Dasar dakwah itu memang menyampaikan pesan-pesan syariat sekaligus merangkul target dakwah kita
Akan tetapi dakwah tidak asal menyampaikan. Perlu strategi, khususnya fleksibelitas, karena target dakwah itu berbeda-beda komunitas
Ada yang bisa dinasehati secara terbuka, ada yg bisa dikritik langsung, ada yang pakai pendekatan, ada yang pakai giringan agak lama, dll
Dan semua itu harus tetap dg bahasa yang halus, atau jika mengkritik dan menyindir menggunakan kalimat umum
Suatu kesalahan dan kegagalan bagi agen dakwah jika dia menggunakan kata kasar, sehingga targetnya lari, apalagi menyalahkan
Jika seseorang merasa menjadi agen dakwah namun targetnya lari sebab cara dia yg tidak simpatik, maka dia mesti introspeksi, belum layak
Strategi dakwah perlu dipelajari sendiri secara khusus, sebab sangat berhubungan sekali dg ilmu psikologi
Tentu saja agen dakwah yg baik adalah yg bisa diterima semua kalangan namun tetap bisa menjaga muru'ah-nya
Sangat berbeda lho antara jaga muru'ah dg jaga image... kalau ada agen dakwah jaim, dia masih perlu dimentor dg ajaran Ihsan
Istilah mudahnya, agen dakwah itu membaur tapi tidak tercampur, mewarnai dan tidak terwarnai
Sebab agama ini tidak sekedar "ballighu", tapi juga harus bisa "ud'u ila sabili Robbika" bil hikmah
Baguslah siapapun didoktrin untuk mempunyai jiwa militan dalam agama, semangat menyampaikan..tapi doktrin jg cara menyampaikan yg santun
Alhasil agen dakwah yg baik adalah yg mampu menempatkan diri di tengah2... agen dakwah yg terlalu ke kanan, kerap ditinggal orang
Agen dakwah harus mampu mengakomodir semua kalangan, maka tentu yg baik adalah yg netral dan tidak menabrak arus kecenderungan umum
Agen dakwah berpartai? bolehlah, tapi bisa dipastikan dakwahnya tidak akan bisa diterima loyalis dan simpatisan partai lain.. terbatas..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar