 itu.

Yg berbahaya mmg jika mengkonsumsi alkohol berlebihan. Semua hal jika berlebihan jg berbahaya, bkn hanya #khamr sj.

Larangan yg keras terhadap #khamr di Islam sebetulnya jelas konteksnya, spt anda sebut dlm twit2 anda, Mas @salimafillah.

Konteksnya adalah krn saat itu, ada sahabat2 yg mabuk berat di Madinah dan mulai mengungkit sentimen kesukuan. #khamr


Jadi, konteksnya: adanya ancaman terhadap bangkitnya fanatisme kesukuan yg bisa menghancurkan komunitas Islam yg masih muda. #khamr

Saat ini, apa ada ancaman spt itu? Menurut saya, ndak ada. Jadi, sikap berlebihan thdp #khamr tak beralasan.

Sikap Abu Hanifah lbh realistis: ya minum nabidz atau wine segelas-dua gelas, asal tak mabuk, tak soal. #khamr

Yg menggelitik saya, Mas @salimafillah, jika haramnya #khamr adalah untuk lindungi akal umat, kenapa umat Islam kok tak cerdas2 ya?

Tingkat kecerdasan umat/bangsa kan bisa dilihat dari segi jumlah buku yg terbit setiap tahun di negeri itu. #khamr

Coba lihat, berapa jumlah buku yg terbit setiap tahun di dunia Islam yg tak minum #khamr dan dunia Barat. Njomplang banget.

Jadi, alasan haramnya #khamr untuk hifzul 'aql dlm Islam itu dlm prakteknya tak terbukti. Umat ttp bodoh, ndak cerdas jg akalnya.

Saya tahu, soal kecerdasan dan kebodohan bangsa itu kompleks faktornya. Bukan soal minuman sj. #khamr

Ttp dg mengatakan ini semua, bukan berarti saya mendorong orang untuk rame2 minum arak. Ndak kok. Jangan khawatir. :) #khamr

Intinya, masalah #khamr ini terpulang kpd individu masing2. Sama dg rokok. Anda boleh rokok, asal tahu konsekwensinya. #khamr

Anda boleh minum wine (nabidz), asal tahu batasnya. Wong Abu Hanifah sj membolehkan kok, asal tak mabuk. #khamr

Tp ndak usah histeris, Mas @salimafillah, dlm memandang #khamr ini. Ndak usah lebay kayak Mbak Fahira. Selow wae. :))

Histeria soal miras di kalangan Islam ini tak sehat. Sama dg histeria thdp babi. Mbok santai saja. Kalau histeris, malah lucu. #khamr

Sekian tanggapan atas tanggapan anda, Mas @salimafillah. Anda dan saya saya kira punya keinginan sama: Umat Islam harus cerdas! Sekian.

Anda benar. RT @mkusumawijaya: @ulil merokok scr otomatis merugikan org lain, Mas, tdk bisa dianalogkan dg miras. Cc. @joeyakarta


--- Kultwit Khamr by @salimafillah ---
Sungguh kami awam & bodoh, menganggap semua hal dapat dirujuk pada Quran. Tapi membualkah Abu Bakr saat berkata, "Andai kekang.." #khmr

..untaku hilang; kan kudapati (bagaimana bersikap & bertindak atas) ia dalam Kitabullah"? Segala yang penting telah diturunkanNya. #khmr

Yang awal-awal menarik bagi kami ialah pernyataan Gus @ulil bahwa QS16:67 mengandung pujian kepada khamr. Diri bodoh ini menelisik. #khmr

Apa pendapat mufassir atas kalimat "Dan dari buah kurma & anggur, kalian ambil minuman memabukkan & rizqi yang baik"; pujiankah? #khmr

Yang terdapati; As Suyuthi misalnya menyatakan bahwa "Minuman memabukkan" disebut tersendiri sebab tak termasuk "rizqi yang baik". #khmr

Ibn Katsir menyatakan; "Minuman memabukkan" mewakili apa yang dibuat manusia dari perasan aneka buah (Nabidz); yang disalahgunakan. #khmr

Lainnya; "Bahwa dari karunia Allah yang indah (buah); manusia diuji untuk memilih, akan membuat hal yang merusak atau memperbaiki." #khmr

Maka tepat makna sesuai lanjutan ayat; "Sesungguhnya dalam yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang memikirkan". #khmr

Tentang nabidz yang diterjemahkan Gus @ulil sebagai wine; ada bahasan dalam Fiqh tentang batas perasan buah masih disebut Nabidz. #khmr

Sebab terkait dengan hukum (nabidz halal, khamr haram); beberapa Fuqaha' yang hati-hati membatasi nabidz seumur pagi-petang saja. #khmr

Pendapat lain; sehari-semalam. Yang paling longgar sefaham kami hanya terpajan 3 hari. Lebih dari itu ia telah bergejala "muskir". #khmr

Tentu ini beda dengan wine yang makin tua (makin berat peragiannya, makin tinggi kadar pemabukannya) justru kian 'bagus' & mahal. #khmr

Oleh sebab itu; menghindari menyebut "nabidz" di luar apa yang dita'rifkan para fuqaha' ini agaknya lebih selamat & menyelamatkan. #khmr

Tentang betapa kecanduannya bangsa 'Arab terhadap khamr; yang amat keras sebab terasal perasan kurma; hadits 'Aisyah telah jelas. #khmr

Demikianlah hingga menurut beliau; pengharaman khamr diturunkan bertahap. Sebab seandainya langsung diharamkan di awal Risalah.. #khmr

 ..niscaya mereka -para pencandu yang telah berislam maupun belum- akan berlantang, "Kami takkan tinggalkan khamr selama-lamanya!" #khmr

Saya ingat semangat antiperbudakan Gus @ulil & sesal beliau mengapa Islam terkesan tak tuntas menghapus perbudakan. Semoga juga.. #khmr

..semangat beliau tentang khamr ini sama. Sebab jika perbudakan terkait dengan salah satu Maqashidusy Syari'ah yang dharuriyah.. #khmr

..yakni hifzhun nafs (dalam hak hidupnya) & hifzhun nasl (dalam berketurunannya); khamr juga terkait dasar penting; hifzhul 'aql. #khmr



Jadi; menurut Asy Syathibi; ada tujuan diturunkannya syari'at. Di antara tujuan itu; ada 5 yang primer. Di antara yang primer.. #khmr

..itu hifzhun nafs (menjaga & menghormati jiwa) yang bersesuain semangat Gus @ulil memberantas perbudakan. Di antara yang primer.. #khmr

..itu jua ada hifzhul 'aql (menjaga & menghormati akal) yang dengan maksud ini pula Allah mengharamkan khamr nan terbukti merusak. #khmr

Maka jika soal khamr TUNTAS hukumnya dengan 4 ayat yang diturunkan bertahap -tak seperti perbudakan dalam pandangan Gus @ulil-.. #khmr

 ..amat masuk akal jika Gus @ulil bahagia atas ketuntasan hukum khamr ini sebab dengannya insan & martabatnya terjaga dari bahaya. #khmr

Sebab pula; begitulah tadi telah kita lihat asasnya dalam Maqashid, perbudakan & khamr sama-sama merendahkan kualitas kemanusiaan. #khmr

Nanti akan saya singgung bagaimana Al Buwaithy, murid kesayangan Asy Syafi'i di Mesir memimpin razia maksiat:) @jingglang @ulil @fahiraidris

Tentu kita belajar dari bagaimana Allah menuntun hati manusia yang semula cinta khamr menjadi rela mencampakkannya di jalanan. #khmr

Setelah mengakui manfaatnya dalam bentuk jamak & menyebut dosanya; Dia tegaskan dosa yang 1 lebih besar dari manfaat yang banyak. #khmr

Lalu ketika suatu shalat kacau bacaannya sebab imam yang mabuk; Dia kian sempitkan khamr dengan melarang mendekati shalat sampai.. #khmr

.."memahami apa yang diucapkan". Menurut mufassir; jadilah kesempatan minum khamr tinggal antara Shubuh-Dhuhr & Isya'-Shubuh. #khmr

Lalu saat sebuah perjamuan ba'da Isya' menyajikan khamr, menjadikan terungkitnya permusuhan jahiliah & seorang sahabat dipukul.. #khmr

..mukanya dengan rahang unta; maka Allah turunkan ayat dengan ketetapan gamblang; menyebutnya 'kekotoran jijik'; sumber kekejian. #khmr

Dari ini kita juga belajar; sebelum ada REGULASI, harus dilakukan SOSIALISASI yang gamblang & jernih tentang kemadharatan khamr. #khmr

Jika negara belum berperan dalam SOSIALISASI meski sudah me-REGULASI; sedang madharatnya tak henti ada; masyarakat wajib berperan. #khmr

Inilah yang kita apresiasi dari Uni @fahiraidris; inisiatif melakukan SOSIALISASI sebagai sisilain di keping sama dengan REGULASI. #khmr

Gus @ulil tentunya jauh lebih faham; dalam kaidah ada "Qubhun; al 'Iqab bila Bayan"; jadi jelek jika menghukum tanpa menjelaskan. #khmr

Maka REGULASI tanpa SOSIALISASI memang pincang; tak sesuai dengan sunnatuLlah pada jiwa. Jika ada BNN; perlu Badan Khamr Nasional. #khmr

Poin menarik selanjutnya dari Gus @ulil ialah soal hukuman bagi peminum khamr. Betulkah ia sama sekali tiada dalam Quran & Hadits? #khmr

Benar; jika yang dimaksud, hukuman bagi peminum khamr bukanlah Had; ketetapan langsung yang tertentu bentuk & caranya dari Allah. #khmr

Tapi Ta'zir; hukuman yang ditentukan pemegang wewenang; SUDAH dilaksanakan RasuluLlah untuk menjadi contoh terbaik zaman berikut. #khmr

Sekaligus untuk menyebut Al Walid ibn 'Uqbah ibn Abi Mu'aith; sahabat yang PERNAH disebut fasiq oleh Al Quran & diangkat 'Utsman.. #khmr

..menjadi Gubernur Kufah menggantikan Sa'd ibn Abi Waqqash. Sebagai anggota Thulaqa (baru masuk Islam setelah Fathul Makkah).. #khmr

..Walid tak merasakan proses pendidikan jiwa menjauhi khamr melalui ayat bertahap seperti dialami sahabat yang masuk Islam awal. #khmr

Maka kebiasaan lamanya kambuh di Kufah; dia minum khamr lalu mengimami shalat Shubuh 4 raka'at & usai salam berkata, "Mau tambah?" #khmr

Atas desakan banyak sahabat muda seperti Al Miswar ibn Makhramah; 'Utsman memecat Walid ibn 'Uqbah & menjatuhkan hukum cambuk. #khmr

Siapa yang ditugasi mengeksekusi? 'Ali ibn Abi Thalib. Dalam riwayat Muslim, beliau berkata, “Rasulullah telah mencambuk 40 kali.. #khmr

..Abu Bakar telah mencambuk 40 kali, Umar mencambuk 80 kali; & semua itu sunnah, & ini (beliau lakukan 40 kali) lebih saya sukai.” #khmr

Mari simak ucapan 'Ali; semuanya sunnah. Pada masa 'Umar; hukuman itu dilipatkan jadi 80 kali atas pendapat 'Abdurrahman ibn 'Auf. #khmr

Pertimbangan 'Abdurrahman; cenderung meningkatnya kembali minat terhadap khamr setelah penaklukan Syam & Persia; pengaruh budaya. #khmr

Maka para Fuqaha' merumuskan; Ta'zir dari RasuliLlah (cambuk 40 kali) adalah hukuman dasar; bisa ditambah sebagai efek jera pada.. #khmr

..keadaan dalam suatu tempat & waktu di mana minat, konsumsi, & kerusakan yang timbul akibat khamr sedang cenderung meningkat. #khmr

Masih beberapa hal yang ingin kami tanggapi dari paparan Gus @ulil yang kemarin; tapi beliau rejoind. Adab menuntut kami tuk menyimak dulu:)



--- Kultwit Penerapan Hukum Islam pada Khamar di Mekah by @awyyyyy ---
Semalam aku melihat di TL diskusi (apa perdebatan ya) yang cukup menarik soal #Miras. Semoga saja kultwit ini menambah informasi.

Berhubung saat ini posisiku sedang di Saudi Arabia, maka ingin aku sampaikan kepada tweep bagaimana cara Saudi Arabia menangani #Miras

Sebelumnya, sekedar informasi bahwa Saudi Arabia adalah satu-satunya negara di dunia yg punya power untuk tetap pakai Dustur Al-Qur'an

Pertama, sebagai muslim kita semua sepakat bahwa #Miras dan segala yang memabukkan adalah haram.

Memang dalil paling dasar dan paling global soal keharaman hal yang memabukkan hanya menyebut kata "Khamr" saja #Miras

Dan dari dalil dasar ini oleh para ulama dikembangkan kaidah yg menjadi patokan bahwa segala hal yg memabukkan itu haram, banyak/sedikit

Jadi jika ada yg berdalih tentang #Miras bahwa syariat hanya menyebut khamr, maka yg lain bisa halal, ini artinya mencoba menutup mata

Di Musnad As-Syasyi, terdapat hadits riwayat Ubadah bin Shomit yg menerangkan bahwa nanti ada #miras hanya saja namanya bukan khamr

Nah kaidah pengharaman segala hal yg memabukkan juga diambil dari sini, maka tak hanya terbatas #Miras berlabel khamr saja

Adapun Nabidz (wine), memang terjadi perbedaan pendapat. Madzhab Hanafi menyatakan nabidz tidak haram. bagi mereka nabidz bukan #Miras

Kedua, sekarang soal hukuman bagi penenggak #Miras. Memang tidak disebutkan dalam al-Qur'an dan Hadits soal hukuman khusus #Miras

Yang ada adalah hasil ijtihad sahabat, dalam hal ini S. Umar bin Khattab (yg mengambil 80 cambuk),dan S. Ali bin Abi Tholib (40x) #Miras

Dan perlu digarisbawahi, bahwa posisi keduanya saat itu adalah khalifah, pengambil kebijakan resmi. #Miras

Lagipula, kebijakan keduanya kemudian menjadi Ijma'. Nah kita juga harus tahu bahwa Ijma' bagi mayoritas ulama' adalah dalil #Miras

Ketiga, sekarang siapa yg berhak melakukan razia atau segala macam pemberantasan #Miras dengan kekuatan?

Nah jika melihat kenyataan sepanjang sejarah pemerintahan Islam, & yg dilakukan pmerintah Saudi sekarang, itu adalah pemerintah.. #Miras

Individu masyarakat sama sekali tidak berhak melakukan sweeping atau razia apapun tanpa ada izin resmi pemerintahan ... #Miras

Karena hal ini qodhiahnya (permasalahannya) sudah masuk kepada ranah wilayah Hisbah yg mutlak hak pemerintah ... #Miras

Yg bisa dilakukan masyarakat adalah saling mengingatkan, menasehati. Dan urusan razia dilaporkan kepada pemerintahan... #Miras

Hal ini yang aku lihat dengan mata kepala sendiri selama berada di Saudi Arabia. Tidak ada ceritanya masyarakat razia/sweeping #Miras

Namun langsung dilakukan oleh pihak keamanan yg berwenang atas hasil laporan dari masyarakat ... #Miras .

Ini juga sebenarnya tatacara syariat dalam menyikapi kemungkaran. Sebab jika tidak diatur begitu,akan berbalik banyak pelanggaran #Miras

Kejadian ini juga terjadi di Masa sahabat, saat perang Qadisiyyah, salah satu sahabat (Abu Mihjan Ats-Tsaqofi) mabuk #Miras

Namun oleh pemimpin pasukan, Salah satu sahabat inti Nabi, Sa'ad bin Abi Waqqash, beliau tidak melakukan hukuman #Miras

Sebab itu hak pemerintahan pusat, apalagi yg melakukan pelanggaran adalah sesama sahabat juga #Miras

Nah justru dari sikap Saad bin Abi Waqqash ini, malah membuat Abu Mihjan taubat selamanya tidak lagi menenggak #Miras

Akhirnya, memang sangat bagus kita memberikan kesadaran kepada masyarakat soal bahaya #Miras dan sejenisnya

Namun jika memasukkannya sebagai bagian dakwah, maka kita harus juga menyampaikannya dengan hikmah (bijak), tidak asal razia #Miras saja

Sebab segala hal telah diatur oleh syariat termasuk soal razia2, sweeping2, yang sama sekali bukan hak individu. Tetapi hukumah.. #Miras

Jadi wilayah kita sebagai masyarakat adalah wajib memberikan pemahaman soal haramnya #Miras dan bahayanya.

Namun untuk turun tangan, penertiban dan sejenisnya, adalah tugas pemerintah. Kita laporkan tempat2 #Miras itu.

Perihal nanti pemerintah menanggapi atau tidak, itu bukan urusan kita. Kita telah bebas tugas secara syariah... #Miras

Pada akhirnya, menyampaikan Islam dan kebenaran itu tidak bisa dengan marah-marah. Semua harus tetep bil hikmah wal mauidzoh hasanah

Semoga mencerahkan, bersama menyelamatkan bangsa Indonesia tercinta dari bahaya #Miras dan narkoba

Maaf, ralat... berhubung bahasannya #Miras, maka nomernya aku sambungkan. Soal apa hukuman #miras disebut atau tidak.

Dalam hadits riwayat Nasa-i, Abu Daud dan Tirmidzi disebutkan bahwa hukuman #Miras adalah jald (pukulan).

Nah, yang tidak ada adalah berapa jumlah pukulan itu dan bagaimana caranya memukul. Di sini ijtihad para shahabat berbeda soal #Miras

malah asalnya Nabi memberi sabda bahwa jika tertangkap nenggak #Miras 4x, maka harus dibunuh, namun sabda ini dibatalkan beliau

Kasusnya adalah saat sahabat beliau, Ibn Nu'aiman ketahuan nenggak #Miras sampai 5x namun dibiarkan, tidak dibunuh

Dan hukuman jald nenggak #Miras yang diberikan kepada Ibn Nuaiman adalah dipukul pakai sandal 4x.

Dan sekali lagi, yang melakukan hukuman adalah Rasulullah dalam hal ini pemerintahan resmi, bukan individual ... begitulah soal #Miras

Semoga menambah ilmu... selamat sore tweeps

Jangan Pisahkan Dakwah Dengan Hikmah

Jangan pernah pisahkan dakwah dengan hikmah (kebijaksanaan), pasti kacau dan pasti gagal dakwah itu... ingat ini baik2 bagi para agen dakwah

pemisahan antara tarbiyah (pendidikan ruh/kepribadian) & ta'lim (transfer of knowledge) hanya menghasilkan generasi yg cerdas tp kurang ajar

pintu fitnah di Tanah Air kita tercinta sebenarnya bukan hanya telah terbuka lebar, namun malah telah lepas dari engselnya & pintunya patah

banyak orang semangat berdakwah (fenomena yg bagus) tapi sayang melupakan hikmah.. akhirnya jadi tidak bagus dan malah memuakkan

itu saja masih marah2 jika diingatkan soal dakwahnya yg tanpa hikmah... ketahuan tidak paham ayat dakwah, ud'u ila sabili Robbika bil hikmah

slogan "Nahnu du'at qobla kulli syai", harus disertai penanaman kesadaran hikmah di dalamnya.. tidak asal du'at2 saja

meski sekedar dakwah ngajak orang sholat saat adzan berkumandang juga tetap wajib dg hikmah.. tanpa hikmah dijamin dakwah bakal mentah

jadikan dakwah kita mampu merangkul siapapun... bukan dakwah namanya kalau caranya sambil ndengkul2... bakal kabur yg didakwahi

memisahkan dakwah dan hikmah artinya turut serta mempercepat laju roda kiamat... ingat ini baik2

banyak yg tak sadar bahwa sikap memisahkan dakwah dan hikmah adalah bagian "naqdhu qororil ilm wal i'tiqod" yg merupakan tanda kiamat

sebab pemisahan dakwah dan hikmah (sengaja atau tidak sengaja) artinya terang2an melakukan penentangan terhadap ayat dakwah itu sendiri

oke.. bagus lah semangat berdakwah, tapi isi dulu diri kita dengan ilmu, dengan adab (tata krama),dg dzauq (kepekaan) untuk modal dakwah itu

ajaklah siapapun kepada kebaikan, sebisamu, seukuran ilmumu, tapi pakailah cara mengajak yg bijak, yg baik dan menghargai, jangan lupa ini

dan saat mengajak kepada kebaikan jangan sekalipun terlintas perasaan bahwa diri kita baik dan yg kita ajak/ingatkan itu buruk.. salah fatal

maka inti utama sebelum dakwah, sesederhana apapun, meski mengajak sholat saat adzan tiba, adalah Tata Hati Tata Niat.. aktifkan ini..

semoga mencerahkan... selamat jadi agen dakwah yg baik dan dicintai siapapun... barakallah fikum :)

Jangan Mudah Memvonis Syirik

Berita di Indosiar, ada "tokoh spiritual" di Jombang, menuliskan rajah lafaz Arab di pensil2 para siswa UN agar sukses ujian. Ini syirik!

 cepat betul bilang syirik, sudah dipikir? @ismawan: ada "tokoh spritual" mnuliskn rajah Arab di pnsil2 siswa UN agar skses ujian.Ini syirik!

jangan mudah dan jangan sembarang mensyirikkan orang tanpa tahu substansi masalah, bisa syirik sendiri tanpa sadar @ismawan

@GaulPeduliSyam @awyyyyy jadi menurut anda amalan menuliskan rajah di pensil dan air mineral dgn keyakinan rajah itu melancarkan jawab soal, itu boleh?

pahami dulu bagaimana proses yg menuliskan rajah itu dan apa arahan dia pada para peserta UN @ismawan

 rajah sendiri tidak mutlak syirik, jika tidak mengandung sesuatu yg bertentangan dg syariat semisal pendiskreditan ayat suci @ismawan

penggunaan ayat2 suci sebagai perlindungan yg dituliskan atau sebagai media seperti itu sudah ada prakteknya sejak zaman salaf @ismawan

yg melancarkan jawaban adalah tetap pada anak itu belajar apa tidak, doa pada pensil (atau bacaan2) adl pengkuat batin dan mental @ismawan

jadi dudukkan dulu masalahnya, cari kebenaran berita dan lengkapnya bagaimana, bukan asal syirak syirik, mau ngapling surga? @ismawan

membaca doa di air mineral juga diajarkan Nabi, dan itu tak sebatas pada orang sakit saja..ada keluasan eksplorasi slama bkn ibadah @ismawan
@GaulPeduliSyam @awyyyyy indosiar sebutkan tokoh itu menulis rajah di pensil 2B yg dipakai para siswa agar lancar jwb soal. Menurut anda ini tidak syirik?

kalau pengen tahu rajah ayat di zaman salaf, coba lihat koleksi pedang para sahabat Nabi di museum Topkapi, Turki.. penuh rajah @ismawan

cek langsung ke tokohnya apa motif dia, bukan Indosiar.. tabayyun dulu dong yg bener .. al-khobar yahtamil kadzib was sidiq @ismawan

agar lancar jawab soal sebab yakin dg bantuan kekuatan doa (sama dg doa yg kamu sarankan di twitmu), hanya dia pakai media pensil @ismawan

so jangan langsung main syirik2an gitu.. kamu merasa bener sendiri gitu dg bilang dia syirik? udah tanya kyai tadi belum? @ismawan

kebetulan saja @pritada: @ismawan tapi pak, disini konteks beritanya, anak2 itu pas bisa jawab, jd percaya itu krn dukun yg nulis tadi

kasusnya bisa sama jadi syirik umpama kamu minum panadol dan yakin yg menyembuhkan pusingmu itu panadol @pritada @ismawan

@GaulPeduliSyam @awyyyyy jadi menurut anda, bawa pensil dgn rajah dgn keyakinan bahwa rajah itu membantu jawab ujian itu boleh? Itu hanya media? BAHAYA PAK!

jadi diarahkan.. bukan disyirikkan jika memang kalian anggap itu salah .. caranya siapa itu main syirik2an @pritada @ismawan

@pritada @awyyyyy @ismawan betul. Makanya itulah gunanya setiap mg ke pengajian. Dan yg kyk gitu ga usah masuk media

coba kalau disyirikkan gt sudah berapa orang yg kalian keluarkan dari dairoh (lingkaran) Islam..berat konsekwensinya @pritada @ismawan

sekarang ni apa media masih bisa dipercaya gitu aja? jangan mudah percaya media, cross check dulu laaa @pritada @ismawan

@GaulPeduliSyam @pritada @awyyyyy sekrng pensil dan air mineral jadi "media" alias toghut disembah agar lancarkan ujian.Besok batu dan pohon. Na'uudzubiLLAH

bukan, sama kayak minum obat, jelas? @ismawan: rajah di pensil dg nawaitunya pakai pensil berrajah itu lancar ujiannya,syirik atau bukan?

yg bahaya itu kamu, sudah mensyirikkan orang tanpa klarifikasi berita dulu.. yg cerdas jadi muslim, jangan main hakim sendiri @ismawan

itu namanya su'udzon dengan muslim yg lain, benahi hatimu, busuk itu, bisa menghancurkan amalmu, naudzu billah @ismawan @pritada

@pritada @awyyyyy @ismawan mencegah agar org lain tidak syirik itu namanya mengingatkan pak bukan su'udzan. Hati2 ah su'udzan juga

mengingatkan itu yg santun dengan cara mengarahkan bukan dengan bahasa memvonis, perlu belajar lagi tata bahasa yg bagus @pritada @ismawan

sebaiknya tidak usah main putar2 kata mbak, tidak sehat itu namanya @pritada @ismawan

@pritada @awyyyyy @ismawan saya cm bicara di inti masalah pak. Ok kita tutup saja. Pendapat kita boleh beda kan? Salam
 alaikumsalam... moga bisa menjadi muslim yg semakin baik, bukan yg merasa baik @pritada @ismawan

Kyai Harus Berwawasan Luas

Jadi Kyai itu paling tdk kudu ngerti secara umum informasi soal politik,artis, sepakbola dan hal duniawi lainnya, biar tidak mudah dibohongi

jadi kalau ada orang yg dipandang ngerti agama kok bicarain bola, entertainment dan hal2 fadhi lainnya, jangan langsung apriori

bagi mereka hal2 seperti itu hanya tasliyah (bahasa mudahnya, refreshing) dan sama sekali tidak nyantol di hati, itu konsep dari Zuhud

Dalam bahasa kami, "dadi kyai kui yo kudu iso nukang"... jadi tetap kerja sendiri secara mandiri.. mencontoh Nabi

sama halnya Nabi yg sangat memahami kebudayaan saat itu, maka mereka yg meneruskan jejaknya juga harus paham budaya masanya masing2

jangan dipaksa ustadz/kyai suruh bicara agama terus... hidupnya ini juga di dunia... bukan di planet lain...

Jadi jangan cepat2 menjudge negatif, ustadz kok bicarain artis. Beda halnya kalau ustadznya nyebur jadi artis, nah ini lain lagi ceritanya

itupun kita masih disuruh berhusnuddzon... mungkin gini mungkin gitu

maka dari poin ini, ada hal penting yg harus kita pahami dan kita bangun dg baik dalam diri kita.. berhusnuddzon dg sesama muslim

jangan cepet-cepet bilang, "waaa pencitraan,", "waaa bela diri,", "waaaa, konspirasi,"... yah.. suudzon (negatif thinking) lagi coy

harus kita akui, saking banyaknya fitnah yg menyerbu kita, sampai-sampai sinyal husnuddzon dalam diri kita sangat lemah

banyak di antara kita merasa paling benar, merasa paling baik... tak sadar jika semua pahala hangus sebab "merasa".. Ujub! astaghfirullah

kita lupa sama sekali akan konsep yg diajarkan Imam Abu Hamid al-Ghozali dalam proses menjaga hati, anggap orang lain lebih baik dari kita

Kita terlalu konsentrasi pada klaim pemurnian aqidah, klaim penegakan syariah, tapi kita lupa membenahi hati kita

apa fungsi pemurnian aqidah, apa fungsi penegakan syariah jika hati kita busuk? apa tdk ingat hadits Nabi soal hati baik tubuh jg ikut baik?

Aqidah tak akan murni, Syariah tak akan tegak selama hati kita busuk... renungkan itu baik-baik... tanamkan dalam2 di benak kita masing2

maka inti pemurnian aqidah, inti penegakan syariah adalah dari pembenahan hati... ibda' bi nafsik... mulai dari dirimu

selamat pagi tweeps.. moga Allah memberi kita anugerah agar kita mau merenungi kebusukan hati kita :)

selama kita masih suka buruk sangka, selama kita merasa paling benar... maka selamanya kita tak akan sampai pada cita-cita besar kita :)

latih diri kita untuk berhusnuddzon pada sesama saudara muslim, latih diri kita untuk legawa menyikapi perbedaan dg baik dan lembut

karena kita tidak pernah tahu akhir kita.. apakah husnul khotimah, atau malah su'ul khotimah, naudzu billah

kita hanya bisa untuk terus berharap semoga husnul khotimah. Karena orang yg yakin dirinya bakal husnul khotimah,justru malah su'ul khotimah

Allahumma inna nas-aluka arrusyda was sadad, wal khoiro wal madad... bi jahi Nabiyyika al-Mujtaba... Amiiiiin

Strategi Dalam Dakwah

Dasar dakwah itu memang menyampaikan pesan-pesan syariat sekaligus merangkul target dakwah kita

Akan tetapi dakwah tidak asal menyampaikan. Perlu strategi, khususnya fleksibelitas, karena target dakwah itu berbeda-beda komunitas

Ada yang bisa dinasehati secara terbuka, ada yg bisa dikritik langsung, ada yang pakai pendekatan, ada yang pakai giringan agak lama, dll

Dan semua itu harus tetap dg bahasa yang halus, atau jika mengkritik dan menyindir menggunakan kalimat umum

Suatu kesalahan dan kegagalan bagi agen dakwah jika dia menggunakan kata kasar, sehingga targetnya lari, apalagi menyalahkan

 Jika seseorang merasa menjadi agen dakwah namun targetnya lari sebab cara dia yg tidak simpatik, maka dia mesti introspeksi, belum layak

Strategi dakwah perlu dipelajari sendiri secara khusus, sebab sangat berhubungan sekali dg ilmu psikologi

Tentu saja agen dakwah yg baik adalah yg bisa diterima semua kalangan namun tetap bisa menjaga muru'ah-nya

Sangat berbeda lho antara jaga muru'ah dg jaga image... kalau ada agen dakwah jaim, dia masih perlu dimentor dg ajaran Ihsan

Istilah mudahnya, agen dakwah itu membaur tapi tidak tercampur, mewarnai dan tidak terwarnai

Sebab agama ini tidak sekedar "ballighu", tapi juga harus bisa "ud'u ila sabili Robbika" bil hikmah

Baguslah siapapun didoktrin untuk mempunyai jiwa militan dalam agama, semangat menyampaikan..tapi doktrin jg cara menyampaikan yg santun

Alhasil agen dakwah yg baik adalah yg mampu menempatkan diri di tengah2... agen dakwah yg terlalu ke kanan, kerap ditinggal orang

Agen dakwah harus mampu mengakomodir semua kalangan, maka tentu yg baik adalah yg netral dan tidak menabrak arus kecenderungan umum

Agen dakwah berpartai? bolehlah, tapi bisa dipastikan dakwahnya tidak akan bisa diterima loyalis dan simpatisan partai lain.. terbatas..

10 Sep 2014

Politik Bermoral Dengan Menjalankan Keadilan

Jika politik dijalankan dengan moral mungkin wajah bangsa ini berbeda dengan yang sekarang...

tapi dalam catatan sejarah, sangat sedikit penguasa yang menjalankan politik bermoral kecuali bisa dihitung dg jari

sejarah politik dinasti2 yg menisbatkan diri pada Islam dan mengatasnamakan khilafah pun sangat penuh warna darah

mungkin khilafah utsmaniyyah saja yg agak bersih dari darah, namun tak lepas dari wanita di beberapa penguasanya... kelemahan yg lain

saat pergantian dinasti ummayyah ke abbasiyyah, yg terekam sejarah, seluruh raja umawi dibongkar kuburannya dan dipancang mayatnya, dendam

keadilan hanya ada pada beberapa khalifah(khususnya khalifah empat dan umar bin abdul aziz),itupun musuh2 politik mereka bajingan luar biasa

dinasti Mameluk, atau daulah ayyubiyah, pergantian penguasanya seolah ada ritual tetap, kudeta berdarah oleh penguasa berikutnya

Hanya Beybars dan Barsbay saja yang sukses memimpin dinasti mameluk sampai wafat normal, selebihnya terbunuh oleh penggantinya

membaca buku tipis Tarikhul Khulafa' cukup menggambarkan bagaimana membawa nama agama untuk kepentingan keji politik

apalagi kalau mau masuk ke kitab2 raksasa semisal Bidayah wan Nihayah, Al-Kamil fit Tarikh... lebih gila lagi

dan politik Indonesia saat ini, jika dibandingkan dg yg ada di kitab2 sejarah itu, masih "cukup" aman dan lugu, tapi korup luar biasa

kalau tidak mau melompat jauh ke budaya bangsa lain, silakan pelajari sejarah kerajaan2 di negara kita masa penjajahan, politik2nya

jika ada yg tanya, bagaimana menjalankan politik dg agama/moral? cukup sederhana, terapkan keadilan (prakteknya yg sulit)

sebab jika seorang pejabat itu menerapkan keadilan, maka semua syariat pun otomatis jalan...

tetapi jika ada yang menuntut penerapan syariat sementara keadilan tidak jalan, maka tuntutan itu selamanya hanya akan berupa teriakan

makanya di hadits dijelaskan bahwa di antara 7 kelompok yg nanti berhak mendapat layanan VIP naungan Arsy, adalah pemimpin yang adil

Bebaskan Pikiranmu dari Suatu Belenggu

Di antara pendidikan cara berpikir yg kami terima adalah kaidah "Harrir aqlak min quyudil mustholahat".

Bebaskan pikiranmu dari belenggu istilah, dari belenggu kata-kata

Karena sebenarnya belenggu istilah dan belenggu kata-kata ini yang sering menggebug cara berpikir kita dengan cukup kuat

Tak cuma menggebug, tetapi memenjarakannya, sebab bertentangan langsung dengan naluri alamiah dan nurani kita sendiri

Semisal istilah atau penggambaran sebagian saudara muslim yang masih ingin menuruti nafsunya bahwa syariat ini mengekang

Dia, dengan ketakutan nafsunya yang luar biasa menggambarkan seolah-olah syariat ini sesuatu yang sangat seram

Dan tentu saja itu otak-atik pikiran dia yang dikontrol dengan baik oleh nafsu, padahal aslinya syariat justru membebaskan

Karena saat kita mengikuti jalur syariat dengan baik, kita justru menemukan ketenangan yang luar biasa

Lantas apa yang kita cari dalam hidup ini jika bukan ketenangan? Pemikiran yang aneh-aneh justru sejatinya menimbulkan ketidaktenangan

Sebab dia di samping capek menghadapi serbuan sana sini, dia juga capek bertempur dengan nurani dirinya sendiri

Misal lain, istilah "semua agama sama" atau "semua agama benar". Itu menurut otak-atik pikirannya saja, permainan kata-kata, tak lebih

Sebab nuraninya, nalurinya, wijdan dasar dia akan tetap mengatakan bahwa tidak semua agama sama dan hanya satu yang benar

Apapun jenis agama orang itu. Coba tanyakan orang Kristen, Hindu, Budha; bagi mereka ya agama mereka sendiri yg benar, yg lain salah

Jadi terlihat betul ada ketidaksinkronan antara nurani dan pikiran. Ini secara psikologi cukup menyakitkan... Menyiksa diri sendiri

Dan hanya orang edan saja yang suka menyiksa diri, "menikmati hidup" dalam tekanan dan ketidakbebasan yg diciptakannya sendiri

Pada akhirnya, ikuti arahan syariat dengan baik, dengan benar, maka kita akan menemukan kebebasan dalam jiwa kita. Ketenangan abadi.

Catat, aturan syariat tidak membelenggu, tetapi membebaskan. Tanamkan hal ini baik-baik dalam benak kita :) Wallahul Musta'an

Dauroh Dai Yg Terjun ke Politik

Kayaknya sangat perlu diadakan Dauroh Kajian Ihya' Ulumiddin Juz III Buat para Ustadz dan Kyai yang terjun ke dunia Politik

Atau kalau Ihya' terlalu berat, diadakan Dauroh kajian Ad-Da'wah At-Taammah, bahwa duit rakyat itu terbuat dari api, bukan kertas

kalau para ustadz dan kyai tidak sanggup menahan godaan duit rakyat, kembali saja ke masjid, madrasah, pesantren... mempersiapkan kader saja

perlu menteladani Imam Abu Hanifah yang sampai digebugi Raja sebab tidak mau terjun ke politik dan menjadi pejabat public

Untuk urusan politik, serahkan ahlinya... para ustadz dan kyai mendidik ruh dan moral para ahli itu, bukan terjun sendiri... nyasar ntar

perlu juga membaca sejarah bahwa agama dan politik sering kali bertolak belakang. tinggal kuat-kuatan iman saja bagi para pelakunya

Kurang apa orang sekaliber Abdul Malik bin Marwan, sebelum jadi khalifah dia menguasai fiqih, ahli hadits, belajar dari para tabi'in terbaik

tapi saat jadi Khalifah, terang-terangan dia menutup al-Qur'an seraya bilang "Ini adalah akhir perjanjian antara aku dan kamu"

masih di masa salaf sholih ini, banyak sahabat Nabi juga... Abdul Malik bilang seperti itu, Hadza akhiru ahdi baini wa bainak

apalagi para ustadz sekarang yang terjun ke politik, ndak ada sekukunya Abdul Malik bin Marwan ilmu agamanya...

contoh lain, Hajjaj bin Yusuf, hapal qur'an bolak balik ini orang, dahi juga gosong. Tapi politiknya kejam luar biasa, membunuh adalah hobi

jika ada yang bilang, lantas siapa yang memperjuangkan Islam jika tak ada mereka di dunia politik? Hanya kalimat legalisir kepentingan saja

Banyak hal kita baca, kita pelajari, namun tak semuanya kita ingat.Baru teringat jika ada momentum. Nah saat itu baru tahu rasa ilmu manfaat

Pesan Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu kepadaku: "Doakan bangsamu, kita kekurangan orang yang mau berdoa untuk bangsa kita."

Pesan khusus Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliky, untuk kami, seluruh muridnya, "Jangan terjun langsung di dunia politik."

9 Apr 2014

Membawa Nama Agama Dalam Politik

Stelah berakhirnya masa pendidikan 10 tahun di Masyru' al-Maliky & menjelang kepulangan, kami slalu mendapat pesan2 khusus dari Guru kami

Banyak pesan2 khusus yg diarahkan, namun intinya hampir sama, baik pada masa almarhum Abuya S. Muhammad bin Alwy al-Maliky

Atau pada era putra beliau saat ini, Guru Besar kami, Abuya S. Ahmad bin Muhammad al-Maliky, sosok yg pelan namun pasti mulai jadi ikon

Di antara pesan2 khusus itu, yg paling spesifik adl berhubungan dg politik. Beliau berdua selalu berpesan, jika kalian ingin hidup bebas

Ingin dakwah kalian bisa diterima siapapun & masuk di manapun pada kalangan apapun, jangan terjun ke dunia politik praktis

Beliau berdua tidak melarang politik secara umum, namun beliau berdua mengarahkan kami untuk tak terjun di dunia itu dg diri kami

Sebab tentu saja dg beberapa kebijakan di antaranya bahwa kami tak dididik selama itu untuk bermain politik

Istilah Abuya S. Ahmad, jika orangmu, muridmu yg mengerti politik & berpolitik praktis, silakan. Tapi kalian sendiri, jangan

Wilayah itu bukan dunia kalian. Islah (pembenahan) yg kita usung tak hanya terbatas pada dunia "sesempit" politik saja

Dari pesan ini, mayoritas dari alumni Masyru' al-Maliky (yg tergabung dlm organisasi as-Shofwah) tentu tidak terjun di politik praktis

Dan selanjutnya adl kerap kali memilih hiyad (netral) dlm bersikap. Walau tentu saja ada 1-2 yg berpolitik praktis

Bahkan menjadi anggota DPR Pusat (semisal Gus Ubab Maimun Zubair melalui PPP). Atau beberapa jadi anggota DPRD daerah masing2..

Atau jika "terpaksa" berpolitik atau seolah menampakkan keberpihakan pada partai tertentu, maka melihat daerah tinggal masing2

Tentu saja semua itu untuk kepentingan dakwah, sebab dakwah juga punya "politik"-nya sendiri, tidak asal Firman Allah-Sabda Nabi saja

Semisal yg tinggal di tengah2 masyarakat partai A, maka tentu tak mungkin dia teriak2 ikut partai B, bisa2 nggak masuk lagi dakwahnya

Dan aku pribadi, sebagai sarjana dari Masyru' al-Maliky tentu saja berusaha semampu mungkin menjalankan pesan Guru2 Besar kami

Salah satunya adl dg cara netral, siapapun dari partai apapun selama itu ingin berteman & baik dg saya, maka dia saya rangkul

Makanya beberapa waktu lalu (bagi yg perhatian) saat ada partai tertentu minta doa, aku jawab bahwa semua partai aku doakan

Selama itu untuk kemaslahatan Indonesia. Atau ada yg mention aku bahwa bangsa ini butuh kader2 partainya, aku jawab...

 ...bahwa bangsa ini membutuhkan kader terbaik dari semua partai. Sebab Indonesia bukan milik satu partai saja

Perihal dlm beberapa tempo aku menyebut nama tokoh, bukan lantas itu menunjukkan bahwa kami mendukung tokoh itu ..

Kalau ditanya, secara pribadi sampean dukung partai apa? Aku jawab, Luber, bukankah begitu asas pemilu? Ntah kalau udah diubah KPU

Dari sini pula, sebagai praktek atas kenetralan, dan sebagai bukti keuniversalan dakwah, aku berusaha untuk bisa baik dg siapapun

Yg berbeda2 sudut pandang politiknya, walau antar mereka terjadi saling kritik dan saling serang. Itu urusan mereka, bukan urusanku

Atau semisal agen2 dari pihak yg saling serang itu mengingatkan aku untuk tidak dekat dg pihak tertentu, aku dengar, terima kasih tentu


Tapi berhubung aku tidak ada urusan politis baik dari pihak A, B, atau C, maka aku tetap dekat dg semua pihak yg saling panas2an itu

Semisal terus terang saja, aku dekat dg dua akun yg kontra, @PartaiSocmed & @pkspiyungan ... Tapi admin2 keduanya adl sahabat2 baikku

Jika agen2 kedua saling propaganda soal politik, dg cara apa saja, bahkan pakai bawa2 agama, ya itu urusan mereka

Tugasku secara pribadi di dunia dakwah adl berusaha membenahi sebisanya dan menunjukkan, gini lho yg pas itu dlm syariat

Makanya aku sempat sebal saat ada yg minta dukungan hanya sebab politik tapi pakai propaganda bawa2 agama atau membenturkan dg agama

Kayak ada yg minta dukungan menolak partai tertentu sebab tidak mengusung syariat Islam misalkan.. Atau warning aliran2 tertentu

Atau permohonan dukungan menolak partai tertentu sebab alasan kadernya suka poligami

Oke, sah2 saja mau minta dukungan pakai modus atau alasan tertentu, tapi tak perlu membenturkan/menyampurkan nama suci syariat...

Ke dalam kepentingan yg jelas sekali politis. Sebab itu malah akan menimbulkan fitnah baru tersendiri yg dampaknya lebih tidak baik..

Dari sini pula aku sempat bertanya2, katanya melarang mencampuradukkan agama dg politik, lha ini mengajak anti partai tertentu...

Sebab alasan yg dasarnya dilegalkan dlm syariat, semisal poligami. Ini sama dg mencampuradukkan hanya saja caranya lain

Oke deh, tak simpatik atau benci dg partai tertentu, tapi tak perlu membentur2kan dg syariat. Urusannya berbeda lagi ini

Atau kadang muncul pertanyaan, lho bukannya syariat masuk pada semua aspek kehidupan, artinya tak terpisah jg dg politik...

Betul itu, tak salah, tapi bukan dijadikan sebagai alat untuk menggapai kepentingan terbatas partaimu & orang2mu saja

Sebab Islam itu milik siapa saja. Bukan milik orang2 yg berjenggot saja, bersarung saja, berjilbab saja...

Makanya kadang dlm hati sendiri aku bertanya2, kenapa partai2 yg mengklaim berasas "Islam" tidak bergabung jadi satu partai saja?

Jika memang bener niatnya "memperjuangkan" nilai2 Islam agak syariat "dipraktekkan" di nusantara ini (sesuai jargon2 partai2 itu)

Pada akhirnya, jika melihat fenomena seperti ini, maka pilihlah partai yg mantap di hatimu. Sebab hati kecil tak pernah berbohong

Kalau bisa, tidak golput. Tak apalah golput dg catatan nantinya tak menghujat2 partai yg menang atau pemimpin yg terpilih

Wong namanya golput ya berarti nggak A nggak B. Aneh kalau golput tapi nanti marah2 ke yg terpilih, salah siapa nggak milih

Akhir kultwit, sekedar meramaikan TL dan menggunakan hak kebebasan berpendapat. Tak masalah kan? ;)

Moga Pemilu berjalan lancar, amin

Jabat Tangan Dengan Non Mahram

Hari ini tadi mendapat pertanyaan, bagaimana pandangan hukum syariat mengenai jabat tangan antar pria dan wanita non mahram?

Sebelum masuk lebih dalam, aku beritahu lebih dulu bahwa ini ranahnya adl ikhtilaf fiqhy, perbedaan pendapat dlm fiqh

Artinya di sana kita bisa memilih ikut pendapat mana saja yg mantap dg hati kita, yg sesuai dg kondisi kita. Tanpa menyalahkan yg lain

Oh ya, mumpung belum tanya jauh, kalau soal cipika cipiki cewek-cowok non mahram, syariat jelas tidak memperbolehkan. Apapun keadaannya

Kembali ke soal jabat tangan, mayoritas ulama sejak zaman dahulu kala memilih pendapat tidak memperbolehkan jabat tangan

Dan untuk masa yg kala itu interaksi sosial pria-wanita tidak seperti saat ini tentu hukum tadi cukup kuat berlaku dan sangat pas

Nah bagaimana dg masa kini yg interaksi sosial sudah seperti tak ada batas? Apa pelarangan tadi tetap relevan diterapkan?

Kalau bicara relevan sih tetap relevan, hanya saja muncul pendapat baru dari para ahli fiqh kontemporer (khususnya ulama2 Azhar) soal...

 ...bolehnya berjabat tangan antar lain jenis yg bukan mahram selama tidak ada potensi timbulnya fitnah

Dalil yg dipakai pun sama antara yg melarang dan yg membolehkan. Lho kok bisa? Tentu sebab sudut pandang yg berbeda

Pendapat yg melarang jabat tangan menggunakan hadits bahwa Nabi tak pernah sekalipun bersentuhan dg wanita non mahram

Sementara yg membolehkan mengatakan bahwa hadits ini tidak menunjukkan larangan, namun hanya pemberitahuan (ikhbari) keadaan Nabi

Dalil lain yg dipakai oleh yg melarang, bahwa Nabi pernah bersabda jika kepala ditusuk dg paku, lebih baik daripada menyentuh non mahram

Sementara yg membolehkan menggunakan dalil bahwa Nabi pernah menyalami wanita2 anshor melalui jendela rumahnya

Argumen ini dibantah oleh yg melarang dg membuat iftirodhi (kemungkinan) bahwa Nabi menyalami tetapi dg menggunakan kain/sarung tangan

Tetapi yg membolehkan jg menjawab balik bahwa kemungkinan itu terlalu dipaksakan sebab tak ada keterangan soal Nabi pakai sarung tangan

Alhasil terjadi perbedaan pendapat soal jabat tangan ini. Mayoritas memilih tidak boleh sementara sebagian lain memilih boleh dg catatan

Dan catatan itu adl tak ada potensi fitnah, semisal pas berjabat tangan kok ada perasaan griming2 di dada :D

Di antara yg memfatwakan boleh adl Syaikh Yusuf Qordhowi. Ada jg yg memilih cara tengah2 untuk keluar dari perbedaan pendapat

Semisal cara yg dilakukan (dan aku lihat dg mata kepala sendiri) oleh Guru2 besarku soal menyikapi berjabat tangan dg non mahram

Yaitu tidak pernah memulai mengulurkan tangan untuk menyalami wanita non mahram. Tapi kalau ada yg menyalami, tidak ditolak

Yg pasti soal jabat tangan ini kembali ke kebijakan dlm memilih pendapat dan bersikap. Kalau takut fitnah, ya pilih yg melarang

Tapi tak perlu semisal mengatakan bahwa yg membolehkan dicap terlalu menggampangkan sementara yg melarang dianggap terlalu keras

Paling pas menurutku pribadi untuk konteks masa kini adl pilih yg tengah2 tadi. Menggabungkan dua pendapat dg melihat situasi

Semoga mencerahkan dan menambah ilmu. Selamat malam

Waktunya Mempelajari Kepribadian Nabi

kemarin sore aku kedatangan tamu yg sangat istimewa, sahabat sekaligus saudara, akhuna Ustadz @salimafillah http://t.co/OuFxHisSGj (*copas link ke address bar untuk view photo)

kami banyak berbincang seputar fenomena yg terjadi saat ini; problem2 umum yg dialami ummat, baik skala internasional ataupun dlm negeri

apa solusi yg dibutuhkan oleh kaum muslimin di tengah berkecamuknya berbagai macam fitnah pemikiran yg tumpah luar biasa ini

momentum yg pas saat kami berbincang adl, ustadz @salimafillah datang dari Madinah, sementara aku baru hendak ke madinah. Now, otw

sebenarnya permasalahan yg dialami ummat Islam saat ini di belahan dunia manapun begitu pelik. Belum ditambah jauhnya kaum muslimin...

...dari dasar2 ajaran dlm agama yg dipeluknya. Mayoritas mengerti Islam hanya mengikut, tak banyak menerima maklumat ttg agamanya sendiri

lebih dari itu bahkan banyak yg tak mengerti bagaimana dan seperti apa Nabinya sendiri, kecuali hanya sebatas nama saja

dalam keadaan memprihatinkan seperti ini, mayoritas umat yg jauh dari taklimat2 dlm agamanya digiring pada fitnah2 pemikiran membingungkan

diseret ke dalam perdebatan2 yg tak seharusnya mereka berada pada wilayah itu sementara soal thoharoh (bersuci) dan sholat saja...

.. Masih belum menguasai dg baik. Apalagi hal2 yg lain yg berhubungan dg hukum, sejarah dan sebagainya...

umat yg tak paham banyak perihal seluk beluk dlm agama dijerumuskan dg banyak tipuan2 yg nampak manis namun ternyata jebakan mematikan

dalam majlis2 diskusi kami, sering kami bertukar pikiran, dari mana kita mulai melakukan pembenahan terhadap kerusakan2 yg disengaja ini?

dan setelah lama melakukan scan, memang banyak cara, namun di antara cara yg sangat tepat saat ini adl mengenalkan kembali kepada ummat...

..tentang pribadi Rasulullah, bagaimana karakter beliau, keseharian2nya, ilmu yg populer dg nama "Syama-il"..

Syama-il bukanlah sekedar Siroh (sejarah) Nabi biasa yg umum kita kenal dan beredar luas di semua lapisan ummat

Sirah Nabawiyyah (Sejarah Nabi) yg bukunya cukup banyak sekali itu, lebih bertutur ttg peristiwa2 yg terjadi di zaman Beliau S.a.w.

semisal kelahiran, pertumbuhan, masa hendak jadi Nabi, masa awal2 Islam, masa perkembangan Islam, ekspedisi2 militer hingga wafat beliau..

adapun Syama-il adl ilmu yg khusus membahas pribadi beliau. Mulai dari akhlak mulia beliau, keseharian semisal cara berpakaian...

cara beliau makan, apa kesukaan2 beliau mulai dari jenis menu makanan, pakaian, kendaraan. Bagaimana cara bersikap beliau jika ada masalah

alhasil, Syama-il secara spesifik adl membahas kepribadian Nabi. Nah dari mempelajari syama-il ini diharapkan ummat meniru & mengikuti...

...kepribadian sekaligus tatacara berpikir beliau terutama dlm menerapkan dan mempraktekkan syariat. Ini juga yg disebut dg Hadyun Nabawi

dg syama-il setiap muslim bisa tahu bagaimana cara Nabi mempraktekkan Qur'an & Sunnah

jadi bukan dg mempraktekkan Qur'an-Sunnah lewat dipaham2 sendiri (akhirnya malah kacau), tapi lewat bagaimana Nabi menerapkannya

dan itu hanya ada di Syama-il. Hanya saja saat ini kajian2 Syama-il belum cukup populer. Padahal ini kategori ilmu yg sangat penting

Sekedar catatan, banyak kekerasan mengatasnamakan Islam adl sebab tidak mengertinya si pelaku kekerasan tadi dg Syama-il Nabi

karena bisa dipastikan, bahwa muslim yg mengerti Syama-il Nabi dg baik, dia akan muncul sebagai sosok muslim yg santun & tegas dlm 1 waktu

oke, dalami ketauhidan, tafsir, hadits, siroh, fikih, tasawwuf, tapi jangan tertinggal, dalami juga ilmu Syama-il Nabi ...

sedalam dan seluas apapun ilmu2 keislaman seseorang tapi dia tak mengerti tentang Syama-il Nabi, artinya dia hanya masih jasad tanpa ruh

karena ada keindahan rohani tersendiri saat seseorang mampu menghadirkan kepribadian Nabi dlm sgala tindak tanduk kesehariannya

khususnya bagaimana cara interaksi Nabi kepada sesama baik wanita, anak2, orang awam, non muslim, jg interaksi beliau dg semesta...

semoga kita semakin dekat dg Rasulullah. Setidaknya jika belum bisa tahu karakter pribadinya,kita perbanyak untuk membaca shalawat padanya

karena dg membiasakan diri (terlebih memperbanyak) baca sholawat, kita telah menumbuhkan benih2 cinta di hati kita pada Rasulullah

dan benih cinta pada Rasulullah inilah yg sangat penting, karena jika cinta pada Rasulullah telah sepenuhnya masuk dlm jiwa kita...

...artinya jaminan keselamatan hidup dunia akhirat telah ada di tangan kita. Apapun yg terjadi.

akhir kultwit, saatnya menata diri dan jiwa kembali. Waktunya mengkonsentrasikan cinta pada Rasulullah. Moga Allah Memudahkan. Salam

Hukum Kerja di Bank

Sebenarnya aku telah mendapat pertanyaan ini cukup lama juga dari cukup banyak sahabat, perihal bagaimana hukum bekerja di Bank...

Pertanyaan rumit yg tidak mudah terjawab sekaligus membutuhkan kehati2an mengingat terjadinya banyak benturan2 dlm sistem

Sebelumnya, aku tetap tidak akan menjawab pertanyaan rumit itu secara fiqh, namun ingin memberitahu sahabat bagaimana cara bersikap

Yg diambil oleh para ulama Ahli Syariah terhadap persoalan kerja di bank ini. Di samping melihatnya dari sisi ilmu fiqh tahawwulat

Atau ilmu yg berbicara soal tanda masa. Bahwa Nabi pernah bersabda, akhir zaman nanti (dan masa itu adl sekarang ini) setiap orang...

...pasti akan makan riba, dan jika tidak makan riba maka dia pasti terkena debunya riba. Hadits ini shahih

Aku pribadi sampai saat ini belum pernah menemukan ulama yg menyatakan secara pasti kehalalan kerja di bank. Paling banter, syubhat

Hanya ada beberapa gelintir saja yg menyatakan "halal" itupun mengalami kritikan yg luar biasa & jatuh kredibilitas keulamaannya

Sebab benar2 bertabrakan dg haram qoth'i (haram pasti) riba yg siapapun tahu bahwa bank ya berputarnya di situ. Walau bank2 syariah

Ulama yg benar2 wara' dan tegas tak segan2 menyatakan keharaman kerja di bank. Namun yg melihat dari sisi berbeda, menepi di syubhat

Syubhat sendiri adl sesuatu yg tak jelas halal haramnya. Dlm keadaan ini, seluruh ulama mengarahkan untuk menghindari hal yg syubhat

Tetapi, keadaan benar2 "ammal balwa", malapetaka riba ini telah umum & mau tak mau siapapun pasti melakukan transaksi dg bank

Yg aku dengar dari para ahli fiqh adl taujih (pengarahan), jika seseorang tidak punya kerjaan kecuali kerja di bank, maka keadaannya...

 ...adl darurat dan dia bisa bekerja di bank dg niat mencari kerjaan yg lain yg lebih jelas halal haramnya. Sbb nganggur tdk baik

Itupun sebagian dari mereka ada yg bilang, aku tidak berani bicara soal hukum bank, yg pasti anak kami tdk kami nikahkan dg pekerja bank

Perihal kita yg bertransaksi dg bank, bagaimana cara bersikap dg bunga bank yg jelas2 haram itu? Diambil salah nggak diambil jg salah

Taujih (arahan) yg aku dengar adl tetap ambil bunga itu hanya saja jangan dimanfaatkan (apalagi dimakan), tapi alokasikan untuk...

 ...kepentingan umum, semisal pembuatan jalan raya, jalan kampung, wc umum, pembenahan2 fasilitas umum. Asal bukan tempat ibadah

Atau sedekahkan bunga itu namun bukan pada orang yg kita kenal, berikan ke fakir miskin daerah lain yg tidak kita kenal

Bagi yg terpaksa kerja di bank, atau yg transaksinya selalu dg bank, untuk "membersihkan" uangnya itu disarankan selalu rajin sedekah

Sebab banyak orang semisal mereka yg benar2 tdk tahu lagi mana hartanya yg halal mana yg haram mengingat syubhatnya bank yg luar biasa

Pada akhirnya, soal bank ini (apalagi gajinya jg menggiurkan) kembali ke nurani masing2. Saran para ulama sebaiknya cari kerja yg lain

Jika memang tidak ada lagi kecuali hanya pintu bank ini, ya bagaimana lagi. Sebab menganggur sama sekali tidak baik dari kacamata agama

Dg niat, sambil terus berusaha cari kerja yg lain & jika udah dapat,nanti segera keluar dari bank. Tentu ini bagi yg mengikut arahan ini

Bagi yg tidak mau repot, setidaknya tahu yg pasti seperti itulah pandangan syariat & hampir 99% ulama syariah soal bank

Dan... Istafti qolbak... Tanyakan pada hatimu sendiri... Moga menambah ilmu & moga mencerahkan. Salam

Shalawat Sebagai Ganti Tarekat

Kemarin ada yg bertanya kepadaku, apakah sebagai muslim (khususnya yg berideologi Ahlus Sunnah wal Jamaah) kita ini harus berthoriqoh?

Jika ingin berthoriqoh namun di daerah sekitar tidak menemukan perkumpulan thoriqoh/tarekat itu, atau tak ada mursyid, bagaimana?

Sebelumnya, ada bberapa hal yg harus kita ketahui ttg Thoriqoh/Tarekat scara umum. Bahwa ia adl salah satu cara untuk "nyambung" pd Allah

Umumnya thoriqoh itu berupa perkumpulan untuk membaca dzikir secara bersama dg dipimpin seorang pembimbing (mursyid) atau yg dipercaya

Dan biasanya jg setiap perkumpulan thoriqoh mempunyai dzikir "wajib"-nya tersendiri. Tergantung thoriqoh tersebut afiliasi ke mana

Dalam tubuh Ahlussunnah wal Jamaah sendiri sangat banyak jenis thoriqoh, dan yg mu'tabaroh (resmi) sekitar 45 kelompok thoriqoh

Di Indonesia, kelompok thoriqoh mayoritas adl Qodiriyyah & Naqsyabandiyyah. Masing2 mempunyai mursyid tersendiri

Mudahnya dipaham, thoriqoh itu adl perkumpulan dzikir yg tersistem dan mempunyai bacaan2 dzikir yg kontinyu dibaca dg tetap sehari-hari

Dan scara hukum syar'i (bagi yg tanya wajib nggak ikut thoriqoh) tentu sj tidak ada keharusan untuk ikut. Dzikir sendiri statusnya sunnah

Namun tentu saja sangat bagus ikut thoriqoh, khususnya bagi orang yg belum bisa kontinyu berdzikir saat dlm keadaan sendiri

Yakni thoriqoh dg sistemnya itu bisa membantu seseorang dan memotivasinya untuk bisa berdzikir dg istiqomah dlm waktu2 tertentu

Tetapi ya itu tadi, tidak ada keharusan bagi seorang muslim untuk ikut kelompok tarekat tertentu dlm rangka menuju tasawwuf yg baik

Lantas sekarang bagaimana jika seseorang ingin ikut tarekat tetapi di daerahnya tak ada komunitas tarekat jg tak ada mursyid/pembimbing?

Mudah, gantinya adl biasakan banyak2 membaca sholawat kepada Nabi, minimal sehari 100x

Karena sholawat pada Nabi adl mursyid/ pembimbing bagi orang yg tak mempunyai mursyid. Assholatu alan Nabi, Syaikhu man laa Syaikho lahu

Perihal ekselensi sholawat, cukup banyak, cukup perintah dlm QS. Al-Ahzab 56 sebagai dalil terbesar keharusan ummat membaca sholawat

Soal hadits, aku cuplikan pemahaman secara umum bahwa kebiasaan sholawat membuat pembacanya dihapus dosa2nya & dihilangkan kesedihan2nya

Begitu pula pahalanya. Seseorang membaca sholawat pada Nabi satu kali, dpt jaminan dihapus 10 dosa, ditambah 10 pahala & naik 10 derajat

Jika Membaca sholawat 10x pada Nabi, balasannya dihapus 100 dosa, ditambah 100 pahala dan dinaikkan 100 derajat

Kalau sekarang membaca sholawat 100x, maka dia berhak atas syafaat (pertolongan Nabi), & yg mendapat syafaatnya, maka balasannya surga

Nah coba bayangkan saja seperti apa gedenya pahala yg didapat jika tiap hari bisa bershalawat minimal 100? Apalagi bisa sampai ribuan

Perihal jika kalian menemukan ada orang yg membid'ahkan shalawat, maka catat, ada ketidakberesan pada keimanan & keislaman orang itu

Soal bacaan teks shalawat, yg terbaik tentu teks2 yg ma'tsur dari Nabi. Namun sholawat2 gubahan para orang shalih, tak apa2 juga dibaca

Karena pada dasarnya, sholawat itu ya doa, meminta pada Allah, bukankah semua sholawat selalu dimulai dg "Allahumma Sholli Ala"?

Ya Allah, curahkankan selalu anugerah kepada... Maka tentu saja semisal ada orang melarang baca sholawat, ya artinya melarang berdoa

Kalau melarang orang doa/sholawat ya artinya dia menentang perintah Allah yg Memerintahkan untuk berdoa dan membaca sholawat

Dan selanjutnya simpulkan sendiri orang muslim cap apa itu yg melarang2 orang berkumpul untuk bersholawat. Perlu disadarkan

Sbb bisa dipastikan ada kebusukan dlm hati seseorang yg tidak suka atau alergi sholawat pd Nabi. Orang seperti ini perlu muhasabah Iman

Semoga menambah ilmu, mencerahkan. Baca sholawat apapun yg mantap dg hatimu. Tak usah menoleh pada orang yg meributkan sholawat

Khususnya sholawat Nariyah yg kerap dipermasalahkan sebagian orang. Akhirnya, biasakan diri bershalawat meski sehari baru bisa 100x :)

Maksud Nabi yang "Ummi"

Beberapa waktu lalu aku sempat melewati beberapa TL dari beberapa pemikir muslim yg sedikit menyinggung soal ke-Ummi-an Nabi...

Aku kira bahasan soal ini hanya di twitterland dunia Arab, ternyata beberapa kawan di sini jg membicarakannya

Selama ini yg kita tahu adl bahwa Nabi "tidak membaca tidak menulis". Ini adl pengertian "Ummi" yg jamak kita pahami sejak lama

Tetapi ada beberapa definisi & pemahaman tentang "Ummi" yg brbeda dari beberapa kawan tentunya brdasar atas beberapa pendapat & referensi

Ada yg mengatakan bahwa "Ummi" ini adl Nabi Muhammad bukan berasal dari Israel/Yahudi (gentile). Beliau jg pernah berdagang, jadi...

...tak mungkin jika buta huruf. Ada jg pengertian bahwa "Ummi" ini dari bangsa yg belum pernah ada Nabi dan tak punya kitab suci sendiri

Bisa jadi perasaan hati kita selama ini ada "tak enak", masa' sih Nabi "buta huruf"? Illiterate? Lantas apa maksud "Ummi" sebenarnya?

Sebenarnya ini hal sederhana saja namun kita membutuhkan cara untuk menempatkan diri perihal Nabi "tak membaca tak menulis".

Pertama kita harus bisa membedakan antara posisi kita sebagai manusia biasa dan posisi beliau sebagai Nabi. Maqom an-Nubuwwah

Benar beliau juga manusia seperti kita, tapi manusia yg bagaimana? Manusia yg mendapat tugas dan wahyu khusus dari Tuhan alam semesta

Maka dari sini, dari maqom ini kita tahu bahwa beliau tidak sama dg kita. Selanjutnya "Ummi" beliau tidak sama dg "Ummi" kita

Kedua, kita harus tahu (sekaligus iman) bahwa para Nabi itu dilengkapi dg mukjizat. & mukjizat tabiatnya selalu di luar jangkauan nalar

Bisa jadi sebagian di antara kita tak menerima bahwa Nabi tak membaca tak menulis. Sebab menyamakan Nabi seperti tak membacanya kita

Atau kekurangtepatan cara pandang yg lain, saat ada di antara kita yg buta huruf lantas berargumen bahwa Nabi jg buta huruf. Cukup salah

Dari semua ini, hal yg harus kita ketahui bersama dg baik adl Nabi memang tidak membaca dan tidak menulis. Fakta sejarah berbicara

Tetapi tidak membaca dan tidak menulisnya beliau adl bukan suatu kekurangan, namun justru salah satu mukjizat beliau

Mengingat beliau jg berasal dari bangsa yg saat itu memang tidak mengenal budaya baca tulis manual kecuali kekuatan memori hapalan

Dg kata lain bangsa Arab saat itu (dan ini salah satu ekselensi mereka sampai sekarang) tidak menuliskan apa yg mereka baca di kertas

Atau di batu, di kulit binatang. Namun segera menuliskan apa saja yg mereka "baca" langsung di ingatan mereka. Dg hafalan

Bangsa yg sejak dulu terkenal dg kekuatan hapalannya. Sangat banyak sekali cerita2 kehebatan memori orang2 Arab ini. Sampai sekarang

Maka, berangkat dari sini jg ke-Ummi-an Nabi bukan hal yg aneh atau tidak mungkin jika kita memahami posisi beliau dan dari mana beliau

Pada akhirnya, yg terpenting adl lihatlah Nabi Muhammad sesuai dg posisinya, seorang utusan Allah. Jangan samakan beliau dg kita...

Kalau kita ini, tak membaca tak menulis identik dg kebodohan dan keterbelakangan. Tetapi untuk beliau justru ekselensi & rahasia alam

Bagaimana sosok yg tak membaca & menulis secara manual justru mampu mengubah roda kehidupan & jadi sosok paling brpengaruh spanjang masa

Semoga menambah ilmu dan semakin tahu bagaimana sosok yg kita cinta yg keberadaannya menuntun kita ke jalan cahaya...

Memahami kata "Sunnah" yg dimaksud Nabi

Selamat malam tweeps. Kemarin sempat aku singgung soal apa arti sunnah dalam hadits Nabi yg cukup terkenal, "alaikum bi sunnati"

Wa sunnatil khulafa' arrasyidina al mahdiyyina min ba'di, addhu alaiha bin nawadhij. Berpeganglah pada "sunnah"ku dan "sunnah" ...

Para khalifah yg mendapat petunjuk, dan bimbingan, setelahku, gigit kuat2 dengan gigi gerahammu.

Selama ini jika kita mendengar kata "sunnah", seketika tercetak dalam benak kita dua makna. Makna pertama, ibadah2 yg bukan wajib

Makna kedua, hadits2 Nabi, dalam hal ini adalah perkataan, perbuatan, sifat, dan persetujuan beliau atas suatu tindakan sahabatnya

Memang betul seperti itu, hanya saja pengertian sunnah di atas tadi adalah definisi ulama fiqh dan definisi para ulama ahli hadits.

Dan kata "sunnah", mempunyai berbeda lagi jika dilihat dari sudut pandang ilmu fiqhut tahawwulat (ilmu yg berbicara soal tanda2 masa)

Dan khusus hadits di atas, cara pandang yg tepat adalah dg menggunakan kacamata ilmu fiqh tahawwulat ini (istilah baru ya?)

Yang dimaksud oleh Nabi soal sunnah itu adalah tatacara beliau bersikap dalam sebuah momentum tertentu. Begitu jg para khalifahnya

Tentu saja khalifah di sini bukan sembarang khalifah, hanya terbatas kepada 5 orang setelahnya saja. Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali & Hasan

Jadi sunnah di sabda beliau itu bukan hadits yg kita kenal. Bukan syariah. Lagipula khalifah juga bukan sumber syariah. So ada arti lain

Yaitu kebijakan beliau atas suatu peristiwa yang kadangkala secara tampilan berbenturan dg syariah.

Semisal kejadian kala ada pemuda yg minta dispensasi berzina. Para sahabat telah mau membentak pemuda itu, tapi Nabi bersikap berbeda

Atau semisal kala ada orang tua dan pemuda yang bertanya sama pada Nabi soal boleh apa tidak mencium istri kala puasa.

Jawaban Nabi berbeda, yg tua boleh, yg muda tidak. Atau contoh populer usai perang hunain. Kala Nabi dapat rampasan luar biasa banyak

Semestinya sahabatnya juga berhak mendapat bagian harta itu. Tapi saat itu mereka tak satupun diberi, malah orang2 yg baru masuk islam

Karena Nabi mempunyai tujuan lain. Nah ini yg dimaksud "sunnah" dalam hadits itu.

Kalau contoh dari para khalifah adalah semisal keputusan Abu Bakr memerangi kelompok yg sholat, sebab mereka menahan zakat.

Atau keputusan Umar tidak menerapkan hukuman potong tangan pada pencuri saat terjadinya paceklik panjang.

Atau momentum Ustman kala memutuskan tidak memundurkan diri dari jabatan khalifah saat didesak mundur.

Atau keputusan Ali memerangi sesama muslim di Nahrawan sebab mereka menebar fitnah dengan mengkafirkan muslim yg tak sepaham dg mereka

Atau keputusan Hasan menyerahkan jabatan khalifah kepada Muawiyah dengan pertimbangan menghindarkan pertumpahan darah antar ummat islam

Nah contoh di atas adalah seluruhnya "sunnah", maksudnya berpeganglah pada cara kami bersikap saat terjadi semacam fitnah

Satu contoh lagi bagaimana Nabi diam tidak menyalahkan atau membenarkan 2 kelompok sahabatnya yg berbeda pendapat soal asar di quraidhah

Nah sebagian contoh itu adalah petunjuk kepada kita apa yang harus kita lakukan saat terjadinya hal yg secara tampilan menabrak syariah

Atau apa yang harus kita lakukan kala terjadinya suatu fitnah, terutama yg mengancam persatuan kelompok.

Karena dg itu kita bisa terhindar dari titik2 fitnah yg jika telah terjadi bisa melahap apa saja. Tak peduli orang shaleh atau preman

Semoga menambah ilmu, bahwa sunnah itu tak berarti hadits saja, atau ibadah saja. Namun juga cara bersikap Nabi dalam momen tertentu

Sudahkah Para Agen Dakwah Memahami Fiqhud Da'wah & Fiqhud Da'i?

Malam jumat adalah malam yang sangat tepat untuk berkontemplasi, terutama bagi mereka yang menempatkan diri sebagai agen dakwah

Apakah sudah menata niatnya dengan baik? apa dakwah sudah benar2 Lillah tidak sebab salam tempel atau dibiayai pihak tertentu?

Apa dalam dakwah telah dengan cukup baik menerapkan konsep 2 in 1? In uridu illal ishlah, dan In ajriya Alallah?

Apa dalam cara dakwahnya telah benar? tidak sekedar "ballighu anni walau ayat"?

Apa sebagai agen dakwah telah paham dengan baik apa itu Fiqhud Da'wah dan apa itu Fiqhud Da'i?

Sebab tabiat asli dakwah adalah merangkul, tidak membuat orang kabur gara2 cara dakwah yang salah...

Da'wah harus sepenuhnya disampaikan dengan cara yang santun, penuh kasih sayang dan cinta

Dakwah (dengan cara apapun, lisan, pena, perilaku) tetap dg cara menjaga hati bahwa yg kita ajak adalah lebih baik dari kita

Jika seorang agen dakwah merasa dirinya lebih baik daripada yang didakwahi, maka dakwah gagal dalam detik itu juga

Fiqhud da'wah adalah mengajak kepada Jalan kebaikan dengan cara yang bijak, nasehat baik, atau diskusi/debat yang santun

Jika saat dakwah dalam agen dakwah tersebut terbayang angka di rekening,maka dia harus tahu dakwahnya tidak akan masuk hati yg didakwahi

Seorang agen dakwah harus tahu dengan baik bagaimana momentum Nabi dalam menghadapi suatu masalah, praktek beliau atas teks2 syariat

Fiqhud Da'i adalah memahami dengan baik bahwa Nabi adalah panutan, bagi yang dakwahnya murni mengharap akhirat

Seorang agen dakwah harus tahu dengan baik bahwa posisi Nabi adalah panutan, bukan analagi (qiyas) atau persamaan

Menyamakan diri dengan Nabi (atau berkata: apa kamu merasa lebih baik dari Nabi) adl kesalahan terfatal seorang agen dakwah

Seorang agen dakwah juga harus tahu bahwa penyampaian yg kasar, cenderung menyalahkan malah akan membuat yg didakwahi alergi dan kabur

Karena pada dasarnya Islam itu santun, yang membuatnya terlihat seram adalah perilaku sebagian agennya yg tak paham fiqh da'wah & da'i

Maka jika ada yang berslogan "Nahnu du'at qobla kulli syai", yang pertama harus dia ketahui adalah bagaimana cara jadi du'atnya itu

Seorang agen dakwah juga harus menata hati dg baik bahwa dakwah itu tidak ditentukan dg kuantitas, tetap kualitas.

Kalau seorang da'i matanya tersangkut jumlah angka ummat atau angka follower, maka dakwahnya tidak akan pernah masuk hati yg didakwahi

Kata Nabi pada S. Ali, satu orang saja bisa kamu tuntun pada jalan cahaya itu lebih baik dari harta termahal apapun

Maka seorang agen dakwah harus selalu menancapkan kuat2 dalam benaknya kalimat "Tata hati tata niat".

Selamat malam jumat, moga hari kita ke depannya lebih baik lagi...

Cara Dakwah ke Liberal dan ke Radikal

Saat kultwit soal khilafah tadi sempat ada yg bertanya,kenapa twit2ku selalu nampak keras pada yg militan/fundamental, tp tdk pd liberal?

Dengan Islam kanan (tafrith) aku terkesan begitu keras, sementara dg Islam kiri (ifroth) aku terkesan malah sering bercanda

Sebenarnya ini rahasia dapur, namun sebab amanah ilmu dan metodologi dakwah bil hikmah, maka perlu aku sampaikan meski ringkas

Aku juga sempat menjawab pada yang bertanya tadi bahwa keduanya aku garap namun dengan cara dan metode berbeda

Karena kedua kelompok muslim dg cara pandang yg berbeda ini memerlukan penanganan yg berbeda jg, tidak bisa disamakan

Dan cara ini bukan dari aku, aku hanya mengikut dan meneruskan. Karena cara ini Rasulullah sendiri yang mengajarkan dan menuntunkan

5 Abad berikutnya, cara yg dituntunkan Nabi itu dipopulerkan lagi oleh Imam Ghozali melalui karyanya "Ihya' Ulumiddin"

5 abad berikutnya lagi dipopulerkan kembali oleh Imam Abdullah bin Alawy al-Haddad dalam "Al-Fushul ilmiyyah wal ushul al-hikamiyyah"

5 Abad berikutnya lagi, dipopulerkan kembali oleh Guru Besarku Abuya Sayyid Muhammad bin Alwy al-Maliky dalam dua magnum opus beliau

Yaitu kitab "Mafahim yajib an tushohhah" dan "Manhajus Salaf fi fahmin Nushuh baina annadhoriyyah wa attathbiq".

Sekaligus aku melihat dg mata kepala sendiri bagaimana cara beliau memperlakukan orang liberal dan orang militan/fundamental

Intinya, jika boleh mengungkapkannya dengan perumpamaan, menghadapi orang fundamental itu dg metode "Jewer kuping".

Sebab mereka cara meluruskannya dengan seperti itu, tentu saja setelah di ajak diskusi, sebab karakter mereka cenderung menyerang

Baru jika mereka mau mendengarkan (setelah dijewer), maka metode berikutnya yg lebih lembut baru bisa diterapkan

Mereka dg dibegitukan tidak akan lari sebab secara mental mereka lebih bagus, punya keberanian lebih, hanya caranya salah.

Adapun menghadapi orang liberal atau awam tidak bisa dg cara seperti itu. Jika diumpamakan, harus pakai metode "Elus2 punggung"

Karena jika dikerasi (pakai acara umpat2an lagi) maka mereka akan kabur dan justru menjauh dari kebenaran yg kita sampaikan.

sekedar diketahui, bahwa fenomena banyaknya muslim yg jadi liberal atau malah atheis adalah sebab kesalahan cara penyampaian.

Bahkan ada ulama yg bilang bahwa yg bertanggungjawab atas fenomena ini adalah justru mereka yg mengaku paling beragama (mutadayyin)

Bagaimana orang nggak kabur kalau disalah-salahkan, dikafir2kan? Sementara sejak kecil dia merasa dirinya jg Islam

Maka cara kami adalah menarik tangan yg kabur itu sembari menjewer telinga yg marah2i si kabur tadi. He.. Gini lho yg bener itu.

Dan ini tetap dengan menjaga hati dan moralitas tinggi dan tidak merasa bahwa diri ini paling benar.

Perihal setelah itu kedua kelompok marah2 dan tidak mau dibilangi lagi ya sudah, itu bukan tugas kita. Sudah berbeda kasus lagi.

Dalam istilah S. Ali bin Abi Tholib, "Kun min namathil awsath, yarji'u ilaihil gholi wa yalhaquhu attali".

Dalam berdakwah, jadilah kelompok tengah (moderat), yg jadi tempat kembalinya orang fundamental dan yg diikuti satunya (liberal).

Soal ini Nabi memberi contoh sangat bagus kala ada pemuda yg ingin berzina. Para sahabat sudah mau marah2, tapi sikap Nabi berbeda

Atau saat ada orang desa yang kencing di Masjid, sahabat juga sudah mau ngamuk, namun ditahan Nabi dan beliau memberi contoh elegan

Kalau contoh yg keras saat Nabi membagi hasil rampasan perang dan Nabi dibilang tdk adil, Nabi bentak orang itu.

Jadi semua ada metodenya, dan ini yang dimaksud dg sunnah, yaitu bagaimana cara bersikap Nabi atas sesuatu yg terjadi.

Sepertinya suatu saat perlu aku kultwitkan apa maksud hadits "alaikum bi sunnati wa sunnatil khulafa' arrosyidina min ba'di".

Berpeganglah pada Sunnahku dan sunnah khalifah rasyidah setelahku. Apa maksud kata "sunnah" dalam hadits beliau itu.

Selamat malam, moga menjadi tambahan ilmu sebelum tidur.. Jangan lupa wudhu dan doa sebelum tidur. Salam :)

Kullu syai-in yu'khodzu wa yurodd illa qoulu shohibi hadzal qobr.. Segala sesuatu itu pasti ada pro kontra kecuali sabda Nabi...