Dapat kunjungan dari aktivis jam'iyyah #AswajaPutri Ds. Kagok Kec. Slawi Kab.Tegal,
asuhan Ustadz Ahmad Jumari (Alumnus Ponpes APIK Kaliwungu Kendal).
Mbak-mbak keren ini (Agis, Nada & Asih), masih duduk di bangku SMK N.1 Slawi kelas 2, kenapa admin bilang keren?
Karena di usia yang relatif belia, mereka semangat sekali untuk mendalami agama Islam, khususnya untuk mengetahui lebih jauh tentang madzhab yang dianut, yakni ahlussunnah wal jama'ah ala Nahdlatul 'Ulama.
Terbukti dengan aktifnya mereka di jam'iyyah Aswaja Putri, sering beli (dan baca) buku-buku aswaja, dan mau diskusi (pada admin dll :) heu he...
dan yang gak kalah seru, dalam beberapa hari ini rutin baca print out artikel blogs ini.
2 Des 2015
1 Okt 2014
Hari Arofah dan Puasa Arofah
Apa kabar tweeps.. beberapa hari ini kita dibingungkan perihal kapan idul adha dan kapan puasa arofah. Mengingat "lagi2" terjadi ikhtilaf
Saya akan sedikit kultwit soal ini, namun bukan tulisan saya, saya copaskan dari tulisan teman yg cukup pas dg momentum ini...
Judul tulisan yg akan saya copaskan di sini adalah: "Hari Arofah dan Puasa Arofah"
Hari Arofah adalah hari dimana semua jamaah haji melakukan puncak ritual haji dengan melakukan wukuf di Arofah...
inilah yg dimaksud oleh Rasulullah SAW bahwa “Al-Hajju Arofah”; Haji itu Arofah. & hari Arafah itu brtepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah.
Jadi wukuf di Arofah itu harus bertepatan dengan dua hal; waktu & tempat. Waktunya pada tangal 9 dzulhijjah, & tempatnya adl di Arofah.
Sedang puasa Arofah adl puasa sunnah yg dilakukan oleh mereka yg tidak sdng mlaksanakan wukuf, waktunya bertepatan dg tgl 9 dzulhijjah,
waktu dimana mereka yang sedang menunaikan ibadah haji melaksanakan wukuf di Arofah.
Jadi ada titik temu antara dua jenis ibadah ini (wukuf dan puasa) yaitu waktunya bertepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah.
Dan yang perlu diketahui bahwa dua ibadah ini tidak saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Dimana ibadah wukuf akan tetap sah walaupun orang-orang diluar Mekkah sana tidak sedang melaksanakan ibadah puasa,
dan sebaliknya ibadah puasa sunnah tanggal 9 itu tetap sah walaupun orang yang sedang berhaji itu tidak wukuf.
Karena sangat mungkin bahwa mereka yang berhaji itu berhalangan untuk wukuf, karena dihadang musuh misalnya, bencana alam
atau kendala lainnya, atau mereka wukuf tapi waktunya salah, atau mereka wukuf pada waktunya tapi tempatnya salah, dst..
Jadi sekali lagi bahwa puasa Arofah bukan karena mereka wukuf, tapi puasa itu dilakuakan karena ia beretepan dg tanggal 9 dzulhijjah.
Pun begitu sebaliknya, wukuf itu dilakuakn bukan karena orang diluar sana puasa, tapi karena ia bertepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah
Karena standar ibadah kita adalah waktu...
Sekarang, bagaimana Menentukan Tanggal 9 Dzulhijjah?
Disinilah letak permasalahannya, yaitu pada cara kita menentukan kapan jatuhnya tanggal 9 dzulhijjah.
Dan semua ulama menyepakati bahwa standar perhitungan ibadah ini adalah peredaran bulan.
Maka cara menentukannya sudah pasti dengan terlebih dahulu mengetahui kapan jatuhnya tanggal 1 dzulhijjah.
Maka dalam hal ini kita akan kembali diingatkan dengan bagaimana cara penentuan 1 Ramadhan, caranya sama persis,
dan perbedaan ulama dalam hal ini juga sama persis.
Penentuannya bisa dengan metode rukyat ataupun hisab; hisab wujud al-Hilal atau juga Hisab Imkan ar-Ru’yah, atau gabungan dari keduanya
Hingga akhirnya kita akan menemukan perbedaan ulama pada masalah rukyat lokal atau Internasional;
apakah setiap masyarakat harus mengikuti hasil perhitungan lokal, atau boleh juga mengikuti hasil dari negara Islam lainnya?
Yang dalam bahasa fikihnya dikenal dengan sebutan wihdah al-Mathali’ wa ikhtilaf al-mathali’.
Lebih kurang ini adalah hasil dari perbedapatan ulama dalam masalah penentuan awal bulan baru,
kita tidak boleh menafikan bahwa banyak jg para ulama yg meyakini bahwa setiap negri boleh untuk memutuskan sendiri waktu ibadah mereka,
tentunya keputusan ini bukan dengan semua gue, tetap harus melalui metode yang benar.
Hal ini disandarkan dengan hadits Kuraib yang sudah masyhur ditelinga kita, diriwayatkan oleh Imam Muslim
Dari hadits Kuraib bisa kita ambil pelajaran, bahwa walaupun pada waktu itu ummat Islam masih berada dalam satu kepemimpinan (khilafah)
namun memungkin bagi Ibnu Abbas untuk berbeda dengan keptusan kholifah,
dan tidak terdengar bahwa Ibnu Abbas adalah bagian dari mereka yang ‘membangkang’ dari kepemimpinan Muawiyah.
Jadi jika kita tarik ke zaman sekarang maka sebagaimana pemerintah Saudi Arabiyah boleh memutuskan sendiri perihal puasa, Idul Fitri...
dan Idul Adha, maka hal sama bahwa pemerintah Indonesia juga boleh untuk menetapkan sendiri waktu puasa, Idul Fitri dan Idul Adhanya.
Memang ada pendapat lainnya yang mejelaskan kebolehan untuk megambil satu kesaksian dengan alasan wihdah al-Mathali’,
namun perlu diketahui juga bahwa yang dimaksud dengan satu kesaksian bukanlah milik orang Saudi saja,
karenannya memungkin bagi kita juga untuk mengambil keputusan negri tetangga lainnya, walaupun bukan Saudi.
Sebagaimana kita boleh mengikuti Saudi, namun hal yang sama juga sebenarnya orang Saudi boleh mengikuti keputusan negeri kita,
jika saja dalam keputusannya kemarin kita yang terlebih dahulu memberikan hasil keputusan.
Namun ternyata justru ada salah seorang ulama terkemuka Saudi sendiri malah menyarankan untuk tetap mengikuti hasil keputusan lokal
dan tidak harus mengikuti keputusan Saudi. Sila lihat Majmu' Fatawa-nya Ibn Utsaimin soal itu (bagi yg "mengidolakan" Ulama Saudi)
Kesimpulannya bahwa perkara ini sangat longgar, bahwa tidak ada yang salah dengan pemerintah kita
yang sudah bersusah payah melakuakan usaha dalam penentuan awal dzulhijjah, walaupun pada akhirnya terdapat perbedaan...
... antara hasil yang diputuskan dengan apa yang diputuskan oleh pemerintah Saudi Arabia
Untuk mereka yang sekarang berada di Saudi Arabia, dari manapun asalnya, maka mereka terikat dengan waktu Saudi dalam hal apa saja;
Sholat, puasa, berbuka, wukuf, dan idul adha...
namun untuk mereka yang berada di luar Saudi, mereka juga baiknya mengikut penjadwalan waktu setempat.
Walaupun khusus untuk perkara puasa ramadhan, puasa 9 dzulhijjah dan dua lebaran boleh-boleh saja mengkuti keputusan Saudi.
Hanya saja agak ada yg mengejutkan dengan salah satu pernyataan ustadz muda ketika beliau menuliskan di webnya
perihal penentuan Idul Adha dan Puasa Arafah, beliau menuliskan:
“Mengenai penetapan Ied ‘Adha ini berbeda dengan Penentuan Awal Ramadhan yg memang penetapannya berbeda2 tergantung madzhab yg digunakan
..Dalil Penentuan Awal Dzulhijjah ini berbeda karena kewenangan menentukannya khusus diberikan pada penguasa Makkah yang mengurusi Haji”
Wallahu A’lam Bisshawab dari mana beliau menemukan kesimpulan tersebut, seakan tidak ada opsi lain dalam masalah ini,
padahal dari dulu sekali sahabat Ibnu Abbas sudah meyakinkan bahwa dalam perkara ini memungkin bagi kita untuk berbeda. Wallahu A’lam
Semoga menambah ilmu dan mencerahkan. Karena kita itu puasa HARI-nya, bukan puasa TEMPAT-nya
Kalau puasa tempatnya ya ke Arofah sana. Lagi pula terpaut waktu 4 jam. Masa' masih dini hari kita mau puasa?
Selamat menikmati hari2 dzul hijjah dg indah, tak perlu bingung dg beda hari idul adha. Sholatlah pada hari sesuai "keyakinan" masing2
Saya akan sedikit kultwit soal ini, namun bukan tulisan saya, saya copaskan dari tulisan teman yg cukup pas dg momentum ini...
Judul tulisan yg akan saya copaskan di sini adalah: "Hari Arofah dan Puasa Arofah"
Hari Arofah adalah hari dimana semua jamaah haji melakukan puncak ritual haji dengan melakukan wukuf di Arofah...
inilah yg dimaksud oleh Rasulullah SAW bahwa “Al-Hajju Arofah”; Haji itu Arofah. & hari Arafah itu brtepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah.
Jadi wukuf di Arofah itu harus bertepatan dengan dua hal; waktu & tempat. Waktunya pada tangal 9 dzulhijjah, & tempatnya adl di Arofah.
Sedang puasa Arofah adl puasa sunnah yg dilakukan oleh mereka yg tidak sdng mlaksanakan wukuf, waktunya bertepatan dg tgl 9 dzulhijjah,
waktu dimana mereka yang sedang menunaikan ibadah haji melaksanakan wukuf di Arofah.
Jadi ada titik temu antara dua jenis ibadah ini (wukuf dan puasa) yaitu waktunya bertepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah.
Dan yang perlu diketahui bahwa dua ibadah ini tidak saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Dimana ibadah wukuf akan tetap sah walaupun orang-orang diluar Mekkah sana tidak sedang melaksanakan ibadah puasa,
dan sebaliknya ibadah puasa sunnah tanggal 9 itu tetap sah walaupun orang yang sedang berhaji itu tidak wukuf.
Karena sangat mungkin bahwa mereka yang berhaji itu berhalangan untuk wukuf, karena dihadang musuh misalnya, bencana alam
atau kendala lainnya, atau mereka wukuf tapi waktunya salah, atau mereka wukuf pada waktunya tapi tempatnya salah, dst..
Jadi sekali lagi bahwa puasa Arofah bukan karena mereka wukuf, tapi puasa itu dilakuakan karena ia beretepan dg tanggal 9 dzulhijjah.
Pun begitu sebaliknya, wukuf itu dilakuakn bukan karena orang diluar sana puasa, tapi karena ia bertepatan dengan tanggal 9 dzulhijjah
Karena standar ibadah kita adalah waktu...
Sekarang, bagaimana Menentukan Tanggal 9 Dzulhijjah?
Disinilah letak permasalahannya, yaitu pada cara kita menentukan kapan jatuhnya tanggal 9 dzulhijjah.
Dan semua ulama menyepakati bahwa standar perhitungan ibadah ini adalah peredaran bulan.
Maka cara menentukannya sudah pasti dengan terlebih dahulu mengetahui kapan jatuhnya tanggal 1 dzulhijjah.
Maka dalam hal ini kita akan kembali diingatkan dengan bagaimana cara penentuan 1 Ramadhan, caranya sama persis,
dan perbedaan ulama dalam hal ini juga sama persis.
Penentuannya bisa dengan metode rukyat ataupun hisab; hisab wujud al-Hilal atau juga Hisab Imkan ar-Ru’yah, atau gabungan dari keduanya
Hingga akhirnya kita akan menemukan perbedaan ulama pada masalah rukyat lokal atau Internasional;
apakah setiap masyarakat harus mengikuti hasil perhitungan lokal, atau boleh juga mengikuti hasil dari negara Islam lainnya?
Yang dalam bahasa fikihnya dikenal dengan sebutan wihdah al-Mathali’ wa ikhtilaf al-mathali’.
Lebih kurang ini adalah hasil dari perbedapatan ulama dalam masalah penentuan awal bulan baru,
kita tidak boleh menafikan bahwa banyak jg para ulama yg meyakini bahwa setiap negri boleh untuk memutuskan sendiri waktu ibadah mereka,
tentunya keputusan ini bukan dengan semua gue, tetap harus melalui metode yang benar.
Hal ini disandarkan dengan hadits Kuraib yang sudah masyhur ditelinga kita, diriwayatkan oleh Imam Muslim
Dari hadits Kuraib bisa kita ambil pelajaran, bahwa walaupun pada waktu itu ummat Islam masih berada dalam satu kepemimpinan (khilafah)
namun memungkin bagi Ibnu Abbas untuk berbeda dengan keptusan kholifah,
dan tidak terdengar bahwa Ibnu Abbas adalah bagian dari mereka yang ‘membangkang’ dari kepemimpinan Muawiyah.
Jadi jika kita tarik ke zaman sekarang maka sebagaimana pemerintah Saudi Arabiyah boleh memutuskan sendiri perihal puasa, Idul Fitri...
dan Idul Adha, maka hal sama bahwa pemerintah Indonesia juga boleh untuk menetapkan sendiri waktu puasa, Idul Fitri dan Idul Adhanya.
Memang ada pendapat lainnya yang mejelaskan kebolehan untuk megambil satu kesaksian dengan alasan wihdah al-Mathali’,
namun perlu diketahui juga bahwa yang dimaksud dengan satu kesaksian bukanlah milik orang Saudi saja,
karenannya memungkin bagi kita juga untuk mengambil keputusan negri tetangga lainnya, walaupun bukan Saudi.
Sebagaimana kita boleh mengikuti Saudi, namun hal yang sama juga sebenarnya orang Saudi boleh mengikuti keputusan negeri kita,
jika saja dalam keputusannya kemarin kita yang terlebih dahulu memberikan hasil keputusan.
Namun ternyata justru ada salah seorang ulama terkemuka Saudi sendiri malah menyarankan untuk tetap mengikuti hasil keputusan lokal
dan tidak harus mengikuti keputusan Saudi. Sila lihat Majmu' Fatawa-nya Ibn Utsaimin soal itu (bagi yg "mengidolakan" Ulama Saudi)
Kesimpulannya bahwa perkara ini sangat longgar, bahwa tidak ada yang salah dengan pemerintah kita
yang sudah bersusah payah melakuakan usaha dalam penentuan awal dzulhijjah, walaupun pada akhirnya terdapat perbedaan...
... antara hasil yang diputuskan dengan apa yang diputuskan oleh pemerintah Saudi Arabia
Untuk mereka yang sekarang berada di Saudi Arabia, dari manapun asalnya, maka mereka terikat dengan waktu Saudi dalam hal apa saja;
Sholat, puasa, berbuka, wukuf, dan idul adha...
namun untuk mereka yang berada di luar Saudi, mereka juga baiknya mengikut penjadwalan waktu setempat.
Walaupun khusus untuk perkara puasa ramadhan, puasa 9 dzulhijjah dan dua lebaran boleh-boleh saja mengkuti keputusan Saudi.
Hanya saja agak ada yg mengejutkan dengan salah satu pernyataan ustadz muda ketika beliau menuliskan di webnya
perihal penentuan Idul Adha dan Puasa Arafah, beliau menuliskan:
“Mengenai penetapan Ied ‘Adha ini berbeda dengan Penentuan Awal Ramadhan yg memang penetapannya berbeda2 tergantung madzhab yg digunakan
..Dalil Penentuan Awal Dzulhijjah ini berbeda karena kewenangan menentukannya khusus diberikan pada penguasa Makkah yang mengurusi Haji”
Wallahu A’lam Bisshawab dari mana beliau menemukan kesimpulan tersebut, seakan tidak ada opsi lain dalam masalah ini,
padahal dari dulu sekali sahabat Ibnu Abbas sudah meyakinkan bahwa dalam perkara ini memungkin bagi kita untuk berbeda. Wallahu A’lam
Semoga menambah ilmu dan mencerahkan. Karena kita itu puasa HARI-nya, bukan puasa TEMPAT-nya
Kalau puasa tempatnya ya ke Arofah sana. Lagi pula terpaut waktu 4 jam. Masa' masih dini hari kita mau puasa?
Selamat menikmati hari2 dzul hijjah dg indah, tak perlu bingung dg beda hari idul adha. Sholatlah pada hari sesuai "keyakinan" masing2
30 Sep 2014
Islam Agama Pamungkas Yang Sempurna
Siapapun yang membaca dan mengkaji Al-Quran dengan baik pasti tahu dan sadar sepenuhnya bahwa Agama pamungkas...
...yang telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi pegangan utama dan sandaran asas bagi kehidupan, adalah Islam. Diakui ataupun tidak
Siapapun tahu dan sadar bahwa segala aturan dan segala larangan yang berada dalam syariat Islam, dengan begitu elegan dan seimbang
serta begitu cantik mengatur segala bentuk interaksi yang terjadi di alam semesta ini
Aturan main dalam kehidupan agar segalanya berjalan lurus, tak ada ketimpangan
& tentu agar tak terjadi kekacauan sistem hukum alam yang berujung pada rusaknya semesta & kehancuran ummat manusia, dalam berbagai skala
Siapapun juga tahu bahwa tata aturan dalam Islam -dengan bentuk fisiknya yang sederhana dan tak rumit- mencakup dengan komprehensif...
dan sempurna sekaligus presisi yang tak meleset atas seluruh hukum dan seluruh norma kehidupan dan hak asasi kemanusiaan.
Sistem sempurna dari Yang Maha Sempurna yang secara otomatis menarik siapapun yang mempunyai pikiran jernih dan hati bersih...
...untuk berpegang teguh terhadap sistem yang menjamin ketenangan dan kebahagiaan hidup itu.
Artinya, jika seseorang itu semakin tercerahkan hatinya, luas cara pandangnya, tertata bagus mindset-nya, lapang dadanya...
...maka ketergantungannya kepada syariat ini akan semakin kuat
karena dia tahu dengan pasti keindahan dan rahasia agung di balik Syariat yang elegan ini.
Tentu dengan catatan jika syariat elegan ini dijalankan sesuai tatanan yang telah ditetapkan oleh syariat itu sendiri
tidak asal berteriak “syariat” terlebih dengan emosi tak terkontrol dan kepentingan terselubung yang tak terpuji
...atau diperalat dengan sangat lugu oleh pihak yang ingin mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.
Bukti nyata yang tercatat oleh tinta emas sejarah akan keagungan dan keindahan sistem syariat Islam ini adalah ...
...apa yang telah dirasakan oleh Bangsa Arab pada 14 abad yang lalu.
Masa ratusan tahun saat mereka berkubang dalam lumpur ke-jahiliyah-an,terjebak dalam hukum rimba peradaban & kemunduran moral yang parah
Hanya dalam tempo sejenak saja mereka keluar dari era serba gelap itu tepat saat mereka mulai mengenal Islam
Secara frontal Bangsa yang hampir tak lagi berbentuk itu, sebab Islam, seketika keluar dari pekatnya kebodohan menuju cahaya ilmu.
Yang asalnya tercerai berai oleh fanatisme kesukuan yang tak masuk akal, menjadi bersatu padu tanpa memandang keunggulan antar suku
Bangsa yang asalnya tak ada yang mendengar keberadaannya, tiba-tiba terkenal sebagai penakluk sebagai pembaharu di seluruh penjuru dunia
bangsa yang sebelum memiliki cara berpikir kolot dan kaku, berubah jadi bangsa yang memiliki cara berpikir cemerlang dan brilian.
Bangsa yang selalu hidup dalam ketakutan sebab keterceraiberaian itu menjadi bangsa besar bersatu yang hidup aman,
yang asalnya saling bermusuhan menjadi saling menyayangi, yang asalnya lemah, menjadi kuat, yang asalnya terhina, menjadi mulia
yang asalnya secara ekonomi sangat miskin mendadak menjadi bangsa yang kaya raya,
yang asalnya peradabannya sangat terbelakang, tiba-tiba tampil memimpin peradaban dunia.
Dan itu tak hanya dirasakan oleh Arab saja, hampir semua bangsa yang mengenal Islam yang disampaikan dengan bijak dan benar...
selalu mengalami perubahan frontal yg sangat positif itu & selalu berjangka waktu kesejahteraan yg cukup lama dari generasi ke generasi.
Dan jika direnungi cukup dalam, alangkah Maha Besarnya Allah yang telah menetapkan syariat pamungkas ini untuk manusia dan kemanusiaan
dan jika diterapkan sesuai tatanannya maka pasti kejayaan dan keagungan yang pasti teraih, serta kewibawaan tiada banding
Tentu saja kita tak hanya mengenang sejarah masa lampau kedigdayaan kaum muslimin dengan penerapan syariat Islam selama itu
tak hanya mengenang bagaimana tangguhnya militer kaum muslimin di mata dunia kala itu...
..luasnya wilayah kekuasaan kaum muslimin yang memanjang dari lepas pantai Mauritania sampai pantai selatan pulau Jawa..
munculnya banyak ilmuwan yg bahkan menjadi rujukan utama peradaban Barat, mulai dari seni, teknologi, politik sampai sastra
juga banyak menciptakan dasar-dasar penemuan yang sangat berguna sekali untuk kemanusiaan dan semesta
Tak hanya itu, belum lagi para Ulama yang berkecimpung khusus dalam ilmu-ilmu syariat, pena mereka ditaati
tetak ujung pedang mereka ditakuti, bendera mereka berkibar gagah di atas seluruh bendera bangsa apapun di muka bumi ini
yang bernaung di bawahnya keadilan dan kedamaian
Setelah sebelum kedatangan Rasulullah mereka berada dalam kondisi yang mengenaskan dan sangat memprihatinkan
sebab berkubang dalam lumpur maut kejahiliyahan tadi.
Tentu kita tak hanya sibuk mengenang-mengenang saja, namun mencari jalan yg tepat & bijak bagaimana bisa kembali menghidupkan kenangan2
dan bagaimana cara para pendahulu kita mencapai kejayaan itu
..tak hanya asal melihat kesuksesan tetapi menutup mata terhadap jalan terjal menuju kesuksesan itu.
Menemukan kembali cara yang telah ditemukan para penyeru iman itu, bagaimana cara mereka melihat hidup ini dari semua sisi pandang
(tak hanya satu sudut, masih ditambah egoisme lagi), lalu bagaimana mengatur kehidupan dengan perspektif semua sudut tadi
agar bisa dengan mudah menemukan celah untuk dibenahi, terlihat yang bengkok untuk diluruskan,
mengganti yg jelek dengan yang baik, menghilangkan kemalasan dengan banyaknya aktivitas ukhrowi/duniawi yg selalu terkoneksi ke ukhrowi
mengganti malapetaka kehidupan dengan kebahagiaan, menghilangkan permusuhan dengan persaudaraan yang saling menasehati
menghapus kemunduran dengan kebangkitan, menambal perpecahan dengan kesemangatan dan keseriusan, membangun keagungan dengan kepemimpinan
Cara yang membuat para pendahulu kita menjadi ummat terbaik yang dimunculkan untuk kemanusiaan...
mengajak kepada kebaikan dan mencegah terhadap segala jenis keburukan sekaligus keimanan sempurna pada Allah
Tentu sj mreka tak menginginkan semua itu kecuali hanya 1 hal saja, murni mncari ridho Allah. Bukan karena orientasi posisi atau materi.
Semua itu mereka raih sebab anugerah Agama ini serta tahu dengan baik bagaimana rahasia hakikat agama ini yang jernih
dan pondasinya yang kokoh yang tak ada celah kebatilan apapun. Tidak dari depan juga tidak dari belakang
Juga sebab anugerah berpegang teguhnya mereka pada tata aturan Qur’an dan Sunnah yang sebenarnya dan sesuai ilmunya
kebersatuan mereka dalam ukhuwwah di jalan Allah, mengabaikan segala jenis perbedaan yang berpotensi memecahbelah
serta tidak terjebak dalam perdebatan kontraproduktif yang selalu menumbuhkan bibit permusuhan dan kebencian
Maka di antara hal yang diperlukan oleh kaum muslimin saat ini, khususnya para juru dakwahnya adalah
merenungi dalam-dalam sekaligus mempraktekkan QS. Ali Imron 103 dalam dakwah dan interaksi sosial mereka
Karena ayat ini adl ayat pondasi dakwah Islamiyyah,bahkan intisarinya. Jika memang ingin kembali meraih kejayaan2 masa lalu itu kembali.
Tak terjebak dalam saling menyalahkan, mengolok, membid’ahkan, memfatwa-fatwakan haram
apalagi smpai mengkafirkan terhadap perbedaan kecil sekalipun, terlebih jika perbedaan itu ternyata hanya urusan duniawi smacam politik
politik dengan sistem yang sama sekali tak pernah ada untungnya untuk umumnya kaum muslimin kecuali hanya segelintir kelompok saja
Wallahu a'lam. Selamat menikmati akhir pekan dan bermalam minggu :)
...yang telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi pegangan utama dan sandaran asas bagi kehidupan, adalah Islam. Diakui ataupun tidak
Siapapun tahu dan sadar bahwa segala aturan dan segala larangan yang berada dalam syariat Islam, dengan begitu elegan dan seimbang
serta begitu cantik mengatur segala bentuk interaksi yang terjadi di alam semesta ini
Aturan main dalam kehidupan agar segalanya berjalan lurus, tak ada ketimpangan
& tentu agar tak terjadi kekacauan sistem hukum alam yang berujung pada rusaknya semesta & kehancuran ummat manusia, dalam berbagai skala
Siapapun juga tahu bahwa tata aturan dalam Islam -dengan bentuk fisiknya yang sederhana dan tak rumit- mencakup dengan komprehensif...
dan sempurna sekaligus presisi yang tak meleset atas seluruh hukum dan seluruh norma kehidupan dan hak asasi kemanusiaan.
Sistem sempurna dari Yang Maha Sempurna yang secara otomatis menarik siapapun yang mempunyai pikiran jernih dan hati bersih...
...untuk berpegang teguh terhadap sistem yang menjamin ketenangan dan kebahagiaan hidup itu.
Artinya, jika seseorang itu semakin tercerahkan hatinya, luas cara pandangnya, tertata bagus mindset-nya, lapang dadanya...
...maka ketergantungannya kepada syariat ini akan semakin kuat
karena dia tahu dengan pasti keindahan dan rahasia agung di balik Syariat yang elegan ini.
Tentu dengan catatan jika syariat elegan ini dijalankan sesuai tatanan yang telah ditetapkan oleh syariat itu sendiri
tidak asal berteriak “syariat” terlebih dengan emosi tak terkontrol dan kepentingan terselubung yang tak terpuji
...atau diperalat dengan sangat lugu oleh pihak yang ingin mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.
Bukti nyata yang tercatat oleh tinta emas sejarah akan keagungan dan keindahan sistem syariat Islam ini adalah ...
...apa yang telah dirasakan oleh Bangsa Arab pada 14 abad yang lalu.
Masa ratusan tahun saat mereka berkubang dalam lumpur ke-jahiliyah-an,terjebak dalam hukum rimba peradaban & kemunduran moral yang parah
Hanya dalam tempo sejenak saja mereka keluar dari era serba gelap itu tepat saat mereka mulai mengenal Islam
Secara frontal Bangsa yang hampir tak lagi berbentuk itu, sebab Islam, seketika keluar dari pekatnya kebodohan menuju cahaya ilmu.
Yang asalnya tercerai berai oleh fanatisme kesukuan yang tak masuk akal, menjadi bersatu padu tanpa memandang keunggulan antar suku
Bangsa yang asalnya tak ada yang mendengar keberadaannya, tiba-tiba terkenal sebagai penakluk sebagai pembaharu di seluruh penjuru dunia
bangsa yang sebelum memiliki cara berpikir kolot dan kaku, berubah jadi bangsa yang memiliki cara berpikir cemerlang dan brilian.
Bangsa yang selalu hidup dalam ketakutan sebab keterceraiberaian itu menjadi bangsa besar bersatu yang hidup aman,
yang asalnya saling bermusuhan menjadi saling menyayangi, yang asalnya lemah, menjadi kuat, yang asalnya terhina, menjadi mulia
yang asalnya secara ekonomi sangat miskin mendadak menjadi bangsa yang kaya raya,
yang asalnya peradabannya sangat terbelakang, tiba-tiba tampil memimpin peradaban dunia.
Dan itu tak hanya dirasakan oleh Arab saja, hampir semua bangsa yang mengenal Islam yang disampaikan dengan bijak dan benar...
selalu mengalami perubahan frontal yg sangat positif itu & selalu berjangka waktu kesejahteraan yg cukup lama dari generasi ke generasi.
Dan jika direnungi cukup dalam, alangkah Maha Besarnya Allah yang telah menetapkan syariat pamungkas ini untuk manusia dan kemanusiaan
dan jika diterapkan sesuai tatanannya maka pasti kejayaan dan keagungan yang pasti teraih, serta kewibawaan tiada banding
Tentu saja kita tak hanya mengenang sejarah masa lampau kedigdayaan kaum muslimin dengan penerapan syariat Islam selama itu
tak hanya mengenang bagaimana tangguhnya militer kaum muslimin di mata dunia kala itu...
..luasnya wilayah kekuasaan kaum muslimin yang memanjang dari lepas pantai Mauritania sampai pantai selatan pulau Jawa..
munculnya banyak ilmuwan yg bahkan menjadi rujukan utama peradaban Barat, mulai dari seni, teknologi, politik sampai sastra
juga banyak menciptakan dasar-dasar penemuan yang sangat berguna sekali untuk kemanusiaan dan semesta
Tak hanya itu, belum lagi para Ulama yang berkecimpung khusus dalam ilmu-ilmu syariat, pena mereka ditaati
tetak ujung pedang mereka ditakuti, bendera mereka berkibar gagah di atas seluruh bendera bangsa apapun di muka bumi ini
yang bernaung di bawahnya keadilan dan kedamaian
Setelah sebelum kedatangan Rasulullah mereka berada dalam kondisi yang mengenaskan dan sangat memprihatinkan
sebab berkubang dalam lumpur maut kejahiliyahan tadi.
Tentu kita tak hanya sibuk mengenang-mengenang saja, namun mencari jalan yg tepat & bijak bagaimana bisa kembali menghidupkan kenangan2
dan bagaimana cara para pendahulu kita mencapai kejayaan itu
..tak hanya asal melihat kesuksesan tetapi menutup mata terhadap jalan terjal menuju kesuksesan itu.
Menemukan kembali cara yang telah ditemukan para penyeru iman itu, bagaimana cara mereka melihat hidup ini dari semua sisi pandang
(tak hanya satu sudut, masih ditambah egoisme lagi), lalu bagaimana mengatur kehidupan dengan perspektif semua sudut tadi
agar bisa dengan mudah menemukan celah untuk dibenahi, terlihat yang bengkok untuk diluruskan,
mengganti yg jelek dengan yang baik, menghilangkan kemalasan dengan banyaknya aktivitas ukhrowi/duniawi yg selalu terkoneksi ke ukhrowi
mengganti malapetaka kehidupan dengan kebahagiaan, menghilangkan permusuhan dengan persaudaraan yang saling menasehati
menghapus kemunduran dengan kebangkitan, menambal perpecahan dengan kesemangatan dan keseriusan, membangun keagungan dengan kepemimpinan
Cara yang membuat para pendahulu kita menjadi ummat terbaik yang dimunculkan untuk kemanusiaan...
mengajak kepada kebaikan dan mencegah terhadap segala jenis keburukan sekaligus keimanan sempurna pada Allah
Tentu sj mreka tak menginginkan semua itu kecuali hanya 1 hal saja, murni mncari ridho Allah. Bukan karena orientasi posisi atau materi.
Semua itu mereka raih sebab anugerah Agama ini serta tahu dengan baik bagaimana rahasia hakikat agama ini yang jernih
dan pondasinya yang kokoh yang tak ada celah kebatilan apapun. Tidak dari depan juga tidak dari belakang
Juga sebab anugerah berpegang teguhnya mereka pada tata aturan Qur’an dan Sunnah yang sebenarnya dan sesuai ilmunya
kebersatuan mereka dalam ukhuwwah di jalan Allah, mengabaikan segala jenis perbedaan yang berpotensi memecahbelah
serta tidak terjebak dalam perdebatan kontraproduktif yang selalu menumbuhkan bibit permusuhan dan kebencian
Maka di antara hal yang diperlukan oleh kaum muslimin saat ini, khususnya para juru dakwahnya adalah
merenungi dalam-dalam sekaligus mempraktekkan QS. Ali Imron 103 dalam dakwah dan interaksi sosial mereka
Karena ayat ini adl ayat pondasi dakwah Islamiyyah,bahkan intisarinya. Jika memang ingin kembali meraih kejayaan2 masa lalu itu kembali.
Tak terjebak dalam saling menyalahkan, mengolok, membid’ahkan, memfatwa-fatwakan haram
apalagi smpai mengkafirkan terhadap perbedaan kecil sekalipun, terlebih jika perbedaan itu ternyata hanya urusan duniawi smacam politik
politik dengan sistem yang sama sekali tak pernah ada untungnya untuk umumnya kaum muslimin kecuali hanya segelintir kelompok saja
Wallahu a'lam. Selamat menikmati akhir pekan dan bermalam minggu :)
17 Sep 2014
Hadist Jibril (Empat Pilar Agama)
Suatu hari seseorang yg terlihat sangat bersih sekali penampilannya, datang kepada Nabi, tak satupun sahabat Nabi di situ yg mengenalnya
Dia datang begitu saja ke majlis dan langsung duduk tepat di hadapan Nabi
Orang itu lantas membuka percakapan dan bertanya beberapa hal pada Nabi. Pertanyaan pertama, "Jelaskan kepadaku apa itu Islam."
Oleh Nabi dijawab bahwa Islam itu kamu menyatakan dua kalimat syahadat, shalat 5 waktu, puasa ramadhan, berzakat, dan haji jika mampu
Orang asing tadi bertanya lagi kepada Nabi, "Jelaskan kepadaku apa itu Iman."
Nabi menjelaskan bahwa Iman adalah percaya keberadaan Allah, keberadaan para Malaikat, percaya kepada Kitab2 Suci-Nya, para Nabinya
Percaya akan kedatangan hari terakhir, juga percaya akan takdir baik ataupun takdir buruk."
Puas dengan jawaban Nabi soal Islam dan Iman, orang tadi meminta penjelasan kepada beliau tentang apa itu Ihsan.
Nabi menjelaskan bahwa Ihsan itu seseorang menyembah Allah seolah dia melihat-Nya, melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya
Tapi berhubung dia tidak bisa melihat-Nya, maka yakinkan diri bahwa Allah Melihatnya, sehingga tetap melakukan segala dg sebaik-baiknya
Orang asing tadi lalu melempar pertanyaan agak rumit, dia bertanya, kapan tepatnya datangnya hari akhir yang dimaksud pada Iman tadi
Nabi menjawab dengan cukup diplomatis, bahwa yang ditanya dan yang bertanya sama-sama tidak tahu kapan pastinya kiamat tiba
Pada akhir diskusi, orang asing tadi sempat bertanya-tanya kepada Nabi tentang tanda-tanda umum datangnya kiamat dan dijawab oleh beliau
Keesokan harinya, Nabi bertanya kepada para sahabatnya, "Kalian tahu tidak, siapa orang asing yg datang kepadaku kemarin?"
Tak satupun sahabat beliau yg tahu. Oleh Nabi diberitahukan bahwa yg datang itu Jibril, untuk mengajarkan AGAMA kalian...
Rentetan kultwit di atas cukup terkenal dengan istilah Hadits Jibril, terdapat dalam Ensiklopedi Hadits Shahih Muslim
Dari hadits di atas sangat bisa dipahami bahwa Agama yang dibawa Nabi dan diajarkan pada kita sangat mencakup semua sisi kehidupan
Artinya, agama ini terdiri dari 4 rangkaian sangat penting; Islam, Iman, Ihsan dan pemahaman akan tanda-tanda spesifik datangnya kiamat
Pada perkembangan ilmiah selanjutnya, pembahasan soal "Islam" secara khusus dibahas panjang lebar dan detail dalam ilmu Fiqih
Sedangkan "Iman" dibahas dengan luas sekali di kategori ilmu Tauhid dan Aqidah
Adapun tanda kiamat banyak dibahas di ilmu-ilmu yang berhubungan dengan sejarah dan fenomena alam serta kehidupan
Sedangkan Ihsan, salah satu pokok penting agama dibahas secara luas sekali di ilmu Akhlaq dan Tasawwuf
Selama ini, banyak sekali kita menemukan orang mengalami kesalahan dalam memahami tasawwuf, sering mereka mengiranya sebagai ilmu sesat
Tentu saja itu terjadi sebab salah informasi dan salah opini. Padahal Tasawwuf adalah bagian dari Ihsan.
Maknanya, Tasawwuf adalah ilmu yang berbicara tentang bagaimana cara membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah dengan baik
Tasawwuf juga adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana tatacara berinteraksi sosial yg baik antar sesama makhluk ciptaan Allah
Tasawwuf tak lebih daripada itu. Maka orang yang keburu menjudge tasawwuf itu sesat, adalah orang yg belum mengerti substansi tasawwuf
Bahayanya, saat seseorang mencegah orang lain untuk mempelajari tasawwuf, artinya dia mencegah orang mempelajari kesempurnaan agamanya!
Sebab secara tanpa sadar dia mencegah orang lain untuk belajar moral, mendekat diri pada Allah.. menghalanginya dari Ihsan.
Otomatis jika seseorang tidak bisa Ihsan, tidak tahu apa itu Ihsan yg dipelajari detail di Tasawwuf, dia belum mengerti agamanya sendiri
Karena jika hanya berislam dan beriman saja, tanpa berihsan, seseorang tidak akan pernah sampai pada kesempurnaan dalam beragama
Akhir kultwit, ambillah agama ini dari ahlinya, bukan asal ambil dari informasi salah yang tidak jelas sumber dan jluntrungnya...
Dia datang begitu saja ke majlis dan langsung duduk tepat di hadapan Nabi
Orang itu lantas membuka percakapan dan bertanya beberapa hal pada Nabi. Pertanyaan pertama, "Jelaskan kepadaku apa itu Islam."
Oleh Nabi dijawab bahwa Islam itu kamu menyatakan dua kalimat syahadat, shalat 5 waktu, puasa ramadhan, berzakat, dan haji jika mampu
Orang asing tadi bertanya lagi kepada Nabi, "Jelaskan kepadaku apa itu Iman."
Nabi menjelaskan bahwa Iman adalah percaya keberadaan Allah, keberadaan para Malaikat, percaya kepada Kitab2 Suci-Nya, para Nabinya
Percaya akan kedatangan hari terakhir, juga percaya akan takdir baik ataupun takdir buruk."
Puas dengan jawaban Nabi soal Islam dan Iman, orang tadi meminta penjelasan kepada beliau tentang apa itu Ihsan.
Nabi menjelaskan bahwa Ihsan itu seseorang menyembah Allah seolah dia melihat-Nya, melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya
Tapi berhubung dia tidak bisa melihat-Nya, maka yakinkan diri bahwa Allah Melihatnya, sehingga tetap melakukan segala dg sebaik-baiknya
Orang asing tadi lalu melempar pertanyaan agak rumit, dia bertanya, kapan tepatnya datangnya hari akhir yang dimaksud pada Iman tadi
Nabi menjawab dengan cukup diplomatis, bahwa yang ditanya dan yang bertanya sama-sama tidak tahu kapan pastinya kiamat tiba
Pada akhir diskusi, orang asing tadi sempat bertanya-tanya kepada Nabi tentang tanda-tanda umum datangnya kiamat dan dijawab oleh beliau
Keesokan harinya, Nabi bertanya kepada para sahabatnya, "Kalian tahu tidak, siapa orang asing yg datang kepadaku kemarin?"
Tak satupun sahabat beliau yg tahu. Oleh Nabi diberitahukan bahwa yg datang itu Jibril, untuk mengajarkan AGAMA kalian...
Rentetan kultwit di atas cukup terkenal dengan istilah Hadits Jibril, terdapat dalam Ensiklopedi Hadits Shahih Muslim
Dari hadits di atas sangat bisa dipahami bahwa Agama yang dibawa Nabi dan diajarkan pada kita sangat mencakup semua sisi kehidupan
Artinya, agama ini terdiri dari 4 rangkaian sangat penting; Islam, Iman, Ihsan dan pemahaman akan tanda-tanda spesifik datangnya kiamat
Pada perkembangan ilmiah selanjutnya, pembahasan soal "Islam" secara khusus dibahas panjang lebar dan detail dalam ilmu Fiqih
Sedangkan "Iman" dibahas dengan luas sekali di kategori ilmu Tauhid dan Aqidah
Adapun tanda kiamat banyak dibahas di ilmu-ilmu yang berhubungan dengan sejarah dan fenomena alam serta kehidupan
Sedangkan Ihsan, salah satu pokok penting agama dibahas secara luas sekali di ilmu Akhlaq dan Tasawwuf
Selama ini, banyak sekali kita menemukan orang mengalami kesalahan dalam memahami tasawwuf, sering mereka mengiranya sebagai ilmu sesat
Tentu saja itu terjadi sebab salah informasi dan salah opini. Padahal Tasawwuf adalah bagian dari Ihsan.
Maknanya, Tasawwuf adalah ilmu yang berbicara tentang bagaimana cara membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah dengan baik
Tasawwuf juga adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana tatacara berinteraksi sosial yg baik antar sesama makhluk ciptaan Allah
Tasawwuf tak lebih daripada itu. Maka orang yang keburu menjudge tasawwuf itu sesat, adalah orang yg belum mengerti substansi tasawwuf
Bahayanya, saat seseorang mencegah orang lain untuk mempelajari tasawwuf, artinya dia mencegah orang mempelajari kesempurnaan agamanya!
Sebab secara tanpa sadar dia mencegah orang lain untuk belajar moral, mendekat diri pada Allah.. menghalanginya dari Ihsan.
Otomatis jika seseorang tidak bisa Ihsan, tidak tahu apa itu Ihsan yg dipelajari detail di Tasawwuf, dia belum mengerti agamanya sendiri
Karena jika hanya berislam dan beriman saja, tanpa berihsan, seseorang tidak akan pernah sampai pada kesempurnaan dalam beragama
Akhir kultwit, ambillah agama ini dari ahlinya, bukan asal ambil dari informasi salah yang tidak jelas sumber dan jluntrungnya...
Cara Menyikapi Perbedaan Pendapat
Ada banyak pelajaran penting soal bagaimana cara kita bersikap dari hasil diskusi, rejoinder, perdebatan, tanggapan,dan reaksi soal khamr
Terjadi pro kontra yang hebat, diskusi ilmiah tinggi, dan masing-masing mengeluarkan argumen sesuai arah pandang yg diikuti.
Sebenarnya semuanya bisa menjadi positif jika di antara kita ummat Islam, meski berbeda pemikiran, bisa saling menghormati perbedaan
Namun yang aku pantau dari diskusi (atau entah twitwar) lebih banyak membuat kita saling berbenturan sebab lagi2 karena over dlm reaksi
Kultwitku ini tidak akan lagi mengungkit soal #Khamr atau #Miras, namun aku ingin kita merenungkan cara kita dalam bersikap
Sudahkah kita bisa inshof (proporsional), bisa moderat, bisa memandang permasalahan sesuai amanah ilmu dan yg diinginkan syariat?
Sudahkah juga kita bisa melihat dengan baik ikhtilaful madzahib, ikhtilaful aro', ikhtilaf wijhah nadhor tanpa melihat sosok?
Sudahkah kita bisa mempraktekkan kaidah "Lihatlah apa yg dikatakan dan jangan lihat siapa yang mengatakan"? Kaidah S.Ali bin Abi Thalib?
Karena reaksi2 atas diskusi dari tweeps moderat, fundamental, dan liberal kemarin benar2 menunjukkan bagaimana kualitas ilmiah kita
Aku pribadi melihat memang ada penyembunyian sengaja dan upaya menutup mata atas kebenaran dari saudara muslim beraliran kiri.
Padahal aku yakin sekali mereka tahu kaidah dan hukum yg sebenarnya, namun sikap intihal (pemlintiran) begitu halus dilakukan
Dari saudara muslim yg condong ke kanan, terlihat juga masih suka menggeneralisir (ta'mim) terhadap masalah, hingga timbul problem baru
Semisal ada beberapa poin dari saudara muslim kiri yg benar,tapi berhubung melihat orangnya, benci dulu, akhirnya kebenaran itu tertolak
Begitu juga saudara muslim yg kiri dalam memandang yg kanan, berhubung apriori dulu, maka segalanya dianggap terlalu keras dan intoleran
Ada juga permasalahan yg pada dasarnya murni furu'iyyah, tapi oleh saudara muslim yg kanan dikamuflase seolah itu masalah ushuliyyah.
Akhirnya diskusi yg pada dasarnya bisa ditemukan,malah menjadi debat kusir dan saling membodohkan.Bukan sikap muslim yg baik dlm diskusi
Kita lupa dg sabda Nabi "Khudzil hikmah min ayyi syai-in khorojat"
Kita lupa dengan paradigma "Al-Muslim akhul muslim", malah terjadi sebaliknya, "al-muslim aduwwul muslim", aneh tapi nyata.
Kita mengaku agen dakwah tapi kita lupa fiqhud da'wah, "ud'u ila sabili robbika bil hikmah... wa jadilhum billati hiya ahsan".
Kita saling ingin mengubah keadaan menjadi lebih baik, tapi kita melupakan Ihsan. Yg akhirnya justru malah menimbulkan pertengkaran
Kita mengaku mengikuti salaf, tapi kita lupa (atau malah tidak tahu) bagaimana akhlak salaf dalam menanggapi perbedaan
Bahkan aku yakin banyak di antara kita yg belum tahu seperti apa manhaj salaf fi fahmin nushush baina annadhoriyyah wa at-tathbiq
Coba renungkan, andai Nabi masih ada dan melihat gaya diskusi kita, reaksi kita pada lawan bicara, apa beliau akan suka?
Kita masih perlu banyak belajar, bagaimana cara menyikapi perbedaan madzhab, dan perbedaan ideologi.
Lebih dari itu kita masih harus belajar bagaimana moral berbicara menghadapi orang yg tidak kita suka
Terpenting lagi adalah bagaimana menata hati kita saat berada dalam momentum genting seperti itu.
Sebab jika kita gagal menata hati dalam keadaan seperti itu, semisal merasa baik, merasa paling benar, itu artinya awal kehancuran kita
Sebab kita tidak sadar jika setan ternyata sukses menunggangi kita namun lewat jalan lain, lewat modus semangat dakwah salah niat
Semoga mencerahkan. Kita harus belajar lebih banyak lagi, sebab antara aksi dan reaksi ada satu jarak penting yg mesti kita perhatikan
dan jarak pendek antara aksi dan reaksi inilah yg menunjukkan kita ini muslim dengan kualitas apa.
Mari bersama belajar dan terus belajar menjadi muslim yang baik, bukan menjadi muslim yang MERASA baik. Bismillah
itu pasti, yg kanan jg @djasmia: tapi ust. Muslim kiri itu harus diluruskan bukan? Kasian sm yg awam seperti kami2 yg masih cetek ilmunya
Kita harus ingat sikap Imam As-Syafi'i dalam berdebat yg malah mengharap kebenaran dari pihak lawan
Kita juga harus ingat sikap beliau bahwa dalam diskusi dan debat adalah mencari kebenaran, meski kebenaran ada di pihak lawan
Karena jika diskusi didasari lebih dulu oleh gengsi dan merasa benar sendiri, artinya orang itu telah gagal dlm mencari kebenaran
Andai dia benar pun, maka kebenarannya itu alal hawa, bukan alal haq, tidak lillah, namun malah memuaskan setan dan nafsu
Aku forward kultwit ini juga kepada sahabatku fillah wa lillah, Ustadz @salimafillah ... memang ukhuwwah itu sejatinya indah
Terjadi pro kontra yang hebat, diskusi ilmiah tinggi, dan masing-masing mengeluarkan argumen sesuai arah pandang yg diikuti.
Sebenarnya semuanya bisa menjadi positif jika di antara kita ummat Islam, meski berbeda pemikiran, bisa saling menghormati perbedaan
Namun yang aku pantau dari diskusi (atau entah twitwar) lebih banyak membuat kita saling berbenturan sebab lagi2 karena over dlm reaksi
Kultwitku ini tidak akan lagi mengungkit soal #Khamr atau #Miras, namun aku ingin kita merenungkan cara kita dalam bersikap
Sudahkah kita bisa inshof (proporsional), bisa moderat, bisa memandang permasalahan sesuai amanah ilmu dan yg diinginkan syariat?
Sudahkah juga kita bisa melihat dengan baik ikhtilaful madzahib, ikhtilaful aro', ikhtilaf wijhah nadhor tanpa melihat sosok?
Sudahkah kita bisa mempraktekkan kaidah "Lihatlah apa yg dikatakan dan jangan lihat siapa yang mengatakan"? Kaidah S.Ali bin Abi Thalib?
Karena reaksi2 atas diskusi dari tweeps moderat, fundamental, dan liberal kemarin benar2 menunjukkan bagaimana kualitas ilmiah kita
Aku pribadi melihat memang ada penyembunyian sengaja dan upaya menutup mata atas kebenaran dari saudara muslim beraliran kiri.
Padahal aku yakin sekali mereka tahu kaidah dan hukum yg sebenarnya, namun sikap intihal (pemlintiran) begitu halus dilakukan
Dari saudara muslim yg condong ke kanan, terlihat juga masih suka menggeneralisir (ta'mim) terhadap masalah, hingga timbul problem baru
Semisal ada beberapa poin dari saudara muslim kiri yg benar,tapi berhubung melihat orangnya, benci dulu, akhirnya kebenaran itu tertolak
Begitu juga saudara muslim yg kiri dalam memandang yg kanan, berhubung apriori dulu, maka segalanya dianggap terlalu keras dan intoleran
Ada juga permasalahan yg pada dasarnya murni furu'iyyah, tapi oleh saudara muslim yg kanan dikamuflase seolah itu masalah ushuliyyah.
Akhirnya diskusi yg pada dasarnya bisa ditemukan,malah menjadi debat kusir dan saling membodohkan.Bukan sikap muslim yg baik dlm diskusi
Kita lupa dg sabda Nabi "Khudzil hikmah min ayyi syai-in khorojat"
Kita lupa dengan paradigma "Al-Muslim akhul muslim", malah terjadi sebaliknya, "al-muslim aduwwul muslim", aneh tapi nyata.
Kita mengaku agen dakwah tapi kita lupa fiqhud da'wah, "ud'u ila sabili robbika bil hikmah... wa jadilhum billati hiya ahsan".
Kita saling ingin mengubah keadaan menjadi lebih baik, tapi kita melupakan Ihsan. Yg akhirnya justru malah menimbulkan pertengkaran
Kita mengaku mengikuti salaf, tapi kita lupa (atau malah tidak tahu) bagaimana akhlak salaf dalam menanggapi perbedaan
Bahkan aku yakin banyak di antara kita yg belum tahu seperti apa manhaj salaf fi fahmin nushush baina annadhoriyyah wa at-tathbiq
Coba renungkan, andai Nabi masih ada dan melihat gaya diskusi kita, reaksi kita pada lawan bicara, apa beliau akan suka?
Kita masih perlu banyak belajar, bagaimana cara menyikapi perbedaan madzhab, dan perbedaan ideologi.
Lebih dari itu kita masih harus belajar bagaimana moral berbicara menghadapi orang yg tidak kita suka
Terpenting lagi adalah bagaimana menata hati kita saat berada dalam momentum genting seperti itu.
Sebab jika kita gagal menata hati dalam keadaan seperti itu, semisal merasa baik, merasa paling benar, itu artinya awal kehancuran kita
Sebab kita tidak sadar jika setan ternyata sukses menunggangi kita namun lewat jalan lain, lewat modus semangat dakwah salah niat
Semoga mencerahkan. Kita harus belajar lebih banyak lagi, sebab antara aksi dan reaksi ada satu jarak penting yg mesti kita perhatikan
dan jarak pendek antara aksi dan reaksi inilah yg menunjukkan kita ini muslim dengan kualitas apa.
Mari bersama belajar dan terus belajar menjadi muslim yang baik, bukan menjadi muslim yang MERASA baik. Bismillah
itu pasti, yg kanan jg @djasmia: tapi ust. Muslim kiri itu harus diluruskan bukan? Kasian sm yg awam seperti kami2 yg masih cetek ilmunya
Kita harus ingat sikap Imam As-Syafi'i dalam berdebat yg malah mengharap kebenaran dari pihak lawan
Kita juga harus ingat sikap beliau bahwa dalam diskusi dan debat adalah mencari kebenaran, meski kebenaran ada di pihak lawan
Karena jika diskusi didasari lebih dulu oleh gengsi dan merasa benar sendiri, artinya orang itu telah gagal dlm mencari kebenaran
Andai dia benar pun, maka kebenarannya itu alal hawa, bukan alal haq, tidak lillah, namun malah memuaskan setan dan nafsu
Aku forward kultwit ini juga kepada sahabatku fillah wa lillah, Ustadz @salimafillah ... memang ukhuwwah itu sejatinya indah
Kompilasi Diskusi Khamr by @ulil, @salimafillah dan gus @awyyyyy
Berikut ini kompilasi kultwit dari @ulil dan @salimafillah mengenai hukum khamr beberapa waktu yang lalu. Saya ingat sebelum masing2 membuat kultwit ini atmosfir TL sudah cukup panas. Diskusi dan saling lempar argument ini tidak hanya terjadi antara keduanya, tapi juga melibatkan para penggiat twitter lainnya yang juga ingin urun pendapat.
Diakhir saya juga lengkapi dengan kultwit dari gus @awyyyyy yg memberikan gambaran tentang hukum khamr di Mekah.
--- Kultwit Khamr by @ulil ---
Terima kasih atas tanggapan Mas @salimafillah atas twit2 saya soal #khamr. Jazakumullahu khairan.
Berikut adalah "rejoinder" atau jawaban balik atas tanggapan Mas @salimafillah dg tagar #khamr.
Soal tafsir atas ayat 16:17, tolong Mas @salimafillah rujuk Tafsir al-Razi, bukan hanya al-Jalalain dan Ibn Katsir. #khamr
Dlm al-Razi, ada dua kemungkinan memaknai ayat 16:67. Salah satunya, itu mmg pujian atas #khamr, sbb ini ayat turun di Mekah.
Artinya, ayat 16:67 itu turun sebelum ayat ttg pengharaman #khamr. Tak ada soal dg pujian atas khamr dlm ayat itu.
Soal regulasi dan sosialisasi, pada dasarnya saya setuju dg anda. Tp saya pakai kerangka yg beda dg anda. #khamr
Pertama2, harus disepakati dulu: Kita hidup di negara bukan agama, ttp negara Pancasila. #khamr
Hukum yg berlaku di negeri kita bukan hukum Islam, tp hukum nasional yg dibuat di parlemen. #khamr
Kalau pun ada regulasi soal #khamr dlm bentuk UU, itu bukan regulasi Islam, ttp regulasi nasional.
Jika umat Islam punya ajaran moral spesifik ttg #khamr, silahkan saja. Ada jaminan kebebasan bagi umat u memeluk ajaran itu.
Jadi, ajaran moral Islam ttg #khamr, tidak bisa jadi landasan regulasi minuman keras di Indonesia, sbb Indonesia bkn negara Islam.
Umat Islam bebas mengajarkan dan mendakwahkan keharaman #khamr pd umatnya. Sudah seharusnya. Tp tak boleh dipaksakan.
Karena itu, saya bilang dlm twit saya kemaren, pembahasan soal regulasi #khamr harus dipisahkan dr keyakinan moral penduduk Indonesia.
Sbb keyakinan moral penduduk hanya berlaku khusus pd penganutnya saja, tp tak berlaku buat yg lain.
Pembahasan soal regulasi #khamr harus didasarkan pd kriteria tunggal: melindungi keamanan publik. Urusan keyakinan moral tak relevan.
Itulah kerangka memandang soal regulasi #khamr di Indonesia sbg negara Pancasila, bukan negara agama. Gitu Mas @salimafillah.
Setelah kerangka itu dipahami, maka mari kita bicara ttg regulasi #khamr dg kaidah tunggal: public safety.
Regulasi pertama yg paling penting adalah soal siapa yg boleh mengkonsumsi #khamr dari segi umur.
Harus ada pembatasan umur. Misalnya, #khamr hanya boleh dikonsumsi mereka yg berumur di atas 21 tahun, spt di AS.
Ingat, kata "boleh" di sini bukan dlm pandangan agama, tp pandangan hukum nasional. Kita bicara regulasi, bkn hukum agama.
Kalau dari sudut pandang Islam, konsumsi #khamr jelas dilarang untuk segala umur. Tp hukum Islam tak bisa jd dasar regulasi.
Kenapa hukum Islam soal #khamr tak bisa dijadikan dasar regulasi, sbb sekali lg, ini bukan negara Islam, tp negara Pancasila.
Regulasi kedua berkaitan dg prilaku konsumsi yg bisa membahayakan publik. Misalnya: tak boleh mabuk saat nyetir spt di AS. #khamr
Regulasi ketiga soal peredaran: Di banyak negeri2 liberal, peredaran #khamr dibatasi dg ketat.
Di Boston, misalnya, penjualan wine hanya bisa di toko liquor (minuman keras). Tidak bisa di toko kelontong (convenient store). #khamr
Tiga aspek regulasi itulah yg bg saya paling penting. Regulasi di sini tak bicara soal halal-haram, sbb ini bukan negara agama. #khamr
Regulasi #khamr di negara Pancasila tak bicara soal dosa atau tidak. Itu urusan internal umat Islam. Silahkan saja.
Umat Islam bebas mendakwahkan kepada umatnya bhw minum #khamr itu haram. Tp tak bisa memaksakan hukum itu sbg hukum nasional.
Nah, setelah selesai bicara soal regulasi itu, silahkan lakukan sosialisasi ttg bahaya #khamr. Silahkan saja.
Skg soal razia minuman keras. Harus dikatakan dg jelas: Tak bisa razia dilakukan oleh masyarakat. #khamr
Hak penegakan hukum ada pada pemerintah. Hak yg ada pd masyarakat hanya sosialisasi ttg bahaya #khamr. Bukan merazia.
Razia atas minuman keras oleh masyarakat dg alasan itu amar makruf nahi munkar, tak bisa dibenarkan. #khamr
Melakukan razia miras atas nama amar makruf nahi munkar itu sama dg "kalimatu haqqin urida biha bathil". #khamr
Maksudnya: Prinsip yg benar, tp diterapkan dlm konteks yg salah. #khamr
Soal "nabidz", Mas @salimafillah. Sudahlah, masalah nabidz ini sudah selesai menurut saya. Hukumnya khilaf. Nabidz artinya wine. #khamr
Menurut Abu Hanifah, minum nabidz itu boleh, sampai batas tak mabuk. Jadi, terserah pd masing2 individu batasnya. #khamr
Soal nabidz itu sampai berapa hari masih boleh dikonsumsi atau tidak, menurut saya perdebatan ulama soal ini kurang relevan. #khamr
Apa yg disebut nabidz itu ya wine yg mengandung alkohol. Itu minuman keras yg sangat populer di Persia. Bahan dasarnya anggur. #khamr
Ketika ulama berdebat soal nabidz, ya yg mereka perdebatkan itu adalah wine yg memang mengandung alkohol, bkn yg lain. #khamr
Bagi saya, pendapat Abu Hanifah yg menghalalkan nabidz sampai batas anda mabuk, itu menarik sekali. Sangat toleran. #khamr
Jadi, kalau kita pakai pendapat Abu Hanifah, minum wine segelas-dua gelas, okelah. Sbb dg dua gelas, anda tak akan mabuk. #khamr
Soal prinsip "hifzul 'aql" atau melindungi akal, salah satu prinsip utama dlm syariat Islam. Saya setuju. #khamr
Jadi, buat yg tak akrab dg hukum Islam, #khamr diharamkan krn untuk melindungi akal. Sbb mabuk bisa menghilangkan akal.
Tapi, Mas @salimafillah, marilah melihat soal #khamr dan kaitannya dg hifzul aql ini scr jernih dan proporsional.
Saya tanya Mas @salimafillah: Apakah akal seseorang akan hilang dan rusak hanya dg minum dua/tiga gelas wine saja sehari? Come on!
Apakah akal seseorang akan rusak dan hilang dg minum dua-tiga gelas bir sehari, Mas @salimafillah? Jawab dg jujur, dan jangan lebay.
Lihatlah sekitar: Banyak orang yg mengkonsumsi wine dan akalnya ttp sehat, cerdas dan normal, tdk hilang spt disangka para moralis2 itu.
Yg berbahaya mmg jika mengkonsumsi alkohol berlebihan. Semua hal jika berlebihan jg berbahaya, bkn hanya #khamr sj.
Larangan yg keras terhadap #khamr di Islam sebetulnya jelas konteksnya, spt anda sebut dlm twit2 anda, Mas @salimafillah.
Konteksnya adalah krn saat itu, ada sahabat2 yg mabuk berat di Madinah dan mulai mengungkit sentimen kesukuan. #khamr
Jadi, konteksnya: adanya ancaman terhadap bangkitnya fanatisme kesukuan yg bisa menghancurkan komunitas Islam yg masih muda. #khamr
Saat ini, apa ada ancaman spt itu? Menurut saya, ndak ada. Jadi, sikap berlebihan thdp #khamr tak beralasan.
Sikap Abu Hanifah lbh realistis: ya minum nabidz atau wine segelas-dua gelas, asal tak mabuk, tak soal. #khamr
Yg menggelitik saya, Mas @salimafillah, jika haramnya #khamr adalah untuk lindungi akal umat, kenapa umat Islam kok tak cerdas2 ya?
Tingkat kecerdasan umat/bangsa kan bisa dilihat dari segi jumlah buku yg terbit setiap tahun di negeri itu. #khamr
Coba lihat, berapa jumlah buku yg terbit setiap tahun di dunia Islam yg tak minum #khamr dan dunia Barat. Njomplang banget.
Jadi, alasan haramnya #khamr untuk hifzul 'aql dlm Islam itu dlm prakteknya tak terbukti. Umat ttp bodoh, ndak cerdas jg akalnya.
Saya tahu, soal kecerdasan dan kebodohan bangsa itu kompleks faktornya. Bukan soal minuman sj. #khamr
Ttp dg mengatakan ini semua, bukan berarti saya mendorong orang untuk rame2 minum arak. Ndak kok. Jangan khawatir. :) #khamr
Intinya, masalah #khamr ini terpulang kpd individu masing2. Sama dg rokok. Anda boleh rokok, asal tahu konsekwensinya. #khamr
Anda boleh minum wine (nabidz), asal tahu batasnya. Wong Abu Hanifah sj membolehkan kok, asal tak mabuk. #khamr
Tp ndak usah histeris, Mas @salimafillah, dlm memandang #khamr ini. Ndak usah lebay kayak Mbak Fahira. Selow wae. :))
Histeria soal miras di kalangan Islam ini tak sehat. Sama dg histeria thdp babi. Mbok santai saja. Kalau histeris, malah lucu. #khamr
Sekian tanggapan atas tanggapan anda, Mas @salimafillah. Anda dan saya saya kira punya keinginan sama: Umat Islam harus cerdas! Sekian.
Anda benar. RT @mkusumawijaya: @ulil merokok scr otomatis merugikan org lain, Mas, tdk bisa dianalogkan dg miras. Cc. @joeyakarta
--- Kultwit Khamr by @salimafillah ---
Sungguh kami awam & bodoh, menganggap semua hal dapat dirujuk pada Quran. Tapi membualkah Abu Bakr saat berkata, "Andai kekang.." #khmr
..untaku hilang; kan kudapati (bagaimana bersikap & bertindak atas) ia dalam Kitabullah"? Segala yang penting telah diturunkanNya. #khmr
Yang awal-awal menarik bagi kami ialah pernyataan Gus @ulil bahwa QS16:67 mengandung pujian kepada khamr. Diri bodoh ini menelisik. #khmr
Apa pendapat mufassir atas kalimat "Dan dari buah kurma & anggur, kalian ambil minuman memabukkan & rizqi yang baik"; pujiankah? #khmr
Yang terdapati; As Suyuthi misalnya menyatakan bahwa "Minuman memabukkan" disebut tersendiri sebab tak termasuk "rizqi yang baik". #khmr
Ibn Katsir menyatakan; "Minuman memabukkan" mewakili apa yang dibuat manusia dari perasan aneka buah (Nabidz); yang disalahgunakan. #khmr
Lainnya; "Bahwa dari karunia Allah yang indah (buah); manusia diuji untuk memilih, akan membuat hal yang merusak atau memperbaiki." #khmr
Maka tepat makna sesuai lanjutan ayat; "Sesungguhnya dalam yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang memikirkan". #khmr
Tentang nabidz yang diterjemahkan Gus @ulil sebagai wine; ada bahasan dalam Fiqh tentang batas perasan buah masih disebut Nabidz. #khmr
Sebab terkait dengan hukum (nabidz halal, khamr haram); beberapa Fuqaha' yang hati-hati membatasi nabidz seumur pagi-petang saja. #khmr
Pendapat lain; sehari-semalam. Yang paling longgar sefaham kami hanya terpajan 3 hari. Lebih dari itu ia telah bergejala "muskir". #khmr
Tentu ini beda dengan wine yang makin tua (makin berat peragiannya, makin tinggi kadar pemabukannya) justru kian 'bagus' & mahal. #khmr
Oleh sebab itu; menghindari menyebut "nabidz" di luar apa yang dita'rifkan para fuqaha' ini agaknya lebih selamat & menyelamatkan. #khmr
Tentang betapa kecanduannya bangsa 'Arab terhadap khamr; yang amat keras sebab terasal perasan kurma; hadits 'Aisyah telah jelas. #khmr
Demikianlah hingga menurut beliau; pengharaman khamr diturunkan bertahap. Sebab seandainya langsung diharamkan di awal Risalah.. #khmr
..niscaya mereka -para pencandu yang telah berislam maupun belum- akan berlantang, "Kami takkan tinggalkan khamr selama-lamanya!" #khmr
Saya ingat semangat antiperbudakan Gus @ulil & sesal beliau mengapa Islam terkesan tak tuntas menghapus perbudakan. Semoga juga.. #khmr
..semangat beliau tentang khamr ini sama. Sebab jika perbudakan terkait dengan salah satu Maqashidusy Syari'ah yang dharuriyah.. #khmr
..yakni hifzhun nafs (dalam hak hidupnya) & hifzhun nasl (dalam berketurunannya); khamr juga terkait dasar penting; hifzhul 'aql. #khmr
Jadi; menurut Asy Syathibi; ada tujuan diturunkannya syari'at. Di antara tujuan itu; ada 5 yang primer. Di antara yang primer.. #khmr
..itu hifzhun nafs (menjaga & menghormati jiwa) yang bersesuain semangat Gus @ulil memberantas perbudakan. Di antara yang primer.. #khmr
..itu jua ada hifzhul 'aql (menjaga & menghormati akal) yang dengan maksud ini pula Allah mengharamkan khamr nan terbukti merusak. #khmr
Maka jika soal khamr TUNTAS hukumnya dengan 4 ayat yang diturunkan bertahap -tak seperti perbudakan dalam pandangan Gus @ulil-.. #khmr
..amat masuk akal jika Gus @ulil bahagia atas ketuntasan hukum khamr ini sebab dengannya insan & martabatnya terjaga dari bahaya. #khmr
Sebab pula; begitulah tadi telah kita lihat asasnya dalam Maqashid, perbudakan & khamr sama-sama merendahkan kualitas kemanusiaan. #khmr
Nanti akan saya singgung bagaimana Al Buwaithy, murid kesayangan Asy Syafi'i di Mesir memimpin razia maksiat:) @jingglang @ulil @fahiraidris
Tentu kita belajar dari bagaimana Allah menuntun hati manusia yang semula cinta khamr menjadi rela mencampakkannya di jalanan. #khmr
Setelah mengakui manfaatnya dalam bentuk jamak & menyebut dosanya; Dia tegaskan dosa yang 1 lebih besar dari manfaat yang banyak. #khmr
Lalu ketika suatu shalat kacau bacaannya sebab imam yang mabuk; Dia kian sempitkan khamr dengan melarang mendekati shalat sampai.. #khmr
.."memahami apa yang diucapkan". Menurut mufassir; jadilah kesempatan minum khamr tinggal antara Shubuh-Dhuhr & Isya'-Shubuh. #khmr
Lalu saat sebuah perjamuan ba'da Isya' menyajikan khamr, menjadikan terungkitnya permusuhan jahiliah & seorang sahabat dipukul.. #khmr
..mukanya dengan rahang unta; maka Allah turunkan ayat dengan ketetapan gamblang; menyebutnya 'kekotoran jijik'; sumber kekejian. #khmr
Dari ini kita juga belajar; sebelum ada REGULASI, harus dilakukan SOSIALISASI yang gamblang & jernih tentang kemadharatan khamr. #khmr
Jika negara belum berperan dalam SOSIALISASI meski sudah me-REGULASI; sedang madharatnya tak henti ada; masyarakat wajib berperan. #khmr
Inilah yang kita apresiasi dari Uni @fahiraidris; inisiatif melakukan SOSIALISASI sebagai sisilain di keping sama dengan REGULASI. #khmr
Gus @ulil tentunya jauh lebih faham; dalam kaidah ada "Qubhun; al 'Iqab bila Bayan"; jadi jelek jika menghukum tanpa menjelaskan. #khmr
Maka REGULASI tanpa SOSIALISASI memang pincang; tak sesuai dengan sunnatuLlah pada jiwa. Jika ada BNN; perlu Badan Khamr Nasional. #khmr
Poin menarik selanjutnya dari Gus @ulil ialah soal hukuman bagi peminum khamr. Betulkah ia sama sekali tiada dalam Quran & Hadits? #khmr
Benar; jika yang dimaksud, hukuman bagi peminum khamr bukanlah Had; ketetapan langsung yang tertentu bentuk & caranya dari Allah. #khmr
Tapi Ta'zir; hukuman yang ditentukan pemegang wewenang; SUDAH dilaksanakan RasuluLlah untuk menjadi contoh terbaik zaman berikut. #khmr
Sekaligus untuk menyebut Al Walid ibn 'Uqbah ibn Abi Mu'aith; sahabat yang PERNAH disebut fasiq oleh Al Quran & diangkat 'Utsman.. #khmr
..menjadi Gubernur Kufah menggantikan Sa'd ibn Abi Waqqash. Sebagai anggota Thulaqa (baru masuk Islam setelah Fathul Makkah).. #khmr
..Walid tak merasakan proses pendidikan jiwa menjauhi khamr melalui ayat bertahap seperti dialami sahabat yang masuk Islam awal. #khmr
Maka kebiasaan lamanya kambuh di Kufah; dia minum khamr lalu mengimami shalat Shubuh 4 raka'at & usai salam berkata, "Mau tambah?" #khmr
Atas desakan banyak sahabat muda seperti Al Miswar ibn Makhramah; 'Utsman memecat Walid ibn 'Uqbah & menjatuhkan hukum cambuk. #khmr
Siapa yang ditugasi mengeksekusi? 'Ali ibn Abi Thalib. Dalam riwayat Muslim, beliau berkata, “Rasulullah telah mencambuk 40 kali.. #khmr
..Abu Bakar telah mencambuk 40 kali, Umar mencambuk 80 kali; & semua itu sunnah, & ini (beliau lakukan 40 kali) lebih saya sukai.” #khmr
Mari simak ucapan 'Ali; semuanya sunnah. Pada masa 'Umar; hukuman itu dilipatkan jadi 80 kali atas pendapat 'Abdurrahman ibn 'Auf. #khmr
Pertimbangan 'Abdurrahman; cenderung meningkatnya kembali minat terhadap khamr setelah penaklukan Syam & Persia; pengaruh budaya. #khmr
Maka para Fuqaha' merumuskan; Ta'zir dari RasuliLlah (cambuk 40 kali) adalah hukuman dasar; bisa ditambah sebagai efek jera pada.. #khmr
..keadaan dalam suatu tempat & waktu di mana minat, konsumsi, & kerusakan yang timbul akibat khamr sedang cenderung meningkat. #khmr
Masih beberapa hal yang ingin kami tanggapi dari paparan Gus @ulil yang kemarin; tapi beliau rejoind. Adab menuntut kami tuk menyimak dulu:)
--- Kultwit Penerapan Hukum Islam pada Khamar di Mekah by @awyyyyy ---
Semalam aku melihat di TL diskusi (apa perdebatan ya) yang cukup menarik soal #Miras. Semoga saja kultwit ini menambah informasi.
Berhubung saat ini posisiku sedang di Saudi Arabia, maka ingin aku sampaikan kepada tweep bagaimana cara Saudi Arabia menangani #Miras
Sebelumnya, sekedar informasi bahwa Saudi Arabia adalah satu-satunya negara di dunia yg punya power untuk tetap pakai Dustur Al-Qur'an
Pertama, sebagai muslim kita semua sepakat bahwa #Miras dan segala yang memabukkan adalah haram.
Memang dalil paling dasar dan paling global soal keharaman hal yang memabukkan hanya menyebut kata "Khamr" saja #Miras
Dan dari dalil dasar ini oleh para ulama dikembangkan kaidah yg menjadi patokan bahwa segala hal yg memabukkan itu haram, banyak/sedikit
Jadi jika ada yg berdalih tentang #Miras bahwa syariat hanya menyebut khamr, maka yg lain bisa halal, ini artinya mencoba menutup mata
Di Musnad As-Syasyi, terdapat hadits riwayat Ubadah bin Shomit yg menerangkan bahwa nanti ada #miras hanya saja namanya bukan khamr
Nah kaidah pengharaman segala hal yg memabukkan juga diambil dari sini, maka tak hanya terbatas #Miras berlabel khamr saja
Adapun Nabidz (wine), memang terjadi perbedaan pendapat. Madzhab Hanafi menyatakan nabidz tidak haram. bagi mereka nabidz bukan #Miras
Kedua, sekarang soal hukuman bagi penenggak #Miras. Memang tidak disebutkan dalam al-Qur'an dan Hadits soal hukuman khusus #Miras
Yang ada adalah hasil ijtihad sahabat, dalam hal ini S. Umar bin Khattab (yg mengambil 80 cambuk),dan S. Ali bin Abi Tholib (40x) #Miras
Dan perlu digarisbawahi, bahwa posisi keduanya saat itu adalah khalifah, pengambil kebijakan resmi. #Miras
Lagipula, kebijakan keduanya kemudian menjadi Ijma'. Nah kita juga harus tahu bahwa Ijma' bagi mayoritas ulama' adalah dalil #Miras
Ketiga, sekarang siapa yg berhak melakukan razia atau segala macam pemberantasan #Miras dengan kekuatan?
Nah jika melihat kenyataan sepanjang sejarah pemerintahan Islam, & yg dilakukan pmerintah Saudi sekarang, itu adalah pemerintah.. #Miras
Individu masyarakat sama sekali tidak berhak melakukan sweeping atau razia apapun tanpa ada izin resmi pemerintahan ... #Miras
Karena hal ini qodhiahnya (permasalahannya) sudah masuk kepada ranah wilayah Hisbah yg mutlak hak pemerintah ... #Miras
Yg bisa dilakukan masyarakat adalah saling mengingatkan, menasehati. Dan urusan razia dilaporkan kepada pemerintahan... #Miras
Hal ini yang aku lihat dengan mata kepala sendiri selama berada di Saudi Arabia. Tidak ada ceritanya masyarakat razia/sweeping #Miras
Namun langsung dilakukan oleh pihak keamanan yg berwenang atas hasil laporan dari masyarakat ... #Miras .
Ini juga sebenarnya tatacara syariat dalam menyikapi kemungkaran. Sebab jika tidak diatur begitu,akan berbalik banyak pelanggaran #Miras
Kejadian ini juga terjadi di Masa sahabat, saat perang Qadisiyyah, salah satu sahabat (Abu Mihjan Ats-Tsaqofi) mabuk #Miras
Namun oleh pemimpin pasukan, Salah satu sahabat inti Nabi, Sa'ad bin Abi Waqqash, beliau tidak melakukan hukuman #Miras
Sebab itu hak pemerintahan pusat, apalagi yg melakukan pelanggaran adalah sesama sahabat juga #Miras
Nah justru dari sikap Saad bin Abi Waqqash ini, malah membuat Abu Mihjan taubat selamanya tidak lagi menenggak #Miras
Akhirnya, memang sangat bagus kita memberikan kesadaran kepada masyarakat soal bahaya #Miras dan sejenisnya
Namun jika memasukkannya sebagai bagian dakwah, maka kita harus juga menyampaikannya dengan hikmah (bijak), tidak asal razia #Miras saja
Sebab segala hal telah diatur oleh syariat termasuk soal razia2, sweeping2, yang sama sekali bukan hak individu. Tetapi hukumah.. #Miras
Jadi wilayah kita sebagai masyarakat adalah wajib memberikan pemahaman soal haramnya #Miras dan bahayanya.
Namun untuk turun tangan, penertiban dan sejenisnya, adalah tugas pemerintah. Kita laporkan tempat2 #Miras itu.
Perihal nanti pemerintah menanggapi atau tidak, itu bukan urusan kita. Kita telah bebas tugas secara syariah... #Miras
Pada akhirnya, menyampaikan Islam dan kebenaran itu tidak bisa dengan marah-marah. Semua harus tetep bil hikmah wal mauidzoh hasanah
Semoga mencerahkan, bersama menyelamatkan bangsa Indonesia tercinta dari bahaya #Miras dan narkoba
Maaf, ralat... berhubung bahasannya #Miras, maka nomernya aku sambungkan. Soal apa hukuman #miras disebut atau tidak.
Dalam hadits riwayat Nasa-i, Abu Daud dan Tirmidzi disebutkan bahwa hukuman #Miras adalah jald (pukulan).
Nah, yang tidak ada adalah berapa jumlah pukulan itu dan bagaimana caranya memukul. Di sini ijtihad para shahabat berbeda soal #Miras
malah asalnya Nabi memberi sabda bahwa jika tertangkap nenggak #Miras 4x, maka harus dibunuh, namun sabda ini dibatalkan beliau
Kasusnya adalah saat sahabat beliau, Ibn Nu'aiman ketahuan nenggak #Miras sampai 5x namun dibiarkan, tidak dibunuh
Dan hukuman jald nenggak #Miras yang diberikan kepada Ibn Nuaiman adalah dipukul pakai sandal 4x.
Dan sekali lagi, yang melakukan hukuman adalah Rasulullah dalam hal ini pemerintahan resmi, bukan individual ... begitulah soal #Miras
Semoga menambah ilmu... selamat sore tweeps
Diakhir saya juga lengkapi dengan kultwit dari gus @awyyyyy yg memberikan gambaran tentang hukum khamr di Mekah.
--- Kultwit Khamr by @ulil ---
Terima kasih atas tanggapan Mas @salimafillah atas twit2 saya soal #khamr. Jazakumullahu khairan.
Berikut adalah "rejoinder" atau jawaban balik atas tanggapan Mas @salimafillah dg tagar #khamr.
Soal tafsir atas ayat 16:17, tolong Mas @salimafillah rujuk Tafsir al-Razi, bukan hanya al-Jalalain dan Ibn Katsir. #khamr
Dlm al-Razi, ada dua kemungkinan memaknai ayat 16:67. Salah satunya, itu mmg pujian atas #khamr, sbb ini ayat turun di Mekah.
Artinya, ayat 16:67 itu turun sebelum ayat ttg pengharaman #khamr. Tak ada soal dg pujian atas khamr dlm ayat itu.
Soal regulasi dan sosialisasi, pada dasarnya saya setuju dg anda. Tp saya pakai kerangka yg beda dg anda. #khamr
Pertama2, harus disepakati dulu: Kita hidup di negara bukan agama, ttp negara Pancasila. #khamr
Hukum yg berlaku di negeri kita bukan hukum Islam, tp hukum nasional yg dibuat di parlemen. #khamr
Kalau pun ada regulasi soal #khamr dlm bentuk UU, itu bukan regulasi Islam, ttp regulasi nasional.
Jika umat Islam punya ajaran moral spesifik ttg #khamr, silahkan saja. Ada jaminan kebebasan bagi umat u memeluk ajaran itu.
Jadi, ajaran moral Islam ttg #khamr, tidak bisa jadi landasan regulasi minuman keras di Indonesia, sbb Indonesia bkn negara Islam.
Umat Islam bebas mengajarkan dan mendakwahkan keharaman #khamr pd umatnya. Sudah seharusnya. Tp tak boleh dipaksakan.
Karena itu, saya bilang dlm twit saya kemaren, pembahasan soal regulasi #khamr harus dipisahkan dr keyakinan moral penduduk Indonesia.
Sbb keyakinan moral penduduk hanya berlaku khusus pd penganutnya saja, tp tak berlaku buat yg lain.
Pembahasan soal regulasi #khamr harus didasarkan pd kriteria tunggal: melindungi keamanan publik. Urusan keyakinan moral tak relevan.
Itulah kerangka memandang soal regulasi #khamr di Indonesia sbg negara Pancasila, bukan negara agama. Gitu Mas @salimafillah.
Setelah kerangka itu dipahami, maka mari kita bicara ttg regulasi #khamr dg kaidah tunggal: public safety.
Regulasi pertama yg paling penting adalah soal siapa yg boleh mengkonsumsi #khamr dari segi umur.
Harus ada pembatasan umur. Misalnya, #khamr hanya boleh dikonsumsi mereka yg berumur di atas 21 tahun, spt di AS.
Ingat, kata "boleh" di sini bukan dlm pandangan agama, tp pandangan hukum nasional. Kita bicara regulasi, bkn hukum agama.
Kalau dari sudut pandang Islam, konsumsi #khamr jelas dilarang untuk segala umur. Tp hukum Islam tak bisa jd dasar regulasi.
Kenapa hukum Islam soal #khamr tak bisa dijadikan dasar regulasi, sbb sekali lg, ini bukan negara Islam, tp negara Pancasila.
Regulasi kedua berkaitan dg prilaku konsumsi yg bisa membahayakan publik. Misalnya: tak boleh mabuk saat nyetir spt di AS. #khamr
Regulasi ketiga soal peredaran: Di banyak negeri2 liberal, peredaran #khamr dibatasi dg ketat.
Di Boston, misalnya, penjualan wine hanya bisa di toko liquor (minuman keras). Tidak bisa di toko kelontong (convenient store). #khamr
Tiga aspek regulasi itulah yg bg saya paling penting. Regulasi di sini tak bicara soal halal-haram, sbb ini bukan negara agama. #khamr
Regulasi #khamr di negara Pancasila tak bicara soal dosa atau tidak. Itu urusan internal umat Islam. Silahkan saja.
Umat Islam bebas mendakwahkan kepada umatnya bhw minum #khamr itu haram. Tp tak bisa memaksakan hukum itu sbg hukum nasional.
Nah, setelah selesai bicara soal regulasi itu, silahkan lakukan sosialisasi ttg bahaya #khamr. Silahkan saja.
Skg soal razia minuman keras. Harus dikatakan dg jelas: Tak bisa razia dilakukan oleh masyarakat. #khamr
Hak penegakan hukum ada pada pemerintah. Hak yg ada pd masyarakat hanya sosialisasi ttg bahaya #khamr. Bukan merazia.
Razia atas minuman keras oleh masyarakat dg alasan itu amar makruf nahi munkar, tak bisa dibenarkan. #khamr
Melakukan razia miras atas nama amar makruf nahi munkar itu sama dg "kalimatu haqqin urida biha bathil". #khamr
Maksudnya: Prinsip yg benar, tp diterapkan dlm konteks yg salah. #khamr
Soal "nabidz", Mas @salimafillah. Sudahlah, masalah nabidz ini sudah selesai menurut saya. Hukumnya khilaf. Nabidz artinya wine. #khamr
Menurut Abu Hanifah, minum nabidz itu boleh, sampai batas tak mabuk. Jadi, terserah pd masing2 individu batasnya. #khamr
Soal nabidz itu sampai berapa hari masih boleh dikonsumsi atau tidak, menurut saya perdebatan ulama soal ini kurang relevan. #khamr
Apa yg disebut nabidz itu ya wine yg mengandung alkohol. Itu minuman keras yg sangat populer di Persia. Bahan dasarnya anggur. #khamr
Ketika ulama berdebat soal nabidz, ya yg mereka perdebatkan itu adalah wine yg memang mengandung alkohol, bkn yg lain. #khamr
Bagi saya, pendapat Abu Hanifah yg menghalalkan nabidz sampai batas anda mabuk, itu menarik sekali. Sangat toleran. #khamr
Jadi, kalau kita pakai pendapat Abu Hanifah, minum wine segelas-dua gelas, okelah. Sbb dg dua gelas, anda tak akan mabuk. #khamr
Soal prinsip "hifzul 'aql" atau melindungi akal, salah satu prinsip utama dlm syariat Islam. Saya setuju. #khamr
Jadi, buat yg tak akrab dg hukum Islam, #khamr diharamkan krn untuk melindungi akal. Sbb mabuk bisa menghilangkan akal.
Tapi, Mas @salimafillah, marilah melihat soal #khamr dan kaitannya dg hifzul aql ini scr jernih dan proporsional.
Saya tanya Mas @salimafillah: Apakah akal seseorang akan hilang dan rusak hanya dg minum dua/tiga gelas wine saja sehari? Come on!
Apakah akal seseorang akan rusak dan hilang dg minum dua-tiga gelas bir sehari, Mas @salimafillah? Jawab dg jujur, dan jangan lebay.
Lihatlah sekitar: Banyak orang yg mengkonsumsi wine dan akalnya ttp sehat, cerdas dan normal, tdk hilang spt disangka para moralis2 itu.
Yg berbahaya mmg jika mengkonsumsi alkohol berlebihan. Semua hal jika berlebihan jg berbahaya, bkn hanya #khamr sj.
Larangan yg keras terhadap #khamr di Islam sebetulnya jelas konteksnya, spt anda sebut dlm twit2 anda, Mas @salimafillah.
Konteksnya adalah krn saat itu, ada sahabat2 yg mabuk berat di Madinah dan mulai mengungkit sentimen kesukuan. #khamr
Jadi, konteksnya: adanya ancaman terhadap bangkitnya fanatisme kesukuan yg bisa menghancurkan komunitas Islam yg masih muda. #khamr
Saat ini, apa ada ancaman spt itu? Menurut saya, ndak ada. Jadi, sikap berlebihan thdp #khamr tak beralasan.
Sikap Abu Hanifah lbh realistis: ya minum nabidz atau wine segelas-dua gelas, asal tak mabuk, tak soal. #khamr
Yg menggelitik saya, Mas @salimafillah, jika haramnya #khamr adalah untuk lindungi akal umat, kenapa umat Islam kok tak cerdas2 ya?
Tingkat kecerdasan umat/bangsa kan bisa dilihat dari segi jumlah buku yg terbit setiap tahun di negeri itu. #khamr
Coba lihat, berapa jumlah buku yg terbit setiap tahun di dunia Islam yg tak minum #khamr dan dunia Barat. Njomplang banget.
Jadi, alasan haramnya #khamr untuk hifzul 'aql dlm Islam itu dlm prakteknya tak terbukti. Umat ttp bodoh, ndak cerdas jg akalnya.
Saya tahu, soal kecerdasan dan kebodohan bangsa itu kompleks faktornya. Bukan soal minuman sj. #khamr
Ttp dg mengatakan ini semua, bukan berarti saya mendorong orang untuk rame2 minum arak. Ndak kok. Jangan khawatir. :) #khamr
Intinya, masalah #khamr ini terpulang kpd individu masing2. Sama dg rokok. Anda boleh rokok, asal tahu konsekwensinya. #khamr
Anda boleh minum wine (nabidz), asal tahu batasnya. Wong Abu Hanifah sj membolehkan kok, asal tak mabuk. #khamr
Tp ndak usah histeris, Mas @salimafillah, dlm memandang #khamr ini. Ndak usah lebay kayak Mbak Fahira. Selow wae. :))
Histeria soal miras di kalangan Islam ini tak sehat. Sama dg histeria thdp babi. Mbok santai saja. Kalau histeris, malah lucu. #khamr
Sekian tanggapan atas tanggapan anda, Mas @salimafillah. Anda dan saya saya kira punya keinginan sama: Umat Islam harus cerdas! Sekian.
Anda benar. RT @mkusumawijaya: @ulil merokok scr otomatis merugikan org lain, Mas, tdk bisa dianalogkan dg miras. Cc. @joeyakarta
--- Kultwit Khamr by @salimafillah ---
Sungguh kami awam & bodoh, menganggap semua hal dapat dirujuk pada Quran. Tapi membualkah Abu Bakr saat berkata, "Andai kekang.." #khmr
..untaku hilang; kan kudapati (bagaimana bersikap & bertindak atas) ia dalam Kitabullah"? Segala yang penting telah diturunkanNya. #khmr
Yang awal-awal menarik bagi kami ialah pernyataan Gus @ulil bahwa QS16:67 mengandung pujian kepada khamr. Diri bodoh ini menelisik. #khmr
Apa pendapat mufassir atas kalimat "Dan dari buah kurma & anggur, kalian ambil minuman memabukkan & rizqi yang baik"; pujiankah? #khmr
Yang terdapati; As Suyuthi misalnya menyatakan bahwa "Minuman memabukkan" disebut tersendiri sebab tak termasuk "rizqi yang baik". #khmr
Ibn Katsir menyatakan; "Minuman memabukkan" mewakili apa yang dibuat manusia dari perasan aneka buah (Nabidz); yang disalahgunakan. #khmr
Lainnya; "Bahwa dari karunia Allah yang indah (buah); manusia diuji untuk memilih, akan membuat hal yang merusak atau memperbaiki." #khmr
Maka tepat makna sesuai lanjutan ayat; "Sesungguhnya dalam yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang memikirkan". #khmr
Tentang nabidz yang diterjemahkan Gus @ulil sebagai wine; ada bahasan dalam Fiqh tentang batas perasan buah masih disebut Nabidz. #khmr
Sebab terkait dengan hukum (nabidz halal, khamr haram); beberapa Fuqaha' yang hati-hati membatasi nabidz seumur pagi-petang saja. #khmr
Pendapat lain; sehari-semalam. Yang paling longgar sefaham kami hanya terpajan 3 hari. Lebih dari itu ia telah bergejala "muskir". #khmr
Tentu ini beda dengan wine yang makin tua (makin berat peragiannya, makin tinggi kadar pemabukannya) justru kian 'bagus' & mahal. #khmr
Oleh sebab itu; menghindari menyebut "nabidz" di luar apa yang dita'rifkan para fuqaha' ini agaknya lebih selamat & menyelamatkan. #khmr
Tentang betapa kecanduannya bangsa 'Arab terhadap khamr; yang amat keras sebab terasal perasan kurma; hadits 'Aisyah telah jelas. #khmr
Demikianlah hingga menurut beliau; pengharaman khamr diturunkan bertahap. Sebab seandainya langsung diharamkan di awal Risalah.. #khmr
..niscaya mereka -para pencandu yang telah berislam maupun belum- akan berlantang, "Kami takkan tinggalkan khamr selama-lamanya!" #khmr
Saya ingat semangat antiperbudakan Gus @ulil & sesal beliau mengapa Islam terkesan tak tuntas menghapus perbudakan. Semoga juga.. #khmr
..semangat beliau tentang khamr ini sama. Sebab jika perbudakan terkait dengan salah satu Maqashidusy Syari'ah yang dharuriyah.. #khmr
..yakni hifzhun nafs (dalam hak hidupnya) & hifzhun nasl (dalam berketurunannya); khamr juga terkait dasar penting; hifzhul 'aql. #khmr
Jadi; menurut Asy Syathibi; ada tujuan diturunkannya syari'at. Di antara tujuan itu; ada 5 yang primer. Di antara yang primer.. #khmr
..itu hifzhun nafs (menjaga & menghormati jiwa) yang bersesuain semangat Gus @ulil memberantas perbudakan. Di antara yang primer.. #khmr
..itu jua ada hifzhul 'aql (menjaga & menghormati akal) yang dengan maksud ini pula Allah mengharamkan khamr nan terbukti merusak. #khmr
Maka jika soal khamr TUNTAS hukumnya dengan 4 ayat yang diturunkan bertahap -tak seperti perbudakan dalam pandangan Gus @ulil-.. #khmr
..amat masuk akal jika Gus @ulil bahagia atas ketuntasan hukum khamr ini sebab dengannya insan & martabatnya terjaga dari bahaya. #khmr
Sebab pula; begitulah tadi telah kita lihat asasnya dalam Maqashid, perbudakan & khamr sama-sama merendahkan kualitas kemanusiaan. #khmr
Nanti akan saya singgung bagaimana Al Buwaithy, murid kesayangan Asy Syafi'i di Mesir memimpin razia maksiat:) @jingglang @ulil @fahiraidris
Tentu kita belajar dari bagaimana Allah menuntun hati manusia yang semula cinta khamr menjadi rela mencampakkannya di jalanan. #khmr
Setelah mengakui manfaatnya dalam bentuk jamak & menyebut dosanya; Dia tegaskan dosa yang 1 lebih besar dari manfaat yang banyak. #khmr
Lalu ketika suatu shalat kacau bacaannya sebab imam yang mabuk; Dia kian sempitkan khamr dengan melarang mendekati shalat sampai.. #khmr
.."memahami apa yang diucapkan". Menurut mufassir; jadilah kesempatan minum khamr tinggal antara Shubuh-Dhuhr & Isya'-Shubuh. #khmr
Lalu saat sebuah perjamuan ba'da Isya' menyajikan khamr, menjadikan terungkitnya permusuhan jahiliah & seorang sahabat dipukul.. #khmr
..mukanya dengan rahang unta; maka Allah turunkan ayat dengan ketetapan gamblang; menyebutnya 'kekotoran jijik'; sumber kekejian. #khmr
Dari ini kita juga belajar; sebelum ada REGULASI, harus dilakukan SOSIALISASI yang gamblang & jernih tentang kemadharatan khamr. #khmr
Jika negara belum berperan dalam SOSIALISASI meski sudah me-REGULASI; sedang madharatnya tak henti ada; masyarakat wajib berperan. #khmr
Inilah yang kita apresiasi dari Uni @fahiraidris; inisiatif melakukan SOSIALISASI sebagai sisilain di keping sama dengan REGULASI. #khmr
Gus @ulil tentunya jauh lebih faham; dalam kaidah ada "Qubhun; al 'Iqab bila Bayan"; jadi jelek jika menghukum tanpa menjelaskan. #khmr
Maka REGULASI tanpa SOSIALISASI memang pincang; tak sesuai dengan sunnatuLlah pada jiwa. Jika ada BNN; perlu Badan Khamr Nasional. #khmr
Poin menarik selanjutnya dari Gus @ulil ialah soal hukuman bagi peminum khamr. Betulkah ia sama sekali tiada dalam Quran & Hadits? #khmr
Benar; jika yang dimaksud, hukuman bagi peminum khamr bukanlah Had; ketetapan langsung yang tertentu bentuk & caranya dari Allah. #khmr
Tapi Ta'zir; hukuman yang ditentukan pemegang wewenang; SUDAH dilaksanakan RasuluLlah untuk menjadi contoh terbaik zaman berikut. #khmr
Sekaligus untuk menyebut Al Walid ibn 'Uqbah ibn Abi Mu'aith; sahabat yang PERNAH disebut fasiq oleh Al Quran & diangkat 'Utsman.. #khmr
..menjadi Gubernur Kufah menggantikan Sa'd ibn Abi Waqqash. Sebagai anggota Thulaqa (baru masuk Islam setelah Fathul Makkah).. #khmr
..Walid tak merasakan proses pendidikan jiwa menjauhi khamr melalui ayat bertahap seperti dialami sahabat yang masuk Islam awal. #khmr
Maka kebiasaan lamanya kambuh di Kufah; dia minum khamr lalu mengimami shalat Shubuh 4 raka'at & usai salam berkata, "Mau tambah?" #khmr
Atas desakan banyak sahabat muda seperti Al Miswar ibn Makhramah; 'Utsman memecat Walid ibn 'Uqbah & menjatuhkan hukum cambuk. #khmr
Siapa yang ditugasi mengeksekusi? 'Ali ibn Abi Thalib. Dalam riwayat Muslim, beliau berkata, “Rasulullah telah mencambuk 40 kali.. #khmr
..Abu Bakar telah mencambuk 40 kali, Umar mencambuk 80 kali; & semua itu sunnah, & ini (beliau lakukan 40 kali) lebih saya sukai.” #khmr
Mari simak ucapan 'Ali; semuanya sunnah. Pada masa 'Umar; hukuman itu dilipatkan jadi 80 kali atas pendapat 'Abdurrahman ibn 'Auf. #khmr
Pertimbangan 'Abdurrahman; cenderung meningkatnya kembali minat terhadap khamr setelah penaklukan Syam & Persia; pengaruh budaya. #khmr
Maka para Fuqaha' merumuskan; Ta'zir dari RasuliLlah (cambuk 40 kali) adalah hukuman dasar; bisa ditambah sebagai efek jera pada.. #khmr
..keadaan dalam suatu tempat & waktu di mana minat, konsumsi, & kerusakan yang timbul akibat khamr sedang cenderung meningkat. #khmr
Masih beberapa hal yang ingin kami tanggapi dari paparan Gus @ulil yang kemarin; tapi beliau rejoind. Adab menuntut kami tuk menyimak dulu:)
--- Kultwit Penerapan Hukum Islam pada Khamar di Mekah by @awyyyyy ---
Semalam aku melihat di TL diskusi (apa perdebatan ya) yang cukup menarik soal #Miras. Semoga saja kultwit ini menambah informasi.
Berhubung saat ini posisiku sedang di Saudi Arabia, maka ingin aku sampaikan kepada tweep bagaimana cara Saudi Arabia menangani #Miras
Sebelumnya, sekedar informasi bahwa Saudi Arabia adalah satu-satunya negara di dunia yg punya power untuk tetap pakai Dustur Al-Qur'an
Pertama, sebagai muslim kita semua sepakat bahwa #Miras dan segala yang memabukkan adalah haram.
Memang dalil paling dasar dan paling global soal keharaman hal yang memabukkan hanya menyebut kata "Khamr" saja #Miras
Dan dari dalil dasar ini oleh para ulama dikembangkan kaidah yg menjadi patokan bahwa segala hal yg memabukkan itu haram, banyak/sedikit
Jadi jika ada yg berdalih tentang #Miras bahwa syariat hanya menyebut khamr, maka yg lain bisa halal, ini artinya mencoba menutup mata
Di Musnad As-Syasyi, terdapat hadits riwayat Ubadah bin Shomit yg menerangkan bahwa nanti ada #miras hanya saja namanya bukan khamr
Nah kaidah pengharaman segala hal yg memabukkan juga diambil dari sini, maka tak hanya terbatas #Miras berlabel khamr saja
Adapun Nabidz (wine), memang terjadi perbedaan pendapat. Madzhab Hanafi menyatakan nabidz tidak haram. bagi mereka nabidz bukan #Miras
Kedua, sekarang soal hukuman bagi penenggak #Miras. Memang tidak disebutkan dalam al-Qur'an dan Hadits soal hukuman khusus #Miras
Yang ada adalah hasil ijtihad sahabat, dalam hal ini S. Umar bin Khattab (yg mengambil 80 cambuk),dan S. Ali bin Abi Tholib (40x) #Miras
Dan perlu digarisbawahi, bahwa posisi keduanya saat itu adalah khalifah, pengambil kebijakan resmi. #Miras
Lagipula, kebijakan keduanya kemudian menjadi Ijma'. Nah kita juga harus tahu bahwa Ijma' bagi mayoritas ulama' adalah dalil #Miras
Ketiga, sekarang siapa yg berhak melakukan razia atau segala macam pemberantasan #Miras dengan kekuatan?
Nah jika melihat kenyataan sepanjang sejarah pemerintahan Islam, & yg dilakukan pmerintah Saudi sekarang, itu adalah pemerintah.. #Miras
Individu masyarakat sama sekali tidak berhak melakukan sweeping atau razia apapun tanpa ada izin resmi pemerintahan ... #Miras
Karena hal ini qodhiahnya (permasalahannya) sudah masuk kepada ranah wilayah Hisbah yg mutlak hak pemerintah ... #Miras
Yg bisa dilakukan masyarakat adalah saling mengingatkan, menasehati. Dan urusan razia dilaporkan kepada pemerintahan... #Miras
Hal ini yang aku lihat dengan mata kepala sendiri selama berada di Saudi Arabia. Tidak ada ceritanya masyarakat razia/sweeping #Miras
Namun langsung dilakukan oleh pihak keamanan yg berwenang atas hasil laporan dari masyarakat ... #Miras .
Ini juga sebenarnya tatacara syariat dalam menyikapi kemungkaran. Sebab jika tidak diatur begitu,akan berbalik banyak pelanggaran #Miras
Kejadian ini juga terjadi di Masa sahabat, saat perang Qadisiyyah, salah satu sahabat (Abu Mihjan Ats-Tsaqofi) mabuk #Miras
Namun oleh pemimpin pasukan, Salah satu sahabat inti Nabi, Sa'ad bin Abi Waqqash, beliau tidak melakukan hukuman #Miras
Sebab itu hak pemerintahan pusat, apalagi yg melakukan pelanggaran adalah sesama sahabat juga #Miras
Nah justru dari sikap Saad bin Abi Waqqash ini, malah membuat Abu Mihjan taubat selamanya tidak lagi menenggak #Miras
Akhirnya, memang sangat bagus kita memberikan kesadaran kepada masyarakat soal bahaya #Miras dan sejenisnya
Namun jika memasukkannya sebagai bagian dakwah, maka kita harus juga menyampaikannya dengan hikmah (bijak), tidak asal razia #Miras saja
Sebab segala hal telah diatur oleh syariat termasuk soal razia2, sweeping2, yang sama sekali bukan hak individu. Tetapi hukumah.. #Miras
Jadi wilayah kita sebagai masyarakat adalah wajib memberikan pemahaman soal haramnya #Miras dan bahayanya.
Namun untuk turun tangan, penertiban dan sejenisnya, adalah tugas pemerintah. Kita laporkan tempat2 #Miras itu.
Perihal nanti pemerintah menanggapi atau tidak, itu bukan urusan kita. Kita telah bebas tugas secara syariah... #Miras
Pada akhirnya, menyampaikan Islam dan kebenaran itu tidak bisa dengan marah-marah. Semua harus tetep bil hikmah wal mauidzoh hasanah
Semoga mencerahkan, bersama menyelamatkan bangsa Indonesia tercinta dari bahaya #Miras dan narkoba
Maaf, ralat... berhubung bahasannya #Miras, maka nomernya aku sambungkan. Soal apa hukuman #miras disebut atau tidak.
Dalam hadits riwayat Nasa-i, Abu Daud dan Tirmidzi disebutkan bahwa hukuman #Miras adalah jald (pukulan).
Nah, yang tidak ada adalah berapa jumlah pukulan itu dan bagaimana caranya memukul. Di sini ijtihad para shahabat berbeda soal #Miras
malah asalnya Nabi memberi sabda bahwa jika tertangkap nenggak #Miras 4x, maka harus dibunuh, namun sabda ini dibatalkan beliau
Kasusnya adalah saat sahabat beliau, Ibn Nu'aiman ketahuan nenggak #Miras sampai 5x namun dibiarkan, tidak dibunuh
Dan hukuman jald nenggak #Miras yang diberikan kepada Ibn Nuaiman adalah dipukul pakai sandal 4x.
Dan sekali lagi, yang melakukan hukuman adalah Rasulullah dalam hal ini pemerintahan resmi, bukan individual ... begitulah soal #Miras
Semoga menambah ilmu... selamat sore tweeps
Jangan Pisahkan Dakwah Dengan Hikmah
Jangan pernah pisahkan dakwah dengan hikmah (kebijaksanaan), pasti kacau dan pasti gagal dakwah itu... ingat ini baik2 bagi para agen dakwah
pemisahan antara tarbiyah (pendidikan ruh/kepribadian) & ta'lim (transfer of knowledge) hanya menghasilkan generasi yg cerdas tp kurang ajar
pintu fitnah di Tanah Air kita tercinta sebenarnya bukan hanya telah terbuka lebar, namun malah telah lepas dari engselnya & pintunya patah
banyak orang semangat berdakwah (fenomena yg bagus) tapi sayang melupakan hikmah.. akhirnya jadi tidak bagus dan malah memuakkan
itu saja masih marah2 jika diingatkan soal dakwahnya yg tanpa hikmah... ketahuan tidak paham ayat dakwah, ud'u ila sabili Robbika bil hikmah
slogan "Nahnu du'at qobla kulli syai", harus disertai penanaman kesadaran hikmah di dalamnya.. tidak asal du'at2 saja
meski sekedar dakwah ngajak orang sholat saat adzan berkumandang juga tetap wajib dg hikmah.. tanpa hikmah dijamin dakwah bakal mentah
jadikan dakwah kita mampu merangkul siapapun... bukan dakwah namanya kalau caranya sambil ndengkul2... bakal kabur yg didakwahi
memisahkan dakwah dan hikmah artinya turut serta mempercepat laju roda kiamat... ingat ini baik2
banyak yg tak sadar bahwa sikap memisahkan dakwah dan hikmah adalah bagian "naqdhu qororil ilm wal i'tiqod" yg merupakan tanda kiamat
sebab pemisahan dakwah dan hikmah (sengaja atau tidak sengaja) artinya terang2an melakukan penentangan terhadap ayat dakwah itu sendiri
oke.. bagus lah semangat berdakwah, tapi isi dulu diri kita dengan ilmu, dengan adab (tata krama),dg dzauq (kepekaan) untuk modal dakwah itu
ajaklah siapapun kepada kebaikan, sebisamu, seukuran ilmumu, tapi pakailah cara mengajak yg bijak, yg baik dan menghargai, jangan lupa ini
dan saat mengajak kepada kebaikan jangan sekalipun terlintas perasaan bahwa diri kita baik dan yg kita ajak/ingatkan itu buruk.. salah fatal
maka inti utama sebelum dakwah, sesederhana apapun, meski mengajak sholat saat adzan tiba, adalah Tata Hati Tata Niat.. aktifkan ini..
semoga mencerahkan... selamat jadi agen dakwah yg baik dan dicintai siapapun... barakallah fikum :)
pemisahan antara tarbiyah (pendidikan ruh/kepribadian) & ta'lim (transfer of knowledge) hanya menghasilkan generasi yg cerdas tp kurang ajar
pintu fitnah di Tanah Air kita tercinta sebenarnya bukan hanya telah terbuka lebar, namun malah telah lepas dari engselnya & pintunya patah
banyak orang semangat berdakwah (fenomena yg bagus) tapi sayang melupakan hikmah.. akhirnya jadi tidak bagus dan malah memuakkan
itu saja masih marah2 jika diingatkan soal dakwahnya yg tanpa hikmah... ketahuan tidak paham ayat dakwah, ud'u ila sabili Robbika bil hikmah
slogan "Nahnu du'at qobla kulli syai", harus disertai penanaman kesadaran hikmah di dalamnya.. tidak asal du'at2 saja
meski sekedar dakwah ngajak orang sholat saat adzan berkumandang juga tetap wajib dg hikmah.. tanpa hikmah dijamin dakwah bakal mentah
jadikan dakwah kita mampu merangkul siapapun... bukan dakwah namanya kalau caranya sambil ndengkul2... bakal kabur yg didakwahi
memisahkan dakwah dan hikmah artinya turut serta mempercepat laju roda kiamat... ingat ini baik2
banyak yg tak sadar bahwa sikap memisahkan dakwah dan hikmah adalah bagian "naqdhu qororil ilm wal i'tiqod" yg merupakan tanda kiamat
sebab pemisahan dakwah dan hikmah (sengaja atau tidak sengaja) artinya terang2an melakukan penentangan terhadap ayat dakwah itu sendiri
oke.. bagus lah semangat berdakwah, tapi isi dulu diri kita dengan ilmu, dengan adab (tata krama),dg dzauq (kepekaan) untuk modal dakwah itu
ajaklah siapapun kepada kebaikan, sebisamu, seukuran ilmumu, tapi pakailah cara mengajak yg bijak, yg baik dan menghargai, jangan lupa ini
dan saat mengajak kepada kebaikan jangan sekalipun terlintas perasaan bahwa diri kita baik dan yg kita ajak/ingatkan itu buruk.. salah fatal
maka inti utama sebelum dakwah, sesederhana apapun, meski mengajak sholat saat adzan tiba, adalah Tata Hati Tata Niat.. aktifkan ini..
semoga mencerahkan... selamat jadi agen dakwah yg baik dan dicintai siapapun... barakallah fikum :)
Jangan Mudah Memvonis Syirik
Berita di Indosiar, ada "tokoh spiritual" di Jombang, menuliskan rajah lafaz Arab di pensil2 para siswa UN agar sukses ujian. Ini syirik!
cepat betul bilang syirik, sudah dipikir? @ismawan: ada "tokoh spritual" mnuliskn rajah Arab di pnsil2 siswa UN agar skses ujian.Ini syirik!
jangan mudah dan jangan sembarang mensyirikkan orang tanpa tahu substansi masalah, bisa syirik sendiri tanpa sadar @ismawan
@GaulPeduliSyam @awyyyyy jadi menurut anda amalan menuliskan rajah di pensil dan air mineral dgn keyakinan rajah itu melancarkan jawab soal, itu boleh?
pahami dulu bagaimana proses yg menuliskan rajah itu dan apa arahan dia pada para peserta UN @ismawan
rajah sendiri tidak mutlak syirik, jika tidak mengandung sesuatu yg bertentangan dg syariat semisal pendiskreditan ayat suci @ismawan
penggunaan ayat2 suci sebagai perlindungan yg dituliskan atau sebagai media seperti itu sudah ada prakteknya sejak zaman salaf @ismawan
yg melancarkan jawaban adalah tetap pada anak itu belajar apa tidak, doa pada pensil (atau bacaan2) adl pengkuat batin dan mental @ismawan
jadi dudukkan dulu masalahnya, cari kebenaran berita dan lengkapnya bagaimana, bukan asal syirak syirik, mau ngapling surga? @ismawan
membaca doa di air mineral juga diajarkan Nabi, dan itu tak sebatas pada orang sakit saja..ada keluasan eksplorasi slama bkn ibadah @ismawan
@GaulPeduliSyam @awyyyyy indosiar sebutkan tokoh itu menulis rajah di pensil 2B yg dipakai para siswa agar lancar jwb soal. Menurut anda ini tidak syirik?
kalau pengen tahu rajah ayat di zaman salaf, coba lihat koleksi pedang para sahabat Nabi di museum Topkapi, Turki.. penuh rajah @ismawan
cek langsung ke tokohnya apa motif dia, bukan Indosiar.. tabayyun dulu dong yg bener .. al-khobar yahtamil kadzib was sidiq @ismawan
agar lancar jawab soal sebab yakin dg bantuan kekuatan doa (sama dg doa yg kamu sarankan di twitmu), hanya dia pakai media pensil @ismawan
so jangan langsung main syirik2an gitu.. kamu merasa bener sendiri gitu dg bilang dia syirik? udah tanya kyai tadi belum? @ismawan
kebetulan saja @pritada: @ismawan tapi pak, disini konteks beritanya, anak2 itu pas bisa jawab, jd percaya itu krn dukun yg nulis tadi
kasusnya bisa sama jadi syirik umpama kamu minum panadol dan yakin yg menyembuhkan pusingmu itu panadol @pritada @ismawan
@GaulPeduliSyam @awyyyyy jadi menurut anda, bawa pensil dgn rajah dgn keyakinan bahwa rajah itu membantu jawab ujian itu boleh? Itu hanya media? BAHAYA PAK!
jadi diarahkan.. bukan disyirikkan jika memang kalian anggap itu salah .. caranya siapa itu main syirik2an @pritada @ismawan
@pritada @awyyyyy @ismawan betul. Makanya itulah gunanya setiap mg ke pengajian. Dan yg kyk gitu ga usah masuk media
coba kalau disyirikkan gt sudah berapa orang yg kalian keluarkan dari dairoh (lingkaran) Islam..berat konsekwensinya @pritada @ismawan
sekarang ni apa media masih bisa dipercaya gitu aja? jangan mudah percaya media, cross check dulu laaa @pritada @ismawan
@GaulPeduliSyam @pritada @awyyyyy sekrng pensil dan air mineral jadi "media" alias toghut disembah agar lancarkan ujian.Besok batu dan pohon. Na'uudzubiLLAH
bukan, sama kayak minum obat, jelas? @ismawan: rajah di pensil dg nawaitunya pakai pensil berrajah itu lancar ujiannya,syirik atau bukan?
yg bahaya itu kamu, sudah mensyirikkan orang tanpa klarifikasi berita dulu.. yg cerdas jadi muslim, jangan main hakim sendiri @ismawan
itu namanya su'udzon dengan muslim yg lain, benahi hatimu, busuk itu, bisa menghancurkan amalmu, naudzu billah @ismawan @pritada
@pritada @awyyyyy @ismawan mencegah agar org lain tidak syirik itu namanya mengingatkan pak bukan su'udzan. Hati2 ah su'udzan juga
mengingatkan itu yg santun dengan cara mengarahkan bukan dengan bahasa memvonis, perlu belajar lagi tata bahasa yg bagus @pritada @ismawan
sebaiknya tidak usah main putar2 kata mbak, tidak sehat itu namanya @pritada @ismawan
@pritada @awyyyyy @ismawan saya cm bicara di inti masalah pak. Ok kita tutup saja. Pendapat kita boleh beda kan? Salam
alaikumsalam... moga bisa menjadi muslim yg semakin baik, bukan yg merasa baik @pritada @ismawan
cepat betul bilang syirik, sudah dipikir? @ismawan: ada "tokoh spritual" mnuliskn rajah Arab di pnsil2 siswa UN agar skses ujian.Ini syirik!
jangan mudah dan jangan sembarang mensyirikkan orang tanpa tahu substansi masalah, bisa syirik sendiri tanpa sadar @ismawan
@GaulPeduliSyam @awyyyyy jadi menurut anda amalan menuliskan rajah di pensil dan air mineral dgn keyakinan rajah itu melancarkan jawab soal, itu boleh?
pahami dulu bagaimana proses yg menuliskan rajah itu dan apa arahan dia pada para peserta UN @ismawan
rajah sendiri tidak mutlak syirik, jika tidak mengandung sesuatu yg bertentangan dg syariat semisal pendiskreditan ayat suci @ismawan
penggunaan ayat2 suci sebagai perlindungan yg dituliskan atau sebagai media seperti itu sudah ada prakteknya sejak zaman salaf @ismawan
yg melancarkan jawaban adalah tetap pada anak itu belajar apa tidak, doa pada pensil (atau bacaan2) adl pengkuat batin dan mental @ismawan
jadi dudukkan dulu masalahnya, cari kebenaran berita dan lengkapnya bagaimana, bukan asal syirak syirik, mau ngapling surga? @ismawan
membaca doa di air mineral juga diajarkan Nabi, dan itu tak sebatas pada orang sakit saja..ada keluasan eksplorasi slama bkn ibadah @ismawan
@GaulPeduliSyam @awyyyyy indosiar sebutkan tokoh itu menulis rajah di pensil 2B yg dipakai para siswa agar lancar jwb soal. Menurut anda ini tidak syirik?
kalau pengen tahu rajah ayat di zaman salaf, coba lihat koleksi pedang para sahabat Nabi di museum Topkapi, Turki.. penuh rajah @ismawan
cek langsung ke tokohnya apa motif dia, bukan Indosiar.. tabayyun dulu dong yg bener .. al-khobar yahtamil kadzib was sidiq @ismawan
agar lancar jawab soal sebab yakin dg bantuan kekuatan doa (sama dg doa yg kamu sarankan di twitmu), hanya dia pakai media pensil @ismawan
so jangan langsung main syirik2an gitu.. kamu merasa bener sendiri gitu dg bilang dia syirik? udah tanya kyai tadi belum? @ismawan
kebetulan saja @pritada: @ismawan tapi pak, disini konteks beritanya, anak2 itu pas bisa jawab, jd percaya itu krn dukun yg nulis tadi
kasusnya bisa sama jadi syirik umpama kamu minum panadol dan yakin yg menyembuhkan pusingmu itu panadol @pritada @ismawan
@GaulPeduliSyam @awyyyyy jadi menurut anda, bawa pensil dgn rajah dgn keyakinan bahwa rajah itu membantu jawab ujian itu boleh? Itu hanya media? BAHAYA PAK!
jadi diarahkan.. bukan disyirikkan jika memang kalian anggap itu salah .. caranya siapa itu main syirik2an @pritada @ismawan
@pritada @awyyyyy @ismawan betul. Makanya itulah gunanya setiap mg ke pengajian. Dan yg kyk gitu ga usah masuk media
coba kalau disyirikkan gt sudah berapa orang yg kalian keluarkan dari dairoh (lingkaran) Islam..berat konsekwensinya @pritada @ismawan
sekarang ni apa media masih bisa dipercaya gitu aja? jangan mudah percaya media, cross check dulu laaa @pritada @ismawan
@GaulPeduliSyam @pritada @awyyyyy sekrng pensil dan air mineral jadi "media" alias toghut disembah agar lancarkan ujian.Besok batu dan pohon. Na'uudzubiLLAH
bukan, sama kayak minum obat, jelas? @ismawan: rajah di pensil dg nawaitunya pakai pensil berrajah itu lancar ujiannya,syirik atau bukan?
yg bahaya itu kamu, sudah mensyirikkan orang tanpa klarifikasi berita dulu.. yg cerdas jadi muslim, jangan main hakim sendiri @ismawan
itu namanya su'udzon dengan muslim yg lain, benahi hatimu, busuk itu, bisa menghancurkan amalmu, naudzu billah @ismawan @pritada
@pritada @awyyyyy @ismawan mencegah agar org lain tidak syirik itu namanya mengingatkan pak bukan su'udzan. Hati2 ah su'udzan juga
mengingatkan itu yg santun dengan cara mengarahkan bukan dengan bahasa memvonis, perlu belajar lagi tata bahasa yg bagus @pritada @ismawan
sebaiknya tidak usah main putar2 kata mbak, tidak sehat itu namanya @pritada @ismawan
@pritada @awyyyyy @ismawan saya cm bicara di inti masalah pak. Ok kita tutup saja. Pendapat kita boleh beda kan? Salam
alaikumsalam... moga bisa menjadi muslim yg semakin baik, bukan yg merasa baik @pritada @ismawan
Kyai Harus Berwawasan Luas
Jadi Kyai itu paling tdk kudu ngerti secara umum informasi soal politik,artis, sepakbola dan hal duniawi lainnya, biar tidak mudah dibohongi
jadi kalau ada orang yg dipandang ngerti agama kok bicarain bola, entertainment dan hal2 fadhi lainnya, jangan langsung apriori
bagi mereka hal2 seperti itu hanya tasliyah (bahasa mudahnya, refreshing) dan sama sekali tidak nyantol di hati, itu konsep dari Zuhud
Dalam bahasa kami, "dadi kyai kui yo kudu iso nukang"... jadi tetap kerja sendiri secara mandiri.. mencontoh Nabi
sama halnya Nabi yg sangat memahami kebudayaan saat itu, maka mereka yg meneruskan jejaknya juga harus paham budaya masanya masing2
jangan dipaksa ustadz/kyai suruh bicara agama terus... hidupnya ini juga di dunia... bukan di planet lain...
Jadi jangan cepat2 menjudge negatif, ustadz kok bicarain artis. Beda halnya kalau ustadznya nyebur jadi artis, nah ini lain lagi ceritanya
itupun kita masih disuruh berhusnuddzon... mungkin gini mungkin gitu
maka dari poin ini, ada hal penting yg harus kita pahami dan kita bangun dg baik dalam diri kita.. berhusnuddzon dg sesama muslim
jangan cepet-cepet bilang, "waaa pencitraan,", "waaa bela diri,", "waaaa, konspirasi,"... yah.. suudzon (negatif thinking) lagi coy
harus kita akui, saking banyaknya fitnah yg menyerbu kita, sampai-sampai sinyal husnuddzon dalam diri kita sangat lemah
banyak di antara kita merasa paling benar, merasa paling baik... tak sadar jika semua pahala hangus sebab "merasa".. Ujub! astaghfirullah
kita lupa sama sekali akan konsep yg diajarkan Imam Abu Hamid al-Ghozali dalam proses menjaga hati, anggap orang lain lebih baik dari kita
Kita terlalu konsentrasi pada klaim pemurnian aqidah, klaim penegakan syariah, tapi kita lupa membenahi hati kita
apa fungsi pemurnian aqidah, apa fungsi penegakan syariah jika hati kita busuk? apa tdk ingat hadits Nabi soal hati baik tubuh jg ikut baik?
Aqidah tak akan murni, Syariah tak akan tegak selama hati kita busuk... renungkan itu baik-baik... tanamkan dalam2 di benak kita masing2
maka inti pemurnian aqidah, inti penegakan syariah adalah dari pembenahan hati... ibda' bi nafsik... mulai dari dirimu
selamat pagi tweeps.. moga Allah memberi kita anugerah agar kita mau merenungi kebusukan hati kita :)
selama kita masih suka buruk sangka, selama kita merasa paling benar... maka selamanya kita tak akan sampai pada cita-cita besar kita :)
latih diri kita untuk berhusnuddzon pada sesama saudara muslim, latih diri kita untuk legawa menyikapi perbedaan dg baik dan lembut
karena kita tidak pernah tahu akhir kita.. apakah husnul khotimah, atau malah su'ul khotimah, naudzu billah
kita hanya bisa untuk terus berharap semoga husnul khotimah. Karena orang yg yakin dirinya bakal husnul khotimah,justru malah su'ul khotimah
Allahumma inna nas-aluka arrusyda was sadad, wal khoiro wal madad... bi jahi Nabiyyika al-Mujtaba... Amiiiiin
jadi kalau ada orang yg dipandang ngerti agama kok bicarain bola, entertainment dan hal2 fadhi lainnya, jangan langsung apriori
bagi mereka hal2 seperti itu hanya tasliyah (bahasa mudahnya, refreshing) dan sama sekali tidak nyantol di hati, itu konsep dari Zuhud
Dalam bahasa kami, "dadi kyai kui yo kudu iso nukang"... jadi tetap kerja sendiri secara mandiri.. mencontoh Nabi
sama halnya Nabi yg sangat memahami kebudayaan saat itu, maka mereka yg meneruskan jejaknya juga harus paham budaya masanya masing2
jangan dipaksa ustadz/kyai suruh bicara agama terus... hidupnya ini juga di dunia... bukan di planet lain...
Jadi jangan cepat2 menjudge negatif, ustadz kok bicarain artis. Beda halnya kalau ustadznya nyebur jadi artis, nah ini lain lagi ceritanya
itupun kita masih disuruh berhusnuddzon... mungkin gini mungkin gitu
maka dari poin ini, ada hal penting yg harus kita pahami dan kita bangun dg baik dalam diri kita.. berhusnuddzon dg sesama muslim
jangan cepet-cepet bilang, "waaa pencitraan,", "waaa bela diri,", "waaaa, konspirasi,"... yah.. suudzon (negatif thinking) lagi coy
harus kita akui, saking banyaknya fitnah yg menyerbu kita, sampai-sampai sinyal husnuddzon dalam diri kita sangat lemah
banyak di antara kita merasa paling benar, merasa paling baik... tak sadar jika semua pahala hangus sebab "merasa".. Ujub! astaghfirullah
kita lupa sama sekali akan konsep yg diajarkan Imam Abu Hamid al-Ghozali dalam proses menjaga hati, anggap orang lain lebih baik dari kita
Kita terlalu konsentrasi pada klaim pemurnian aqidah, klaim penegakan syariah, tapi kita lupa membenahi hati kita
apa fungsi pemurnian aqidah, apa fungsi penegakan syariah jika hati kita busuk? apa tdk ingat hadits Nabi soal hati baik tubuh jg ikut baik?
Aqidah tak akan murni, Syariah tak akan tegak selama hati kita busuk... renungkan itu baik-baik... tanamkan dalam2 di benak kita masing2
maka inti pemurnian aqidah, inti penegakan syariah adalah dari pembenahan hati... ibda' bi nafsik... mulai dari dirimu
selamat pagi tweeps.. moga Allah memberi kita anugerah agar kita mau merenungi kebusukan hati kita :)
selama kita masih suka buruk sangka, selama kita merasa paling benar... maka selamanya kita tak akan sampai pada cita-cita besar kita :)
latih diri kita untuk berhusnuddzon pada sesama saudara muslim, latih diri kita untuk legawa menyikapi perbedaan dg baik dan lembut
karena kita tidak pernah tahu akhir kita.. apakah husnul khotimah, atau malah su'ul khotimah, naudzu billah
kita hanya bisa untuk terus berharap semoga husnul khotimah. Karena orang yg yakin dirinya bakal husnul khotimah,justru malah su'ul khotimah
Allahumma inna nas-aluka arrusyda was sadad, wal khoiro wal madad... bi jahi Nabiyyika al-Mujtaba... Amiiiiin
Strategi Dalam Dakwah
Dasar dakwah itu memang menyampaikan pesan-pesan syariat sekaligus merangkul target dakwah kita
Akan tetapi dakwah tidak asal menyampaikan. Perlu strategi, khususnya fleksibelitas, karena target dakwah itu berbeda-beda komunitas
Ada yang bisa dinasehati secara terbuka, ada yg bisa dikritik langsung, ada yang pakai pendekatan, ada yang pakai giringan agak lama, dll
Dan semua itu harus tetap dg bahasa yang halus, atau jika mengkritik dan menyindir menggunakan kalimat umum
Suatu kesalahan dan kegagalan bagi agen dakwah jika dia menggunakan kata kasar, sehingga targetnya lari, apalagi menyalahkan
Jika seseorang merasa menjadi agen dakwah namun targetnya lari sebab cara dia yg tidak simpatik, maka dia mesti introspeksi, belum layak
Strategi dakwah perlu dipelajari sendiri secara khusus, sebab sangat berhubungan sekali dg ilmu psikologi
Tentu saja agen dakwah yg baik adalah yg bisa diterima semua kalangan namun tetap bisa menjaga muru'ah-nya
Sangat berbeda lho antara jaga muru'ah dg jaga image... kalau ada agen dakwah jaim, dia masih perlu dimentor dg ajaran Ihsan
Istilah mudahnya, agen dakwah itu membaur tapi tidak tercampur, mewarnai dan tidak terwarnai
Sebab agama ini tidak sekedar "ballighu", tapi juga harus bisa "ud'u ila sabili Robbika" bil hikmah
Baguslah siapapun didoktrin untuk mempunyai jiwa militan dalam agama, semangat menyampaikan..tapi doktrin jg cara menyampaikan yg santun
Alhasil agen dakwah yg baik adalah yg mampu menempatkan diri di tengah2... agen dakwah yg terlalu ke kanan, kerap ditinggal orang
Agen dakwah harus mampu mengakomodir semua kalangan, maka tentu yg baik adalah yg netral dan tidak menabrak arus kecenderungan umum
Agen dakwah berpartai? bolehlah, tapi bisa dipastikan dakwahnya tidak akan bisa diterima loyalis dan simpatisan partai lain.. terbatas..
Akan tetapi dakwah tidak asal menyampaikan. Perlu strategi, khususnya fleksibelitas, karena target dakwah itu berbeda-beda komunitas
Ada yang bisa dinasehati secara terbuka, ada yg bisa dikritik langsung, ada yang pakai pendekatan, ada yang pakai giringan agak lama, dll
Dan semua itu harus tetap dg bahasa yang halus, atau jika mengkritik dan menyindir menggunakan kalimat umum
Suatu kesalahan dan kegagalan bagi agen dakwah jika dia menggunakan kata kasar, sehingga targetnya lari, apalagi menyalahkan
Jika seseorang merasa menjadi agen dakwah namun targetnya lari sebab cara dia yg tidak simpatik, maka dia mesti introspeksi, belum layak
Strategi dakwah perlu dipelajari sendiri secara khusus, sebab sangat berhubungan sekali dg ilmu psikologi
Tentu saja agen dakwah yg baik adalah yg bisa diterima semua kalangan namun tetap bisa menjaga muru'ah-nya
Sangat berbeda lho antara jaga muru'ah dg jaga image... kalau ada agen dakwah jaim, dia masih perlu dimentor dg ajaran Ihsan
Istilah mudahnya, agen dakwah itu membaur tapi tidak tercampur, mewarnai dan tidak terwarnai
Sebab agama ini tidak sekedar "ballighu", tapi juga harus bisa "ud'u ila sabili Robbika" bil hikmah
Baguslah siapapun didoktrin untuk mempunyai jiwa militan dalam agama, semangat menyampaikan..tapi doktrin jg cara menyampaikan yg santun
Alhasil agen dakwah yg baik adalah yg mampu menempatkan diri di tengah2... agen dakwah yg terlalu ke kanan, kerap ditinggal orang
Agen dakwah harus mampu mengakomodir semua kalangan, maka tentu yg baik adalah yg netral dan tidak menabrak arus kecenderungan umum
Agen dakwah berpartai? bolehlah, tapi bisa dipastikan dakwahnya tidak akan bisa diterima loyalis dan simpatisan partai lain.. terbatas..
Langganan:
Postingan (Atom)